Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FIKIH MUAMALAH

Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fikih Muamalah

DOSEN PENGAMPU :
ZULFA HUDIYANI, M. A

OLEH :
1. JINGGA PERMATA S. : 22622022043
2. NURLAILA : 22622022239
3. SELVI AYUNDA : 22622022041

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SULTAN ABDURRAHMAN
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur atas kehadirat Allah yang maha kuasa, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Fiqkh Muamalah”. Shalawat
serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan Baginda Nabi Besar Muhammad saw.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fikih Muamalah. Makalah ini
bertujuan untuk memperluas wawasan tentang fikih Muamalah.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan


baik pada penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Kami sebagai
penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Zulfa Hudiyani, M. A selaku dosen mata kuliah
Fikih Muamalah.
Demikian makalah ini kami buat, semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
digunakan sebagai salah satu petunjuk bagi pembaca. Kami sebagai penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun di harapan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bintan, Februari 2023

Penyusun

ii
ABSTRAK

Makalah ini dilatarbelakangi dengan Hubungan antara satu orang dengan orang lain terpenuhi,
apabila ada aturan yang menjelaskan hak dan kewajiban keduanya dengan janji. Salah satu
aturan ini termasuk dalam penelitian tentang Fikih Muamalah, yang mencakup semua aturan
tambahan terhadap kehidupan individu dan masyarakat. Adapun tujuan dari makalah ini untuk
mengetahui pengertian fikih muamalah dari segi bahasa,istilah dan pendapat para ahli.
Kemudian pembagian pembagian fikih muamalah,serta bagaimana ruang lingkup dan asas-
asas fikih muamalah. Adapun penulisan makalah ini menggunakan metode riset perpustakaan
(library research) yaitu metode yang objeknya dicari dengan berbagai informasi pustaka seperti
buku, jurnal, makalah, koran dan dokumen. Selanjutnya untuk data penelitian sendiri penulis
mengambilnya dengan cara membaca literatur yang relevan dengan rumusan masalah yang
telah ditetapkan, kemudian diklasifikasikan. Adapun hasil dari makalah ini adalah Fikih
Muamalah merupakan aturan-aturan (hukum) Allah SWT, yang ditunjukan untuk mengatur
kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan duniawi
dan sosial kemasyarakatan.
Kata Kunci : Fikih, Fikih Muamalah, Ruang Lingkup

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


ABSTRAK ............................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iv
BAB I ......................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 5
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 5
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................................................. 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
A. Pengertian Fikih Muamalah ............................................................................................ 6
B. Pembagian Fikih Muamalah ........................................................................................... 9
C. Ruang Lingkup Fikih Muamalah .................................................................................... 9
D. Asas-Asas Fikih Muamalah .......................................................................................... 10
BAB III .................................................................................................................................... 13
PENUTUP................................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin yang mengatur hubungan antara Khaliq
(Allah SWT) dengan Makhluk untuk menyucikan melalui ibadah jiwa dan menyucikan
hati. Islam juga mengatur hubungan di antara sesama makhluk dan kepada sebagian
yang lain.
Hubungan antara satu orang dengan orang lain terpenuhi, apabila ada aturan
yang menjelaskan hak dan kewajiban keduanya dengan janji. Salah satu aturan ini
termasuk dalam penelitian tentang Fikih Muamalah, yang mencakup semua aturan
tambahan terhadap kehidupan individu dan masyarakat.
Muamalah adalah satu aspek dari ajaran yang telah melahirkan peradaban Islam
yang maju di masa lalu. Ia merupakan satu bagian dari syariat Islam, yaitu yang
mengatur kehidupan manusia dalam hubungan dengan manusia, masyarakat dan alam
berkenaan dengan kebendaan dan kewajiban.
Fikih Muamalah adalah salah satu cabang ilmu fikih yang ruang lingkupnya
meliputi: Kepemilikan (harta benda), hak material (kebendaan) dan distribusinya.
Selain itu, Fikih Muamalah Itu juga berkembang sebagai cabang ilmu dan harus
berkembang lebih jauh. Perkembangan ini sangat tergantung pada perkembangan
manusia dan manusia keislaman itu sendiri
Diantara permasalahan yang paling berkembang dalam kehidupan
bermasyarakat hari ini adalah masalah muamalah, khususnya muamalah maliyah atau
interaksi sesama manusia yang berkaitan dengan uang dan harta dengan segala bentuk
macam transaksinya. Hal ini tidak dapat kita bendung, sebab perubahan itu terjadi
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian fikih muamalah?
2. Apa saja pembagian fikih muamalah?
3. Bagaimana ruang lingkup dan asas-asas fikih muamalah

