Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN HIDROSEFALUS


DI RUANG NEONATUS RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Disusun oleh :
NANIK WIDYASTUTI
Nim.131923143003

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
FORMAT PENGKAJIAN NENONATUS

Identitas Bayi: Identitas Orang Tua:


Nama Bayi : By. TZ Nama Ayah : Tn. AB
Jenis Kelamin : Perempuan Nama Ibu : Ny. OS
Tanggal lahir : 27 Mei 2020 Pekerjaan Ayah/Ibu : Swasta
Anak ke :I Pendidikan Ayah/Ibu : SMK
Umur : 23 hari Agama : Islam
BB/PB : 3800 gram Suku/Bangsa : Jawa
Apgar Score : 9 (langsung menangis) Alamat : Sidoarjo

RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama : ibu px mengatakan kepala anaknya membesar perlahan-lahan
Lama Keluhan : ibu px mengatakan kepala anaknya membesar mulai sejak
lahir
Akibat timbulnya keluhan : px tidak mengalami batuk, kejang, batuk, pilek. Px tidak
rewel.
Faktor yang memperberat : -

2. Riwayat Kesehatan lalu :


By. TZ sudah dirawat selama seminggu di RS T, tetapi tidak ada perbaikan kemudian by
TZ
dirujuk ke RS AN. Pada saat hamil, Ibu OS memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas
sebanyak 6 kali. Riwayat sakit pada saat hamil disangkal. Bayi TZ lahir secara SC,cukup
bulan dan langsung menangis. Berat badan lahir 4 kg, sedangkan panjang badan dan
lingkar
kepala tidak diketahui. Gerakan ekstremitas baik.

PENGKAJIAN FISIK NEONATUS


Instruksi : Beri tanda cek (√) pada istilah yang tepat/sesuai dengan data-data dibawah ini.
Gambarkan semua temua abnormal secara objektif, gunakan kolom data
tambahan bila perlu.

1. Reflek
Moro ( √ ) Menggenggam ( √ ) Menghisap ( √ ) Startle
(√)
Tonik leher (-) Neck-righting ( - ) Reflek Gallant ( - )

2. Tonus Aktifitas
a. Aktif ( √ ) Tenang ( √ ) Letargi ( -) Kejang (-)
b. Menangis keras ( √ ) Lemah ( - ) Melengking ( - )
Sulit menangis ( - )

3. Kepala/Leher
a. Fontanel Anterior : Lunak ( - ) Tegas ( √ )
Datar ( - ) Menonjol ( √ ) Cekung ( - )

b. Sutura Sagitalis : Tepat ( - ) Terpisah ( √ ) Menjauh ( √ )

c. Gambaran Wajah : Simetris ( - ) Asimetris ( √ )


d. Molding : Caput sucedanum ( - ) Cephalohematoma ( -)

4. Mata:
a. Simetris ( - ) Tidak simetris ( √ )
b. Sekresi : Ada ( - ) Tidak ada ( √ )
c. Purulen : Ada ( - ) Tidak ada ( √ )
d. Jaundice: ada (- ) tidak ada ( √ )
e. Sklera : Putih bersih ( √ ) Jundice ( - ) Kemerahan ( - )
f. Konjunctiva : Merah muda ( √ ) Anemis ( - ) Hiperemi ( - )
g: Gerakan bola mata : Normal ( - ) Tidak normal ( √ )

5. THT
a. Telinga Normal ( √ ) Abnormal ( - )
Bentuk/posisi : normal
Sekresi/cairan : Ada/tidak ada

b. Hidung
Bentuk : Normal ( √ ) tidak normal ( - )
Simetris : normal
Cuping Hidung: normal
Septum: normal
Sekresi: tidak ada

6. Abdomen
a. Lunak ( √ ) Tegas ( - ) Datar ( √ ) Kembung ( - )
b. Auskultasi Abdomen : tymphani hiperthimpani
c. Bising Usus : Tidak terdengar Ada : 6 x/menit
d. Perkusi Abdomen : Sonor. Pekak
e. Tali pusat :Arteri: 2 buah Vena: 1 buah
Normal Layu lain-lain: -
Lingkar perut: 29,5 cm

7. Toraks
a. Simetris ( √ ) Asmetris ( - )
b. Retraksi: Ada ( - ) Tidak Ada ( √ )
c. Kalvikula: Normal ( √ ) Abnormal ( - )

8. Paru-paru
a. Suara nafas Dextra & Sinistra : Sama ( √ ) Tidak sama ( - )
b. Bunyi nafas di semua lapang paru : Terdengar ( √ )
Tidak terdengar ( )
Menurun ( )
c. Suara nafas : Bersih ( √ ) Ronchi ( - ) Rales ( - )
Sekresi ( )
d. Respirasi : Spontan ( √ )
Alat Bantu : tidak ada

9. Jantung
a. Bunyi : Normal Sinus Rhythm (NSR) ( √ ) Frekuensi: 50 x/menit
b. Murmur ( - ) Gallop ( - )
c. Waktu pengisian kapiler : < 3 detik
10. Ekstremitas
a. Gerakan Bebas ( √ ) ROM terbatas ( ) Tidak terkaji ( )
b. Ekstremitas Atas : Normal ( √ ) Abnormal (- ), sebutkan:........
c. Ekstremitas Bawah : Normal ( √ ) Abnormal (- ), sebutkan:........
d. Panggul : Normal ( √ ) Abnormal (- ), sebutkan:........
e.
Nadi perifer Keras Lemah Tidak ada
Brakial kanan √
Brakial kiri √
Femoral kanan √
Femoral Kiri √

11. Umbilikus
Normal (√ ) Abnormal (- )
Inflamasi (- ) Drainase ( -)
Jumlah pembuluh darah: 2 arteri 1 vena

12. Genital
Perempuan normal ( √ ) Laki-laki normal ( ) Abnormal ( )

13. Anus : Paten ( √ ) Imperforata ( -)

14. Spina : Normal ( √ ) Abnormal ( - )

15. Kulit
a. Warna: pink ( √ ) Pucat ( - ) Jaundice ( - )
Sianosis pada Kuku ( - ) Sirkumoral ( - )
Periorbital ( - ) Seluruh tubuh ( - )
b. Kemerahan (rash) (- )
c. Tanda lahir: tidak ada
16. Suhu
a. Lingkungan
Penghangat radian (- ) Pengaturan Suhu ( - )
Inkubator (- ) Suhu Ruang ( - ) Boks Terbuka ( - )
b. Suhu kulit: .hangat 37,3°C
DATA IBU
Nama Ibu : Ny.OS Nama Ayah : Tn. AB
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Alamat : Sidoarjo

RIWAYAT PRANATAL (ANC)


 Jumlah Kunjungan : 6x kunjungan ke puskesmas
 Bidan/Dokter : bidan
 Pend-Kes yang didapat : makan makanan yg sehat dan bergizi
 HPHT :
 Kenaikan BB selama Hamil : 12 kg
 Komplikasi kehamilan : tidak ada
 Komplikasi obat : tidakada
 Obat-obatan yang didapat : vitamin osvit 1x/hr
 Pengobatan yang didapat : tidak ada
 Riwayat hospitalisasi : tidak ada
 Golongan darah Ibu hamil :O
 Kehamilan direncanakan/tidak : tidak

RIWAYAT PERSALINAN (INTRA NATAL)

 Awal persalinan :-
 Lama persalinan : 15 menit (operasi SC)
 Komplikasi persalinan : kepala bayi yg besar
 Terapi yang diberikan - jenis dan jumlah: antibiotik (cefotaxim 1 gr), analgetik
pct drip 500 mg, infus RL 21 tpm
- lama pemberian: 5 hari

 Lama antara ruptur vagina saat partus :-


 Jumlah cairan ketuban : ± 500 cc
 Anestesi yang diberikan : anestesi lokal
 Ada/tidak mekonium : ada

CATATAN MONITORING FETUS

 Indikasi dilakukan monitoring : kepala membesar


 Monitoring internal/eksternal : ukuran kepala / status umum bayi
 Pola FHR (Fetal Hearth Rate) : reguler 120 x/mnt
 Analisa Gas Darah : normal

