Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Kupang,22 Maret 2022


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….1
1.1Latar belakang……………………………………………....1
1.2 Rumusan masalah…………………………………………..2
1.3 Tujuan penulisan makalah………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………..3
2.1 definisi komitmen dan intimidasi…………………………..8
2.2 Hubungan Antara Komitmen Dan Intimidasi……………...9
2.3 Akibat dari hubungan komitmen dengan Intimidasi……….9
BAB III PENUTUP………………………………………………..10
3.1 kesimpulan………………………………………………….10
3.2 Saran………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak orang yang beranggapan bahwa komitmen adalah sesuatu yang
berhubungan dengan perjanjian, tanggung jawab, dan dedikasi terhadap suatu hal.
Komitmen sendiri dilakukan dengan cara suka rela alias tidak ada unsur paksaan
sedikit pun. Pada umumnya, orang-orang akan menjalankan komitmen pada sesuatu
yang dicintai atau apa yang harus mereka lakukan. Selain itu, sebagian orang juga
berani berkomitmen karena mereka takut akan kehilangan jika tidak ikatan atau
komitmen tersebut tidak dibuat.
Pengertian komitmen adalah sikap kesediaan diri untuk memegang teguh visi, misi
serta kemauan untuk mengerahkan seluruh usaha dalam melaksanakan tugas.
Komitmen karyawan tidak akan tumbuh dengan sendirinya, ada hubungan signifikan
antara budaya kerja dengan komitmen karyawan Robbins (2002:284).
Sedangkan Intimidasi merupakan salah satu istilah mengenai bentuk perilaku yang
banyak dipelajari dalam ilmu sosial hingga psikologi. Secara tidak langsung,
intimidasi merupakan perilaku yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok untuk
mencapai tujuannya.
Tujuan individu atau kelompok tersebut tentu saja dapat berupa positif ataupun
negatif. Intimidasi sendiri dapat menimbulkan sejumlah akibat psikis yang dapat
dirasakan oleh korbannya.
Di era zaman sekarang ini yang teknologinya sudah berkembang pesat banyak
individu-individu yang memanfaatkan komitmen dengan iming-iming komitmen akan
terjalin dengan baik dan mecapai tujuan yang diinginkan,padahal dengan kenyataanya
itu hanya sebuah perkataan yang akan merujuk ke hubungan intimidas
Sebagian orang mengatasnamakan komitmen untuk sebuah intimidasi,tentu hal
tersebut akan berakibat fatal,seperti gangguan mental bagi korban bahkan yang paling
parah sampai kematian.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi dari komitmen dan intimidasi?
2. Apa hubungan antara komitmen dan intimidasi?
3. Apa akibat dari hubungan komitmen dan intimidasi jika terjalin?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui definisi dan intimidasi
2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan komitmen dan intimidasi
3. Untuk mengetahui akibat dari hubungan komitmen dan intimidasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Komitmen dan Intimidasi


Komitmen adalah sebuah kata yang mungkin sering kamu dengar saat
membicarakan hubungan. Kata komitmen juga tidak jarang terdengar di dunia kerja
dan berbagai hal yang berhubungan dengan tanggung jawab.
Menurut KBBI, komitmen adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan
sesuatu atau kontrak. Komitmen juga bisa diartikan sebagai tanggung jawab. Tentunya
komitmen tidak akan lepas dari kehidupan seseorang, terutama orang dewasa yang
sudah mengerti maknanya.
Komitmen adalah tindakan yang dilakukan seseorang tanpa adanya unsur paksaan.
Komitmen tidak hanya dilakukan untuk orang lain saja, namun juga untuk diri sendiri.
Komitmen sendiri memiliki beberapa contoh yang biasa diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan komitmen sebagai suatu keadaan
dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya
untuk mempertahankan keangotaannya dalam organisasi. Sedangkan Mathis dan
Jackson (dalam Sopiah, 155) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai
derajad dimana karyawan percaya dan mau menerima tujuan-tujuan organisasi dan
akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasinya).
Memahami arti komitmen adalah wujud dari sebuah tanggung jawab. KBBI
menjelaskan arti komitmen adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu
atau kontrak.Secara sederhana, arti komitmen adalah bisa disamakan dengan
kesetiaan. Arti komitmen adalah adanya perasaan terlibat, loyalitas, dan identifikasi
dari seseorang.
Melansir dari The Healthy, profesor di Derner School of Psychology New York,
Lawrence Josephs PhD mengungkap komitmen adalah komponen paling penting dari
hubungan jangka panjang yang sukses.
“Bagaimanapun, semakin berkomitmen pada suatu hubungan, maka semakin stabil
dan sukses hubungan yang dimiliki tersebut,” dijelaskan.

