Anda di halaman 1dari 16

MUAMALAH

ANGGOTA :
NADA ROZAN (1911110003)
LU’LU’A HASNA NURROSYIDAH (1911110008)
HAKIKAT MUAMALAH
Mu’amalah secara etimologi sama dan semakna dengan al-mufa’alah, yaitu saling berbuat. Kata
ini, menggambarkan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan seseorang atau
beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. Atau Mu’amalah secara etimologi
itu artinya saling bertindak, atau saling mengamalkan.
Secara terminologi, Mu’amalah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu pengertian mu’amalah
dalam arti luas dan dalam arti sempit.
 Pengertian mu’amalah dalam arti luas yaitu aturan-aturan (hukum-hukum) Allah untuk
mengatur manusia dalam kaitannya dengan urusan dunia dalam pergaulan sosial.
 Pengertian mu’amalah dalam arti sempit yaitu semua akad yang memperbolehkan manusia
saling menukar manfaatnya dengan cara-cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan Allah
dan manusia wajib mentaati-Nya.
HAKIKAT MUAMALAH
Dalam buku enslikopedia islam jilid 3, dijelaskan bahwa mu’amalah merupakan bagian dari
hukum islam yang mengatur hubungan antara seseorang dan orang lain, baik seseorang itu pribadi
tertentu maupun berbentuk badan hukum, seperti perseoran, firma, yayasan, dan negara. Contoh
hukum islam yang termasuk mu’amalah, seperti Jual-beli, Hukum Perdata, Hukum Pidana,
Hukum Nikah (Munakaha), Khiyar, Syirkah (Kerja Sama), Bank, Riba, dan Rente, Asuransi,
‘Ariyah (Pinjaman), Hiwalah (Pemindahan Utang), Al-Rahn (Gadai/Peminjaman dengan
jaminan),Al-Ijarah (Sewa-menyewa dan Upah).
Jadi, Mu’amalah adalah semua hukum syariat yang bersangkutan dengan urusan dunia,
dengan memandang kepada aktivitas hidup seseorang seperti jual-beli, tukar-menukar, pinjam-
meminjam dan sebagainya. Muamalah juga merupakan tatacara atau peraturan dalam
perhubungan manusia sesama manusia untuk memenuhi keperluan masing-masing yang
berlandaskan syariat Allah swt. yang melibatkan bidang ekonomi dan sosial Islam.
PANDANGAN ISLAM TENTANG KEHIDUPAN DUNIA

Terangkatnya posisi manusia sebagai khalifah di muka bumi merupakan suatu kemuliaan
yang tinggi dari Allah swt. Alam dan seisinya juga dipersembahkan kepada manusia untuk
dimanfaatkan sebaik-baiknya tanpa harus membayar upeti kepada Allah. Anugerah yang tidak
ternilai berupa akal seharusnya mampu menjadikan manusia sebagai sosok kekhalifahannya,
mulia. Tetapi, mengapa manusia masih berambisi mencari kehidupan dunia sebagai sesuatu
yang kekal? Dunia bukanlah semata-mata warisan untuk anak cucu manusia , tetapi sebuah
amanah yang harus dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah Yang Maha Kuasa.
PANDANGAN ISLAM TENTANG KEHIDUPAN DUNIA

Syeikh Muhammad ‘Ali as Shobuni dalam kitabnya Shofwatu al Tafasir menuliskan bahwa Allah swt
menciptakan langit dan bumi hanya dalam enam hari. Hal ini bukan menunjukkan bahwa Allah swt tidak
mampu menciptakannya hanya dalam sekejap, namun Allah ingin mengajarkan kepada hamba-hamba Nya
satu sifat yang tidak tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan. Dan masih ada beberapa firman Allah yang
menjelaskan tentang penciptaan dunia, namun penulis dalam hal ini lebih termotivasi dalam membahas
kehidupan dunia.
Sebuah realita tentang kehidupan dunia abad ini diterjemahkan sebagai kehidupan yang sementara,
tempat untuk bersenang-senang, kehidupan modern, kehidupan yang abadi dan sebuah kehidupan yang
fana. Di sisi lain kehidupan dunia dipandang sebagai jembatan menuju kehidupan setelah mati (akhirat),
tempat mencari amal kebajikan, tempat menimba ilmu pengetahuan dan lain-lainya. Berangkat dari
pemahaman di atas maka nyatalah kehidupan dunia yang fana ini hanyalah sebuah ujian bagaimana
mengemban tugas-tugas kehidupan dan amanat kemanusiaan.
PANDANGAN ISLAM TENTANG KEHIDUPAN DUNIA

