Trada Aurellia - Hadis Adab Makan Dan Minum
Trada Aurellia - Hadis Adab Makan Dan Minum
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt atas segala nikmat dan karunia-Nya, petunjuk dan hidayah,
ilmu dan hikmah, agar manusia dapat mengatur kehidupan di muka bumi. Shalawat beserta
salam kami sampaikan kepada Rasul terakhir, Nabi Muhammad saw. Yang telah membimbing
umat beliau dengan hukum dan hikmah yang bersumber dari Allah swt.
Saya sangat bersyukur dapat diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang
berjudul “Hadits tentang makanan dan minuman”. Dalam penyusunan makalah ini saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saya mengharap
kritik dan saran demi memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.
Terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
A. Hadist-Hadist Tentang Adab Makanan Dan Minuman...................................................................2
a) Hadits Pertama Tentang Berdoa Sebelum Makan......................................................................2
b) Hadits Kedua Tentang Makan Hendaknya Menggunakan Tangan Kanan..................................4
c) Hadits Ketiga Tentang Perintah Berdoa Setelah Makan.............................................................5
d) Hadits Keempat Tentang Makan Makanan yang Ada di Dekatnya.............................................7
e) Hadits Kelima Ketika Makan Tidak Bernafas atau Tidak Meniup Makanan dan Minuman.......8
f) Hadits Keenam Jangan Bersandar, Berdiri dan Tengkurup Ketika Makan dan Minum..............8
g) Hadits Ketujuh Makan Menggunkan Tiga Jari..........................................................................10
h) Hadits Kedelapan Tidak Mencela Makanan.............................................................................11
i) Hadits Kesembilan Makanan Satu Orang Cukup Dua Orang....................................................11
j) Hadits Kesepuluh Anjuran Menjilat Sisa Makanan di Jemari dan Piring..................................12
k) Hadis Kesebelas Jangan Menghembuskan Nafas di Wadah.....................................................13
l) Hadis Keduabelas Berkumur-kumur Sesudah Makan..............................................................14
B. Hadist-Hadits Tentang Jenis-Jenis Makanan Dan Minuman Yang Dilarang.....................................15
a) Hadits Ketigabelas Tentang Larangan Memakan Jallalah.........................................................15
b) Hadits Keempatbelas Tentang Larangan Memakan Daging Binatang Yang Bertaring Atau
Memiliki Cakar..................................................................................................................................16
c) Hadits Kelimabelas Tentang Semua Jenis Minuman Yang Memabukan Haram.......................18
C. Hadits-Hadits Tentang Tata Cara Penyembelihan Hewan.................................................................19
a) Hadits Keenambelas Tentang Menggunakan Pisau Yang Setajam Mungkin............................20
ii
b) Hadits Ketujuhbelas Tentang Tidak Mengasah Pisau Dihadapan Hewan Yang Akan Disembelih
21
c) Hadits Kedelapanbelas Tentang Membaringkan Hewan Ketika Akan Di Sembelih.................22
D. Hadits-Hadits Tentang Tata Cara Penyembelihan Hewan Buruan...................................................24
a) Hadits Kesembilanbelas Tentang Berburu Dengan Menggunakan Busur Panah Dan Menyebut
Nama Allah........................................................................................................................................24
b) Hadits Keduapuluh Mengucapkan Bismilah Atas Binatang Buruan........................................26
c) Hadits Keduapuluhsatu Tentang Berburu Dengan Menggunakan Bunduqah dan Mi’raadh. .27
BAB III........................................................................................................................................................30
PENUTUP...................................................................................................................................................30
A. Kesimpulan....................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti memerlukan makanan agar dapat bertahan
hidup. Selain itu khususnya orang muslim ketika makan dan minum
hendaklah bertujuan untuk memelihara kesehatan badannya agar bisa
melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Dengan ibadah tersebut dia akan
mendapatkan kemuliaan dan kesenangan di akhirat. Karenanya seorang
muslim tidak seharusnya makan dan minum semata karena hawa nafsu.
Adab makan dan minum merupakan hal yang penting dan dilakukan
berulang-ulang setiap harinya. Islam mengatur tentang variasi dan jumlah
asupan, kebersihan makanan, kebiasaan makan bersama dan lain lain.
Dengan demikian, makan dan minum harus dilakukan dengan benar. Maka
dari itu saya akan memaparkan hadis hadis yang berkaitan dengan adab
makan dan minum, Jenis-jenis makanan dan minuman yang dilarang dan
banyak hal lainnya yang perlu kita pelajari dan ketahui.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hadist tentang adab makan dan minum?
2. Bagaimana hadist tentang jenis-jenis makan dan minuman yang dilarang
dan ruang lingkupnya?
C. Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi Tugas UAS Hadis Maudhu’i
BAB II
PEMBAHASAN
َح َّد َثنَا أَبُو بَ ْك ِر بْ ُن أَيِب َش ْيبَةَ َوابْ ُن أَيِب عُ َم َر مَجِ ًيع ا َع ْن ُس ْفيَا َن قَ َال أَبُو بَ ْك ٍر َح َّد َثنَا ُس ْفيَا ُن بْ ُن
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan
Ibnu Abi Umar dari Sufyan Abu Bakar berkata: Telah menceritakan kepada
kami Sufyan ibnu Uyainah dari Al-Walid bin Kabir dari Wahb bin Kaisan dia
telah mendengar dari Umar bin Abi Salamah beliau berkata: “Dulu aku
berada di pangkuan Rasulullah saw, lalu tanganku memegang piring, maka
beliau bersabda kepadaku: “Wahai anak, sebutlah nama Allah, dan
makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah apa yang ada di
hadapanmu”. (HR.Muslim Hadits Nomor 3767)
2. Mufradat Al-Gharibah
َح ْجٌر: Pangkuan
ٌ الص ْح َف ِة ج ِص َح
اف َّ : Piring Besar
3. Pengertian Hadits
Hadits tersebut memerintahkan untuk menyebut nama Allah swt
ketika mau makan. Maksud tasmiyyah atau menyebut nama Allah disini
1
Abu Al-Husain Muslim bin Al-Hajaj An-Naisaburi, Shahih Muslim, (Kairo: Darul Hadits, 261 H), juz 10,
h.298.
2
adalah mengucapkan bismillah sebelum makan. Apabila seseorang lupa
membaca bismillah maka disunahkan membacanya di awal dan akhirnya
seperti apa yang diriwayatkan oleh Aisyah dari Rasulullah saw:
4. Asbabul Wurud Hadits
Asbabul wurud dari hadits di atas adalah peristiwa yang terjadi antara
Rasulullah saw dengan putra tiri beliau, Umar bin Abi Salamah, ketika
makan. Dikatakan putra tiri karena beliau saw menikahi ibu dari Umar, yaitu
Ummu Salamah, setelah suaminya meninggal. Suatu ketika Umar kecil
duduk bersama Rasulullah saw untuk menikmati hidangan dari ibu tercinta.
