sindrom
DELLA REYHANI PUTRI
1840312689
Preseptor:
Dr. dr. Yuliarni Syafrita, Sp.
Seorang pasien laki2 20 tahun dirujuk dari seorang dokter spesilis THT
dengan keluhan bicara sengau. Bicara sengau dirasakan bertahap sejak
lebih kurang 1 bulan yang lalu. Dari bidang THT dinyatakan tidak ada
gangguan.
Pada pemeriksaan didapatkan KU sedang, sadar, kooperatif, nafas sesak
tida dikeluhkan. Kadang kadang mudah lelah, terutama setelah berktivitas.
Ptosis (-), Counting test hanya sanggup sampai hitungan ke 12. Pada Foto
Thoraks ditemukan adanya massa berselubung di mediatinum.
IDENTITAS
PASIEN
NAMA ALAMAT
TN. A Padang
PEKERJAA
USIA N
20 Tahun MAHASISWA
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
• Bicara sengau dirasakan bertahap sejak lebih kurang 1 bulan yang lalu
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien dirujuk dari seorang dokter spesilis THT dengan keluhan bicara sengau. Bicara
sengau dirasakan bertahap sejak lebih kurang 1 bulan yang lalu. Dari bidang THT
dinyatakan tidak ada gangguan
• Mudah lelah terutama setelah beraktivitas, hilang ketika beristirahat
• Susah menelan sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan sulit menelan dirasakan berangsur-
angsur, awalnya pasien kesulitan menelan makanan biasa, lalu kesulitan menelan
makanan lunak
• Pandangan ganda tidak ada
• Pasien dapat membuka kelopak mata
• Air liur banyak terkumpul di mulut dan sulit dikeluarkan
• Suara yang semakin lama semakin mengecil ada
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Lemah anggota gerak atas dan bawah tidak ada
• Bahu terasa lemah tidak ada
• Demam tidak ada
• Batuk pilek tidak ada
• Kejang tidak ada
• Pusing , mual dan muntah tidak ada
• Bicara pelo tidak ada
• Riwayat infeksi sinus, telinga atau gigi tidak ada
• Sesak nafas tidak ada
• Riwayat infeksi sinus, telinga atau gigi tidak ada
• BAB dan BAK normal
RIWAYAT
PENYAKIT
R.Sose
RPD
• Pasien belum pernah
RPK
• Tidak ada keluarga
k
• Pasien seorang
mengalami hal yg sama dengan keluhan yang mahasiswa dengan
• Riwayat hipertensi, sama aktivitas ringan-sedang
penyakit jantung, DM, • Riwayat HT dan DM • belum menikah
keganasan dan batuk- dalam keluarga (-) • Merokok (-)
batuk lama (-) • Riwayat keganasan (-) • Alkohol (-)
• Riwayat asma, alergi
terhadap obat dan
makanan(-)
PEMERIKSAAN
FISIK
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : (CMC) GCS 15 E4M6V5
Tekanan darah : 120/90 mmhg
Frekuensi Nadi : 85x/menit
Frekuensi Nafas : 19x/menit
Suhu : 37,1ºC
Berat badan : 60kg
Tinggi Badan : 175 cm
IMT : 20,8 (normoweight)
Kulit : teraba hangat, turgor baik
Kelenjar Getah Bening : tidak terdapat pembesaran KGB
Kepala : normocephal
Mata : tidak ada kelainan
Telinga : tidak ada kelainan
Hidung : tidak ada kelainan
Tenggorokan : tidak ada kelainan
Gigi dan Mulut : caries dentis (-)
Leher : JVP 5-2 cmH2O
Toraks : cor dan pulmo dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Punggung : dalam batas normal
Genitalia : tidak diperiksa
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik
Paru Abdomen
Inspeksi : Statis Simetris kanan = kiri. Inspeksi : Distensi tidak ada.
Dinamis Pergerakan dada ka=ki. Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba.
