Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


PERAWATAN DIRI

Oleh:
Yulia Octaviani, S. Kep
NIM 2030913320003

PENDIDIKAN PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MNAGKURAT
Banjarbaru, 2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
PERAWATAN DIRI
Tanggal 24 Agustus 2020

Oleh:

Yulia Octaviani, S. Kep


NIM 2030913320003

Banjarbaru, 24 Agustus 2020


Mengetahui

Pembimbing Akademik

Devi Rahmayanti, Ns. M. Imun


NIP. 19780101 200812 2 002
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


PERAWATAN DIRI

A. DEFINISI PERAWATAN DIRI


Perawatan diri adalah suatu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan
kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dikatakan terganggu perawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri secara mandiri (Mukhripah &
Iskandar, 2012).
Defisit perawatan diri pada klien bisa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir maupun kondisi terkait seperti gangguan
pada bagian tubuh sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri,
berhias secara mandiri, dan toileting (BAB/BAK) secara mandiri
(Keliat, 2010).
Menurut Poter dan Perry (2005), Personal hygiene adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan
diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).
Sedangkan menurut SDKI (2016) defisit perawatan diri
adalah tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas
perawatan diri. Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk
dirinya (Tarwoto dan Wartonah, 2015). Kurangnya perawatan diri
pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan
proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun (Keliat dkk, 2014).
B. Patofisiologi

Mandi Makan Berpakaian Eleminasi

Effect Gangguan Pemeliharaan Kesehatan

Defisit Perawatan Diri


Core Problem

Menurunnya Motivasi
Causa dalam Perawatan Diri

Gangguan Kondisi Terkait

C. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Perawatan Diri: Mandi
2. Defisit Perawatan Diri: Makan
3. Defisit Perawatan Diri: Bepakaian
4. Defisit perawatan Diri: Eleminasi

Pengkajian
1. Identitas Pasien:
Nama : ……………………….
Umur : ……………………......
Jenis Kelamin : ……………………….
Alamat : ………………………
Suku : ………………………
Pendidikan Terakhir : ……………………….
Pekerjaan : ………………….........
Status Perkawinan : ……………………….
Keadaan Umum : …………………………
Keluhan Utama : …………………………
Alasan Masuk RS : …………………………
Riwayat Penyakit Sekarang : …………………………
Riwayat Penyakit Dahulu : …………………………
Riwayat Penyakit Keluarga : …………………………

2. Pola Nutrisi & Metabolik :


3. Pola Eleminasi :
4. Pola Aktivitas Latihan :
5. Pola Kognitif Persepsi :
6. Pola Persepsi Diri & Konsep Diri :
7. Pola Seksualitas & Reproduksi :
8. Pola Koping & Toleransi Stres :
9. Pola Peran & Hubungan :
10. Pola Nilai & Kepercayaan :