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian fikih muamalah.
2. Untuk mengetahui pembagian-pembagian fikih muamalah.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup dan fikih muamalah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fikih Muamalah


Fikih muamalah tersusun dari 2 kata/ lafadz yaitu fikih dan muamalah. Lafadz
yang pertama yaitu :
1. Fikih
a. Fikih Menurut Bahasa
Menurut bahasa (etimologi), kata fikih berasal dari bahasa Arab ُ‫الفَ ْهم‬
yang berarti paham, seperti pernyataan “ُ‫س‬ َ ‫ ”فَقَّ ْهت ُالد َّْر‬yang berarti “saya
memahami pelajaran itu”. Arti ini sesuai dengan arti fikih dalam salah satu
1

hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori:

ُ‫ىُالدي ِْن‬
ِ ‫َم ْنُي ِردُِاللهَُ َخي ًْراُيفَ ِق ْههُ ِف‬
Artinya:
“Barang siapa yang dikehendaki Allah swt. menjadi orang yang baik di sisi-
Nya, niscaya diberikan kepadanya pemahaman yang mendalam dalam
pengetahuan agama”.2
Fikih secara bahasa adalah pemahaman mutlak, baik jelas maupun
tersembunyi. Dan sebagian ulama berpendapat bahwa fikih secara bahasa
berarti memahami sesuatu secara mendalam.
b. Fikih Menurut Istilah
Secara istilah fikih adalah pengetahuan yang menjelaskan hukum-
hukum syar'i menurut perbuatan para mukalaf yang bersumber dari dalil-
dalilnya yang terperinci.
Secara istilah kata fikih memeiliki definisi yang beragam dari kalangan
ulama seperti:
1) Al-Burhan, Imam Haramain
‫العلمُبأحكامُالتلكليف‬
3
Ilmu atau pemahaman tentang hukum taklifi .
2) Al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam, Al-Amidi
‫دالعلمُالحاصلُبجملةُمنُاألحكامُالشرعيةُالفروعيةُبالنظرُوُاإلستالل‬
Ilmu yang diperoleh dengan keseluruhan hukum syariah yang bercabang
dengan dalil dan dalil penguatnya.
3) Imam Abu Hanifah mendefinisikan fikih yaitu sebagai pengetahuan tentang
apa yang menjadi haknya dan apa yang menjadi kewajibannya.
4) Al-Amidi, seorang ulama Syafi’iyah, mendefinisikan fikih

1
Rachmat Syafe’i, Fikih Mu’amalat, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), h. 13.
2
Ibid.
3
mam al-Haramain Abi al-Ma’ali, Al-Burhan fi al-Ushul al-Fiqh, (Jamia’ Qatr) Juz.1, Hal. 84

6
sebagai ilmu tentang hukum-hukum syariah dari dalil-dalil yang terperinci.
Sementara menurut fukaha Malikiyah, fikih adalah ilmu tentang perintah-
perintah syar’iyah dalam masalah khusus yang diperoleh dari aplikasi teori
istidlal atau pencarian hukum dengan dalil.4
Pengertian dan definisi fikih pada awalnya mencakup dimensi hukum
syariat islam, baik yang berkenaan dengan masalah akidah, akhlak,ibadah,
maupun yang berkenaan dengan muamalah. Sebagaimana yang ditunjukan
dalam QS. At-Taubah ayat 122 ;