Palpasi : Fremitus ka=ki Perkusi : Timpani.
Perkusi : Sonor. Auskultasi : Bising usus (+) normal.
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, Rh +/+, Wh -/-.
Korpus Vertebrae
Jantung Inspeksi : Deformitas tidak ada.
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat. Palpasi : Gibus tidak ada.
Palpasi : IC teraba 1 jari lateral LMCS RIC V. Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, edema
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal (-)
Auskultasi : S1S2 reg, murmur (-), gallop (-).
STATUS NEUROLOGIKUS
GCS 15 : E4M6V5 (CMC)
Tanda rangsangan meningeal
Kaku kuduk : (-)
Brudzinsky I : (-)
Brudzinsky II : (-)
Tanda Kernig: (-)
Tanda dan gejala peningkatan tekanan intrakranial
Muntah proyektil (-)
Nyeri kepala hebat (-)
Pupil : isokor, diameter 3mm/3mm, reflex cahaya +/+
Status
N. I
(Olfaktorius)
Penciuman Kanan
Neurologis
Kiri
N.
(Okulomotorius)
III
Kanan Kiri
Baik Bola mata Bulat Bulat
Subjektif Baik
Ptosis (-) (-)
Objektif Baik Baik Gerakan bulbus Bola mata Bola mata
bergerak bebas bergerak bebas
dengan
Strabismus (-) (-)
bahan
Nistagmus (-) (-)
bawah Menggigit + +
Sikap bulbus ortho ortho
Mengunyah + +
Diplopia - -
Sensorik
Divisi oftalmika
N. VI
Kanan Kiri Refleks kornea (+) (+)
(Abdusen) Sensibilitas (+) (+)
Gerakan mata ke + +
Divisi maksila
lateral
Ortho Ortho Refleks masseter (+) (+)
Sikap bulbus
- - Sensibilitas (+) (+)
Diplopia
Divisi
mandibula
Sensibilitas (+) (+)
N.VII Fasialis N.VIII
Raut wajah
Kanan Kiri
Plika nasolabialis simetris
Vestibularis
Suara berbisik
Kanan
(+) (+)
Kiri
belakang ke kanan
Refleks (+) (+) Mengangkat bahu baik baik
muntah /gag ke kiri
reflex
N. XII (Hipoglosus)
N. X Kanan Kiri
(Vagus) Kanan Kiri
Arkus faring simetris simetris Kedudukan lidah Tidak ada deviasi
dalam
Uvula ditengah
Kedudukan lidah Tidak ada deviasi
Menelan terganggu
dijulurkan
Artikulasi Kurang jelas
(-) (-)
Sengau Tremor
Suara
(-) (-)
Nadi Teratur Fasikulasi
(-) (-)
Atrofi
Pemeriksaan Koordinasi dan Keseimbangan
Keseimbangan:
Romberg test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang :
Gambaran Radiologi (foto rontgen thorak) : adanya massa berselubung di mediatinum
Diagnosis Klinis Lambert eaton myasthenic sindrom
Prognosis :
Quo ad vitam : malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Pemeriksaan Anjuran
Terapi umum
Terapi khusus
• Tes Serologi : untuk membedakan Myastenia gravis dengan LES adalah mendeteksi
anribodi reseptor Ach karakteristik Myastenia gravis
• Elektrodiagnostik : RNS : amplitude cenderung naik (LES) dan amplitude cenderung
menurun (MG)
• Tes Serum untuk Voltage Gate Calcium Channel Antibodi
• CT Scan/MRI : untuk menyingkirkan keganasan di paru
• 3,4-Diaminopiridine : meningkatkan kekuatan otot sebagai lini
pertama pengobatan LEMS
terapi • Imunosupresi diberikan untuk kasus yg parah
• Plasmafaresis dan IVIG diberikan biasanya tidak pada liini
pertama
TERIMAKASIH