RIWAYAT KELAHIRAN

 Lama kala II :-
 Cara melahirkan : Pervaginam ( - )
Bantuan forceps/vacum extrasi ( - )
Caesar (√ )
 Tempat melahirkan : Rumah bersalin/RS ( √ ) Rumah ( - ) Tempat lain ( - )
 Anestesi yang didapat : anestesi lokal
 Obat-obatan : antibiotik (cefotaxim 1 gr), analgetik pct drip 500 mg, infus
RL
21 tpm
 Pola FHR (Fetal Hearth Rate) Kala II : 120 x/mnt
 Presentasi : distosi Bahu ( - ) compoun ( √ )

RIWAYAT POST NATAL


 Usaha nafas dengan bantuan ( - ) Tanpa bantuan ( √ )
 Apgar score menit pertama ( √) menit kelima ( - )
 Kebutuhan resusitasi : penghisap lendir
 Adanya trauma lahir (- )
 Adanya narkosis (- )
 Keluarnya urin ( √) BAB ( √ )
 Respon fisiologis atau perilaku yang bermakana : langsung menangis pada menit
pertama kelahiran
 Prosedur yang dilakukan
Aspirasi gaster (√)
Suksion trakea ( √ )
Lain-lain ( -)
RIWAYAT SOSIAL
 Strukstur Keluarga (Genogram)

 Budaya
Suku : jawa
Agama : islam
Bahasa : indonesia dan jawa
 Perencanaan makanan bayi : ASI eksklusif, MPASI dan ASI sampai 2 tahun
 Problem sosial yang penting : tidak ada
Kurang sistem pendukung sosial ( -)
Perbedaan bahasa (- )
Riwayat penyalahgunaan zat adiktif ( -)
Lingkungan rumah yang kurang memadai (- )
Keuangan ( √ ) cukup
Lain-lain ( )
 Hubungan orang tua dan bayi :
IBU TINGKAH LAKU AYAH
+ Menyentuh +
+ Memeluk +
+ Berbicara +
+ Berkunjung +
+ Memanggil nama +
+ Kontak mata +

Penerimaan ibu terhadap kehadiran bayinya : senang


Penerimaan suami dan keluarga terhadap kehadiran bayi : senang
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : sangat dekat
Keluarga yang masih tinggal serumah : Mertua

 Orang terdekat yang dapat dihubungi : orang tua


 Orang tua berespon terhadap penyakit : Ya ( √ ) Tidak ( - )
Respon : cemas dengan kondisi anaknya

 Orang tua berespon terhadap hospitalisasi : Ya ( √ ) Tidak ( - )


Respon : baik dan kooperatif

 Anak Lain :
Jenis Kelamin Anak Riwayat Persalinan Riwayat Imunisasi
-

RIWAYAT NUTRISI
ASI : Ya Tidak
Colostrums : Ya Tidak, alasan……………
PASI : Ya Tidak
Alasan : px masih minum asi eksklusif
Jenis : -

RIWAYAT ELEMINASI
Miksi : Belum Sudah: 1 x/24 jam
Mekonium : Belum Sudah: 1x/24 jam
Konsistensi : lunak
Warna : hijau

DATA TAMBAHAN
 Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Penunjang pada 17 mei 2020


Hgb 12,3 [g/dl] L 13.3-16.6
P 11.0-14.7
RBC 3.92 [10^6/uL] 3.69-5.46
HCT 36.2 [%] L 41.3-52.1
P 35.2 – 46.7
PLT 155 [10^3/uL] 150-450
WBC 8.28 [10^3/uL] 3.37-10
Total bilirubin 4 [mg/dL ] <5
Bilirubin direk 0,9 [mg/dL] 0.3-1.9
Albumin 3.7 [g/L] 3,7-5,2
Natrium 138 [mmol/L] 135-145
Kalium 5,6 [mmol/L] 3,5-5,0
Klorida 98 [mmol/L] 94-111
Kalsium 9.8 [mg/dL] 8,8-10,4
PPT 11,6 detik 8-12
APTT: 34,7 detik
CRP 24,5
SGOT: 33 U/L (L=0-50)
SGPT: 20,0 U/L
BUN: 11,0 mg/dl
Kreatinin serum: 0,28 mmol/l
Hasil pemeriksaan radiologi :
CT Scan menunjukkan hasil adanya stenosis aquaduktus sylvii serta pelebaran dari
ventrikel lateralis dan ventrikel III, penumpukan css.