N Diagnosa Rencana Keperawatan


NOC NIC
o Keperawatan
1 Defisit Perawatan Diri: Mandi Bantuan Perawatan Diri
Perawatan Setelah dilakukan Mandi/Kebersihan
Diri: Mandi tindakan selama 1x24 1. Pertimbangkan budaya
jam, masalah teratasi pasien saat
dengan kriteria hasil: mempromosikan aktivitas
1. Masuk dan keluar perawatan diri
kamar mandi 2. Letakkan handuk, sabun,
2. Mengambil alat/bahan deodorant, alat bercukur,
mandi dan asesoris lain yang
3. Mengatur aliran air diperlukan disisi tempat
4. Mandi dengan tidur atau kamar mandi.
bersiram 3. Sediakan barang pribadi
5. Mencuci wajah yang diinginkan
6. Membersihkan area (misalnya deodorant, sikat
perineum gigi, sabun mandi, sampo,
7. Mengeringkan badan lotion dan produk aroma
terapi).
4. Sediakan lingkungan yang
terapeutik dengan
memastikan kehangatan,
suasana rileks, privasi dan
pengalaman pribadi.
5. Fasilitasi pasien untuk
mandi sendiri dengan
tepat
6. Fasilitasi pasien untuk
menggosok gigi dengan
tepat
7. Monitor kebersihan kuku
sesuai dengan
kemampuan merawat diri
8. Monitor integritas kulit
pasien
9. Dukung orang
tua/keluarga berpartisipasi
dalam ritual menjelang
tidur yang biasa
dilakukam dengan tepat
10.Berikan bantuan sampai
pasien benar-benar
mampu merawat diri
secara mandiri.
2 Defisit Perawatan Diri: Makan Bantuan Perawatan Diri:
Perawatan Setelah dilakukan Pemberian Makanan
Diri: Makan tindakan selama 1x24 1. Monitor Kemampuan
jam, masalah teratasi pasien untuk menelan
dengan kriteria hasil: 2. Ciptakan lingkungan
1. Menyiapkan makanan yang menyenangkan
yang akan disantap selama waktu makan
2. Menggunakan alat (misalnya jauhkan
makan pandangan dari benda-
3. Menaruh makanan benda seperti pispot,
dimulut urinal, suksion).
4. Minum dengan gelas 3. Pastikan posisi pasien
atau cangkir yang tepat untuk
5. Mengunyah makanan memfasilitasi mengunyah
6. Menelan makanan dan menelan
7. Menghabiskan 4. Posisikan pasien dalam
makanan posisi makan yang
nyaman
5. Sediakan makanan dan
minuman yang disukai
dengan tepat
6. Berikan bantuan fisik
sesuai kebutuhan
7. Monitor status hidrasi
pasien dengan tepat
8. Dukung pasien untuk
makan diruangan makan
9. Jangan meletakkan
makanan pada sisi
dimana pandangan
seseorang tidak dapat
melihat
10.Berikan alat-alat yang
bisa memfasilitasi pasien
untuk makan sendiri
( misalnya pegangan yang
panjang, pegangan
dengan lingkaran yang
besar atau ada tali kecil
pada alat makan) sesuai
kebutuhan.
3 Defisit Perawatan Diri: Bantuan Perawatan Diri:
Perawatan Berpakaian Berpakaian/Berdandan
Diri: Setelah dilakukan 1. Informasikan pasien
Berpakaian tindakan selama 1x24 mengenai ketersedian
jam, masalah teratasi pemilihan pakaian.
dengan kriteria hasil: 2. Sediakan pakaian pasien
1. Memilih pakaian di area yang dapat
2. Mengambil pakaian dijangkau pasien
dari lemari (misalnya disisi tempat
3. Memakai pakaian tidur)
bagian atas 3. Bersedia memberikan
4. Memakai pakaian bantuan dalam
bagian bawah berpakaian sesuai
5. Mengancing baju kebutuhan
6. Memakai kaos kaki 4. Fasilitasi pasien untuk
7. Memakai sepatu menyisir rambut dengan
tepat
5. Fasilitasi pasien untuk
mencukur sendiri dengan
tepat
6. Jaga privasi saat pasien
berpakaian
7. Tawarkan untuk mencuci
baju sesuai kebutuhan
8. Letakkan pakaian kotor
ke tempat pencucian
9. Bantu pasien memasang
tali sepatu, kancing baju
dan resleting sesuai
kebutuhan
10. Puji usaha untuk
berpakaian sendiri.

4 Defisit Perawatan Diri: Bantuan perawatan Diri:


Perawatan Eleminasi Eliminasi
Diri: Setelah dilakukan 1. Bantu pasien ke toilet
Eleminasi tindakan selama 1x24 atau tempat lain untuk
jam, masalah teratasi eleminasi interval waktu
dengan kriteria hasil: tertentu
1. Merespon saat 2. Lepaskan baju yang
kandung kemih penuh diperlukan sehingga bisa
dengan tepat waktu melakukan eleminasi
2. Menanggapi 3. Pertimbangkan budaya
dorongan untuk dari pasien saat
buang air besar secara mempromosikan aktivitas
tepat waktu perawatan diri
3. Masuk dan keluar 4. Beri privasi selama
kamar mandi eleminasi
4. Memposisikan diri di 5. Ganti pakaian pasien
toilet atau alat bantu setelah eleminasi
eleminasi 6. Fasilitasi kebersihan
5. Mengosongkan toilet setelah
kandung kemih menyelesaikan eleminasi
6. Mengelap sendiri 7. Instruksikan pasien untuk
setelah eleminasi rutinitas toileting
7. Merapikan pakaian 8. Siram toilet/bersihkan
setelah kekamar alat-alat untuk eleminasi
mandi 9. Buatkan kegiatan
eleminasi dengan tepat
dan sesuai kebutuhan
10. Sediakan alat bantu
(misalnya kateter
eksternal atau urinal)
dengan tepat

DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti, Mukhripah dan Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa.
Bandung: Refika Aditama.

Keliat, B A. dkk. 2014. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN


(Basic Course). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Keliat, Budi Anna, Dkk. 2010. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:


Konsep Proses dan Praktik. Edisi 4. Volume 2 Alih Bahasa: Renata
Komalasari. Jakarta: EGC.

SDKI, DPP & PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:


Definisi dan Indikator Diagnosis. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Torwanto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

Torwanto dan Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Edisi 4. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai