Ruang Lingkup Ilmu Tafsir dan Hadist

a. Ilmu Tafsir

Tafsir berasal dari bahasa Arab, fassara-yufassiru-tafsiran yang berarti penjelasan, pemahaman, dan
perincian.. Tafsir dapat juga diartikan al-idlah wa al-tabyin, yaitu penjelasan dan keterangan.

Menurut istilah, pengertian tafsir adalah ilmu yang mempelajari kandungan kitab Allah yang diturunkan
kepada nabi SAW. berikut penjelasan maknanya serta hikmah-hikmahnya. Sebagian ahli tafsir mengemukakan
bahwa tafsir adalah  ilmu yang membahas tentang al-Quran al-Karim dari segi pengertiannya terhadap maksud
Allah sesuai dengan kemampuan manusia. Secara lebih sederhana, tafsir dinyatakan sebagai penjelasan
sesuatu yang diinginkan oleh kata.

Secara umum tafsir dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Tafsir bil ma’tsur dan tafsir bir ro’yi.

1. Tafsir bil ma’tsur

adalah tafsir yang berlandaskan naqli yang shahih, dengan cara menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an atau
dengan sunnah, yang merupakan penjelas kitabullah. Atau dengan perkataan para sahabat yang merupakan
orang-orang yang paling tahu tentang kitabullah, atau dengan perkataan tabi’in yang belajar tafsir dari para
sahabat.

2. Tafsir bir Ro’yi

adalah tafsir yang berlandaskan pemahaman pribadi penafsir,  dan istimbatnya dengan akal semata. Tafsir ini
banyak dilakukan oleh ahli bid’ah yang meyakini pemikiran tertentu kemudian membawa lafadz-lafadz Al-
Qur’an kepada pemikiran mereka tanpa ada pendahulu dari kalangan sahabat maupun tabi’in.

b. Ilmu Hadist

Kata Ilmu Hadits berasal dari bahasa arab yaitu terdiri dari kata yang terdiri dari dua suku kata yaitu ‘ilm dan
hadits. Secara  etimologi, ‘ilm berarti pengetahuan. Ilmu pengetahuan, jamaknya, ‘ulum, yang berarti al-yaqin (
keyakinan) dan al-Ma’rifah (pengetahuan).

Ruang lingkup pembahasan ilmu hadist terbagi dua yaitu :

1. Ilmu Hadist Riwayah

ilmu yang membahas ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan Nabi SAW., periwayatannya, pencatatnya,
dan penelitian lafazh-lafazhnya.

2. Ilmu Hadist Dirayah

Ilmu yang membahas pedoman-pedoman yang dengannya dapat diketahui keadaan sanad dan matan