 Terapi

Injeksi metamizole 7,5 mg/12jam 07.00 / 19.00


Injeksi ceftriaxone 200 mg/12 jam 18.00 / 06.00
Cairan IVFD
KaEn IB 500 ml/24 jam.

Surabaya, 17 Mei 2020


Ners
(Nanik Widyastuti)

Ringkasan Kasus :
1. Identitas Bayi:
Nama Bayi : By. TZ
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 27 Mei 2020
Anak ke :I
Umur : 23 hari
BB/PB : 3800 gram
Apgar Score : 9 (langsung menangis)

2. Anamnesis dan pemeriksaan fisik:

Bayi TZ, perempuan, usia 23 hari. Dengan diagnose medis hidrocefalus non
communicant. BB lahir 4 kg. Kesadaran CM, suhu 37,3°C. kepala besar sejak lahir
dan tambah membesar secara perlahan-lahan. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan
pemeriksaan reflek fisiologi normal. Fontanel anterior menonjol, dan teraba tegang,
kepala bagian posterior nampak sutura sagitalis blm bersatu.gambaran wajah
asimetris. Gerakan bola mata tdk normal. Gerakan ekstremitas bebas. Px tdk ada
demam, kejang, batuk maupun pilek. Tidak ada riwayat sakit saat kehamilan. Ibu
mengatakan bingung terhadap kondisi bayinya dan banyak bertanya pertanyaan
yang berulang ulang tentang anaknya.

3. Pemeriksaan penunjang:

Pemeriksaan Penunjang pada 17 mei 2020 :

Hgb 12,3 [g/dl] L 13.3-16.6


P 11.0-14.7
RBC 3.92 [10^6/uL] 3.69-5.46
HCT 36.2 [%] L 41.3-52.1
P 35.2 – 46.7
PLT 155 [10^3/uL] 150-450
WBC 8.28 [10^3/uL] 3.37-10
Total bilirubin 4 [mg/dL ] <5
Bilirubin direk 0,9 [mg/dL] 0.3-1.9
Albumin 3.7 [g/L] 3,7-5,2
Natrium 138 [mmol/L] 135-145
Kalium 5,6 [mmol/L] 3,5-5,0
Klorida 98 [mmol/L] 94-111
Kalsium 9.8 [mg/dL] 8,8-10,4
PPT 11,6 detik 8-12
APTT: 34,7 detik
CRP 24,5
SGOT: 33 U/L (L=0-50)
SGPT: 20,0 U/L
BUN: 11,0 mg/dl
Kreatinin serum: 0,28 mmol/l
Hasil pemeriksaan radiologi :
CT Scan menunjukkan hasil adanya stenosis aquaduktus sylvii serta pelebaran dari
ventrikel lateralis dan ventrikel III, penumpukan css.

4. Terapi:

Injeksi metamizole 7,5 mg/12jam 07.00 / 19.00


Injeksi ceftriaxone 200 mg/12 jam 18.00 / 06.00
Cairan IVFD
KaEn IB 500 ml/24 jam.
ANALISA DATA

TANGGAL DATA ETIOLOGI MASALAH

17 mei 2020 DS : Hidrocefalus Penurunan Kapasita


- ibu mengatakan Adaptif intracranial
Kepala anaknya Obstruksi aliran CSS (D.0066)
membesar
DO:
- Lingkar kepala
Peningkatan
membesar
TIK
- Terdapat tanda
tanda hidrocefalus
yang lengkap Menekan organ
(sunset eye,doll sekitar otak
eyes, caraked pot
sign,fontanel Penurunan kapasitas
membesar tegang) adaptif intracarnial
- Hasil CT Scan:
adanya stenosis
aquaduktus sylvii
serta pelebaran
dari ventrikel
lateralis dan
ventrikel III,
penumpukan css

