SEKOLAH
Makalah ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Kelas 2B
BAB I ................................................................................................................................... 1
Tinjauan Teori...................................................................................................................... 1
B. Pengertian Vaksin........................................................................................................ 1
i
BAB I
Tinjauan Teori
A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti
diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten
terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Karena
itu Imunisasi harus diberikan secara lengkap.
B. Pengertian Vaksin
Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi
dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah berupa toksin
mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang apabila
diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit infeksi tertentu.
C. Tujuan imunisasi
1. Tujuan umum
Menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakityang
dapat dicegah dengan imunisasu (PD3I)
2. Tujuan khusus
a. Tercapainya target Universal Child Imunizaton (UCI) yaitu cakuppan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi diseluruh
desa/kelurahan pada tahun 2014.
b. Tervalidasinya eliminasi tetanus maternal dan neonalatan (insiden di
bawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.
c. Eradikasi polio pada tahun 2015.
d. Trtcapainya eliminasi campak pada tahun 2015.
e. Terselenggaranya pemberian imunisasi aman serta pengelolaan limbah
medis (safety injection practise and waste disposal management)
1
D. Sasaran Imunisasi
Sasaran dalam pelayanan imunisasi rutin adalah sebagai berikut:
Pemberian imunisasi pada WUS disesuaikan dengan hasil skrining terhadap status T.
2
E. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
Ada banyak penyakit menular di Indonesia yang dapat dicegah dengan imunisasi
selanjutnya disebut dengan Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
Dengan mempelajari konsep dalam tabel berikut ini , anda dapat mengetahui jenis
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain sebagai berikut.
3
parah dan
menimbulka
n batuk yang
cepat dan
keras
Pada bayi
terdapat
gejala
berhenti
menetek
(sucking)
antara 3
sampai 28
hari setelah
lahir
4
4 Tuberko Penyakit Pernafasna Gejala Kelemahan
lusis yang Bersin dan awal: lemah dan
(TBC) disebabkan batuk badan, kematian
oleh penurunan
Myobacteriu berat badan,
m demam, dan
Tuberculosa keuar
disebut juga keringat
batuk darah pada malam
hari
Gejala
selanjutnya;
batuk terus-
menerus,
nyeri dada,
dan
(mungkin)
batuk darah
Gejala lain:
tergantung
pada organ
yang
diserang
5
5 Campak Penyakit Udara Gejala Diare hebat
yang (percikan awal:
disebabkan ludah) dari demam, Peradanga
oleh virus bersin atau bercak n pada
myxovirus batuk kemerahan, telinga
viridae penderita batuk, pilek,
measles konjunctivitis Infeksi
(mata saluran
merah) dan nafas
koplik spot
Selanjutny
a timbul
ruam pada
muka dan
leher,
kemudian
menyebar
ke tubuh dan
tangan serta
kaki.
6
menderita
lumpuh layu
akut (acute
flaccid
paralysis =
AFP)
seksual
Penularan
secara
vertical:
Dari ibu ke
bayi selama
proses
persalinan
7
a tipe b an infeksi di meningitis
(Hib) beberapa (demam,
organ, kaku kuduk,
seperti kehilangan
meningitis, kesadaran)
epiglotitis,
pneumonia, Pada paru
eritris, menyebabk
salulitis. an
pneumonia
Banyak (demam,
menyerang sesak,
anak retraksi otot
dibawah pernafasan),
usia 5 tahun, terkadang
terutama menimbulka
pada usia 6 n gejala sisa
bulan dan 1 berupa
tahun kerusakan
alat
pendengara
n
8
oleh virus
HPV melalui
hubungan
seks
10 Hepatiti Suatu Disebabkan Kelelahan,
sA penyakit oleh Mual dan
yang kotoran/tinja muntah,Nye
disebabkan penderitas; ri perut atau
oleh virus biasanya rasa tidak
melalui nyaman,
makanan terutama di
(Fecal-oral) daerah hati,
Kehilangan
nafsu
makan,
Demam,Urin
berwarna
gelap,Nyeri
otot,Mengun
ingnya kulit
dan mata
(jaundice)
F. KONSEP IMUNOLOGI
Imunologi adalah ilmu yang sangat kompleks mempelajari tentang sistem
kekebalan tubuh. Perlindungan terhadap penyakit infeksi dihubungkan dengan suatu
kekebalan. Sedangkan sistem kekebalan adalah suatu sistem yang rumit dari interaksi
sel yang tujuan utamanya adalah mengenali adanya antigen. Antigen adalah virus atau
bakteri yang hidup atau yang sudah di nonaktifkan.
9
penyakit yang dimiliki tubuh tanpa perlakuan tertentu ini dinamakan kekebalan
alami/kekebalan perolehan (aquired immune). Contoh kekebalan alami yang lain
adalah kebalnya bayi terhadap beberapa penyakit setelah menyusu pada hari
pertama. Di dalam air susu ibu tersebut terkandungkolostrum yang kaya antibodi dan
mineral. Kekebalan bayi ini bertahan beberapa hari sampai beberapa minggu.
