Anda di halaman 1dari 3

Keempukan Daging: dipotong.

Faktor genetik akan me-


nentukan keempukan daging antar-
Apa dan Bagaimana Mendapatkan grade dan potongan daging sejenis.

Daging yang Empuk?


Umur Ternak

Keempukan daging dipengaruhi oleh penanganan ternak sebelum dan Umur ternak saat dipotong berpe-
sesudah ternak dipotong. Faktor-faktor tersebut meliputi genetik ngaruh terhadap keempukan da-
ternak, umur ternak, jenis daging dan lokasinya pada karkas, dan cara ging. Sapi yang dipotong pada umur
pengolahan. 9-30 bulan umumnya memiliki
daging yang empuk. Sapi betina
yang digunakan sebagai induk,

D aging mengandung zat gizi


yang dibutuhkan oleh tubuh.
Alasan mengonsumsi daging bera-
lasi listrik, cara pemasakan, pH,
bahan tambahan (enzim pengem-
puk), hormon, lemak intramuskuler,
dagingnya menjadi kurang empuk
saat umurnya tua. Keempukan
daging menurun sejalan dengan
gam, antara lain karena tradisi, nilai cara penyimpanan dan pengawet- bertambahnya umur ternak.
gizi tinggi, kesehatan, variasi, ber- an, serta jenis otot dan lokasinya
sifat mengenyangkan, dan prestise. pada karkas.
Umumnya, konsumen lebih menyu- Kualitas daging meliputi war- Pakan
kai daging yang mudah digigit dan na, keempukan dan tekstur, aroma
dikunyah menjadi potongan lebih (bau, rasa, dan jus daging), lemak Ternak yang digemukkan dengan
kecil serta adanya kesan rasa jus intramuskuler, susut masak, reten- pakan biji-bijian cenderung menca-
daging (juiceness). Tingkat keem- si cairan, dan pH. Kualitas organo- pai bobot potong lebih cepat di-
pukan potongan daging bervariasi leptik yang sangat penting dalam banding ternak yang mendapat
berdasarkan letak daging pada menilai tekstur daging masak pakan dari padang penggembalaan.
karkas. Karkas adalah tubuh ter- adalah keempukan (komponen uta- Dengan demikian, daging dari ter-
nak yang telah dipotong, dikuliti, ma, 64%) dan kebasahan (19%). nak yang diberi pakan biji-bijian
dikeluarkan isi perutnya, tanpa biasanya lebih empuk karena ter-
kepala dan kaki bagian bawah. nak dipotong pada umur lebih mu-
Faktor yang Memengaruhi da.
Keempukan Daging
Mengenal Daging dan Kualitasnya
Faktor paling penting yang me- Jenis Otot
Daging yang umum dikonsumsi mengaruhi keempukan daging ada-
adalah daging ternak ruminansia, lah genetik ternak, umur ternak, Keempukan daging bervariasi
seperti sapi, kerbau, dan kambing/ lokasi daging pada karkas, dan cara sesuai dengan jenis otot atau letak
domba. Setiap 100 g daging dapat pengolahan. daging pada karkas. Contoh, daging
memenuhi kebutuhan gizi orang de- sapi jenis has dalam lebih empuk
wasa tiap hari sekitar 10% kalori, dibanding daging sengkel karena
50% protein, 35% zat besi, dan Genetik Ternak adanya perbedaan jaringan ikat
25-60% vitamin B kompleks. Se- pada jenis daging tersebut. Has
cara umum, daging terdiri atas pro- Nilai heritabilitas keempukan da- dalam memiliki jaringan ikat yang