3
Pengertian Intimidasi Menurut Para Ahli
Definisi mengenai intimidasi yang diungkapkan oleh beberapa tokoh dan kamus
adalah sebagai berikut:
a. Merriam Webster
Intimidasi memiliki arti membuat takut untuk memaksa atau menghalangi seolah-olah
ancaman. Pada arti lain, intimidasi berarti mengisyaratkan untuk mendorong orang
merasakan takut atau supaya orang lain merasa rendah diri.
b. Cambridge Dictionary
Sinonim dari intimidasi adalah mengancam. Tujuannya adalah untuk menakuti atau
mengancam seseorang. Biasanya untuk membujuk orang lain agar melakukan sesuatu
sesuai kehendak pengancam. Intimidasi memiliki banyak wajah, tetapi langsung
dikenali sebagai kekuatan yang menyebabkan seseorang meragukan persepsi mereka
tentang kenyataan Hal ini merupakan taktik untuk mengendalikan orang lain.
c. Wiqiquote
Pengertian dari intimidasi adalah perilaku yang dilakukan secara sengaja oleh
seseorang atau sekelompok orang hingga menyebabkan orang lain merasakan takut
dengan cedera atau bahaya. Tidak perlu membuktikan bahwa perilaku itu sangat
kejam hingga menimbulkan terror atau bahwa korban benar-benar ketakutan.
d. Ratno Lukito
Ratno Lukito berpendapat bahwa intimidasi adalah sebuah tindakan yang dilakukan
oleh seseorang dengan tujuan untuk memaksa orang lain menuruti apa yang kita
inginkan sehingga orang tersebut dapat melakukan hal tertentu sesuai dengana apa
yang diperintahkan.
e. Peter Randall
Peter randall mengungkapkan bahwa intimidasi adalah perilaku seseorang dalam
melakukan tindakan agresif yang disenagaja ataupun dilakukan tidak senagaja yang
bertujuan untuk membuat tekanan kepada orang lain baik secara fisik atau non fisik.

4
Bentuk Intimidasi
Intimidasi yang menimbulkan dampak cukup negatif tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Hal ini tidak lain untuk semakin menguatkan perasaan takut korban
terhadap individu atau kelompok yang melakukan intimidasi. Beberapa bentuk
intimidasi untuk mencapai tujuan tersebut yakni berupa:
1. Intimidasi Verbal
Bentuk intimidasi pertama yang dapat dilakukan oleh pelaku yaitu berupa verbal atau
kata-kata. Biasanya, intimidasi yang satu ini merupakan tahap awal dari pelaku untuk
meningkatkan rasa takut dan mencapai tujuannya. Intimidasi verbal tersebut bisa
terjadi di lingkungan sekolah, kerja, hingga rumah tangga.
2. Intimidasi Fisik
Berbeda dengan jenis intimidasi sebelumnya, jenis intimidasi berikutnya ini memiliki
dampak yang lebih besar. Intimidasi yang dilakukan oleh pelaku tersebut secara lebih
jauh dapat melibatkan anggota fisik. Jenis intimidasi yang satu ini biasanya cenderung
membuat korban lebih merasa takut dan cemas, bahkan seringkali mempertanyakan
dan menyalahkan diri sendiri.

Ciri-Ciri Komitmen Secara Umum


Komitmen di dalam diri seseorang timbul karena adanya rasa tanggungjawab
terhadap sesuatu. Sebagian orang berkomitmen karena menyukai yang dilakukannya,
sedangkan sebagian orang lainnya berkomitmen karena adanya perasaan takut
kehilangan sesuatu jika tidak menjalankan komitmennya.
Setelah kita mengetahui apa yang dimaksud dengan komitmen, lalu seperti apa sih
ciri-ciri komitmen itu?
a) Dalam suatu komitmen terdapat perjanjian yang disepakati, baik terhadap diri
sendiri maupun terhadap pihak lain.
b) Dalam komitmen juga terdapat tujuan atau goal tertentu yang ingin dicapai
setelah melaksanakan komitmen tersebut.
c) Semua pihak yang terlibat dalam suatu komitmen harus bertanggungjawab
dengan isi perjanjian.
d) Adanya kesetiaan atau loyalitas dari semua pihak terhadap tujuan yang ingin
dicapai.

