Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

RUANG LINGKUP DAN KONSEP BIMBINGAN KONSELING SANTRI


DI PONDOK PESANTREN

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari pimpinan pesantren darul amanah
bedono Khiai Ahmad Mustafidin,S.Pd. M.S.I

Di susun oleh:

Divisi Bimbingan Konseling

PONDOK PESANTREN DARUL AMANAH BEDONO


Jl.Sutoyo-wawar lor Rt/Rw 02/04 Ds.Bedono Kec.Jambu
Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah
2023M/1443H
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, Taufik serta
hidayah-Nya kepada kita semua, dengan segala nikmatnya yang sangat sempurna
patut disyukuri dengan sepenuh hati. Shalawat beserta salam kita haturkan
kehadiran Baginda Nabi Agung Muhammad SAW.
Bimbingan konseling adalah salah satu aspek penting dalam pendidikan
dan pengembangan diri. Dalam perjalanan kehidupan kita, seringkali kita
dihadapkan pada berbagai tantangan, konflik, dan perubahan yang mempengaruhi
kesejahteraan mental dan emosional kita. Bimbingan konseling adalah sarana
yang memungkinkan kita untuk mengatasi berbagai permasalahan ini,
mengembangkan potensi diri, serta mencapai keseimbangan dan kebahagiaan
dalam kehidupan.
Makalah ini hadir untuk membahasa tentang apa itu ruang lingkup dan
knsep bimbingan konseling yang lebih mendalam. Oleh karena itu bimbingan
konseling, mempunyai perannya dalam perkembangan individu, dan bagaimana
kita dapat mengambil manfaat maksimal dari proses ini. Bimbingan konseling
bukan hanya tentang memecahkan masalah atau mengatasi krisis, tetapi juga
tentang pertumbuhan pribadi, pemahaman diri, dan pengembangan keterampilan
yang diperlukan untuk menghadapi tantangan kehidupan.

Penulis

Divsi Bimbingan Konseling

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................2

C. Tujuan Masalah........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Ruang Lingkup Bimbngan Konseling......................................................................3

B. Konsep Bimbingan Konseling.................................................................................7

C. Ruang Lingkup Pembagian Bimbingan konseling.................................................10

E. Sarana Dan Prasarana BK......................................................................................12

F. Bidang Bimbingan Dan Konseling............................................................................12

G. Punishment & Apresition..........................................................................................13

BAB III PENUTUP...............................................................................................14

A. KESIMPULAN......................................................................................................14

B. SARAN..................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bimbingan konseling merupakan salah satu hal yang wajib di adakan
dalam sebuah institusi pendidikan ataupun perusahaan. Oleh sebab itu
ruang lingkup bimbingan konseling menjadi salah satu unsur yang paling
harus di perhatikan sebab meski sesama bimbingan dan konseling. Namun
jika memilki ruang lingkup yang berbeda akan menjadi beda sebab dengan
objektivitas yang tidak sama. Bukan hanya itu konsep bimbingan
konseling didalam ruang lingkup pendidikan dan ruang lingkup pekerjaan
tentu saja sangat berbeda. Oleh karena itu dalam pembahasan kali ini
penulis akan membahsa tentang ruang lingkup dan konsep bimbingan
konseling didalam ranah pendidikan.
Dalam hal ini yang harus kita ketahui bahwa konseling merupakan
hubungan komunikasi antar pribadi sebagai proses yang harus dilalui oleh
orang yang dilayani, yang bersifat psikologis. Dari beberapa defenisi
konseling tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa konseling merupakan
sebuah proses wawancara yang bertujuan untuk memberikan bantuan
kepada seseorang (konsultan) sehingga orang yang dilayani dapat lebih
bekembang dalam kehidupannya. Pelayanan bimbingan dan konseling
disekolah madrasah dalam proses pendidikan berkaitan erat dengan upaya
untuk mencapai tujuan pendidik bagi peserta didik. pelayanan bimbingan
dan konseling dalam proses pendidikan merupakan salah satu upaya untuk
mewujudkan manusia seutuhnya.
Dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1, tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Layanan BK
merupakan salah satu segi pendidikan yang mempunyai peran penting
dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional. Bantuan yang
diberikan dalam layanan BK dalam hal ini diarahkan dalam penguasaan