tein 18%, lemak 3,5%, bahan eks- ging sapi sekitar 45%, artinya lebih sedikit dibandingkan dengan
trak tanpa nitrogen 3,3%, air 75%, 45% keempukan daging sapi saat sengkel. Jumlah jaringan ikat ber-
dan glikogen dalam jumlah sedikit. dimasak ditentukan oleh faktor kaitan dengan fungsi otot pada
Protein daging tergolong lengkap, genetik atau tetua ternak yang ternak hidup. Sengkel terutama
mengandung asam amino esensial
dalam susunan yang seimbang
mendekati susunan asam amino Jenis potongan daging sapi berdasarkan lokasinya pada karkas: (1) punuk, (2)
yang diperlukan tubuh manusia. paha depan, (3) lemusir, (4) has luar, (5) has dalam, (6) penutup dan tanjung, (7)
Kualitas daging dipengaruhi pendasar dan gandik, (8) kelapa, (9) sengkel, (10) samcan, (11) iga, dan (12)
paha depan.
oleh penanganan ternak sebelum
dan sesudah pemotongan. Faktor
sebelum pemotongan ternak meli-
puti genetik, spesies, bangsa, tipe 1
3 4
ternak, jenis kelamin, umur, dan 5 6
pakan. Faktor setelah pemotongan
7
mencakup metode pelayuan, stimu- 2
11 8
10
12
9
1 4 9Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian
digunakan dalam pergerakan se- normal, karkas yang terlindungi puk daging. Kualitas getah sangat
hingga memiliki jaringan ikat lebih lemak sekitar rib eye kurang dari menentukan aktivitas enzim pro-
banyak. Sementara itu, has dalam 1,2 cm mungkin akan menurunkan teolitik, dan kualitas enzim bergan-
hanya mendukung fungsi ternak se- keempukan karena pendinginan tung pada bagian tanaman asal
hingga jaringan ikatnya lebih sedikit. singkat. Pelayuan karkas hasil pen- getah tersebut. Aktivitas enzim di-
dinginan singkat atau rigor cair pengaruhi oleh proses pembuatan,
dapat memengaruhi keempukan. umur, dan varietas pepaya. Papain
Penggantungan Karkas Agar daging lebih empuk, harus di- stabil pada pH larutan 5,0. Papain
hindari pendinginan singkat, 6-12 sangat aktif dan tahan terhadap
Penggantungan karkas memiliki jam pertama setelah ternak dipo- panas. Papain bekerja optimum pa-
efek yang berbeda terhadap setiap tong (mati). da suhu 50-60 oC dan pH 5-7, ser-
bagian daging dari karkas. Umum- ta aktivitas proteolitik antara 70-
nya karkas digantung di bagian kaki 1.000 unit/gram.
belakang. Penggantungan karkas Pelayuan Enzim bromelin dari nenas juga
pada bagian pelvis atau tulang ekor banyak digunakan untuk mengem-
akan mengubah tegangan pada Setelah rigor mortis selesai, daging pukkan daging. Enzim bromelin
beberapa otot. Cara ini akan me- sapi menjadi lebih empuk. Penyim- dapat menguraikan serat-serat da-
ningkatkan keempukan otot round, panan daging dalam alat pendingin ging sehingga menjadi lebih empuk.
tetapi akan berpengaruh terhadap dikenal dengan istilah pelayuan. Buah nenas yang belum matang
keempukan daging has. Peningkatan keempukan saat pela- mengandung bromelin lebih sedikit
yuan disebabkan oleh perubahan dibandingkan buah nenas matang
enzimatis dalam otot. Peningkatan yang masih segar. Kandungan