Akhirnya, dapatlah digambarkan bahwa persepsi kehidupan dunia memiliki tujuan yang
beragam, yaitu; kesenangan, kemegahan, kesehatan, kepintaran, kesuksesan, ketenteraman jiwa,
ketenangan hidup dan kebahagiaan. Tidak cukup sampai disitu, manusia akan terus
mempertanyakannya setelah mampu meraih segala apa yang diinginkannya atau sebaliknya, manusia
akan terus mencari-cari jawaban dari sebuah pertanyaan yang membosankan. Mengapa pertanyaan
demi pertanyaan itu muncul seolah tidak merasa puas dengan kenyataan hidup, atau sebaliknya?
Islam sebagai agama melalui kajian al qur’an dan hadits-hadits Rasulullah dapat menjawab
pertanyaan demi pertanyaan tersebut dengan menanamkan kepercayaan terhadap Allah dan
Rasulullah. Oleh karena itu jugalah penulis mencoba menghadirkan jawaban-jawaban yang
bersumber dari nash-nash al Qur’an dan beberapa Hadits Nabi saw, sekaligus dapat memberikan
keyakinan yang kuat dalam diri.
PANDANGAN ISLAM TENTANG KEHIDUPAN DUNIA

Gambaran kehidupan dunia dengan segala kemewahannya bukanlah bermaksud untuk


meremehkan kehidupan dunia, namun sebagai satu peringatan agar manusia tidak terlena dan lalai,
atau tidak menjadikan hidup mereka sia-sia dan merugi. Kemudian islam menawarkan kehidupan
akhirat yang kekal sebagai tempat bersenang-senang yang abadi, dan hal ini tentunya menjadi kabar
gembira bagi mereka yang percaya kepada Allah dan kehidupan di akhirat. Ada beberapa dalil al
Qur’an dan Hadits Nabi saw di bawah ini yang bisa dijadikan pedoman bagi manusia dalam
menyikapi kehidupan dunia, dan mungkin sebagai renungan bersama, diantaranya adalah:
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya
akhirat itulah sebenar-benar kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Q.S. Al Ankabut: 64). “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang
merugi”. (Q.S Al Munafiqun: 9).
 
PANDANGAN ISLAM TENTANG KEHIDUPAN DUNIA

Islam tidak membedakan status sosial antara si miskin dan kaya, seharusnya si kaya yang menyantuni,
mengasihi dan menyayangi si miskin dan bukan untuk membeda-bedakan derajat. Allah yang menurunkan
rezeki, meluaskan dan menyempitkannya. Apakah pantas bagi manusia untuk berlaku bakhil dan kikir?
Nyatalah, yang menjadi pembeda adalah mereka yang paling bertaqwa, bukan mereka yang lebih putih, kaya,
cantik, dan berkedudukan. Kesuksesan manusia merupakan kesempatan baik yang diberikan Allah, tetapi Allah
juga Maha Mampu merubah kesempatan baik itu sebagai ujian bagi manusia.
Kehidupan dunia adalah sebuah ketentuan Allah (sunnatullah) yang tidak mungkin ada seorangpun yang
mampu merubahnya. Kemudian dalam kehidupan dunia dijadikan tempat untuk bercocok tanam, berternak dan
lainnya. Dunia merupakan tempat manusia berkembang biak dan meneruskan sejarah. Semua penciptaan ini
merupakan sunnatulah yang harus disyukuri oleh manusia sebagai makhluk yang lemah di hadapan Allah swt.
Inilah dari tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah swt Yang Maha Kuasa bagi orang-orang yang mau
merenungi.
PANDANGAN ISLAM TENTANG KEHIDUPAN
DUNIA

Bagi orang-orang yang beriman, Allah menjadikan kehidupan dunia sebagai jembatan
untuk kehidupan yang kekal (akhirat). Allah membimbing mereka meraih dua kebahagiaan
yaitu kebahagiaan di dunia dan akhirat, serta mengajarkan mereka untuk mencari nafkah di
dunia tanpa melalaikan waktunya untuk mengingat Allah. Dan juga memberikan kabar gembira
sekaligus menuntun mereka dengan ajaran islam bahwa kehidupan dunia sebagai kehidupan
untuk bertaubat dan mencari bekal di akhirat. Karena itu Allah menganjurkan manusia supaya
teliliti dengan kehidupan dunia ini agar hidup tidak sia-sia. Membimbing manusia sebagai
makhluk yang pandai bersyukur. Semua ini tidak lain hanyalah ujian bagi orang-orang yang
beriman kepada Nya dan mengikuti ajaran islam.
RUANG LINGKUP MUAMALAH
Ruang lingkup mu’amalah terbagi menjadi dua, yaitu ruang lingkup mu’amalah madiyah dan adabiyah.
 Ruang lingkup pembahasan mu’amalah madiyah ialah masalah:
1. Jual-beli (al-ba’i/al-tijarah)
12. Garapan tanah (al-muzara’ah)
2. Gadai (al-rahn) 13. Sewa-menyewa tanah (al-mukhabarah)
3. Jaminan dan tanggungan (kafalah dan dhaman) 14.Upah (ujrah al-‘amal)
4. Pemindahan utang (al-hiwalah) 15. Gugatan (al-syuf’ah)
16. Sayembara (al-ji’alah)
5. Batasan bertindak (al-hajru)
17. Pembagian kekayaan bersama (al-qismah)
6. Perseroan atau pengkongsian (al-syirkah) 18. Pemberian (al-hibah)
7. Perseroan harta dan tenaga (al-mudharabah) 19. Pembebasan (al-ibra’)
8. Sewa-menyewa (al-ijarah) 20. Damai (al-shulhu)
9. Pemberian hak guna pakai (al-‘araiyah)
21. Masalah kontemporer (al-mu’ashirah/al-muhaditsah),
seperti masalah bunga bank, asuransi kredit, dan masalah-
10. Barang titipan (al-wadhi’ah) masalah baru lainnya.
11.Barang temuan (al-luqathah)  
RUANG LINGKUP MUAMALAH
 Ruang lingkup mu’amalah yang bersifat adabiyah ialah masalah:
1. Ijab kabul
2. Saling merindai
3. Hak dan kewajiban
4. Kejujuran pedagang
5. Penipuan
6. Pemalsuan
7. Penimbunan
8. Segala sesuatu yang bersumber dari indra manusia yang ada kaitannya dengan peredaran
harta dalam hidup bermasyarakat.
PRINSIP-PRINSIP BERMUAMALAH
1. Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah, kecuali yang ditentukan oleh al-qur’an dan sunnah
rasul. Bahwa hukum islam memberi kesempatan luas perkembangan bentuk dan macam muamalat baru sesuai
dengan perkembangan kebutuhan hidup masyarakat.
2. Muamalat dilakukan atas dasar sukarela , tanpa mengandung unsur paksaan. Agar kebebasan kehendak
pihak-pihak bersangkutan selalu diperhatikan.
3. Muamalat dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindari madharat dalam
hidup masyarakat. Bahwa sesuatu bentuk muamalat dilakukan ats dasar pertimbangan mendatangkan manfaat
dan menghindari madharat dalam hidup masyarakat.
4. Muamalat dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindari unsur-unsur penganiayaan, unsur-
unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan. Bahwa segala bentuk muamalat yang mengundang unsur
penindasan tidak dibenarkan.
5. Haramnya segala kezaliman dengan memakan harta secara bathil, seperti : riba, ghasab, korupsi, monopoli,
penimbunan , dll
AKHLAK BERMUAMALAH

Macam-macam akhlak bermu’amalah adalah Shiddiq, Istiqamah, Fathanah,


Amanah, Tablig.
1. Shiddiq, artinya mempunyai kejujuran dan selalu melandasi ucapan, keyakinam perbuatan atas
dasar nilai-nilai yang benar berdasarkan ajaran Islam. Dalam dunia kerja dan usaha, kejujuran
ditampilka dalam bentuk kesungguhan dan ketepatan. Baik ketepatan waktu, janji, pelayanan,
pelaporan, mengakui kelemahan dan kerugian (tidak ditutup-tutupi) untuk kemudian diperbaiki
secara terus-menerus, serta menjauhkan diri dari berbuat bohong dan menipu (baik pada diri, teman
sejawat, perusahaan maupun mitra kerja)
AKHLAK BERMUAMALAH

2. Istiqamah, mempunyai arti konsisten dalam ima dan nilai-nilai yang baik, meskipun
menghadapi berbagai godaan dan tantangan. Istiqamah dalam kebaikan ditampilkan dalam
keteguhan dan kesabaran serta keuletan sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal. Istiqamah
merupakan hasil dari suatu proses yang dilakukan secara terus-menerus.
3. Fathanah, mempunyai arti mengerti, memahami, dan menghayati secara mendalam segala
yang menjadi tugas dan kewajibannya. Sifat ini akan menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan
melakukan berbagai macam inovasi yang bermanfaat. Kreatif dan inovatif hanya mungkin
dimiliki manakala seorang selalu berusaha untuk menambah berbagai ilmu pengetahuan,
peraturan, dan informasi, baik yang berhubungan dengan pekerjaan maupun perusahaan secara
umum.
AKHLAK BERMUAMALAH

4. Amanah, mempunyai arti bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban.
Amanah ditampilkan dalam keterbukaan, kejujuran, pelayanan yang optimal, dan ihsan (berbuat
yang terbaik) dalam segala hal. Sifat amanah harus dimiliki setiap mukmin, apalagi yang
mempunyai pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat.
5. Tabligh, berarti mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain untuk melaksaakan
ketentuan-ketentuan ajaran Islam dalam kehidupan kita sehari-hari. tabligh yang disampaikan
dengan hikmah, sabar, argumentatif, dan persuasif akan menumbuhkan hubungan kemanusiaan
yang semakin solid dan kuat.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai