Disusun oleh :
NANIK WIDYASTUTI
Nim.131923143003
RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama : ibu px mengatakan kepala anaknya membesar perlahan-lahan
Lama Keluhan : ibu px mengatakan kepala anaknya membesar mulai sejak
lahir
Akibat timbulnya keluhan : px tidak mengalami batuk, kejang, batuk, pilek. Px tidak
rewel.
Faktor yang memperberat : -
1. Reflek
Moro ( √ ) Menggenggam ( √ ) Menghisap ( √ ) Startle
(√)
Tonik leher (-) Neck-righting ( - ) Reflek Gallant ( - )
2. Tonus Aktifitas
a. Aktif ( √ ) Tenang ( √ ) Letargi ( -) Kejang (-)
b. Menangis keras ( √ ) Lemah ( - ) Melengking ( - )
Sulit menangis ( - )
3. Kepala/Leher
a. Fontanel Anterior : Lunak ( - ) Tegas ( √ )
Datar ( - ) Menonjol ( √ ) Cekung ( - )
4. Mata:
a. Simetris ( - ) Tidak simetris ( √ )
b. Sekresi : Ada ( - ) Tidak ada ( √ )
c. Purulen : Ada ( - ) Tidak ada ( √ )
d. Jaundice: ada (- ) tidak ada ( √ )
e. Sklera : Putih bersih ( √ ) Jundice ( - ) Kemerahan ( - )
f. Konjunctiva : Merah muda ( √ ) Anemis ( - ) Hiperemi ( - )
g: Gerakan bola mata : Normal ( - ) Tidak normal ( √ )
5. THT
a. Telinga Normal ( √ ) Abnormal ( - )
Bentuk/posisi : normal
Sekresi/cairan : Ada/tidak ada
b. Hidung
Bentuk : Normal ( √ ) tidak normal ( - )
Simetris : normal
Cuping Hidung: normal
Septum: normal
Sekresi: tidak ada
6. Abdomen
a. Lunak ( √ ) Tegas ( - ) Datar ( √ ) Kembung ( - )
b. Auskultasi Abdomen : tymphani hiperthimpani
c. Bising Usus : Tidak terdengar Ada : 6 x/menit
d. Perkusi Abdomen : Sonor. Pekak
e. Tali pusat :Arteri: 2 buah Vena: 1 buah
Normal Layu lain-lain: -
Lingkar perut: 29,5 cm
7. Toraks
a. Simetris ( √ ) Asmetris ( - )
b. Retraksi: Ada ( - ) Tidak Ada ( √ )
c. Kalvikula: Normal ( √ ) Abnormal ( - )
8. Paru-paru
a. Suara nafas Dextra & Sinistra : Sama ( √ ) Tidak sama ( - )
b. Bunyi nafas di semua lapang paru : Terdengar ( √ )
Tidak terdengar ( )
Menurun ( )
c. Suara nafas : Bersih ( √ ) Ronchi ( - ) Rales ( - )
Sekresi ( )
d. Respirasi : Spontan ( √ )
Alat Bantu : tidak ada
9. Jantung
a. Bunyi : Normal Sinus Rhythm (NSR) ( √ ) Frekuensi: 50 x/menit
b. Murmur ( - ) Gallop ( - )
c. Waktu pengisian kapiler : < 3 detik
10. Ekstremitas
a. Gerakan Bebas ( √ ) ROM terbatas ( ) Tidak terkaji ( )
b. Ekstremitas Atas : Normal ( √ ) Abnormal (- ), sebutkan:........
c. Ekstremitas Bawah : Normal ( √ ) Abnormal (- ), sebutkan:........
d. Panggul : Normal ( √ ) Abnormal (- ), sebutkan:........
e.
Nadi perifer Keras Lemah Tidak ada
Brakial kanan √
Brakial kiri √
Femoral kanan √
Femoral Kiri √
11. Umbilikus
Normal (√ ) Abnormal (- )
Inflamasi (- ) Drainase ( -)
Jumlah pembuluh darah: 2 arteri 1 vena
12. Genital
Perempuan normal ( √ ) Laki-laki normal ( ) Abnormal ( )
15. Kulit
a. Warna: pink ( √ ) Pucat ( - ) Jaundice ( - )
Sianosis pada Kuku ( - ) Sirkumoral ( - )
Periorbital ( - ) Seluruh tubuh ( - )
b. Kemerahan (rash) (- )
c. Tanda lahir: tidak ada
16. Suhu
a. Lingkungan
Penghangat radian (- ) Pengaturan Suhu ( - )
Inkubator (- ) Suhu Ruang ( - ) Boks Terbuka ( - )
b. Suhu kulit: .hangat 37,3°C
DATA IBU
Nama Ibu : Ny.OS Nama Ayah : Tn. AB
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Alamat : Sidoarjo
Awal persalinan :-
Lama persalinan : 15 menit (operasi SC)
Komplikasi persalinan : kepala bayi yg besar
Terapi yang diberikan - jenis dan jumlah: antibiotik (cefotaxim 1 gr), analgetik
pct drip 500 mg, infus RL 21 tpm
- lama pemberian: 5 hari
RIWAYAT KELAHIRAN
Lama kala II :-
Cara melahirkan : Pervaginam ( - )
Bantuan forceps/vacum extrasi ( - )
Caesar (√ )
Tempat melahirkan : Rumah bersalin/RS ( √ ) Rumah ( - ) Tempat lain ( - )
Anestesi yang didapat : anestesi lokal
Obat-obatan : antibiotik (cefotaxim 1 gr), analgetik pct drip 500 mg, infus
RL
21 tpm
Pola FHR (Fetal Hearth Rate) Kala II : 120 x/mnt
Presentasi : distosi Bahu ( - ) compoun ( √ )
Budaya
Suku : jawa
Agama : islam
Bahasa : indonesia dan jawa
Perencanaan makanan bayi : ASI eksklusif, MPASI dan ASI sampai 2 tahun
Problem sosial yang penting : tidak ada
Kurang sistem pendukung sosial ( -)
Perbedaan bahasa (- )
Riwayat penyalahgunaan zat adiktif ( -)
Lingkungan rumah yang kurang memadai (- )
Keuangan ( √ ) cukup
Lain-lain ( )
Hubungan orang tua dan bayi :
IBU TINGKAH LAKU AYAH
+ Menyentuh +
+ Memeluk +
+ Berbicara +
+ Berkunjung +
+ Memanggil nama +
+ Kontak mata +
Anak Lain :
Jenis Kelamin Anak Riwayat Persalinan Riwayat Imunisasi
-
RIWAYAT NUTRISI
ASI : Ya Tidak
Colostrums : Ya Tidak, alasan……………
PASI : Ya Tidak
Alasan : px masih minum asi eksklusif
Jenis : -
RIWAYAT ELEMINASI
Miksi : Belum Sudah: 1 x/24 jam
Mekonium : Belum Sudah: 1x/24 jam
Konsistensi : lunak
Warna : hijau
DATA TAMBAHAN
Pemeriksaan Penunjang
Terapi
Ringkasan Kasus :
1. Identitas Bayi:
Nama Bayi : By. TZ
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 27 Mei 2020
Anak ke :I
Umur : 23 hari
BB/PB : 3800 gram
Apgar Score : 9 (langsung menangis)
Bayi TZ, perempuan, usia 23 hari. Dengan diagnose medis hidrocefalus non
communicant. BB lahir 4 kg. Kesadaran CM, suhu 37,3°C. kepala besar sejak lahir
dan tambah membesar secara perlahan-lahan. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan
pemeriksaan reflek fisiologi normal. Fontanel anterior menonjol, dan teraba tegang,
kepala bagian posterior nampak sutura sagitalis blm bersatu.gambaran wajah
asimetris. Gerakan bola mata tdk normal. Gerakan ekstremitas bebas. Px tdk ada
demam, kejang, batuk maupun pilek. Tidak ada riwayat sakit saat kehamilan. Ibu
mengatakan bingung terhadap kondisi bayinya dan banyak bertanya pertanyaan
yang berulang ulang tentang anaknya.