1
sejumlah potensi yang digunakan untuk menghadapi tantangan dan
masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik.
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional di Indonesia
yang memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan
perkembangan spiritual individu. Selain aspek keagamaan, pesantren juga
semakin menyadari pentingnya pemberian bimbingan dan konseling (BK)
sebagai bagian dari upaya mendukung perkembangan holistik para santri.
Makalah ini akan membahas tentang ruang lingkup dan konsep bimbingan
konseling di pesantren, dengan mengedepankan pendekatan holistik yang
melibatkan aspek fisik, mental, emosional, dan spiritual dalam
pengembangan individu.
B. Rumusan Masalah
1. Seperti apa ruang lingkup bimbingan konseling di pesantren?
2. Bagaimana konsep bimbingan konseling pesantren?
C. Tujuan Masalah
1. Agar mengetahui serta dapat mempelajari ruang lingkup bimbingan
konseling di lembaga pesantren.
2. Mempelajari konsep bimbingan konseling di ruang lingkup pesantren.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Bimbngan Konseling
Dasar hukum merupakan suatu landasan yang harus menjadi sumber
dalam sebuah teori dan praktik. Undang-undang dasar yang mengatur
terkait dengan bimbinghan konseling dapat dijadikan refensi berikut 4
dasar pokok berdasarkan UU yang telah diresmikan:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1 butir 6 yang mengemukakan bahwa konselor adalah
pendidik, Pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik, dan Pasal 4 ayat (4) bahwa
pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran, dan Pasal 12 Ayat (1b) yang menyatakan bahwa setiap
peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Pasal 5 s.d Pasal 18 tentang standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang
memuat pengembangan diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap
satuan pendidikan difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau
tenaga kependidikan.
4. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2004 untuk memberi arah
pengembangan profesi konseling di sekolah dan di luar seko
Dalam makalah ini akan membahas tentang Ruang lingkup bimbingan
konseling. Dapat kita pahami bahwa ruang lingkup merupakan batasan
yang memisahkan suatu bidang dengan bidang lainnya. Apabila tidak ada
ruang lingkup, maka batasan suatu bidang tidak akan jelas.

3
Oleh karena itu, dalam kepakaran bimbingan konseling pun terdapat
beberapa ruang lingkup khusus. Dalam hal ini pesantren merupakan
subjektivitas yang menjadi wadah utama dalam menjalankan pelayanan
bimbingan konseling, ada beberapa hal yang perlu di cermati bimbingan
konseling di ruang lingkup pesantren sebagai berikut:
1. Aspek Agama dan Spiritualitas
Pesantren memiliki peran khusus dalam membimbing dan
memberikan konseling terkait dengan aspek agama dan spiritualitas.
Konselor di pesantren berperan membantu santri dalam memahami
ajaran agama, meningkatkan keimanan, dan menjalankan ibadah
dengan baik. Bimbingan spiritual juga membantu santri dalam
menghadapi tantangan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini ada sebuah gagasan yang menarik dari Ismail Raji
Al-Faruqi (1921-1986) adalah bahwa usaha Islamisasi mesti ada
penguasaan yang cukup komprehensif antara khazanah kelimuan
modern dan khazanah keilmuan Islam klasik, ilmuwan muslim mesti
kritis terhadap ilmu-ilmu yang dikembangkan Barat, dan kemudian
melakukan sebuah integralisasi keduanya.
Hal ini ditujukan untuk mendapatkan sebuah model penguasaan
ilmu dengan perspektif Islam dan pengetahuan modern yang ada. Dari
situlah kemudian akan menghasilkan model kurikulum dan pendidikan
dalam perspektif Islam. Dan inilah yang menjadi Ultimate Goal
gagasan Islamisasi pengetahuan ala Al-Faruqi (1921-1986) (Al-Faruqi,
1982: 83).
Oleh sebab itu Keprofesionalan seorang konselor didukung oleh
pemahaman psikologinya yang luas. Karena dengan pemahaman
terhadap Psikologi akan sangat membantu seorang konselor dalam
memahami tingkah laku dan proses mental dari seorang klien. Tanpa
psikologi maka ia tidak akan mampu menciptakan suasana konseling
yang efektif. Karena didalam proses konseling konselor diharapkan
mampu memanfaatkan segala kondisi yang menunjang kesuksesan