Tangan Umar kecil menjamah seluruh makanan yang ada di atas nampan
sehingga beliau saw pun mengajarinya adab-adab makan. Di antara adab-
adab makan adalah menyebut asma Allah swt sebelum makan, makan
dengan tangan kanan, dan menyantap makanan yang berada di dekatnya
serta tidak boleh menyantap makanan yang berada di dekat orang lain.
Setelah mendapatkan pengajaran dari Rasulullah saw, Umar kecil pun
mengamalkannya sehingga menjadi kebiasaannya kelak ketika beranjak
dewasa.
5. Pelajaran dari hadits
2
Al-Hakim An-Naisabury, Al-Mustadrak, juz 4, h.108
3
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Baari, (Jakarta: Pustaka Azam, 2014), juz 26, h.610.
3
1) Anjuran untuk membaca doa sebelum makan
2) Perintah kepada yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan munkar
hingga dalam hal makanan
3) Keutamaan bagi Umar bin Abi Salamh karena dia komitmen dalam
menjalankan perintah
َح َّدثَنَا ِه َش ُام بْ ُن َع َّما ٍر َح َّدثَنَا اهْلِْق ُل بْ ُن ِزيَ ٍاد َح َّدثَنَا ِه َش ُام بْ ُن َح َّس ا َن َع ْن حَيْىَي بْ ِن أَيِب َكثِ ٍري َع ْن
2. Mufradat Al-Gharibah
ب
ْ َولْيَ ْشَر: Minum
يُ ْع ِطي: Mengambil
4
Abu Abdullah Muhammad bin Yazid Ar-Rabi bin Majah Al Qazwaini, Sunan Ibnu Majah, (Bairut:
Darul Kutub AL-Ilmiyah, 2010) juz 9, h.480.
4
3. Pengertian Hadits
Hadits tersebut menjelaskan supaya makan atau minum dan
melakukan hal lainnya disunahkan dengan menggunakan tangan kanan dan
melarang menggunakan tangan kiri. Makan atau minum dengan
menggunakan tangan kiri termasuk perbuatan syetan karena sesungguhnya
syetan makan dengan tangan kirinya. Maka dari orang yang makan dengan
menggunakan tangan kiri merupakan penolong syetan, karena syetan
mempengaruhi dan membawa para penolongnya untuk melakukan hal
tersebut. Menurut Imam Muslim bahwa syetan akan ikut makan bersama
dengan orang yang tidak menyebut nama Allah swt dan hilanglah
keberkahan dari makanan tersebut. Imam Nawawi juga menjelaskan bahwa
orang yang udzur seperti sakit atau luka apabila melakukan hal tersebut
hukumnya makruh.5
4. Pelajaran dari hadits
1) Anjuran menjauhi perbuatan yang menyerupai perbuatan syetan
2) Syetan makan dan minum serta mengambil dan memberi
3) Anjuran makan dan minum dengan menggunakan tangan kanan
احلَ ْم ُد لِلَّ ِه الَّ ِذي أَطْ َع َميِن َه َذا َوَرَزقَنِ ِيه ِم ْن َغرْيِ َح ْوٍل ِميِّن: َم ْن أَ َك َل طَ َع ًام ا َف َق َال: اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم
5
Anas dari Bapaknya beliau berkata: Bahwa Rasulullah saw telah bersabda:
“Barang siapa yang makan makanan kemudian mengucapkan; Al
HAMDULILLAAHILLADZII ATH’AMANII HAADZAA WA RAZAQANIIHI MIN GHAIRI
HAULIN MINNII WA LAA QUWWATIN (Segala puji bagi Allah yang telah
memberiku makanan ini, dan merizkikan kepadaku tanpa daya serta kekuatan
dariku) maka diampuni dosanya yang telah lalu”. (HR.Tirmidzi أHadits Nomor
3458)
2. Mufradat Al-Gharibah
ِ
ُ غُفَر لَهDiampuni :
3. Pengertian Hadits
Hadits ini menjelaskan tentang anjuran membaca doa setelah makan
sebagai bentuk pujian seorang hamba kepada Allah swt yang telah
memberikan nikmat kepada hamba-Nya. Doa setelah makan yaitu
mengucapkan lafal Al-Hamdulillah sebagai pujian karena Allah swt. telah
memberikan kecukupan dan kepuasan kepada hambanya dengan memberi
kenyang, puas, dan terhindar dari rasa haus. Dalam hadits Abu Sa’id yang
dikutip Abu Daud disebutkan doa setelah makan adalah :
ِِ ِ ِِ
َ احْلَ ْم ُد للَّه الَّذى أَطْ َع َمنَا َو َس َقانَا َو َج َعلَنَا ُم ْسلم
ني
(Segala puji bagi Allah yang memberi kami makan dan memberi kami
minum dan menjadikan kami sebagai orang-orang-mukmin). Dalam hadits
tersebut juga dijelaskan bahwa Allah akan mengampuni dosa bagi orang-
orang yang beriman jika mereka banyak bersyukur salah satunya dengan
memperbanyak mengucapkan lafal tayyibah Alhamdulillah.
4. Pelajaran dari hadits
1) Anjuran untuk membaca doa setelah makan
2) Perintah untuk selalu bersyukur atas nikmat besar atau kecil yang telah
Allah swt berikan kepada kita
6
3) Allah swt akan memberikan balasan kepada hambaNya berkat
kemurahanNya yang agung
) ُكلُوا ِم ْن َج َوانِبِ َها َوَدعُوا ذُ ْرَوَت َها يُبَ َارْك فِ َيها)رواه ابن ماجه: وسلَّ َم ِ
َ صلَّى اهلل َع ْليه
ِ ُ َف َق َال رس
َ ول اهلل َُ
Artinya: “Abdul Aziz bin Abdullah menyampaikan kepada kami dari
Muhammad bin Ja’far, dari Muhammad bin Amr bin Halhalah ad-Daili, dari
Wahb bin Kasian Abu Nu’aim bahwa Umar bin Abu Salamah putra Ummu
Salamah, Istri nabi berkata”Suatu hari, aku makan bersama Rasulullah. Aku
pun mulai makan dari sisi mampan.Beliau pun berkata kepadaku.