Stimulasi Listrik keempukan daging sapi berlanjut bromelin paling banyak terdapat
kira-kira 7-10 hari setelah ternak dalam bagian kulit.
Stimulasi listrik terhadap karkas dipotong pada penyimpanan suhu
sesaat setelah ternak dipotong sekitar 35°F. Pemanasan daging
sering digunakan pada industri pada suhu tinggi tidak akan meng- Marinasi dan Aplikasi Enzim
daging untuk meningkatkan keem- empukkan daging dan menyebab- Pengempuk
pukan. Karkas sapi dianjurkan di- kan off-flavor/kehilangan aroma.
stimulasi listrik tegangan tinggi Marinasi adalah cara meningkatkan
selama satu menit untuk mening- keempukan daging dengan menam-
katkan keempukan daging. Mekanis bahkan bahan perasa, seperti
garam atau kecap, asam (cuka,
Penggilingan merupakan cara yang jeruk lemon), dan enzim (papain,
Laju Pendinginan umum untuk meningkatkan keem- bromelin, fisin atau jahe). Penam-
pukan daging. Dengan penggilingan, bahan beberapa sendok makan
Segera setelah ternak dipotong, tekstur dan keempukan daging minyak zaitun akan melindungi
terjadi kontraksi dan pengerasan menjadi lebih seragam dibanding- permukaan daging dari udara dan
otot yang dikenal dengan rigor kan tanpa digiling. Pemotongan daging akan tetap segar dan
mortis. Otot menjadi sangat empuk bentuk kubus juga salah satu cara warnanya lebih cerah dalam waktu
saat ternak dipotong. Saat rigor agar daging lebih empuk. lebih lama. Dengan marinasi terjadi
mortis mulai, otot mengeras sampai pelunakan kolagen oleh garam, me-
rigor mortis selesai. Pada sapi, ningkatnya pertahanan air, hidro-
dibutuhkan 6-12 jam untuk terjadi- Kimiawi lisis serta pemecahan ikatan silang
nya rigor mortis. jaringan ikat oleh asam.
Karkas sebaiknya cepat di- Garam pada konsentrasi tertentu
dinginkan setelah pemotongan dapat meningkatkan keempukan
untuk mencegah penurunan kuali- daging. Enzim dari tanaman, seperti Pembekuan
tas. Jika karkas didinginkan seben- papain (dari pepaya), bromelin (dari
tar, hasilnya adalah pendinginan nenas), dan fisin (getah pohon daun Pembekuan kurang memengaruhi
singkat dan menyebabkan daging ara), baik berbentuk cair maupun keempukan daging. Bila daging
keras/alot. Pendinginan singkat bubuk, dapat digunakan untuk dibekukan secara cepat akan ter-
terjadi pada saat otot didinginkan mengempukkan daging. Kelemah- bentuk kristal es kecil, dan bila
kurang dari 60°F sebelum rigor an enzim ini adalah kadang-kadang daging dibekukan lambat/lama akan
mortis selesai. Jika karkas dibe- hanya bereaksi pada permukaan terbentuk kristal es besar. Terben-
kukan sebelum rigor mortis selesai, daging, selain berpengaruh negatif tuknya kristal es besar dapat meng-
hasilnya adalah rigor cair (thaw terhadap sifat daging. ganggu serat otot daging sehingga
rigor) dan daging menjadi keras/ Papain dari getah pepaya paling sangat sedikit meningkatkan keem-
alot. Pada kondisi pendinginan banyak digunakan sebagai pengem- pukan. Kristal es yang besar dapat

Volume 32 Nomor 4, 2010 15


menurunkan cairan daging selama tanpa lemak dipanaskan, protein keempukan daging. Yang sering
thawing (pencairan). Daging yang kontraktil mengeras dan cairan hi- digunakan adalah pengguntingan
kurang berair akan kurang empuk lang sehingga menurunkan keem- (shear force) dan kompresi (com-
jika dimasak. pukan daging. Potongan daging pression). Daya putus biasanya
yang empuk bila dimasak pada su- diukur menggunakan Warner-
hu rendah akan menjadi lebih em- Bratzler (WB). INSTRON digunakan
Thawing puk dibanding pemasakan pada su- untuk mengukur keempukan.
hu sedang, dan dengan pemasak- Penilaian kadar kolagen mem-
Daging beku yang sudah meng- an suhu sedang, daging lebih em- perlihatkan adanya hubungan an-
alami pencairan secara lambat da- puk dibanding pemasakan dengan tara kandungan kolagen otot dan
lam refrigerator umumnya lebih suhu tinggi. Oleh karena itu, suhu keempukan. Kadar kolagen dike-
empuk dibanding yang dimasak pemasakan perlu diperhatikan un- tahui dengan mengukur asam ami-
dalam kondisi beku. Pencairan se- tuk menghasilkan daging yang em- no hidroksiprolin. Pengukuran ting-
cara lambat mengurangi kekerasan puk. kat retikulasi kolagen ditentukan
dan jumlah cairan daging yang hi- oleh ikatan silang dari kelarutan ko-
lang. Pencairan menggunakan lagen dengan tegangan isometrik
microwave hendaknya dilakukan Pengukuran Keempukan Daging kolagen selama pemanasan. Ting-
dengan daya yang rendah. kat retikulasi kolagen berkaitan de-
Keempukan daging dapat diukur ngan umur, dan memengaruhi ting-
secara sensoris dengan dikunyah kat kekerasan daging (Sri Usmiati) .
Pemasakan maupun menggunakan alat atau
analisis di laboratorium. Pada peni-
Daging dengan jaringan ikat sedikit laian secara sensoris, keempukan Informasi lebih lanjut hubungi:
seperti has, dianjurkan dimasak de- daging diketahui melalui kemudah-
ngan pemanasan kering (goreng, an gigi masuk pada daging dan Balai Besar Penelitian dan
bakar, panggang, barbeque). Da- usaha yang dilakukan otot daerah Pengembangan Pascapanen
ging dengan jaringan ikat banyak geraham selama pengunyahan. Pe- Pertanian
seperti sengkel, dianjurkan dima- nilaian dilakukan oleh panelis ter- Jalan Tentara Pelajar No. 12A
sak secara lama dan lambat dengan latih. Bogor 16114
suhu rendah dan menggunakan se- Pengukuran keempukan secara Telepon : (0251) 8321762
dikit air. tidak langsung dapat menggunakan Faksimile : (0251) 8350920
Suhu pemasakan memengaruhi alat atau analisis kimia. Sejumlah E-mail : bb_pascapanen@
keempukan daging. Jika daging alat dikembangkan untuk menduga litbang.deptan.go.id

Sistem Integrasi Tanaman dengan Ternak


Integrasi tanaman pangan dengan ternak sudah dipraktekkan petani sejak lama dan bertahan hingga kini.
Sistem ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari usaha tani tanaman pangan. Di Indonesia dikenal lima
tipe sistem usaha tani. Selain menguntungkan, sistem usaha tani ada pula kerugiannya sehingga penerapannya
perlu pendampingan penyuluh dan/atau peneliti.

I ntegrasi tanaman dengan ternak,


khususnya antara tanaman pa-
ngan dan ternak, secara tradisional
sisi lain dari integrasi tanaman dan
ternak, yaitu sistem produksi ta-
naman dengan pola tanam yang
nis ternak yang dipelihara umumnya
sama, yaitu sapi, kerbau, kambing,
domba, babi, ayam, dan itik (Tabel 1).
sudah diterapkan petani sejak lama bervariasi dan syaratnya agar sis- SUT sangat bergantung pada
dan masih bertahan hingga kini. tem integrasi dapat mendukung kondisi agroekosistem (lahan dan
Sistem integrasi ini diterapkan un- produktivitas ternak dan tanaman. iklim), harga produk, teknologi, dan
tuk menopang perekonomian pe- sosial ekonomi masyarakat. Juga
tani kecil di pedesaan. Hubungan sangat ditentukan oleh kepadatan
timbal-balik dalam pemanfaatan SUT di Indonesia penduduk dan ternak. Di negara
hasil ikutan dan limbah tanaman berkembang, ada empat SUT yang
untuk pakan, dan kotoran ternak Sistem usaha tani (SUT) tradisional melibatkan tanaman dan ternak,
untuk pupuk, sudah diketahui dan yang berkembang di Indonesia pada yaitu expansion agriculture
sering dibahas. Oleh karena itu, dasarnya mirip dengan yang ada di (EXPAGR), low external input agri-
dalam artikel ini akan dikemukakan negara-negara di Asia Tenggara. Je- culture (LEIA), high external input

1 6 Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Anda mungkin juga menyukai