4
proses konseling dan menghindari faktor-faktor yang dapat
menghambat konseling.
Semangat untuk memberi muatan Islam terhadap ilmu pengetahuan
juga mendapat tanggapan dari ilmuwan muslim dalam konseling.
Dalam Q.S Al-Isra ayat 26:
       
  
“26. dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.”

Ayat diatas menjelakan bahwa sesama manusia harus saling peduli.


Ini adalah salah satu dasar Al-Quran yang menjadi landasan konseling
untnuk memberikan bantuan terhadap seseorang yang sedang
menghadapi masalah.
Sedangkan yang dimaksud dengan Konseling Islam adalah proses
pemberian bantuan terhadap individu, agar menyadari kembali akan
eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan
di dunia dan di akhirat (Musnamar, 1992: 5)
2. Aspek Emosional
Bimbingan dan konseling di pesantren juga melibatkan aspek
psikologis dan emosional. Konselor membantu santri dalam mengatasi
stres, kecemasan, dan masalah emosional lainnya. Dengan adanya
dukungan ini, santri dapat mengembangkan kecerdasan emosional dan
menghadapi tekanan dengan lebih baik.
Salah satu tugas perkembangan yang cukup sulit bagi remaja
adalah pencapaian kematangan emosionalnya. Pencapaian kematangan
emosional remaja dapat dikembangkan. oleh Bimbingan dan
konseling. Kartadinata (Yusuf. 2004). Secara konseptual bimbingan
berperan sebagai upaya membantu individu agar berkembang secara
optimal. Adapun tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling

5
adalah agar siswa mampu memahami dirinya dan lingkungannya
(Yusuf & Nurihsan, 2005).
Menurut Priatmoko upaya untuk meningkatkan kemampuan
mengendalikan emosi siswa adalah dengan memberikan layanan dasar
yaitu dengan strategi bimbingan kelompok. Strategi dalam bimbingan
kelompok untuk dapat meningkatkan pengendalian emosi yaitu dengan
cara memanfaatkan proses terjadinya dinamika kelompok yang ada
dalam kelompok tersebut dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bisa mengungkapkan pendapatnya, melatih diri untuk
dapat menerima dan terbuka terhadap pendapat orang lain, melatih diri
untuk bersabar dalam menghadapi sikap dan perilaku orang lain.
3. Aspek Sosial
Pesantren adalah lingkungan sosial yang memungkinkan interaksi
intens antara santri. Bimbingan dan konseling membantu santri dalam
membangun hubungan sosial yang sehat, mengatasi konflik, dan
meningkatkan keterampilan komunikasi serta kerja sama dalam
kelompok.
Menurut Conny, R. Semsubjekwan (2000:149) sosial emosional
anak usia dini mempunyai beberapa aspek yang sangat esensial yang
perlu dikembangkan, aspek tersebut meliputi perkembangan emosi dan
hubungan pertemanan, perkembangan identitas diri, perkembangan
kesadaran identitas jenis kelamin, serta perkembangan moral.
4. Aspek Karir dan Pengembangan Diri
Bimbingan dan konseling jika dilihat dari masalah individu
memiliki empat ragam, yaitu bimbingan akademik, bimbingan sosial
pribadi, bimbingan karier dan bimbingan keluarga. Pesantren juga
dapat memberikan bimbingan terkait dengan pemilihan karir dan
pengembangan diri. Konselor dapat membantu santri dalam
mengidentifikasi minat, bakat, dan tujuan hidup, serta memberikan
panduan mengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut.