3. Pemeriksaan penunjang:
4. Terapi:
Pembesaran kepala
dan terjadi desakan
pada sistim saraf
pusat
Resiko gangguan
perkembangan
DIAGNOSIS
HARI/
WAKTU KEPERAWATAN INTERVENSI
TANGGAL
(Tujuan, Kriteria Hasil)
17 mei 2020 10.00 Penurunan Kapasitas Adaptif Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
Intrakranial berhubungan (I.06194)
denga obstruksi aliran cairan Obrsevasi
serebrospinalis ( Hidrocefalus) 1. Identifikasi penyebab peningkatan TIK
(D.0066) (mis : lesi,gangguan metabolisme,edema serebral)
2. Monitor/gejala peningkatan TIK
Tujuan : (mis : tekanan darah meningat,tekanan nadi
Setelah dilakukan melebar,bradikardia,pola napas Ireguler,
intervensi keperawatan kesadaran menurun)
diharapkan Kapasitas 3. Monitor CVP
adaptif intrakarnial 4. Monitor cairan serebro-spinalis
meningkat (L.06049) (mis,warna,konsistensi)
Tarapeutik
Kriteria hasil : 1. Minimalkan stimulus dengan menyediakan
1. Anak tidak gelisah lingkungan yang tenang
atau rewel 2. Pertahankan suhu
2. Tekanan intrakarnial tubuh normal
membaik 3. cegah terjadinya
3. Respon pupil kejang
membaik Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan,
jika perlu
2. Kolaborasi pemberian deuretik osmosis, jika
perlu
3. Kolaborasi pemasangan VP shunt, jika perlu
Pemantauan Tekanan Intrakranial (I.06198)
Observasi
1. Monitor ireguleritas irama napas
2. Monitor penurunan tingkat kesadaran
3. Monitor perlambatan atau ketidaksemitrisan
respon pupil
4. Monitor tekanan perfusi serebral
5. Monitor jumlah,kecepatan dan karakteristik
drainase cairan serebrospinal
6. Monitor efek stimulus lingkungan
terhadap TIK
Terapeutik
1. Ambil sampel drainase cairan serebrospinal
2. Pertahankan sterilitas system pemantauan
3. Pertahankan posisi kepala dan leher netral
4. Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
5. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantuan kepada
keluarga
2. Informasikan hasil pemantauan,jika perlu
Pengkajian dilaksanakan pada hari senin, 17 Mei 2020 pukul 10.00 hari rawat ke-3.
Pasien dengan identitas By. TZ MRS pada 14 Mei 2020 dengan usia saat ini adalah 23 Hari,
beralamatkan Sidoarjo, dengan berat badan lahir 4.000 gram, pasien merupakan rujukan dari
RS T ke RS. AN. Selama dalam perawatan, pasien terpasang IVFD KaEn IB 500ml/24 jam di
ruang Neonatus RSUD DR. Soetomo dan By. TZ direncanakan pemasangan VP shunt,
diagnosa medik saat ini Hidrosefalus non komunikan. Menurut Darto Suharso (2009)
hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan
serebrospinal, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun ganggua absorbsi
dengan atau pernah disertai tekanan intra kranial yang meninggi sehingga terjadi pelebaran
mencapai kurang lebih 2 kasus dalam 1000 kelahiran. Hidrosefalus dibagi dalam 2 kategori
yaitu komunikan dan non komunikan. Untuk mengetahui apakah hidrosefalus komunikan
atau hidrosefalus non komunikan dapat diketahui dengan melakukan pembesaran ventrikel di
CT Scan. Penanganan untuk hidrosefalus yang paling efektif adalah dengan pemasangan
pirau ventrikuloperitoneal (Ilmu et al., 2019). Terapi medikamentosa tidak efektif untuk
pembedahan yang paling efektif adalah pemasangan shunt, yang bertujuan untuk
mengalihkan cairan serebrospinal dari sistem syaraf pusat ke bagian ubuh yang lain agar
dapat diabsorbsi oleh sistem peredaran darah (dewi raatna sari, 2012).