“Makanlah apa yang ada didekatmu!”. (HR. Bukhari 5377)7
2. Pengertian Hadits
Jika dalam satu jamuan ada dua jenis atau beberapa macam lauk, atau
jenis makanan yang lain, maka diperbolehkan untuk mengambil makanan
yang tidak berada didekat kita. Apabila hal tersebut dimaksudkan untuk
memilih makanan yang dikehendaki. Sedangkan maksud Nabi, “Makanlah
makanan yang didekatmu” adalah karena makanan pada saat itu hanya
satu jenis saja.8
7
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (BAIRUT: Darut Kutub Al-Ilmiyah, 2007), h.404
8
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari, h.616
7
e) Hadits Kelima Ketika Makan Tidak Bernafas atau Tidak Meniup Makanan
dan Minuman
صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ٍ ََّح َّد َثنَا ُس ْفيَا ُن َع ْن َعْب ِد الْ َك ِرِمي َع ْن ِع ْك ِرَمةَ َع ِن ابْ ِن َعب
َّ اس إِ ْن َشاءَ اللَّهُ أ
َ َّ َن النَّيِب
)(رواه أمحد َّس يِف اإْلِ نَ ِاء أ َْو يُْن َف َخ فِ ِيه
َ َن َهى أَ ْن يَُتَنف
Artinya: “Nabi saw melarang bernafas di dalam gelas atau meniup isi gelas”
(HR. Ahmad 1907).
2. Pengertian Hadits
Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika
karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan
bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung
yang jatuh kedalamnya. Bau yang dimaksud bau tidak enak yang bias
menyebabkan orang tidak mau meminumnya.
f) Hadits Keenam Jangan Bersandar, Berdiri dan Tengkurup Ketika Makan dan
Minum
ِ
ُ ص وٍر َع ْن َعل ِّي بْ ِن اأْل َقْ َم ِر َع ْن أَيِب ُج َحْي َف ةَ قَ َال ُكْن
ت ُ َخَبَرنَا َج ِر ٌير َع ْن َمْن
ْ َح َّدثَيِن عُثْ َما ُن بْ ُن أَيِب َشْيبَةَ أ
ِ ِعْن َد النَّيِب صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم َف َق َال لِرج ٍل ِعْن َده اَل آ ُكل وأَنَا مت
)َّك ٌئ(رواه البخاري ُ َُ ُ َُ َ َ َ ْ َ ُ َ ِّ
Artinya: “Utsman bin Abu Syaibah menyampaikan kepadaku dari Jarir yang
mengabarkan dari Manshur, dari Ali bin al-Aqmar bahwa Abu Juhaifah berkata,
“Aku bersama Nabi ketika beliau berkata kepada seseorang, “Aku tidak makan
sambil bersandar.” (HR. Bukhari no. 5399)
8
9
2. Pengertian Hadis
Maksudnya, apa hukumnya. Imam Bukhari tidak menegaskan hukumnya,
karena belum ada larangan Yang tegas. Imam Bukhari meriwayatkan hadits
pertama di bab ini dari Abu Nu’aim, dari Mis’ar, dari Ali bin Al Aqmar, dari Abu
Juhaifah Pada sanad ini Imam Bukhari meriwayatkan, “Mis’ar menceritakan
kepada kami.” Sementara Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Nu’aim, dia
berkata, “Sufyan Ats-Tsauri menceritakan kepada kami.”Maka AbumNu’aim
menerima riwayat ini dari dua orang syaikh.
( عَنْ َعلِ ِّي ْب ِن األَ ْق َم ِرdari Ali bin Al Aqmar). Dia adalah Ali bin Al Aqmar, yakni
Ibnu Amr bin Al Harits bin Hamadani Al Wadi’I Al Kufi, seorang periwayat tsiqah
(terpercaya) menurut semuanya. Dia tidak memiliki riwayat dalam Shahih
Bukhari selain hadis ini.
Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Khalid bin Al Walid, Abu
Ubaidah As-Salmani, Muhammad bin Sirin, Atha’ bin Yasar, dan Az-Zuhri tentang
bolehnya duduk dengan posisi bersandar ketika makan. Namun, bila hukumnya
makruh, maka yang disukai pada sifat duduk untuk makan adalah dengan
berlutut di atas kedua lutut dan tumit kedua kaki, atau menegakkan kaki kanan
dan duduk di atas kaki kiri. Al Ghazali mengecualikan makan sayuran.
10
Selanjutnya, terjadi perbedaan tentang sebab tidak disukainya makan
dengan posisi bersandar. Pandangan paling kuat yang disebutkan adalah apa
yang diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dari jalur Ibrahim An-Nakha’i, dia berkata,
“Mereka tidak menyukai makan dengan posisi bersandar, karena takut perutnya
menjadi besar.” Kepada makna ini pula dipahami riwayat-riwayat lain dalam
masalah ini, dan inilah yang menjadi pegangan. Alasan tidak disukainya hal itu
cukup jelas. Demikian juga apa yang diisyaratkan kepadanya oleh Ibnu AI Atsir
dari sisi ilmu kesehatan.9
َخَبَرنَ ا أَبُ و ُم َعا ِويَ ةَ َع ْن ِه َش ِام بْ ِن عُ ْرَوَة َع ْن َعْب ِد ال َّرمْح َ ِن بْ ِن َس ْع ٍد َع ِن ابْ ِن
ْ َح َّدثَنَا حَيْىَي بْ ُن حَيْىَي أ
َص ابِ َع َوَي ْل َع ُق ِ ِ ُ يه قَ َال َك ا َن رس ٍِ
ِ ِك عن أَب
َ ول اللَّه صلى اهلل عليه وسلم يَأْ ُك ُل بِثَالَث أ َُ ِ َك ْع
ْ َ ب بْ ِن َمال
)يَ َدهُ َقْب َل أَ ْن مَيْ َس َح َها (رواه مسلم
2. Pengertian Hadits
Menurut Ibnu Hajar tiga jari yang dimaksud adalah ibu jari, jari
telunjuk, dan jari tengah. Kemudian, Ibnu al-Qayyim menjelaskan, Rasulullah
selalu makan dengan tiga jarinya dan cara ini lebih baik. Sebab, makan dengan
banyak jari atau dengan dua jari tidak memberikan kenikmatan, tidak pula
memberikan rasa kenyang kecuali setelah waktu lama. Selain itu, makan
dengan lima jari misalnya membuat makanan yang diambil terlalu banyak atau
penuh, sehingga tidak memberikan rasa nikmat dan nyaman. Karenanya cara
makan yang paling baik adalah dengan tiga jari.
9
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari, h.672
11
h) Hadits Kedelapan Tidak Mencela Makanan
1. Sanad dan Matan Hadis
ٍ ِ
َ ش َع ْن أَيِب َح ا ِزم َع ْن أَيِب ُهَرْي َرَة قَ َال َم ا َع
ُّ اب النَّيِب ِ َع َم ْ َح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن َكث ٍري أ
ْ َخَبَرنَ ا ُس ْفيَا ُن َع ْن اأْل
ُّ َصلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّم طَ َع ًاما ق
)ط إِ ْن ا ْشَت َهاهُ أَ َكلَهُ َوإِ ْن َك ِرَههُ َتَرَكهُ (رواه البخاري َ
َ
Artinya: Abu Hurairah berkata, “Rasulullah tidak pernah mencela makanan
sama sekali. apabila beliau menghendaki suatu makanan, maka beliau akan
memakannya dan apabila beliau tidak menyukainya, maka beliau
meninggalkannya”. (HR. Bukhari 5409)
2. Pengertian Hadis
Maksud dari hadis ini adalah makanan yang mubah. Adapun makanan
yang haram, maka beliau mencelanya, sertamelarangnya. Sebagian ulama
berpendapat jika cacat itu dari segi pokok makanan, maka tidak disukai
mencelanya. Adapun jika dari segi pembuatannya, maka mencelanya bukan
perbuatan yang makruh. Mereka berkata, “Karena ciptaan Allah tidak boleh
diingkari dan perbuatan manusia boleh dicela”
Saya (Ibnu Hajar) katakan, yang tampak adalah berlaku umum karena
yang demikian itu dapat menyakitkan hati yang membuat. An-Nawawi berkata,
diantara adab makan yang sangat ditekankan adalah tidak boleh mencela
seperti keasinan, masam, sedikit garam, kasar, terlalu lembut, kurang matang
dan sebagainya.10
10
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari, h.695
12
ٌ ِ َح َّدثَين َمال: قَ َال،يل
َع ْن،ك ِ ِ ٌ َِخَبَرنَا َمال
ُ ح َو َح َّد َثنَا إمْسَاع،ك ْ أ،ف
ِ
ُ َُح َّد َثنَا َعْب ُد اللَّه بْ ُن ي
َ وس
ِ ُ قَ َال رس: أَنَّه قَ َال، عن أَيِب هريرَة ر ِضي اللَّه عْنه،َعرِج ِ ِّ أَيِب
ُصلَّى اهلل
َ ول اللَّه َُ ُ ُ َ ُ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ ْ َع ِن األ،الزنَاد
َوطَ َع ُام الثَّالَثَِة َكايِف األ َْرَب َع ِة، «طَ َع ُام ااِل ْثَننْي ِ َكايِف الثَّالَثَِة:َعلَْي ِه َو َسلَّ َم
Artinya: “Abdullah bin Yusuf menyampaikan kepada kami dari Malik. Ismail
juga menyampaikan kepada kami dari Malik, dari Abu az-Zinad, dari al-A’raj,
dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Makanan untuk dua orang
cukup untuk bertiga” (HR. Bukhari 5392)11
2. Pengertian Hadits
Dinukil dari Ishaq bin Rahwaih, dari Jarir dia berkata, “Makna hadits
bahwa makanan yang mengenyangkan satu orang cukup dimakan dua orang,
dan makanan yang mengenyangkan dua orang cukup dimakan empat orang.” Al
Muhallab berkata, “Maksud hadits ini adalah anjuran kepada kemuliaan dan
merasa cukup dengan yang ada. Hal ini bukan berarti pembatasan pada kadar
yang mencukupi. Maksudnya, saling menyantuni dan menjadi kepatutan bagi
dua orang untuk memasukkan orang ketiga dalam makanan mereka, dan
begitu juga memasukkan orang keempat sesuai jumlah orang yang hadir.”12
قَ َال، َوابْ ُن أَيِب عُ َم َر،يم ِ ِ ُ وإِس ح، وعم رو النَّاقِ ُد،َح َّدثَنا أَب و ب ْك ِر بن أَيِب ش يبة
َ اق بْ ُن إ ْب َراه َ ْ َ ٌ ْ َ َ َْ َ ُ ْ َ ُ َ َ
ٍ َّ َع ِن ابْ ِن َعب، َع ْن َعطَ ٍاء، َع ْن َع ْم ٍرو، َح َّدثَنَا ُس ْفيَا ُن: وقَ َال اآْل َخُرو َن،َخَبَرنَا
: قَ َال،اس ُ إِ ْس َح
ْ أ:اق
ِ ِ ِ ُ قَ َال رس
َ إ َذا أَ َك َل أ:صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم
أ َْو، فَاَل مَيْ َس ْح يَ َدهُ َحىَّت َي ْل َع َق َه ا،َح ُد ُك ْم طَ َع ًام ا َ ول اهلل َُ
)يُْلعِ َق َها(مسلم
11
12
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari, h.655
13
Artinya: “Jika seseorang diantara kalian selesai makan, hendaklah dia
tidak mengusap tangannya terlebih dahulu sebelum menjilatinya atau
menyuruh orang lain menjilatinya” (HR. Muslim Nomor 2031)
2. Pengertian Hadits
1. Pengertian Hadits
14
Larangan ini bertujuan memberi pelajaran etika dalam mencapai
kebersihan yang sempurna. Sebab bias saja bersamaan dengan hembusan
nafas keluar ludah atau ingus maupun uap yang busuk sehingga
menjadikan bau tak sedap, sehingga menjadikan orang yang minum
tersebut ataupun selainnya merasa jijik untuk minum diwadah yang
dimaksud.
َوِه َي ِم ْن َخْيَب َر َعلَى َرْو َح ٍة َد َع ا بِطَ َع ٍام فَ َم ا اُيِت َ أِىَل:الص ْحبَ ِاء قَ َال حَيْ َي
َّ ِ َفلَ َّما ُكنَّا ب،َخْيَب َر
ٍ
ْب َومَل ِ َ َّ مُث،ُض نَا م َع ه
َ ص لَّى بنَ ا الْ َم ْغ ِر َ ْ ض َمْ ض َوَم ْ مُثَّ َد َع ا مِب َاء فَ َم،ُ َفلُكْنَ اهُ فَأَ َك ْلنَ ا ِمْن ه،بِ َس ْو ٍق
َ ض َم
) (رواه البخاري.َّك تَ ْس َمعُهُ ِم ْن حَيْ َي
َ َكأَن: َوقَ َال ُس ْفيَا ُن،ْضأ
َّ َيَت َو
2. Pengertian Hadits
Disebutkan bahwa Suwaid bin An-Nu’man tentang berkumur-kumur
sesudah makan sawiiq. Dia mengutipnya melalui satu sanad dengan dua
redaksi. Pada salah satunya disebutkan, “Kami pun makan”. Lalu pada yang
lainnya di bagian akhir ditambahkan, “Kami membasahinya”. Riwayat ini
sudah disebutkan bersama sanad dan matannya di bagian awal
13
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (BAIRUT: Darut Kutub Al-Ilmiyah, 2007), h.420
15
pembahasan tentang Makanan. Lalu pada bagian akhir di tempat itu
disebutkan, “Dia berkata, aku mendengarnya darinya berkali-kali dan
pertama kali.”
صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َع ْن أَ ْك ِل ِ ُ َنهى رس: اه ٍد ع ِن اب ِن عمر قَ َال
ِ يح عن جُم ِ
َ ول اهلل َُ َ ََ ُ ْ َ َ ْ َ ٍ ابْ ِن أَيِب جَن
)اجلَالَّلَِة َوأَلْبَاهِنَا(رواه الرتمذي14
2. Mufradat Al-Gharibah
َن َهىMelarang :
16
diharamkan adalah karena adanya pengaruh dari kotoran yang dimakan
hewan-hewan tersebut pada perubahan bau dan rasa dari daging dan susu
yang dihasilkan dari hewan-hewan tersebut..
Hewan jalalah bisa dikonsumsi lagi apabila bau-bau najisnya hilang
setelah diberi konsumsi makanan yang bersih, inilah pendapat yang shahih.
Ada riwayat dari para salaf, di antara mereka memberikan rentan waktu
hewan al jalalah tadi diberi makan yang bersih-bersih sehingga bisa halal
dimakan kembali. Ada riwayat Ibnu Abi Syaibah dari Ibnu ‘Umar:
َو َح َّدثَنَا أَمْح َ ُد بْ ُن َحْنبَ ٍل َح َّدثَنَا ُس لَْي َما ُن بْ ُن َد ُاوَد َح َّد َثنَا أَبُو َع َوانَةَ َح َّدثَنَا احْلَ َك ُم َوأَبُو بِ ْش ٍر َع ْن
ٍ َول اللَّ ِه صلى اهلل عليه وسلم نَهى َعن ُك ِّل ِذى ن
اب ِم َن ٍ َّون بْ ِن ِم ْهَرا َن َع ِن ابْ ِن َعب
َّ اس أ
َ َن َر ُس ِ م يم
ْ َ ُ َْ
16 ٍ َالسبَ ِاع و َع ْن ُك ِّل ِذى خِم ْل
)ب ِم َن الطَّرْيِ (رواه مسلم َ ِّ
Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal, telah
menceritakan kepada kami Sulaiman bin Dawud, telah menceritakan kepada
kami Abu Awanah, telah menceritakan kepada kami Al-Hakam dan Abu Bisyr
dari Maimun bin Mihran dari Ibnu Abbas bahwa: “Rasulullah saw. telah
15
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari, juz 9, h.648.
16
Abu Al-Husain Muslim bin Al-Hajaj An-Naisaburi, Shahih Muslim, juz 6, h. 60.
17
melarang memakan setiap binatang bertaring dari jenis binatang buas dan
setiap jenis burung yang berkuku tajam (untuk mencengkram).” (HR.Muslim
Hadits Nomor 5105)
2. Mufradat Al-Gharibah
ٍ َ ِذى نMemiliki taring :
اب
ُالسبَاع
ِّ Binatang buas :
ٍ َ ِذى خِم ْلMemiliki cakar (berkuku tajam) :
ب
الطَّْيُرBurung :
3. Pengertian Hadits
Setiap burung yang bercakar dan cakarnya ini digunakan untuk
menyerang mangsanya (seperti burung elang), maka haram untuk dimakan.
Muhammad Syamsul Haq Al ‘Azhim Abadi Abu Ath Thoyib mengatakan, “Yang
dimaksud dengan mikhlab (cakar) adalah cakar yang digunakan untuk
memotong dan merobek seperti pada burung nasar dan burung elang.”
Artinya di sini, syarat diharamkan burung yang bercakar adalah apabila
cakarnya digunakan untuk menerkam atau menyerang mangsanya. Oleh
karena itu, ayam jago, burung pipit, dan burung merpati tidak termasuk yang
diharamkan.17
4. Pelajaran dari hadits
1) Larangan memakan makanan dari jenis binatang buas
2) Larangan memakan makanan dari binatang yang memiliki cakar untuk
mencari mangsa
17
Muhammad Syamsul Haq Al ‘Azhim Abadi Abu Ath Thoyib, Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud,
(Bairut:Barul Kutub Ilmiyah, 1415 H), juz 10, h.198.
18
c) Hadits Kelimabelas Tentang Semua Jenis Minuman Yang Memabukan Haram
1. Sanad dan Matan Hadits
ول اللَّ ِه ص لى اهلل علي ه وس لم ُك ُّل ُم ْس ِك ٍر مَخْ ٌر َوُك ُّل ُم ْس ِك ٍر َح َر ٌام َوَم ْن
ُ عُ َم َر قَ َال قَ َال َر ُس
ِ الد ْنيا فَمات وهو ي ْد ِمُنها مَل يتُب مَل ي ْشربها ىِف
)اآلخَرِة (رواه مسلم َ َْ َ ْ ْ َ ْ َ ُ َ ُ َ َ َ َ ُّ ب اخْلَ ْمَر ىِف َ َش ِر
18
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Ar-Rabi’ Al-Atakii dan Abu
Kamil mereka berdua berkata telah meriwayatkan kepada kami Hammad
bin Zaid, telah meriwayatkan kepada kami Ayyub dari Nafi dari Ibnu Umar
berkata bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Semua yang memabukan
adalah khamr dan semua khamr adalah haram. Dan barang siapa
meminum khamr di dunia kemudian meninggal dan dia tidak
meninggalkannya (meminum khamr) dan tidak bertaubat maka ia tidak
akan meminum khamr di akhirat nanti”. (HR.Muslim Hadits Nomor 5338)
2. Mufradat Al-Gharibah
ب
ْ ُمَلْ َيتtidak bertaubat :
3. Pengertian Hadits
Khamar adalah minuman memabukkan. Khamar dalam bahasa
Arab berarti “menutup”. Istilah menutup di sini adalah sesuatu yang bisa
menutup akal. Menurut pengertian urfi pada masa itu, khamar adalah apa
yang bisa menutupi akal yang terbuat dari perasan anggur. Sedangkan
dalam pengertian syara’, khamar tidak terbatas pada perasan anggur saja,
tetapi semua minuman yang memabukkan dan tidak terbatas dari
perasan anggur saja. Setiap minuman yang memabukkan dan menutupi
18
Abu Al-Husain Muslim bin Al-Hajaj An-Naisaburi, Shahih Muslim, juz 6, h. 100.
19
akal layak disebut khamar, baik terbuat dari anggur, gandum, jagung,
kurma, maupun minuman hasil fermentasi dari air aren dll.
Kini, setelah dilakukan tahqiiq al-manath (penelitian terhadap
fakta) oleh para kimiawan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa zat yang
memilki sifat memabukkan adalah etil alkohol atau etanol. Zat inilah yang
memiliki khasiat memabukkan. Dengan melalui proses fermentasi, benda-
benda yang mengandung karbohidrat, seperti kurma, anggur, singkong,
beras, jagung, dan lain-lain, dapat diproses menjadi minuman
memabukkan. Apabila diteliti, setelah dilakukan proses fermentasi pada
benda-benda tersebut adalah munculnya etil alkohol yang sebelumnya
tidak ada.Maka dapat disimpulkan bahwa setiap minuman yang
beralkohol adalah khamar dan hukumnya haram, baik kadar alkoholnya
tinggi atau rendah.
4. Pelajaran dari hadits
1) Larangan untuk menjauhi segala sesuatu yang memabukan
2) Khamr dan sesuatu yang memabukan lainnya berbahaya untuk
kesehatan
20
a) Hadits Keenambelas Tentang Menggunakan Pisau Yang Setajam Mungkin
1. Sanad dan Matan Hadits
يل ابْ ُن عُلَيَّةَ َع ْن َخالِ ٍد احْلَ َّذ ِاء َع ْن أَيِب قِالَبَ ةَ َع ْن أَيِب ِ ِ ِ
ُ َح َّد َثنَا أَبُ و بَ ْك ر بْ ُن أَيِب َش ْيبَةَ َح َّد َثنَا إمْسَاع
: ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم قَ َال ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ثْنتَان َحفظُْت ُه َم ا َع ْن َر ُس ول اهلل: األَ ْش َعث َع ْن َشدَّاد بْ ِن أ َْو ٍس قَ َال
َح ِس نُوا ال َّذبْ َح ِ ِ إِ َّن اللَّه َكتب ا ِإلحس ا َن علَى ُك ل ش ي ٍء فَ ِإ َذا َقت ْلتم فَأ
ْ َحس نُوا الْقْتلَ ةَ َوإِ َذا َذحَبْتُ ْم فَأ
ْ ُْ َ ْ َ ِّ َ َْ ََ َ
ِ ِ
َ َح ُد ُك ْم َش ْفَرتَهُ َف ْلرُيِ ْح َذب
)يحتَهُ (رواه مسلم َ َولْيُح َّد أ
19
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah, telah
menceritakan kepada kami Ismail bin Ulayyah dari Khalidn Al-Khudza dari Abi
Qilabah dari Abi Al-Asy’ats dari Syadad bin Aus berkata ada 2 perkara yang
aku hafal dari Rasulullah saw bahwa beliau pernah bersabda: “Sesungguhnya
Allah mewajibkan berbuat ihsan dalam segala hal. Jika kalian membunuh
maka bunuhlah dengan ihsan, jika kalian menyembelih, sembelihlah dengan
ihsan. Hendaknya kalian mempertajam pisaunya dan menyenangkan
sembelihanny. Hendaknya diantara kalian mempertajam mata pisaunya
kemudian lukailah atau sembelihlah sembelihannya”. (HR.Muslim Hadits
Nomor 5096)
2. Mufradat Al-Gharibah
َولْيُ ِح َّدMempertajam :
21
darah.Semua benda tajam yang bisa memutuskan saluran pernafasan,
pencernaan, dan dua urat leher boleh digunakan untuk menyembelih
hewan. Tidak ada ketentuan khusus saat menyembelih harus menggunakan
pisau dan sejenisnya. Boleh menggunakan benda tajam apa saja seperti
batu, besi, bambu yang tajam dan lain-lainnya. Sedangkan kuku, gigi dan
semua jenis tulang tidak bisa digunakan untuk menyembelih.
4. Pelajaran dari hadits
1) Anjuran berbuat baik ketika menyembelih
2) Anjuran memakai benda yang tajam saat akan menyembelih
َخي ُح َس نْي ٍ اجْلُ ْع ِف ِّي َح َّدثَنَا َم ْرَوا ُن بْ ُن حُمَ َّم ٍد َح َّد َثنَا ابْ ُن
ِ ح َّدثَنَا حُم َّم ُد بن عب ِد ال َّرمْح ِن ابن أ
ُْ َ َْ ُ ْ َ َ
ِ اهلل ب ِن عم ر عن أَبِ ِيه عب ِد
ِ ِ مِل ِ ِ
اهلل بْ ِن َْ ْ َ َ َ ُ ْ ي َع ْن َس ا ِ بْ ِن َعْب د
ِّ الزْه ِر
ُّ يل َع ِن
َ هَل َيع ةَ َح َّدثَيِن ُق َّرةُ بْ ُن َحْي َوئ
إِذَا: الش َفا ِر َوأَ ْن ُت َو َارى َع ِن الَْب َه ائِ ِم َوقَ َال
ِّ وسلَّ َم حِب َ ِّد ِ
َ صلَّى اهلل َع ْليه
ِ ُ أَمر رس: عمر قَ َال
َ ول اهلل ُ َ ََ ََ ُ
20
)َح ُد ُك ْم َف ْليُ ْج ِه ْز(رواه ابن ماجه
َ ذَبَ َح أ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Rahman
anaknya kakaku Husain AL-Ju’fi, telah menceritakan kepada kami Marwan
bin Muhammad, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi’ah, telah
menceritakan kepadaku Qurrah bin Haiwaiil dari Az-Zuhri dari Salim bin
Abdillah bin Umar dari bapaknya Abdullah bin Umar berkata:
“Rasulullah saw memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa
memperlihatkannya kepada hewan. Dan Umar berkata: Jika kalian ingin
menyembelih maka siapkanlah”. (HR.Ibnu Majah Hadits Nomor 3172)
2. Mufradat Al-Gharibah
20
Abu Abdullah Muhammad bin Yazid Ar-Rabi bin Majah Al Qazwaini, Sunan Ibnu Majah, juz 4, h.
341.
22
البَ ِه ْي َمةُ ج ْالبَهَائِ ِمBinatang :
3. Pengertian Hadits
Di antara bentuk berbuat ihsan lainnya adalah tidak menampakkan
pisau atau menajamkan pisau di hadapan hewan yang akan disembelih. Dari
Ibnu ’Abbas r.a. ia berkata:
ِ
ْ َك َقْب َل أَ ْن ت
ض َج َع َها َ أَتُِريْ ُد أَ ْن مَت ْيَت َها َم ْوتَات َهالَ َح َد ْد
َ َت َش ْفَرت
ٍ ح َّدثَنَا ه ارو ُن بن مع ر
ٍ وف َح َّد َثنَا َعْب ُد اللَّ ِه بْن وْه
َ َخَب َريِن أَبُو
ص ْخ ٍر َع ْن ْ ب قَ َال قَ َال َحْي َوةُ أ َُ َُْ ُْ ُ َ َ
ٍ صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم أ ََم َر بِ َكْب
ش ِ َ َن رس
َ ول اللَّه
ِ ُّ يد بْ ِن قُ َسْي ٍط َع ْن عُْرَوَة بْ ِن
ُ َ َّ الزَبرْيِ َع ْن َعائ َشةَ أ َ يَِز
21
Al-Hakim An-Naisabury, Al-Mustadrak, juz 4, h.257
22
Abu Al-Husain Muslim bin Al-Hajaj An-Naisaburi, Shahih Muslim, (Kairo: Darul Hadits, 261 H), juz
10, h. 149.
23
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma’ruf, telah
menceritakab kepada kami Abdullah bin Wahb berkata, bahwa Haiwah telah
mengabarkan kepadaku Abu Sokhr dari Yazid bin Qusaith dari Urwah bin
Zubair dari Aisyah bahwa “Rasulullah saw meminta diambilkan seekor
domba. Beliau berjalan dan berdiri serta melepas pandangannya di tengah
orang banyak. Kemudian beliau dibawakan seekor domba untuk beliau
jadikan hewan qurban. Beliau berkata kepada Aisyah: “Ambilkan aku pisau”,
lalu beliau berkata“Asahlah pisau itu dengan batu”, Lalu Aisyah
mengasahnya. Lalu beliau mengambil dan kemudian membaringkan kambing
tersebut lalu beliau bersiap untuk menyembelihnya, lalu mengucapkan
“Bismillah, Ya Allah terimalah qurban ini dari Muhammad, keluarga
Muhammad dan umat Muhammad”, kemudian beliau menyembelihnya”.
(HR.Muslim Hadits Nomor 3637)
2. Mufradat Al-Gharibah
ش
ٌ َكْبDomba :
َُض َج َعه
ْ فَأMembaringkan :
ض َّحى
َ Menyembelih :
3. Pengertian Hadits
Berdasarkan hadits tersebut, membaringkan hewan termasuk
perlakuan terbaik pada hewan dan disepakati oleh para ulama. An Nawawi
rahimahullah mengatakan, “Hadits ini menunjukkan dianjurkannya
membaringkan kambing ketika akan disembelih dan tidak boleh disembelih
dalam keadaan kambing berdiri atau berlutut, tetapi yang tepat adalah dalam
keadaan berbaring. Cara seperti ini adalah perlakuan terbaik bagi kambing
tersebut. Hadits-hadits yang ada pun menuntunkan demikian. Juga hal ini
berdasarkan kesepakatan para ulama. Juga berdasarkan kesepakatan ulama
dan yang sering dipraktekan kaum muslimin bahwa hewan yang akan
24
disembelih dibaringkan di sisi kirinya. Cara ini lebih mudah bagi orang yang
akan menyembelih dalam mengambil pisau dengan tangan kanan dan
menahan kepala hewan dengan tangan kiri”.23
4. Pelajaran dari hadits
1) Dianjurkan untuk membaringkan hewan saat akan disembelih
2) Tidak menyembelih hewan dalam keadaan berdiri
ِّم ْش ِق ُّي َع ْن أَيِب إِ ْد ِريس َع ْن أَيِب َ َخَب َريِن َربِ َيع ةُ بْ ُن يَِز
َ يد الد َ َح َّدثَنَا َعْب ُد اللَّ ِه بْ ُن يَِز
ْ يد َح َّد َثنَا َحْي َوةُ قَ َال أ
َ
صْي ٍد ِ َض َقوٍم ِمن أ َْه ِل الْ ِكت
ِ اب أََفنَأْ ُكل يِف آنِيَتِ ِه ْم َوبِأ َْر ِ ِِ
َ ض ُ ْ ْ ِ ت يَا نَيِب َّ اللَّه إنَّا بأ َْر
ُ َث ْعلَبَةَ اخْلُ َشيِن ِّ قَ َال ُق ْل
ت ِم ْن أ َْه ِل يد بَِقو ِس ي وبِ َك ْليِب الَّ ِذي لَي مِب ِ
ْ َس َُعلَّ ٍم َوبِ َك ْليِب الْ ُم َعلَّ ِم فَ َم ا ي
َ ص لُ ُح يِل قَ َال أ ََّما َم ا ذَ َك ْر َ ْ َ ْ ُ أَص
ِ ِ
َ ت بَِق ْو ِس
ك ِ ِ ِ ِ َالْ ِكت
َ ُاب فَِإ ْن َو َجدْمُتْ َغْيَرَها فَاَل تَأْ ُكلُوا ف َيها َوإِ ْن مَلْ جَت ُدوا فَا ْغس ل
َ وها َوُكلُ وا ف َيه ا َوَم ا ص ْد
َ ِت بِ َك ْلب
ِك َغرْي ِ ِ َ ِت بِ َك ْلب ِ ِ
َ اس َم اللَّه فَ ُك ْل َوَم ا ص ْد
ْ تَ ك الْ ُم َعلَّ ِم فَ َذ َك ْر َ اس َم اللَّه فَ ُك ْل َوَما ص ْد
ْ تَ فَ َذ َك ْر
23
Yahya bin Syarf An-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, (Bairut: Dar Ihya’ At Turots Al ‘Arobi, 1392 H),
juz 13, h. 122
24
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Bairut: Darul Kutub Al-Ilmiyah, 2007), juz
13, h.596.
25
bejana selain itu maka janganlah kalian makan menggunakan bejana itu.
Tetapi jika kalian tidak menemukan selain bejana itu, maka cucilah terlebih
dahulu kemudian makanlah dengan menggunakan bejana tersebut. Adapun
apa yang engkau buru dengan menggunakan busur panahmu dan engkau
sebut nama Allah swt saat memanah maka makanlah. Adapun apa yang
engkau buru dengan anjingmu yang terlatih dan engkau sebut nama Allah
swt saat melepaskan busur panahnya maka makanlah. Dan adapun apa yang
engkau buru dengan menggunakan anjingmu ya ng tidak terlatih dan kamu
masih sempat menyembelih hewan buruan tersebut maka makanlah”. (HR.
Bukhari Hadits Nomor 5478)
2. Mufradat Al-Gharibah
صْي ٍد
َ : Buruan
َق ْو ٌس ْي: Busur panahku
adalah Syam. Sejumlah kabilah Arab tinggal di Syam dan memeluk agama
Nasrani. Hadits ini memperbolehkan memakai wadah bekas Ahli Kitab jika
tidak ada tang lainnya dengan cara dicuci terlebih dahulu dikarenakan Ahli
Kitab sering berinteraksi dengan hal-hal yang najis. Selain itu, hadits ini juga
menjelaskan agar menyebut nama Allah ketika kamu akan menggunakan
busurmu atau mengutus anjing piaraamu untuk menangkap hewan buruan.25
4. Pelajaran dari hadits
a) Anjuran berburu dengan menggunakan busur
25
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari, juz 27, h.71
26
b) Diperbolehkan menggunakan wadah bekas Ahli Kitab setelah dicuci
terlebih dahulu
ِ مِت ِّ َح َّدثَنَا أَبُ و نُ َعْي ٍم َح َّدثَنَا َزَك ِريَّاءُ َع ْن َع ِام ٍر َع ْن َع ِد
ُ ْي بْ ِن َح ا ٍ َرض َي اللَّهُ َعْن هُ قَ َال َس أَل
َّ ت النَّيِب
اب بِ َع ْر ِض ِه َف ُه َو
َ َص
َ اب َ دِّه فَ ُك ْل هُ َوَم ا أ
َ َ َ ِ ص ْي ِد الْ ِم ْع َر
ِ اض قَ َال م ا أَص حِب ِ
َ ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم َع ْن
َ
2. Mufradat Al-Gharibah
26
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, juz 13, h.590.
27
ِ الْ ِم ْع َر:
اض Panah tanpa memiliki bulu dan mata tombak yang ketika dilempar
mengenai sasarannya dengan bagian yang tumpul bukan bagian yang tajam.27
يت ِ
َ فَ َخش: Kamu takut
3. Pengertian Hadits
Waqiidz adalah sesuatu yang dibunuh dengan menggunakan batu,
tongkat, atau benda tumpul dan tidak tajam. Adapun mauqudzah adalah
binatang yang dipukul dengan kayu hingga mati.
Anjing terlatih adalah anjing yang jika diisyaratkan oleh pemiliknya
untuk menangkap hewan buruan, maka dia akan mengejarnya. Jika
pemiliknya mengncegahnya maka anjing pun akan berhenti. Dan jika ia
menangkap binatang buruan, maka ia menahannya untuk pemiliknya. Jika
engkau mendapati anjing lain bersama anjing yang kau lepas, lalu engkau
khawatir anjing itu menangkap binatang buruan yang telah mati bersama
dengan anjingmu maka jangan engkau makan, karena dalam hadits ini
disyaratkan membaca bismillah ketika melepaskan anjing yang kamu latih
untuk berburu sebagai syarat dalam menghalalkan binatang hasil
tangkapannya.
4. Pelajaran dari hadits
a) Tidak memakan hasil buruan ketika anjing yang kamu lepas bersama
dengan anjing lain
b) Membaca bismillah ketika menyuruh anjing yang kamu latih untuk
berburu
ِ ِ ِ ِ مِل
يم ِ َ َوقَ َال ابْ ُن عُ َم َر يِف الْ َم ْقتُولَ ِة بِالُْبْن ُدقَ ِة تِْل
ُ ك الْ َم ْوقُ وذَةُ َوَكرَه هُ َس ا ٌ َوالْ َقاس ُم َوجُمَاه ٌد َوإ ْب َراه
ِ ِوعطَاء واحْل سن وَك ِره احْل سن رمي الْبْن ُدقَ ِة يِف الْ ُقرى واأْل َمصا ِر واَل يرى بأْسا ف
ُيما س َواه
َ ً َ ََ َ َ ْ َ َ ُ َ َْ ُ َ َ َ َ ُ َ َ َ ٌ َ َ
27
Ibnu Mandzur Al-Anshari, Lisanul Arab, (Bairut: Dar As-Shaadir, 2010), juz 7, h.180.
28
Artinya: Ibnu Umar berkata tentang hewan yang terbunuh dengan
bundaqah, “Ia tergolong mauqudzah (hewan yang mati terpukul)”. Salim, Al-
Qasim, Mujahid, Ibrahim, Atha’, dan Al-Hasan memakruhkannya. Al-Hasan
memakruhkan melemparkan bundaqah di desa-desa dan kota-kota, tetapi
memperbolehkan pada selainnya.
ِ
ُ الش ْعيِب ِّ قَ َال مَس ْع
ت َّ ب َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ َع ْن َعْب ِد اللَّ ِه بْ ِن أَيِب
َّ الس َف ِر َع ْن ٍ ح َّدثَنَا س لَْيما ُن بْن ح ر
َْ ُ َ ُ َ
ِ صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َع ْن الْ ِم ْع َر ِ َ ي بن حامِتٍ ر ِضي اللَّه عْنه قَ َال سأَلْت رس ِ
اض َف َق َال َ ول اللَّه َُ ُ َ ُ َ ُ َ َ َ َ ْ َّ َعد
ت أ ُْرِس ُل َك ْليِب قَ َال إِذَا ِ ِِ ِ إِذَا أَصب حِب
ُ اب بِ َع ْرضه َف َقتَ َل فَِإنَّهُ َوقي ٌذ فَاَل تَأْ ُك ْل َف ُق ْل َ ت َدِّه فَ ُك ْل فَِإذَا أ
َ َص َ َْ
28
Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, juz 13, h.592.
29
menyebut nama Allah atas anjing yang lain”. (HR. Bukhari Hadits Nomor
5476)
2. Mufradat Al-Gharibah
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adab makan dan minum yang sesuai dengan hadits-hadits Nabi saw.
adalah membaca basmallah saat makan dan memulai dengan yang terdekat,
makan dan minum dengan menggunakan tangan kanan, memulai makanan dari
bagian pinggir, ketika makan tidak bernafas atau tidak meniup makanan dan
minuman, jangan bersandar, berdiri dan tengkurup ketika makan dan minum,
makan menggunkan tiga jari,tidak mencela makanan, mengambil nafas tiga kali
ketika minum, makan secara bersama-sama, posisi duduk yang baik ketika
makan, dan berdoa setelah makan.
Jadi kita sebagai umat muslim sudah seharusnya mengikuti adab makan
dan minum yang telah dianjurkan dalam agama Islam dan Rasulullah SAW. Jika
tidak mengikuti adab yang dianjurkan, akan berdampak pada kesehatan dan juga
dapat mengurangi keberkahan makanan dan minuman yang dikonsumsi.
31
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail.2007. Shahih Al-Bukhari. Bairut: Darul Kutub Al-
Ilmiyah.
Abu Ath-Thoyib, Muhammad Syamsul Haq Al-‘Azhim Abadi. 1415 H. Aunul Ma’bud
Syarh Sunan Abi Daud. Bairut:Barul Kutub Ilmiyah.
Al-Qazwaini, Abu Abdullah Muhammad bin Yazid Ar-Rabi bin Majah.2010. Sunan
Ibnu Majah. Bairut: Darul Kutub AL-Ilmiyah.
An-Naisabury, Al-Hakim.2002. Al-Mustadrak. Bairut: Darul Kutub Al-Ilmiyah
An-Naisaburi, Abu Al-Husain Muslim bin Al-Hajaj. 261H. Shahih Muslim. Kairo: Darul
Hadits..
An-Nawawi, Yahya bin Syarf. 1329H. Syarh Shahih Muslim. Bairut: Dar Ihya’ At Turots
Al ‘Arobi.
At-Tirmidzi, Abu Isa Muhammad bin Isa. 1996. Sunan At-Tirmidzi. Bairut: Darul
Gharbi Al-Islami.
Al-Anshari, Ibnu Mandzur2010. Lisanul Arab. Bairut: Dar As-Shaadir, 2010)
32