ُ‫ٍُم ْنه ْم‬


ِ ‫ُمنُك ِلُفِ ْرقَة‬ ۟ ‫َو َماُ َكانَ ُٱ ْلمؤْ ِمنونَُُ ِليَن ِفر‬
ِ ‫واُ َكآفَّةًُُۚفَلَ ْو ََلُنَفَ َر‬
ُ‫اُر َجع ٓو ۟اُإِلَ ْي ِه ْمُلَعَلَّه ْم‬
َ َ‫واُقَ ْو َمه ْمُ ِإذ‬۟ ‫ِينُ َو ِلينذِر‬ُِ ‫واُفِىُٱلد‬ ۟ ‫طآئِفَةٌ ُِل َيتَفَقَّه‬
َ
َُ‫َي ْحذَرون‬
Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Dari beberapa definis diatas dapat di ambil sebuah kesimpulan bahwa
fikih memiliki 2 pengertian :
1) Pertama, dilihat dari sudut pandang ilmu pengetahuan bahwa fikih
adalah pengetahuan tentang hukum-hukum syariat.
2) Kedua, dilihat dari objek kajian pengetahuan bahwa fikih adalah suatu
rangkaian hukum syariat yang memiliki dalil yang terperinci.
2. Muamalah
a. Muamalah Menurut Bahasa
Segi bahasa, "muamalah" berasal dari kata aamala, yuamilu,
muamalat yang berarti perlakuan, bertindak, saling berbuat dan saling
mengamalkan.
b. Muamalah Menurut Istilah
Sedangkan menurut istilah muamalah adalah pertukaran barang atau
sesuatu yang menawarkan manfaat dalam beberapa hal.
Secara terminologi muamalah dapat dibagi menjadi 2, macam yaitu :
1) Muamalah dalam arti luas
Yaitu aturan-aturan (hukum-hukum) Allah untuk mengatur manusia
dalam kaitannya dengan urusan duniawi dalam pergaulan sosial.
2) Muamalah dalam arti sempit
Yaitu semua akad yang memperbolehkan manusia saling menukar
manfaatnya dengan cara-cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan
Allah dan manusia wajib mentaati-Nya.
c. Muamalah Menurut Pendapat Ahli

4
Lihat Mun’im A. Sirry, Sejarah Fikih Islam (Sebuah Pengantar), Surabaya, Risalah Gusti, 1995, hlm. 4

7
1) Menurut Louis Ma’luf, Muamalah adalah hukum hukum syar’i yang
berkenaaan dengan urusan duniawi dan kehidupan manusia yang meliputi
jual beli, perdagangan, dan lain-lain.
2) Menurut Ust. Rasyid Ridho, Muamalah adalah kegiatan tukar menukar
barang atau jasa dengan aturan yang telah ditentukan sebelumnya.
3) Menurut Al-Dimyati, Muamalah adalah menghasilkan duniawi agar
menjadi sebab suksesnya ukhrawi.
4) Menurut Hudlari , Muamalah adalah semua akad yang memperbolehkan
manusia untuk saling tukar menukar manfaat.
5) Menurut Muhammad Yusuf Musa, Muamalah adalah peraturan-peraturan
Allah SWT yang harus diikuti dan ditaati dalam kehidupan bermasyarakat
dengan tujuan untuk menjaga kepentingan manusia.
6) Menurut Idris Ahmad, Muamalah adalah aturan Allah SWT yang paling
baik digunakan untuk memenuhi segala keperluan jasmaniah antara
manusia dengan manusia yang lainnya.
d. Menurut ibnu Abidin, muamalah meliputi 5 hal,yakni :
1) Transaksi kebendaan (Al-Mu’awadlatul maliyah)
2) Pemberian kepercayaan (Amanat)
3) Perkawinan (Munakahat)
4) Urusan persengketaan ( Gugatan dan Peradilan)
5) Pembagian warisan
Apabila tidak dikaitkan dengan lafadz fikih (berdiri sendiri), istilah
muamalah dalam kitab kitab fikih adalah nama bagi suatu bentuk modal atau bagi
laba serta perjanjian yang berkenaan dengan harta benda.
Terdapat 2 jenis muamalah, yaitu:
1. Jenis Muamalah yang hukumnya disebutkan langsung di dalam nash (al-
Qur'an dan as-Sunnah) yang menetapkan batasan-batasan tertentu karena Allah
SWT mengetahui bahwa manusia sulit menerima kebenaran hakiki dalam
persoalan hidupnya untuk dicari.
2. Jenis-jenis Muamalah yang tidak disebutkan secara langsung oleh nash, tetapi
diserahkan sepenuhnya kepada hasil ijtihad para ulama menurut kreasi para ahli
untuk memenuhi kebutuhan umat manusia sepanjang abad, dan dengan kondisi
dan keadaan masyarakat.
Jadi, fikih muamalah dapat diartikan dalam 2 pengertian, yaitu :
1) Fikih Muamalah dilihat dari sisi bahwa ia adalah sebuah kesatuan hukum dan
aturan-aturan tentang hubungan antarsesama manusia dalam hal kebendaan
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka
2) Fikih Muamalah dipandang sebagai sebuah ilmu pengetahuan tentang hukum.
Dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian atau definisi Fikih
Muamalah adalah aturan-aturan (hukum) Allah SWT, yang ditunjukan untuk
mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan
dengan urusan duniawi dan sosial kemasyarakatan.

8
B. Pembagian Fikih Muamalah
1. Menurut Ibnu Abidin, Fikih Muamalah dibagi menjadi 5 bagian yaitu :
a. Muawadhah Maliyah (Hukum Perbendaan)
yakni muamalah yang mengkaji aturan berdasarkan sifat kebendaan ataupun
objeknya. Misalnya saja sesuatu yang halal, haram, atau subhat untuk diperjual
belikan ataupun benda-benda yang sifatnya mendatangkan kemudaraatan
ataupun tidak.
b. Munakahat (Hukum Perkawinan)
ketentuan tentang perkawinan menurut Islam. Islam itu hanya satu dan berlaku
bagi seluruh dunia dan sepanjang masa
c. Muhasanat (Hukum Acara)
yaitu hukum yang berhubungan dengan peradilan (al-qada), persaksian (al-
syahadah) dan sumpah (al- yamin), hukum ini dimaksudkan untuk mengatur
proses peradilan guna merealisasikan keadilan antar manusia.
d. Amanat dan ‘Aryah (Hukum Pinjaman)
e. Tirkah (Hukum Peninggalan)
2. Ali Fikri dalam bukunya Al-Muamalah Al-Maddiyah wa Al-Adabiyah
menjelaskan bahwa muamalah dapat dibagi menjadi dua bagian:
a. Al-Muamalah Al-Madddiyah adalah muamalah yang berkonsentrasi pada kajian
objek transaksi. Hal ini yang membuat sebahagian ulama berpendapat bahwa
Al-Muamalah Al-Maddiyah adalah muamalah yang bersifat kebendaan karena
salah satu unsur muamalah adalah benda, baik benda halal, haram, dan syubhat.
Begitu juga sifat-sifat lain dari benda tersebut sehingga dapat mempengaruhi
keabsahan sebuah transaksi.
b. Al-Muamalah Al-Adabiyah adalah muamalah yang ditinjau dari aspek adab dan
tata aturan transaksi. Jujur, amanah, jelas, tanpa paksaan merupakan instrumen
yang sangat mempengaruhi perjalanan kesuksesan transaksi. Hal ini dapat
dikategorikan dalam hak dan kewajiban pihak-pihak yang bertransaki.

C. Ruang Lingkup Fikih Muamalah


1. Al-Muamalah Al-Adabiyah
Hal-hal yang termasuk Al-Muamalah Al-Adabiyah adalah ijab kabul, saling
meridhai, tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan kewajiban, kejujuran
pedagang, penipuan, pemalsuan, dan segala sesuatu yang bersumber dari indera
manusia yang ada kaitannya dengan peredaran harta.
Ruang lingkupnya :
a. Ijab qabul
b. Saling meridhai
c. Tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak
d. Hak dan kewajiban
e. Kejujuran
f. Penipuan
g. Pemalsuan
h. Penimbunan

9
i. Segala sesuatu yang bersumber dari indera manusia yang ada kaitannya dengan
peredaran harta dalam hidup bermasyarakat.
2. Al-Muamalah Al-Madiyah
Al-Muamalah Al-Maddiyyah adalah muamalah yang bersifat kepemilikan
benda, yakni benda yang halal, haram, dan syubhat untuk dimiliki, diperjual
belikan, atau diusahakan, benda yang menimbulkan kemudharatan dan yang
mendatangkan kemaslahatan bagi manusia, dll.
Ruang lingkupnya meliputi:
a. Jual beli (al-bai’)
b. Gadai (rahn)
c. Jaminan/ tanggungan (kafalah)
d. Pemindahan utang (hiwalah)
e. Jatuh bangkit (taflis
f. Batas bertindak (al-hajru)
g. Perseroan atau perkongsian (al-syirkah)
h. Perseroan harta dan tenaga (al-mudharabah)
i. Sewa menyewa tanah (al-musaqah al-mukhabarah)
j. Upah (ujral al-amah)
k. Gugatan (al-syuf‟ah)
l. Sayembara (al-ji‟alah)
m. Pembagian kekayaan bersama (al-qisamah)
n. Pemberian (al-hibbah)
o. Pembebasan (al-ibra‟), damai (al-shulhu)
p. beberapa masalah mu‟ashirah, seperti masalah bunga bank, asuransi.
q. Pembagian hasil pertanian (musaqqah)
r. pembelian barang lewat pemesanan (salam/salaf)
s. Pinjaman uang (qiradh)
t. Pinjaman barang („ariyah)
u. Sewa menyewa (al-`ijarah)5

D. Asas-Asas Fikih Muamalah


Fiqh muamalah dalam penerapannya memiliki beberapa asas yang mendasarinya,
karena tanpa asas ini, suatu tindakan tidak dinamakan sebagai muamalah yaitu:
1. Al-‘Adalah
Dalam suatu perjanjian para pihak dituntut untuk menjalankan keadilan dalam
mengungkapkan kehendak dan keadaan dan memenuhi semua kewajiban. Perjanjian
harus senantiasa mendatangkan keuntungan yang setara atau seimbang, serta tidak
boleh mendatangkan kerugian bagi salah satu pihak.
2. Al-Mu’awanah
Mu’awanah memiliki arti Kemitraan. Yang dimaksud dengan kemitraan adalah suatu
strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu

5
Rachmat Syafe’i, Fikih Muamalah Maliyah (Bandung, Pustaka Setia, 2001), Hlm 15.

10
untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling
membesarkan.
3. Al-Musyarakah
Musyarakah merupakan akad kerja sama diantara para pemilik modal yang
mencampurkan modal mereka dengan tujuan mencari keuntungan. Dalam
musyarakah, para mitra sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu
usaaha terentu dan bekerja bersama mengelola usaha tersebut. Modal yang ada harus
digunakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama sehingga
tidak boleh digunakan umtuk kepentingan pribadi atau dipinjamkan pada pihak laain
tanpa seizin mitra lainnya.
4. Al-Manfa’ah
Manfa’ah dalam bermuamalah diartikan sebagai suatu kegiatan yang memiliki nilai
guna kepada pelaku muamalah itu sendiri.
5. ‘An Tarodhin
Dalam referensi lain asas ini disebut dengan al-Ridho, artinya setiap bentuk
muamalat antar individu atau kelompok harus berdasarkan pada suka sama suka atau
suka rela.
6. ‘Adamul Gharar
Secara bahasa ‘Adamun artinya tidak ada atau ketiadaan, sementara gharar artinya
ketidaktentuan atau ketidakjelasan. Berdasarkan kedua kata tersebut maka ‘adamul
gharar dapat diartikan menghilangkan sesuatu yang belum tentu dan jelas. Dalam fiqh
muamalah gharar dapat dikatakan setiap transaksi yang masih belum jelas barangnya
atau tidak berada dalam kuasanya alias di luar jangkauan.[5]
Dalam referensi lain, ‘adamul gharar yaitu bahwa setiap bentuk muamalat tidak boleh
ada tipu daya atau yang menyebabkan salah satu pihak merasa dirugikan sehingga
menimbulkan adanya ketidaksukaan.
7. Kebebasan Membuat Akad
Hukum Islam mengakui kebebasan berakad, yaitu satu prinsip hukum yang
menyatakan bahwa setiap orang dapat membuat akad jenis apapun tanpa terikat
kepada nama-nama yang telah ditentukan dalam undang-undang syari’ah
memberikan usul apa saja kedalam akad, dan yang dibuatnya itu sesuai
kepentingannya dan tidak berakibat memakan harta sesama dengan jalan bathil.
Kaidah-kaidah hukum islam menunjukkan bahwa hukum Islam menganut asas
kebebasan berakad.
8. Al-Musawah
Asas ini memiliki makna kesetaraan atau kesamaan, artinya bahwa setiap pihak-pihak
pelaku muamalah berkedudukan sama.
9. Ash-Shiddiq
Dalam Islam manusia diperintahkan untuk menjunjung kejujuran dan kebenaran. Jika
dalam bermuamalah kejujuran dan kebenaran tidak dikedepankan, maka akan
berpengaruh terhadap keabsahan perjanjian. Perjanjian yang di dalamnya terdapat
unsur kebohongan maka bisa menjadi batal atau tidak sah.
Yang harus dihindari dalam muamalah yang lebih dikenal dengan singkatan
MAGHRIB, yaitu Maisir, Gharar, Haram, Riba dan Bathil :
1. Maisir

