Kelompok VII
-ANGGYA SUKMARINDA
-INNEKE PUTRI NOWITA
-NANTA MULIA
-NURUL ‘AINI
MEKANISME KERJA ENZIM
Enzim E dan substrat S bergabung menjadi komplek enzim-substrat
ES, yang kemudian terurai menjadi produk P. Enzimnya tidak
terkonsumsi di dalam reaksi tersebut tetapi dilepaskan kembali
untuk reaksi selanjutnya dengan molekul substrat yang lain.
Proses ini diulang-ulang banyak sekali sampai semua molekul
substansi yang tersedia habis terpakai.
Yang menjadi pokok dalam teori mengenai mekanisme kerja enzim ialah konsep
aktivasi substrat yang terjadi setelah pembentukan kompleks enzim-substrat (ES).
Terjadinya aktivasi molekul substrat ini disebabkan oleh afinitas kimiawi substrat yang
tinggi terhadap daerah-daerah tertentu pada permukaan enzim yang disebut situs
aktif.
Ketegangan atau distorsi yang dihasilkan pada beberapa ikatan pada molekul substrat
membuatnya labil, dan karenanya mengalami perubahan sebagaimana ditentukan oleh
enzim yang bersangkutan.
Molekul-molekul yang telah mengalami perubahan itu tidak lagi mempunyai afinitas
terhadap situs-situs aktif tadi dan karenanya dilepaskan. Enzimnya kemudian bebas
untuk bergabung lagi dengan substrat berikutnya dan demikianlah proses tersebut
berulang. Hampir semua enzim intraseluler mempunyai lebih dari satu situs aktif per
molekul.
Fungsi utama suatu enzim ialah mengurangi hambatan energi
aktivasi pada suatu reaksi kimiawi.
energi aktivasi ialah jumlah energi yang dibutuhkan untuk
membawa sutu substansi ke status reaktifnya.
Enzim bergabung dengan substansinya membentuk suatu status
transisi yang membutuhkan energi aktivasi lebih kecil untuk
berlangsungnya reaksi kimiawi tersebut.
STRUKTUR ENZIM
1.Apoenzim
Apoenzim sangat menentukan fungsi biokatalisator dari enzim.
Bagian ini akan rusak pada suhu terlampau panas atau bersifat
termolabil. Apoenzim memiliki sisi yang berhubungan langsung
dengan substrat, merupakan:
-Sisi aktif, merupakan sisi yang berkaitan dengan substrat (zat yang
akan dijadikan produk).
-Sisi alosterik, merupakan sisi yang berkaitan dengan kofaktor.
2.Kofaktor
Kofaktor dapat mengubah-ubah bentuk sisi aktif sehingga dapat
ditempeli substrat tertentu. Kofaktor berbentuk ion logam
seperti Na, K dan Ca. Kofaktor memiliki dua komponen
merupakan :
-Koenzim berupa senyawa organic (vitamin) yang berikatan secara
non-kovalen dengan enzim.
-Gugus prostetik, merupakan kofaktor senyawa organic (mineral)
yang berikatan secara kovalen dengan enzim.
Pada mulanya enzim dianggap hanya terdiri dari protein, memang
ada enzim yang ternyata hanya tersusun dari protein saja.
Misalnya pepsin dan tripsin. Tetapi ada juga enzim-enzim yang
selain protein juga memerlukan komponen selain protein.
PENGGOLONGAN ENZIM
1. Berdasarkan Sistem IEC
A. Eksoenzim
• Merupakan enzim yang beraktifitasdiluar sel
B. Endoenzim
• Merupakan enzim yang beraktifitasdidalam sel
4. Berdasarkan Reaksi Yang Dikatalis
A. Karbohidrase
• Merupakan enzim-enzim yang menguraikan golongan karbohidrat
B. Esterase
• Enzim jenis ini fungsinya hanya khusus untuk memecah golongan
ester
C. Proteinase atau Protease
• Enzim jenis ini hanya bertugas menguraikan golongan protein
5. Berdasarkan cara terbentuk
A. Enzim Konstitutif
• Merupakan enzim yang jumlahnya dipengaruhi oleh kadar
substratnya, contohnya seperti enzim amylase.
B. Enzim Adaptif
• Merupakan enzim yang pembentukannya dirangsang oleh adanya
substrat, contohnya seperti enzim β-galaktosidase yang
dihasilkan oleh bakteri e-coli yang ditumbuhkkan di dalam
medium yang mengandung laktosa.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KERJA ENZIM