Ternyata ada sel sel khusus yang bertugas untuk mengingat dan mengenal antigen
yang disebut sel sel memori. Inilah ciri khas sistem kekebalan tubuh:
pengingatan/pengenalan dan pengkhususan. Pengenalan artinya selsel memori
mampu mengingat dan mengenal antigen yang pernah menyerang tubuh. Sedangkan
kekhususan berarti satu antibodi hanya cocok untuk satu antigen tertentu. Sebagai
contoh antibodi cacar hanya cocok untuk antigen cacar dan tidak cocok untuk antigen
lainnya.
2. Sistem Kekebalan Buatan
Kekebalan buatan adalah suatu bentuk kekebalan tubuh yang sengaja dibuat
atau ditumbuhkan melalui pemberian vaksin. Vaksin adalah bibit penyakit
(kuman/antigen) yang telah dilemahkan. Proses pemberian vaksin dalam tubuh
disebut vaksinasi. Contohnya jika menginginkan tubuh memproduksi antibodi tetanus,
maka seseorang disuntik bakteri tetanus yang telah dilemahkan. Vaksin tetanus yang
masuk tersebut akan dianggap tubuh sebagai antigen sehingga tubuh akan
memproduksi antibodi. Akibatnya tubuh menjadi kebal terhadap tetanus jika suatu
saat penyakit tersebut menyerang. Kekebalan yang dibuat oleh tubuh dengan
pemberian vaksin ini dinamakan kekebalan buatan dan termasuk kekebalan aktif
karena tubuh membentuk antibodi sendiri.
Cara lain untuk menumbuhkan kekebalan pada tubuh adalah dengan
menyuntikkan serum. Serum adalah plasma darah yang telah mengandung antibodi
untuk melawan antigen tertentu. Pembuatan serum dilakukan dengan menyuntik
kuda atau kelinci dengan vaksin tertentu. Setelah tubuh kelinci atau kuda membentuk
antibodi, kemudian plasma darah yang mengandung antibodi diisolasi. Umumnya
pemberian serum dilakukan untuk pengobatan dan bukan pencegahan. Misalnya
seseorang yang digigit ular berbisa ditolong dengan menyuntikkan serum anti bisa
ular. Pemberian serum seperti ini disebut dengankekebalan pasif karena tubuh tidak
membentuk antibodi sendiri.
Semua langkah untuk membuat tubuh menjadi kebal (imun) baik dengan
vaksinasi maupun pemberian serum seperti di atas disebut dengan imunisasi.
Menurut Buku Ajar Imunisasi yang diterbitkan oleh pusat pendidikan dan pelatihan
tenaga kesehatan, jenis-jenis kekebalan terbagi menjadi kekebalan aktif dan
kekebalan pasif.
10
1. Kekebalan aktif
Kekebalan aktif merupakan perlindungan yang dihasilkan oleh sistem kekebalan
seseorang sendiri dan menetap seumur hidup. Kekebalan aktif terbagi menjadi 2
yaitu alamiah dan buatan.
a. Aktif alamiah yaitu didapatkan ketika seseorang menderita suatu penyakit.
b. Aktif buatan didapatkan dari pemberian vaksinasi.
2. Kekebalan pasif yaitu kekebalan atau perlindungan yang diperoleh dari luar tubuh
bukan dibuat oleh tubuh itu sendiri. Kekebalan pasif pun dibagi lagi menjadi 2 yaitu
kekebalan pasif alamiah dan buatan.
a. Pasif alamiah yaitu kekebalan yang didapatkan saat masih dalam kandungan
melalui plasenta yang didapat langsung dari ibu dan juga kekebalan yang
diperoleh dengan pemberian air susu pertama (colostrum).
b. Pasif buatan yaitu ketika disuntikkan antibodi yang diekstrak dari suatu individu
ke tubuh orang lain sebagai serum.
G. Jenis Imunisasi
Jenis imunisasi berdasarkan sifat penyelanggaraannya di Indonesia.
Rutin Balita
1. Imunisasi Wajib
Imunisasi Wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk
seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
11
bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu. Imunsasi
wajib terdiri atas imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus.
a. Imunisasi Rutin
Imunisasi rutin merupaka kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara
terus-menerus sesuai jadwal. Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan
imunisasi lanjutan. Berikut akan diuraikan macam vaksin imunisasi rutin
meliputi deskripsi, indikasi, cara pemberian dan dosis, kontraindikasi, efek
samping, serta penanganan efek samping.
1) Imunisasi Dasar
Vaksin BCG
Deskripsi:
Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang
mengandung Mycobacterium bovis hidup yang
dilemahkan (Bacillus Calmette Guerin), strain paris.
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis.
Vaksin DPT-HB-HIB
12
Deskripsi:
Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk pencegahan
terhadap difteri, tetanus, pertussis (batuk rejan), hepatitis
B, dan infeksi Haemophilus influenza tipe b secara
srimultan.
Vaksin Hepatitis
13
Deskripsi:
Vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan
bersifat non-infecious, berasal dari HBsAg.
14
Cara Pemberian dan Dosis:
Secara oral (melalui mulut), 1 dosis (dua tetes) sebanyak 4 kali (dosis) pemberian,
dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.
Kontra indikasi:
Pada individu yang menderita immune deficiency tidak ada efek berbahaya yang
timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit.
Efek Samping:
Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio oral. Setelah mendapat
vaksin polio oral bayi boleh makan minum seperti biasa. Apabila muntah dala 30
menit segera diberi dosis ulang.
Penanganan Efek Samping:
Orang tua tidak perlu melakukan tindakan apapun.
15
Alergi terhadap Streptomycin.
Efek Samping:
Reaksi lokal pada tempat penyuntikan: nyeri, kemerahan, indurasi, dan bengkak
bisa terjadi dalam waktu 48 jam setelah penyuntikan dan bisa bertahan selama
satu atau dua hari.
Penanganan Efek Samping:
Orang tua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak (ASI).
Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.
Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3-4 jam (maksimal 6
kali dalam 24 jam).
Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
Vaksin Campak
Deskripsi:
Vaksin virus hidup yang dilemahkan.
Indikasi:
Pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit
campak.
16
Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.
Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3-4 jam (maksimal 6
kali dalam 24 jam).
Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
Jika reaksi tersebut berat dan menetap bawa bayi ke dokter.
2) Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulang untuk
mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa
perlindungan. Imunisasi lanjutan diberikan kepada anak usia bawah tiga
tahun (Batita), anak usia SD, dan wanita usia subur.
Vaksin DT
Deskripsi:
Suspensi kolodial homogen bernyawa putih
susu mengandung toksoid tetanus dan
toksoid difteri murni yang terabsorpsi ke
dalam alumunium fosfat.
Indikasi:
Pemberian kekebalan stimultan terhadap
difteri dan tetanus pada anak-anak.
Cara Pemberian dan Dosis:
Secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis 0,5 ml. dianjurkan untuk
anak usia bawah 8 tahun.
Kontra indikasi:
Hipersensitif terhadap komponen dari vaksin.
Efek Samping:
Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat
sementara, dan kadang-kadang gejala demam.
Penanganan Efek Samping:
Orang tua dianjurkan untuk memberikan minum anak lebih banyak.
Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.
Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
17
Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3-4 jam (maksimal 6
kali dalam 24 jam).
Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
Vaksin Td
Deskripsi:
Suspensi kolodial homogen bernyawa putih
susu mengandung toksoid tetanus dan toksoid
difteri murni yang terabsorpsi ke dalam
alumunium fosfat.
Indikasi:
Imunisasi ulang terhadap tetanus dan difteri
pada individu mulai usia 7 tahun.
Cara Pemberian dan Dosis:
Dsuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian
0,5 ml.
Kontra indikasi:
Individu yang menderita reaksi berat terhadap dosis sebelumnya.
Efek Samping:
Pada uji klinis dilaporkan kasus nyeri pada lokasi penyuntikan (20-30%) serta
demam (4,7%).
Vaksin TT
Deskripsi:
Suspensi kolodial homogen bernyawa putih
susu dalam vial gelas, mengandung toksoid
tetanus murni, terabsorpsi ke dalam
alumunium fosfat.
Indikasi:
Perlindungan terhadap tetanus neonatrium
dapa wanita usia subur.
18
Cara Pemberian dan Dosis:
Secara intramuskular atau subkutan falam, dengan dosis 0,5 ml.
Kontra indikasi:
Gejala-gejala berat karena dosis TT sebelumnya.
Hipersensitif terhadap komponen vaksin.
Demam atau infeksi akut.
Efek Samping:
Jarang terjadi dan bersifat ringan seperti lemas dan kemerahan pada lokasi
suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam.
Penanganan Efek Samping:
Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
Anjurkan ibu minum lebih banyak.
b. Imunisasi Tambahan
Imunisasi tambahan diberikan kepada kelompok umur tertentu yang paling
beresiko terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu
tertentu. Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah Backlog
fighting, Crash program, PIN (Pekan Imunisasi Nasional), Sub-PIN, Catch up
Campaign campak dan Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak
Response Immunization/ORI)
c. Imunisasi Khusus
Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk
melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada penyakit tertentu.
Situasi tertentu antara lain persiapan keberangkatan calon Jemaah
haji/umrah, persiapan perjalanan menuju Negara endemis penyakit tertentu
dan kondisi kejadian luar biasa. Jenis imunisasi khusus, antara lain terdiri atas
Imunisasi Meningitis Meningokokus, Imunisasi Demam Kuning, dan Imunisasi
Anti-Rabies.
2. Imunisasi Pilihan
Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada
seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dari penyakit menular tertentu, yaitu vaksin MMR, Hib, Tifoid,
Varisela, Hepatitis A, Influenza, Pneumokokus, Rotavirus, Japanese Ensephalitis,
dan HPV
19
DAFTAR PUSTAKA
Hadianti, Nur Dian,dkk. (2014). Buku ajar imunisasi. Jakarta:Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Tenaga Kesehatan
20