17 mei 2020 DS: Kepala tambah Ansietas


- Ibu mengatakan membesar (D.0080)
cemas akan
kondisi penyakit
anaknya Perawatan di RS
DO:

- Ibu tampak tegang Dampak


dan cemas Hospitalisasi
- Sering bertanya
tentang kondisi
anaknya Orang Tua
Ansietas

17 mei 2020 DS: -


Obstruksi aliran CSS Resiko gangguan
DO : perkembangan
- Lingkar kepala 50 cm Akumulasi (D.0107)
- Fontenal membesar cairan CSS
dan tegang Ventrikel
- Sunset eyes dilatasi dan
- Caracked pot sign menekan organ
yang terdapat
dalam otak

Pembesaran kepala
dan terjadi desakan
pada sistim saraf
pusat

Resiko gangguan
perkembangan

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial berhubungan dengan obstruksi


aliran cairan serebrospinalis ( Hidrocefalus) (D.0066)
2. Ansietas b.d krisis situasional (perubahan status kesehatan anak) (D.0080)
3. Resiko gangguan perkembangan berhubungan dengan Pembesaran kepala dan
terjadi desakan pada sistim saraf pusat (D.0107)
RENCANA INTERVENSI

DIAGNOSIS
HARI/
WAKTU KEPERAWATAN INTERVENSI
TANGGAL
(Tujuan, Kriteria Hasil)

17 mei 2020 10.00 Penurunan Kapasitas Adaptif Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
Intrakranial berhubungan (I.06194)
denga obstruksi aliran cairan Obrsevasi
serebrospinalis ( Hidrocefalus) 1. Identifikasi penyebab peningkatan TIK
(D.0066) (mis : lesi,gangguan metabolisme,edema serebral)
2. Monitor/gejala peningkatan TIK
Tujuan : (mis : tekanan darah meningat,tekanan nadi
Setelah dilakukan melebar,bradikardia,pola napas Ireguler,
intervensi keperawatan kesadaran menurun)
diharapkan Kapasitas 3. Monitor CVP
adaptif intrakarnial 4. Monitor cairan serebro-spinalis
meningkat (L.06049) (mis,warna,konsistensi)
Tarapeutik
Kriteria hasil : 1. Minimalkan stimulus dengan menyediakan
1. Anak tidak gelisah lingkungan yang tenang
atau rewel 2. Pertahankan suhu
2. Tekanan intrakarnial tubuh normal
membaik 3. cegah terjadinya
3. Respon pupil kejang
membaik Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan,
jika perlu
2. Kolaborasi pemberian deuretik osmosis, jika
perlu
3. Kolaborasi pemasangan VP shunt, jika perlu
Pemantauan Tekanan Intrakranial (I.06198)
Observasi
1. Monitor ireguleritas irama napas
2. Monitor penurunan tingkat kesadaran
3. Monitor perlambatan atau ketidaksemitrisan
respon pupil
4. Monitor tekanan perfusi serebral
5. Monitor jumlah,kecepatan dan karakteristik
drainase cairan serebrospinal
6. Monitor efek stimulus lingkungan
terhadap TIK
Terapeutik
1. Ambil sampel drainase cairan serebrospinal
2. Pertahankan sterilitas system pemantauan
3. Pertahankan posisi kepala dan leher netral
4. Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
5. Dokumentasikan hasil
pemantauan

Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantuan kepada
keluarga
2. Informasikan hasil pemantauan,jika perlu

17 mei 2020 11.00 Ansietas b.d krisis Reduksi ansietas (I.09314)