6
Aspek yang sangat penting untuk dikembangkan dalam kaitannya
dengan upaya membantu individu berkembang secara optimal adalah
aspek karir yaitu kemampuan memahami dirinya, mengenai dunia
kerja, merencanakan masa depan yang sesuai denganbentuk kehidupan
yang diharapkannya, menentukan dan mengambil keputusan yang
tepat serta bertanggung jawab, sehingga mampu mewujudkan dirinya
secara bermakna.
Eksplorasi karir menurut (Suherman, 2010, p. 53) merupakan
waktu ketika individu mengupayakan agar dirinya memiliki
pemahaman yang lebih terutama tentang informasi pekerjaan,
alternatif-alternatif karir, pilihan karir,dan karir untuk mulai
bekerja.Informasi karir diperoleh individu dari berbagai sumber
misalnya guru bimbingan dan konseling, orang tua, orang yang sukses,
teman, dll..
Selanjutnya menurut (Anwar,2017) bahwa upaya pengumpulan
informasi tentang diri maupun lingkungan. Upaya yang berkaitan diri
berupa penggalian nilai-nilai, panggilan terhadap hati, minat,
pengalaman, bakat maupun tujuan dari karir. Sedangkan upaya
lingkungan meliputi mengeksplorasi terhadap jabatan, pekerjaan,
organisasi dan lingkungan didalam keluarga.
B. Konsep Bimbingan Konseling
Menurut Prayitno, "bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada seseorang (individu) atau sekelompok orang agar mereka itu dapat
berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kemandirian itu
mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi
mandiri,
yaitu :
a) Mengenal diri sendiri dan lingkungan,
b) Menerima diri sendiri dana lingkungan secara positif dan dinamis, (c)
mengambil keputusan
c) Mengarahkan diri dan

7
d) Mewujudkan diri sendiri" (Praitno, Erman Amti: 2004)
Menurut Harmin (Dalam bukunya Juhana Wijaya), bimbingan
meliputi dua lapangan tugas, yaitu mempelajari individu untuk mengetahui
kemampuan, minat, dan kepribadianya. ; dan membantu individu itu untuk
menempatkan dirinya dalam situasi yang memungkinkan dia berkembang.
secara singkat Harmin merumuskan bahwa: “Guidence is helping john to
see through himself in order that he may see himself through…” yang
berarti, bimbingan adalah membantu john melihat dirinya sendiri agar
melalui dirinya itu ia dapat melihat apa yang menjadi tujuannya. (Juhana
Wijaya:1988)
Pendidikan bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian
integral dari sistem pendidikan yang bertujuan untuk membantu individu
dalam mengatasi berbagai tantangan, mengembangkan potensi, dan
mencapai perkembangan holistik. Konsep BK melibatkan berbagai teori,
metode, dan pendekatan yang bertujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan
dan pengembangan individu secara optimal. Makalah ini akan membahas
konsep pendidikan bimbingan dan konseling serta pentingnya peran
fasilitator dalam proses tersebut.
1. Konsep Pendidikan Bimbingan dan Konseling
Merujuk Pada Peraturan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 butir 6 yang mengemukakan
bahwa konselor adalah pendidik, Pasal 3 bahwa pendidikan nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, dan Pasal 4 ayat (4)
bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran, dan Pasal 12 Ayat (1b) yang menyatakan
bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.
Dari teori diatas atujuan utama BK Pendidikan bimbingan dan
konseling guna untuk membantu individu dalam mengembangkan potensi