11
Maisir sering dikenal dengan perjudian, dalam praktik perjudian seseorang bisa
untung dan bisa rugi.
2. Gharar
Setiap transaksi yang masih belum jelas barangnya atau tidak berada dalam
kuasanya alias diluar jangkauan termasuk jual beli gharar, boleh dikatakan
bahwa konsep gharar berkisar kepada makna ketidakjelasan suatu transaksi
dilaksanakan.
3. Haram
Ketika obyek yang diperjualbelikan ini haram, maka transaksinya menjadi tidak
sah.
4. Riba
Yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah, antara lain dalam transaksi
pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas dan waktu
penyerahan.
5. Bathil
Dalam melakukan transaksi, prinsip yang harus dijunjung adalah tidak ada
kedzaliman yang dirasa pihak-pihak yang terlibat, semuanya harus sama-sama
rela dan adil sesuai takarannya. Maka, dari sisi ini transaksi yang terjadi akan
merekatkan ukhuwah pihak-pihak yang terlibat. Kecurangan, ketidakjujuran,
menutupi cacat barang, mengurang timbangan tidak dibenarkan, atau hal-hal
kecil seperti penggunaan barang tanpa izin6.

6
"(PDF) FIQIH MUAMALAH - ResearchGate." 29 Jun. 2022,
https://www.researchgate.net/publication/361614913_FIQIH_MUAMALAH.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Fikih Muamalah adalah aturan-aturan (hukum) Allah SWT, yang ditunjukan untuk
mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan
dengan urusan duniawi dan sosial kemasyarakatan.
 Pembagian fikih muamalah menurut Ibnu Abidin :
a. Muawadhah Maliyah (Hukum Perbendaan)
b. Munakahat (Hukum Perkawinan)
c. Muhasanat (Hukum Acara)
d. Amanat dan ‘Aryah (Hukum Pinjaman)
e. Tirkah (Hukum Peninggalan)
 Pembagian fikih muamalah menurut Ali Fikri :
a. Al-Mu’amalah Al-Adabiyyah
b. Al-Muamalah Al-Maddiyyah
 Ruang Lingkup fikih muamalah ada 2 yaitu :
a. Al-Mu’amalah Al-Adabiyyah
b. Al-Muamalah Al-Maddiyyah
 Asas-asas fikih muamalah :
a. Al-‘Adalah
b. Al-Mu’awanah
c. Al-Musyarakah
d. Al-Manfa’ah
e. ‘An Tarodhin
f. ‘Adamul Gharar
g. Kebebasan Membuat Akad
h. Al-Musawah
i. Ash-Shiddiq

B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, kami berharap makalah ini dapat dibaca oleh
pembaca dan pembaca dapat memahami fungsi perencanaan dan pengambilan
keputusan. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari semua pihak.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bedong, M. A. (2019). Konsep Fikih Muamalah. Parepare: Institut Agama Islam Negeri
Parepare,Indonesia.

