Anda di halaman 1dari 13

Pemikiran Islam Klasik dan

Modern

Al-Busthomi, rASYID RIDHA dan


MUNAWIR SYADZALI

Syafarina
biografi
• Nama lengkapnya Abu Yazid Al-Bustami lahir pada tahun 804
M/ 188H di Bastam Iran, dan beliau Wafat 874 M, Bastam, Iran
• Nama kecilnya adalah Tayfur, sedang lengkapnya Abu Yazid
Tayfur ibn Isa ibn Surusyan al-Busthami

abu YAZid al-


busthami
pemikiran al-busthami
Abu Yazid adalah sufi pertama yang membawa ajaran al-fana, al-baqa, dan
ittihad, yakni suatu ajaran mengenai paham meniadakan diri (jasmani), yang
mana kesadaran rohani merupakan hal yang kekal saat bersatu dengan-Nya

A. Fanâ` dan Baqâ


• Fana' dalah lenyapnya kesadaran diri seorang sufi tentang alam jas
mani
ini, termasuk tentang dirinya sendiri. Istilah fana oleh kaum sufi dipakai
untuk menunjukkan gugurnya sifat-sifat tercela
Baqa sendiri berarti meninggalkan
kebodohan menuju pada kondisi yang
mengetahui, pergi dari kebekuan hati ke
pemujaan tanpa henti serta meninggalkan
penilaian atas manusia yang bersifat
sementara menuju ke penglihatan langsung b. Ittihad
kasih Ilahi yang abadi (kelanggengan dalam
mengingat Tuhan
Keadaan seperti fana-baqa itu
dapat disebut sebagai ittihad (bersatu),
yakni merasa bersatu dengan Allah
Karya-karya al-busthami

Adapun karya Al-Busthomi ialah :


1. "Licht über Licht": Aussprüche und Unterwei
2. Parole dell'estasi
BIOGRAFI
Muḥammad Rashīd Riḍā; lahir di Suriah
Utsmaniyah, 23 September 1865 atau 18
Oktober 1865 – meninggal di Mesir, 22
Agustus 1935 dikenal sebagai Rasyid Ridha
adalah seorang intelektual muslim dari Suriah
yang mengembangkan gagasan modernisme
Islam yang awalnya digagas oleh Jamaluddin
al-Afghani dan Muhammad Abduh
RASYID RIDHA
POKOK-POKOK
PEMIKIRAN
• Alquran dan hadis harus dilaksanakan serta tidak berubah meskipun
situasi masyarakat terus berubah dan berkembang.
2. Pelaksanaan keadilan dan persamaan yang merupakan prinsip-prinsip
dasar, itu diserahkan kepada manusia untuk menentukan dengan potensi
akal pikiran dan melihat situasi dan kondisi yang dihadapi, sepanjang
tidak menyimpang dari prinsip-prinsip dasar ajaran Islam.
3. paham nasionalisme bertentangan dengan paham ummat Islam, karena
persatuan dalam Islam tidak mengenal perbedaan bangsa dan bahasa
• Rasyid Ridha banyak mengimbau dan mendorong umat Islam untuk menggunakan
kekayaannya bagi pembangunan lembaga-lembaga pendidikan dengan berupaya memajukan
ide pengembangan kurikulum dengan muatan ilmu agama dan umum.
• Rasyid Ridha menyerukan agar umat Islam agar bersatu kembali di bawah satu keyakinan,
satu sistem moral, satu sistem pendidikan, dan tunduk dalam satu sistem hukum dalam satu
kekuasaan yang berbentuk negara.
• menganjurkan pembentukan organisasi Al-jami'ah al-Islamiyah (Persatuan Umat Islam) di
bawah naungan khalifah.
• Menurutnya, fungsi khalifah adalah menyebarkan kebenaran, menegakkan keadilan,
memelihara agama, dan bermusyawarah mengenai masalah yang tidak dijelaskan nash.
• Rasyid ridha berpendapat bahwa derajat akal itu lebih tinggi, akan tetapi hanya dapat
dipergunakan dalam masalah kemasyarakatan saja, tidak dapat dipergunakan dalam masalah
ibadah.
•Tarikh Al-Ustadz Al-Imama Asy-Syaikh 'Abduh (Sejarah Hidup Imam Syaikh Muhammad Abduh),