8
diri, memecahkan masalah pribadi dan akademik, meningkatkan kualitas
hidup, serta merencanakan masa depan secara matang. Tujuan ini
mencakup aspek fisik, psikologis, sosial, emosional, dan spiritual.
Peran Fasilitator Dalam konsep BK, konselor berperan sebagai
fasilitator pertumbuhan dan pengembangan individu. Mereka membantu
individu untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah, mengembangkan
keterampilan interpersonal, mengelola emosi, dan merumuskan tujuan
hidup yang jelas.
Pendekatan dan Metode Konsep BK melibatkan berbagai
pendekatan dan metode, seperti kognitif-behavioral, psikoanalisis,
humanistik, dan lain-lain. Pendekatan ini digunakan sesuai dengan
kebutuhan individu dan masalah yang dihadapi. Metode melibatkan teknik
observasi, wawancara, konseling individu atau kelompok, serta pemberian
informasi dan panduan.
Siklus Bimbingan dan Konseling Proses bimbingan dan konseling
melibatkan beberapa tahap, seperti identifikasi masalah, pengumpulan
informasi, analisis, pengembangan rencana, implementasi, dan evaluasi.
Siklus ini membantu konselor dan individu untuk bekerja sama dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.Pentingnya Konsep Pendidikan Bimbingan dan Konseling
Pengembangan Potensi Individu Konsep BK membantu individu
menggali potensi dan bakat yang dimilikinya, sehingga mereka dapat
berkembang secara optimal dalam berbagai aspek kehidupan.
Pengelolaan Masalah Dengan bantuan konselor, individu belajar
bagaimana menghadapi dan mengatasi masalah pribadi, akademik, dan
sosial dengan cara yang konstruktif.
Peningkatan Kualitas Hidup Pendidikan BK membantu individu
mengembangkan keterampilan dalam mengelola emosi, menjalin
hubungan yang sehat, dan merasa lebih puas dengan kehidupan mereka.
Pengambilan Keputusan yang Bijaksana Individu diajarkan untuk
merumuskan tujuan hidup yang jelas dan mengambil keputusan yang

9
tepat berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang diri mereka
sendiri.
C. Ruang Lingkup Pembagian Bimbingan konseling
1. Aspek ketenagaan
Aspek ketenagaan dalam bimbingan konseling terdiri atas,
Tersedianya jumlah guru pembimbing dan kemauannya untuk
mempelajari terkait dengan mengasuh peserta didik dan adanya tenaga
adsminstrasi dalam mempersiakan segala kebutuhan yang diperlukan
bimbingan konseling.
2. Aspek Organisasi
a. Struktur Organisasi
b. Deskripsi tugas bimbingan konseling
3. Aspek Kegiatan
a. Progam kegiatan bimbingan konseling
b. Pelaksanaan bimbingan konseling
c. Evaluasi bimbingan konselong
4. Aspek Laporan
a. Laporan bimbingan konseling bulanan
b. Laporan bimbingan konseling triwulan
c. Laporan bimbingan konseling tahunan

Pelangaran
Wali kamar
Wakil
Santri dan wali BK Pimpinan
pimpnan
kelas
Apreasisai

10
D. Rincian Personil Petugas Bk
Di samping bertugas memberikan layanan bimbingan dan
konseling kepada siswa, juga sebagai sumber data yang meliputi data
akademis siswa, catatan konseling, catatan konferensi kasus, catatan
kunjungan rumah dan kelengkapan yang lainnya yang diperlukan. Oleh
karena itu maka Guru BK/Konselor perlu melengkapi data yang diperoleh
dari wali kelas,guru mata diklat dan sumber lainya yang memungkinkan
dimasukkan dalam buku catatan pribadi siswa.

Nama Jabatan Tugas


Raihan Hisyam.C.S.Pd Kepala 1. Merencanakan progam
Bimbingan bimbingan konseling
konseling 2. Mengorganisasikan
progam bimbingan
konseling
3. Melaksanakan progam
bimbingan konseling
sesuai dengan tanggung
jawab staf nya
4. Melaksanakan
pengawasan datau
pengontrolan kinerja staf
kerja nya
Farah Nazilatil Sekertaris 1. Mengadministrasikan
Afwa.C.S.Pd semua pelaksanaan
layanan dan
Pendukung
2. Memenuhi kebutuhan
layanan bimbingan
konseling yang bersifat
umum
3. Mengajukan angaran
guna untuk operasional
bimbingan konseling,
seperti pengadaan buku,
bener dan lain-lain.
Andi Wahyudi.S.Pd Progam 1. Membuat progam kajian
dan Prasetyo Laksono layanan bimbingan konseling
C.S.Pd bimbingan dengan mengadakan
konseling kajian pendidikan
karakter

11
2. Melakukan pemanggilan
anak yang melangar dan
pemberian apresiasi
kepada anak
Naili 1. Koordinator wali kamar
Faizaturrohmah.C.S.Pd 2. Pelanggaran dan
dan Achamd Hansyah apresiasi kedisiplinan
anak
3. Membuat surat
peringatan
4. Pengadaan kotak saran

E. Sarana Dan Prasarana BK


Pengadaan Sarana dan prasarana bimbingan konseling merupakan
tanggung jawab pesantren di konsultasikan oleh koordinator BK kepada
wakil pimpinan dan pimpinan pesantren. Sarna dan prasrana yang di
perlukan sebagi berikut:
1. Ruang bimbingan (Ruang kerja,ruang konseling )
2. Alat penyimpan data (Almari, Map,snelhelter)
3. Alat Pengolah data (Komputer/Leptop,printer )
4. Alat pengumpul data ( Angket,DCM,IKMS,ITP, Instrument pengumpul
data,Format- format,buku catatan kejadian ,buku tamu, daftar prestasi
siswa,buku perkembangan pribadi).
5. Perlengkapan teknis (Buku pedoman,buku modul, buku materi
bimbingan, blangko surat, alat tulis dll ).
F. Bidang Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan Pribadi Adalah bidang pelayanan yang membantu
peseta didik untuk memahami,menilai,dan mengembangkan potensi
diri,kecakapan,bakat,minat serta kondisi sesuai denga karakteristik dan
kebutuhan diri secara realistik.
Bidang Sosial Adalah bidang pelayanan yang membantu
memahami peserta didik,menilai serta mengembangkan kemampuan

12
hubungan sosial yang sehat efektif dengan teman sebaya, keluarga dan
warga lingkungannya yang lebih luas.
Bimbingan Belajar Adalah bidang pelayanan yang membantu
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan belajar dalam mengikuti
pendidikan sekolah/madrasah secara mandiri.
Bidang Karir Adalah bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami,menilai informasi serta memilih dan mengambil
keputusan karir yang akan ditekuni dimasa yang akan datang.
G. Punishment & Apresition
Punishment. Hukuman merupakan suatu bentuk prosedur atau
tindakan yang diberikan kepada individu atau kelompok sebagai
konsekuensi atas kesalahan , pelanggaran, atau kejahatan yang dilakukan.
Hukuman bertujuan untuk mengarahkan tingkah laku seseorang agar
sesuai dengan norma-norma yang berlaku di pesantren. Dalam konteks
hukum, hukuman dapat berupa tindakan atau sanksi yang diberikan oleh
lembaga yang berwewenang, seperti wali kamar, dan bimbingan
konseling. Metode ini akan diterapkan sebagai akibat dari pelanggaran
terhadap hukum yang berlaku. Hukuman dapat beragam bentuknya, mulai
dari hukuman fisik, seperti denda atau kurungan, hingga hukuman non-
fisik, seperti teguran atau peringatan. Berikut macam-macam hukuman
yang akan di berikan:
1. Teguran
2. Pemanggilan (bimbingan)
3. Mempertanggung jawabkan kesalahan
4. Pemberian Surat Peringatan
5. Pemanggilan orang tua
Apresiasi adalah kemampuan seseorang untuk mengenali,
menghargai, dan menilai atau keindahan suatu hal. Secara umum, apresiasi
dapat merujuk kepada penghargaan, pengenalan, pemahaman, dan
penilaian yang positif terhadap suatu karya, seperti seni, sastra, musik,
atau budaya. Apresiasi melibatkan pemahaman mendalam tentang unsur-

13
unsur yang ada dalam karya tersebut, pengakuan terhadap keindahannya,
serta kemampuan untuk mengevaluasi dan menghargai nilai estetika yang
terkandung di dalamnya.
Apresiasi juga dapat berarti memberikan penghargaan, pujian, atau
pengakuan terhadap seseorang atas prestasi atau kontribusinya. Dalam
konteks ini, apresiasi merupakan bentuk penghargaan yang diberikan
kepada seseorang sebagai bentuk pengakuan terhadap usaha, keterampilan,
atau dedikasinya dalam suatu bidang atau kegiatan tertentu.
Dalam dunia pendidikan apresiasi merupakan salah satu hal yang
harus di adakan. Sebab apresisasi merupakan suatu upaya guna untuk
memberikan pengahargaan kepada santri yang memiliki kepribadian baik
dan bijaksana serta mampu meng implementasikan peraturan-peraturan
yang tertera di pesantren.

14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ruang lingkup merupakan batasan yang memisahkan suatu bidang
dengan bidang lainnya. Apabila tidak ada ruang lingkup, maka batasan
suatu bidang tidak akan jelas. Oleh karena itu batasan-batasan dalam
bimbingan konseling dalam ranah pesantren harus di perjelas atas dasar
nilai-nilai Al-Quran, hadis, ijma’ ulama dan qiyas.
Meski didalam ruang lingkup pesantren nilai-nilai spiritual agama
dapat dipahami dengan baik oleh santriwan dan santriwati. Oleh karena itu
bimibngan konseling merupakan sarana yang tepat untuk di jadikan
sebuah wadah bagi para pengasuh guna dapat memberikan bimbingan
secara islamiyah kepda pra peserta didik.
Seperti gagasan yang dikemukakan oleh Ar Rijal bahwa kita harus
dapat mengislamisasikan kazanah keilmuan yang kebanyakan diambil dari
teori barat. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan sebuah model
penguasaan ilmu dengan perspektif Islam dan pengetahuan modern yang
ada. Dari situlah kemudian akan menghasilkan model kurikulum dan
pendidikan dalam perspektif Islam
B. SARAN
Pesantren sebagai lembaga pendidikan non formal yang menaungi
lembaga formal bahkan informal. Tidak lengkap rasanya jika didalam
sebuah lembaga pendidikan belum mengoptimalkan kinerja dari
bimbingan konseling.
Sebab bimbingan dan konseling merupakan suatu sarana yang
paling berpengaruh dalam pengembangan karakter peserta didik. dari hal
ini tim bimbingan konseling pondok pesantren darul amanah bedono harus
mampu memahami fungsi,dan tujuan bimbingan konseling. Dengan
mengupayakan agar dari masing-masing individu mau belajar banyak
terkait dengan bimbingan konseling

15
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anwar, M. K. (2017). Buku Kerja Eksplorasi Karir. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
[2] Aziz, A. (2018). Pengantar Ilmu Bimbingan dan Konseling Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
[3] Capuzzi, D., & Stauffer, M. D. (2016). Career Counseling: Foundations,
Perspectives, and Applications. Taylor & Francis.
[4] Erford, B. T. (2020). Transforming the School Counseling Profession.
Pearson.
[5] Gysbers, N. C., & Henderson, P. (2015). Developing and Managing Your
School Guidance and Counseling Program. ASCA.
[6] Juhana Wijaya, psikologi bimbingan, (Bandung : PT Eresco, 1988)

[7] Maftuh, B. (2020). Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren: Integrasi Nilai-


Nilai Islami dan Kebangsaan. Yogyakarta: Deepublish.
[8] Musnamar, Tohari. 1992. Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling
Islami, Jakarta: UII Press.
[9] Praitno, Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta : Rineka
Cipta, 2004).

[10] Raji, Ismail. 1982. Islamization of Knowledge: General Principles and Work
Plan. New York: International Institute of Islamic Thought.
[11] Fatoni, M. (2015). Bimbingan dan Konseling Islam. Bandung: Pustaka Setia.
[12] Yusuf, Q. (2017). Bimbingan dan Konseling di Pesantren Modern. Jakarta:
Prenadamedia Group.
[13] Yusuf, Syamsu. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
[14] Suherman, U. (2010). Konseling Karir Sepanjang Rentang Kehidupan.
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

16

Anda mungkin juga menyukai