Hatib Rachmawan, S. (2012, 9 21). Fiqih Ibadah dan Prinsip Ibadah dalam Islam. Retrieved from
lpsi.uad.ac.id: https://lpsi.uad.ac.id/fiqih-ibadah-dan-prinsip-ibadah-dalam-
islam/#:~:text=Jadi%20fiqih%20dapat%20diartikan%20ilmu,dari%20dalil%2Ddalilnya%20yan
g%20terperinci

Ilmi, M. (2021, 10 12). Apa itu Fiqih Muamalah? Bagian 2. Retrieved from puijabar.org:
https://puijabar.org/apa-itu-fiqih-muamalah-bagian-2/

Ilmu Fiqih dan Cara mempelajarinya. (2022, 11 18). Retrieved from an-nur.ac.id: https://an-
nur.ac.id/ilmu-fiqih-dan-cara-
mempelajarinya/#:~:text=Misalnya%2C%20Imam%20Abu%20Hanifah%20mendefinisikan,yai
tu%20aqidah%2C%20syariat%20dan%20akhlak

Lestari, D. (2020, 7 23). Mengenal tentang Fikih Muamalah ( Makna dan Cakupan). Retrieved from
www.kompasiana.com:
https://www.kompasiana.com/diahlestari6724/5f195731097f361fbf2cf602/mengenal-
tentang-fikih-muamalah-makna-dan-cakupan

Mushlihin, S. (2012, 9 6). Pengertian Muamalah dari Segi Bahasa dan Istilah. Retrieved from
Referensi Makalah: https://www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-bahasa-dari-
segi-bahasa-dan-istilah.html

Pengertian Muamalah dalam Islam serta Jenis dan Tuajuan. (2021, 6 30). Retrieved from
Kumparan.com: https://m.kumparan.com/berita-update/pengertian-muamalah-dalam-
islam-serta-jenis-dan-tujuannya-1w2ii6cEqGf/3

Pengertian Muamalah dari Segi Bahasa dan Istilah. (2012, 9 6). Retrieved from
www.referensimakalah.com: https://www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-
bahasa-dari-segi-bahasa-dan-istilah.html

Pengertian Muamalah Menurut Para Ahli. (2014, 9 30). Retrieved from Dilihatya.com:
https://dilihatya.com/2209/pengertian-muamalah-menurut-para-ahli

Rahmat Hidayat, L. M. (2020). Pengantar Fikih Muamalah. Medan.

Rosy, M. (2018, 7 2). Fiqh Muamalah dan Pembagiannya. Retrieved from miftahrosy.blogspot.com:
http://miftahrosy.blogspot.com/2018/07/fiqh-muamalah-dan-pembagiannya-
mata.html?m=1

Ruang Lingkup Muamalah. (2019, 8 11). Retrieved from muamalah.iainpare.ac.id:


https://muamalah.iainpare.ac.id/2019/08/ruang-lingkup-muamalah.html?m=1

St, S. M. (2018). Prinsip-Prinsip (Asas-Asas) Muamalah. journal.unismuh.ac.id, 1. Retrieved from


journal.

14
Syafe'i, R. (2001). Fiqih Muamalah. Retrieved from Perpustakaan STIE Trisna Negara:
https://digilib.stietrisnanegara.ac.id/index.php?p=show_detail&id=1175

Syafe'i, R. (2004). Fikih Muamalah. Bandung: Pustaka Setia.

Syarifuddin, A. (2007). Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia. jakarta: kencana. Retrieved from Law
Library.

yasmita. (2022, 9 25). Definisi Ushul Fiqih Sebagai Metode Ijitihad. Retrieved from https://pa-
tigaraksa.go.id/definisi-ushul-fiqh-sebagai-metode-ijtihad/#_ftn17

15

Anda mungkin juga menyukai