situasional (D.0080) Observasi
1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Tujuan : (mis. Kondisi, waktu, stresor)
Setelah dilakukan 2. Identifikasi kemampuan orang tua mengambil
intervensi keperawatan keputusan
selama 30 menit 3. Monitor tanda-
diharapkan tingkat tanda ansietas
ansietas menurun Terapeutik
1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
(L.09093)
kepercayaan
2. Temani pasien dan keluarga untuk mengurangi
Kriteria hasil : kecemasan, jika memungkinkan
1.Verbalisasi khawatir akibat 3. Pahami situasi yang membuat ansietas orang tua
kondisi yang dihadapi anak 4. Dengarkan dengan penuh perhatian
menurun ( keluarga bisa 5. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
bersabar terhadap penyakit 6. Diskusikan perencanaan yang realistis tentang
yang dialami anaknya) perawatan dan pengobatan kedepan
2. Perilaku gelisah menurun Edukasi
( keluarga tampak tenang) 1. Jelaskan prosedur yang sedang dilakukan kepada ora
3. Perasaan keberdayaan 2. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pen
membaik 3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
4. Pola tidur membaik ( 4. Latih teknik relaksasi
keluarga dapat tidur 6-8
jam/hari)

17 mei 2020 12.00 Resiko gangguan Perawatan Perkembangan (I. 10339)


perkembangan Observasi
berhubungan dengan 1. Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
Pembesaran kepala dan 2. Identifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang
terjadi desakan pada ditunjukkan anak
sistim saraf pusat Terapeutik
(D.0107) 1. Berikan sentuhan yang bersifat gentle dan tidak
ragu-ragu
Tujuan : 2. Sediakan aktivitas yang memotivasi bayi sesuai
- Setelah dilakukan tahap perkembangan
intervensi
keperawatan status
perkembangan Edukasi
membaik (L.10101) 1. Jelaskan pada orang tua atau pengasuh tentang
milestone perkembangan anak dan perilaku anak
2. Anjurkan orang tua menggendong bayinya
3. Ajarkan orang tua berinteraksi
Kriteria hasil : dengan anaknya
1. Ketrampilan /
perilaku sesuai usia Kolaborasi
meningkat 1. Rujuk untuk konseling jika perlu
2. Kontak mata
meningkat
3. Pola tidur membaik
PEMBAHASAN

Pengkajian dilaksanakan pada hari senin, 17 Mei 2020 pukul 10.00 hari rawat ke-3.

Pasien dengan identitas By. TZ MRS pada 14 Mei 2020 dengan usia saat ini adalah 23 Hari,

beralamatkan Sidoarjo, dengan berat badan lahir 4.000 gram, pasien merupakan rujukan dari

RS T ke RS. AN. Selama dalam perawatan, pasien terpasang IVFD KaEn IB 500ml/24 jam di

ruang Neonatus RSUD DR. Soetomo dan By. TZ direncanakan pemasangan VP shunt,

diagnosa medik saat ini Hidrosefalus non komunikan. Menurut Darto Suharso (2009)

hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan

serebrospinal, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun ganggua absorbsi

dengan atau pernah disertai tekanan intra kranial yang meninggi sehingga terjadi pelebaran

ruangan-ruangan tempat aliran cairan serebrospinal. Di Indonesia kasus hidrosefalus

mencapai kurang lebih 2 kasus dalam 1000 kelahiran. Hidrosefalus dibagi dalam 2 kategori

yaitu komunikan dan non komunikan. Untuk mengetahui apakah hidrosefalus komunikan

atau hidrosefalus non komunikan dapat diketahui dengan melakukan pembesaran ventrikel di

CT Scan. Penanganan untuk hidrosefalus yang paling efektif adalah dengan pemasangan

pirau ventrikuloperitoneal (Ilmu et al., 2019). Terapi medikamentosa tidak efektif untuk

pengobatan jangka panjang karena dapat menimbulkan gangguan metabolik. Terapi

pembedahan yang paling efektif adalah pemasangan shunt, yang bertujuan untuk

mengalihkan cairan serebrospinal dari sistem syaraf pusat ke bagian ubuh yang lain agar

dapat diabsorbsi oleh sistem peredaran darah (dewi raatna sari, 2012).

Pada saat pengkajian pada bayi TZ didapati hasil pemeriksaan fisik menunjukkan suhu

tubuh 37,3oC, pemeriksaan reflek fisiologi normal. Fontanel anterior menonjol, dan teraba

tegang, gambaran wajah asimetris, kepala bagian posterior nampak sutura belum menyatu.
Gerakan ekstremitas bebas. Alasan utama bayi TZ dibawa ke rumah sakit karena kepala yang

membesar. hal ini juga serupa dengan penelitan oleh olivia (2018) tentang “Karakteristik

Penderita Hydrocephalus Kongenital Rawat Inap Di Rsup H. Adam Malik Medan Tahun

2014-2017” bahwa dari seluruh penderita hidrosefalus obstruktif, alasan membawa ke rumah

sakit yang paling banyak ialah kepala membesar yaitu 52 %.

Berdasarkan penelitian fakultas kedokteran universitas airlangga (2012) menjelaskan

bahwa patofisiologi dari hidrosefalus adalah akibat produksi cairan serebrispinal yang

berlebihan, penurunan absorbsi cairan serebrospinal, gangguan aliran serebrospinal,

peningkatan sekresi aliran cairan serebrospinal dan peningkatan tekanan sinus vena.

Konsekuensi dari lima hal tersebut adalah peningkatan tekanan intra kranial dan dilatasi

ventrikel untuk mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorbsi. Menurut pendapat

Ropper (2005) penyebab penyumbatan aliran css yang sering terjadi pada bayi dan anak

adalah kelainan bawaan, infeksi, neoplasma dan perdarahan. Penyebab terbanyak pada

kelainan bawaan adalah karena adanya stenosis akuaductus syilvius yaitu sekitar 60-90 %.

Menurut penelitian Edikta (2009), berdasarkan gejalanya hidrosefalus dibedakan menjadi

hidrosefalus simptomatik dan hidrosefalus asimptomatik. Hidrsefalus simptomatik ditandai

dengan adanya gejala nyeri kepala, mual, muntah,kejang, penurunankeadaran dan adanya

pembesaran kepala pada bayi. Hidrosefalus asimptomatik ditandai dengan gejala dimensia,

gangguan gait dan inkontinensia urin . Dari pengkajian pada By. TZ dapat diketahui bahwa

hidosefalus yg dialami By. TZ adalah hidrosefalus non komunikan yang simptomatik yaitu

dengan adanya pembesaran kepala. Beberapa masalah yang bisa muncul pada By. TZ adalah

adanya penurunan kapasitas adaptif intrakranial karena adanya obstruksi aliran css, gangguan

perkembangan karena adanya pembesaran kepala dan ansietas (orang tua) karena kondisi

yang dialami anaknya.


KESIMPULAN :

Hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya

cairan serebrospinal, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun ganggua

absorbsi dengan atau pernah disertai tekanan intra kranial yang meninggi sehingga terjadi

pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran cairan serebrospinal. Di Indonesia kasus

hidrosefalus mencapai kurang lebih 2 kasus dalam 1000 kelahiran. . Anak dengan

hidrosefalus memerlukan perawatan khusus dan benar karena pada anak yang mengalami

hidrosefalus menimbulkan beberapa masalah baik secara fisik maupun psikis. Perawatan

kepada anak terutama neonatus diberikan secara komprehensif di rumah sakit. Tindakan

keperawatan yang dilakukan kepada anak mencakup tindakan pemasangan infus, pemberian

obat antibiotik, dan pemberian obat diuresis maupun analgetik jika perlu. Dan tindakan

pembedahan yang paling efektif yaitu dengan pemasangan shunt. Masalah keperawatan yang

dapat muncul pada pasien hidrosefalus adalah penurunan kapasitas adaptif intrakranial,

ganggua perkembangan dan ansietas orang tua. Masalah keperawatan yang ditemukan

disesuaikan dengan intervensi yang akan diterapkan sehingga masalah keperawatan bisa

teratasi dengan baik.

SARAN :
Saran untuk bidang keilmuan agar dapat memperkaya teori mengenai asuhan

keperawatan pada klien dengan hidrosefalus sehingga dapat dijadikan referensi bagi

pemberian asuhan keperawatan pada klien hidrosefalus.

Diharapkan orang tua untuk memperhatikan kesehatan anak dan tumbuh kembangnya

sehingga masalah kesehatan yang terjadi dapat diminimalisir dan segera diobati, juga dengan

memperhatikan kesehatan lingkungan sekitar agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan

yang ada.

Anda mungkin juga menyukai