•Nida' Li Al-Jins Al-Latif (Panggilan terhadap Kaum Wanita),

•Al-Wahyu Muhammad (Wahyu Allah yang diturunkan kepada Muhammad SAW),

•Yusr Al-Islam wa Usul At-Tasyri' Al-'Am (Kemudahan Agama Islam dan dasar-dasar umum penetapan hukum
Islam),

•Al-Khilafah wa Al-Imamah Al-Uzma (Kekhalifahan dan Imam-imam besar),

•Muhawarah Al-Muslih wa Al-Muqallid (dialog antara kaum pembaharu dan konservatif),

•Zikra Al-Maulid An-Nabawiy (Peringatan Kelahiran Nabi Muhammad SAW), dan

•Haquq Al-Mar'ah As-Salihah (hak-hak wanita Muslim).


BIOGRAFI
Prof. Dr. H. Munawir Sjadzali, MA (lahir di
Klaten, Jawa Tengah 7 November 1925 -
Jakarta, 23 Juli 2004) adalah mantan
Menteri Agama pada masa Kabinet
Pembangunan V Munawir
Syadzali
PEMIKIRAN
• Sewaktu menjabat posisi Menteri Agama RI Munawir Sjadzali melontarkan gagasan perlunya
reaktualisasi hukum Islam terutama mengenai hukum waris. Bahasan mengenai waris itu
khususnya tentang bagian waris anak laki-laki dan anak perempuan
• pendapat Munawir bahwa bila suatu masyarakat menghendaki ketetapan pembagian
waris bagian anak laki-laki dengan bagian anak perempuan itu seimbang, dan mereka
menganggap bahwa pembagian yang demikian itu adil, maka pembagian demikianlah
yang dipakai.
KARYA-KARYA

1)Mungkinkah Negara Indonesia Bersendikan Islam ? (Semarang, Usaha Taruna: 1950)

2)Partisipasi Umat Beragama dalam Pembangunan Nasional (Jakarta, Biro Hukum dan Humas Departemen Agama RI: 1984)

3)Peranan Ilmuan Muslim dalam Negara Pancasila ( Jakarta, Departemen Agama RI: 1984)

4)Kebangkitan Kesadaran Beragama Sebagai Motivasi Kemajuan Bangsa (Jakarta, Departemen Agama RI: 1988)

5)Reaktualisasi Ajaran Islam, Iqbal Abdul Rauf Saimina (ed), Polemik Reaktualisasi Ajaran Islam (Jakarta, Pustaka Panjimas; 1988)

6)Aspirasi Umat Islam Terpenuhi Tanpa Partai Islam (Jakarta, Departemen Agama RI: 1992)

7)Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran ( Jakarta, UI Press: 1993)

8)Islam Realitas Baru dan Orientasi Masa Depan Bangsa ( Jakarta, UI Press: 1993)

9)Bunga Rampai Wawasan Islam Dewasa Ini ( Jakarta, UI Press: 1994)

10) Kontekstualisasi Ajaran Islam, 70 Tahun Munawir Sjadzali, (Jakarta, IPHI dan Paramadina : 1995)

11) Ijtihad dan Kemaslahatan Umat, dalam Haidar Bagir dan Syafiq Basri (ed), Ijtihad dalam Sorotan ( Bandung, Mizan : 1996)

12) Ijtihad Kemanusiaan, (Jakarta,Paramadina : 1997)

13) Partisipasi Umat Beragama dalam Pembinaan Nasional


WASSALAMU’ALAIKUM…

Anda mungkin juga menyukai