Pada saat pengkajian pada bayi TZ didapati hasil pemeriksaan fisik menunjukkan suhu
tubuh 37,3oC, pemeriksaan reflek fisiologi normal. Fontanel anterior menonjol, dan teraba
tegang, gambaran wajah asimetris, kepala bagian posterior nampak sutura belum menyatu.
Gerakan ekstremitas bebas. Alasan utama bayi TZ dibawa ke rumah sakit karena kepala yang
membesar. hal ini juga serupa dengan penelitan oleh olivia (2018) tentang “Karakteristik
Penderita Hydrocephalus Kongenital Rawat Inap Di Rsup H. Adam Malik Medan Tahun
2014-2017” bahwa dari seluruh penderita hidrosefalus obstruktif, alasan membawa ke rumah
bahwa patofisiologi dari hidrosefalus adalah akibat produksi cairan serebrispinal yang
peningkatan sekresi aliran cairan serebrospinal dan peningkatan tekanan sinus vena.
Konsekuensi dari lima hal tersebut adalah peningkatan tekanan intra kranial dan dilatasi
Ropper (2005) penyebab penyumbatan aliran css yang sering terjadi pada bayi dan anak
adalah kelainan bawaan, infeksi, neoplasma dan perdarahan. Penyebab terbanyak pada
kelainan bawaan adalah karena adanya stenosis akuaductus syilvius yaitu sekitar 60-90 %.
dengan adanya gejala nyeri kepala, mual, muntah,kejang, penurunankeadaran dan adanya
pembesaran kepala pada bayi. Hidrosefalus asimptomatik ditandai dengan gejala dimensia,
gangguan gait dan inkontinensia urin . Dari pengkajian pada By. TZ dapat diketahui bahwa
hidosefalus yg dialami By. TZ adalah hidrosefalus non komunikan yang simptomatik yaitu
dengan adanya pembesaran kepala. Beberapa masalah yang bisa muncul pada By. TZ adalah
adanya penurunan kapasitas adaptif intrakranial karena adanya obstruksi aliran css, gangguan
perkembangan karena adanya pembesaran kepala dan ansietas (orang tua) karena kondisi
cairan serebrospinal, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun ganggua
absorbsi dengan atau pernah disertai tekanan intra kranial yang meninggi sehingga terjadi
hidrosefalus mencapai kurang lebih 2 kasus dalam 1000 kelahiran. . Anak dengan
hidrosefalus memerlukan perawatan khusus dan benar karena pada anak yang mengalami
hidrosefalus menimbulkan beberapa masalah baik secara fisik maupun psikis. Perawatan
kepada anak terutama neonatus diberikan secara komprehensif di rumah sakit. Tindakan
keperawatan yang dilakukan kepada anak mencakup tindakan pemasangan infus, pemberian
obat antibiotik, dan pemberian obat diuresis maupun analgetik jika perlu. Dan tindakan
pembedahan yang paling efektif yaitu dengan pemasangan shunt. Masalah keperawatan yang
dapat muncul pada pasien hidrosefalus adalah penurunan kapasitas adaptif intrakranial,
ganggua perkembangan dan ansietas orang tua. Masalah keperawatan yang ditemukan
disesuaikan dengan intervensi yang akan diterapkan sehingga masalah keperawatan bisa
SARAN :
Saran untuk bidang keilmuan agar dapat memperkaya teori mengenai asuhan
keperawatan pada klien dengan hidrosefalus sehingga dapat dijadikan referensi bagi
Diharapkan orang tua untuk memperhatikan kesehatan anak dan tumbuh kembangnya
sehingga masalah kesehatan yang terjadi dapat diminimalisir dan segera diobati, juga dengan
memperhatikan kesehatan lingkungan sekitar agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan
yang ada.