5
Contoh Komitmen Dalam Hidup Manusia
1. Komitmen Terhadap Diri Sendiri
Ini adalah bentuk komitmen yang berlandaskan adanya keinginan dari diri sendiri
untuk mencapai sesuatu yang lebih baik.Misalnya, seseorang berkomitmen untuk
melakukan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat dan berolah raga.
Hasil akhir yang ingin dicapai dari komitmen ini adalah tubuh yang lebih sehat dan
berat badan yang ideal.
2. Arti Komitmen Dalam Hubungan
Semua hubungan antar manusia membutuhkan komitmen guna mempertahankan dan
menjaga hubungan tersebut tetap baik. Dalam hal ini, arti dari komitmen dalam
hubungan adalah keterikatan pihak-pihak yang berkomitmen untuk melakukan
tindakan sesuai dengan perjanjian mereka secara bertanggungjawab. Misalnya
hubungan pacaran, hubungan pernikahan, hubungan persahabatan, dan lain-lain.
Tanpa adanya komitmen, suatu hubungan antar manusia tidak dapat bertahan karena
akan ada salah satu pihak yang memutuskan hubungan tersebut.
3. Komitmen Terhadap Keluarga
Ini adalah bentuk komitmen yang berasal dari diri seseorang terhadap keluarganya.
Artinya, seseorang tidak hanya mementingkan dirinya tapi juga bertanggungjawab
terhadap keluarganya. Misalnya seseorang suami yang berkomitmen pada keluarganya
untuk memberikan nafkah lahir dan batin.
4. Komitmen dalam Bekerja
Menurut John Meyer dan Natalie Allen dalam buku berjudul “Human Resource
Management Review”, ada tiga model komitmen kerja seseorang terhadap perusahaan
tempatnya bekerja.
a) Cinta terhadap pekerjaan (Affective Commitment)
b) Takut kehilangan pekerjaan (Continuance Commitment)
c) Adanya rasa kewajiban (Normative Commitment)
5. Komitmen Terhadap Lingkungan
Hubungan manusia dengan alam dan lingkungannya juga membutuhkan suatu
komitmen agar kondisi alam tetap baik seperti adanya.
Misalnya komitmen para pendaki gunung untuk tidak membuang sampah
sembarangan dan bertanggungjawab untuk menjaga lingkungan alam tetap asri

6
Tanda Tidak Berkomitmen
Apa saja yang menjadi tanda seseorang tidak benar-benar berkomitmen dalam
sebuah hubungan? Melansir dari The Healthy, ada lima tanda yang menggambarkan
seseorang tidak berkomitmen dan bila terjadi sebaliknya itulah komitmen. Ini
penjelasannya dari Lawrence Josephs PhD:
1. Tidak Mampu Berkompromi
Suatu hubungan, terlebih yang jangka panjang, membutuhkan sikap memberi
dan menerima. Dalam hubungan yang sehat dan seimbang, pasangan terkadang harus
bersedia mengalah, pada minat yang tidak mereka sukai secara khusus.
Akan tetapi, jika seseorang secara konsisten tidak mau berkompromi, itu
pertanda mereka mungkin bukan calon pasangan hidup.
2. Menjadi Egois
Josephs mengatakan bahwa terlalu fokus pada diri sendiri berjalan seiring
dengan keengganan untuk berkompromi.
“Orang yang memiliki tingkat narsisme tinggi memiliki masalah dengan komitmen.
Mereka cenderung merasa bahwa rumput di tempat lain lebih hijau. Mereka
menempatkan kebutuhan mereka sendiri di atas orang lain,” kata Josephs.
Seharusnya ketika orang mendefinisikan diri mereka sendiri dalam hubungan
mereka, mereka termotivasi untuk berpikir dan berperilaku dengan cara yang
membantu mempertahankan hubungan. Tidak hanya menunjukkan perilaku sesekali
bahwa mereka peduli.
3. Mudah Marah
Terkadang, kemarahan bisa menjadi produktif dan bahkan sehat untuk
hubungan jika diungkapkan dengan tepat, menurut American Psychological
Association.
Namun tetap saja, itu mungkin merupakan tanda komitmen yang goyah jika
perhatian seseorang terhadap kepentingan pribadi mereka menyebabkan kemarahan
atau frustrasi setiap kali mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.
“Beberapa orang sangat sensitif terhadap penolakan dan pengabaian, dan jika mereka
kecewa, mungkin akan merespons dengan cara balas dendam yang marah,” kata
Josephs.

7
4. Memiliki Hubungan Bermasalah
Riwayat hubungan dapat memberikan petunjuk tentang kemampuan seseorang untuk
bertahan dalam hubungan jangka panjang. Ini dapat mencakup hubungan keluarga
masa lalu, kekasih, atau bahkan teman platonis.
Seringkali ada hubungan antara riwayat trauma dan kesulitan dengan keintiman dan
komitmen.
Namun, karena beberapa orang dengan masa lalu yang traumatis masih
mengalami hubungan pribadi yang stabil, faktor ini saja tidak menunjukkan
kurangnya komitmen, menurut Matt Cohen PhD, seorang psikolog klinis dan asisten
profesor psikiatri di University of North Carolina.
5. Merasa Terganggu
Pasangan yang tampaknya terganggu bisa menandakan seseorang yang tidak
berkomitmen, kata Jessy Levin PhD, psikolog senior di Northwell Health di Lake
Success, New York.
Contohnya mungkin mengamati bahwa mereka mundur dari kontak fisik dan seksual,
tidak berkencan sebelumnya, atau menarik diri secara emosional.
“Jika seseorang melakukan gerakan dengan cara yang tidak bersemangat, itu adalah
petunjuk yang cukup bagus bahwa mereka belum mencapai tempat di mana mereka
berkomitmen,” kata Josephs.

2.2 Hubungan Antara Komitmen Dan Intimidasi


Hubungan komitmen dan intimidasi adalah sangat negatif bagi pelakunya,maksudnya
disini adalah komitmen yang terlalu berlebihan akan mengakibatkan terjadinya
intimidasi karena di salah satu pihak akan merasa bahwa dirinya selalu merasa
kekurangan seperti contohnya jika Wanita dan pria terjalin kedalam hubungan
pernikahan tentunya didalam sebuah hubungan ada komitmen diantara kedua
nya,kerapkali terjadi bahwa Wanita akan menjadi lebih penurut untuk memnuhi
keinginan pasangannya. Pihak laki-laki akan merasa bahwa dirinya dirajakan dari
sikap itulah yang akan membuat laki-laki semakin semena-mena terhadap
Wanita,akan menyebabkan jika keinginannya tidak terpenuhi maka Tindakan
intimidasi akan terjadi seperti,pengancaman bahkan sampai ke pembunuhan
pengertian ancaman ini ialah suatu usaha atau juga kegiatan yang dilaksanakan oleh
individu/ kelompok tertentu yang potensi tersebut kemudian membahayakan
keselamatan individu/ kelompok lain.

8
2.3 Akibat dari hubungan komitmen dengan Intimidasi
a. Sulit makan atau malas makan, karena takut dan gelisah
b. Rasa sakit fisik jika Anda menggunakan kekerasan
c. Kesal dan marah karena Anda tidak dapat membalas
d. Malu dan kecewa pada diri sendiri karena Anda hanya bisa membiarkannya
e. Rendah kepercayaan diri / rendah diri
f. Pemalu dan kesepian
g. Menurunnya prestasi akademik
h. Merasa terisolasi dalam asosiasi
i. Depresi yang menyebabkan berpikir atau bahkan mencoba bunuh diri

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi komitmen dan intimidasi adalah hubungan yang jika kedua nya terjalin akan
menyebabkan sesuatu yang tidak baik,karena jika komitmen ini terlalu dalam akan
menyeabkan seseorang melakukan Tindakan intimidasi,di salah satu pihak tentunya
ada yang tidak nyaman kan hal tersebut.

3.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa berpendidikan untuk kedepannya harus lebih awas lagi dalam
memilih seseorang untuk berkomitmen begitu juga dalam diri kita sendiri harus di
terapkan sikap komitmen yang positif.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. M. Joharis Lubis, MM. M.Pd,komitmen membangun Pendidikan CV. Widya


Puspita Jln. Keadilan/ Cemara, Lorong II Barat No. 57 Sampali Medan CP:
081397477666 – 081361060465 Email: cv.widyapuspita@gmail.com
WAHYUDI,2020 komitmen organisasi Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang Gd. A,
Ruang 211 Universitas Pamulang Tangerang Selatan – Banten
Fahmi idris,2004 mencegah diskriminasi, Jakarta, Kantor Perburuhan Internasional,
Definition of NGOs, http://www.ngo.org/ngoinfo/define.html,( Diakses pada 21 maret
2022)
Iskandar, Metodologi Penelitian dan Sosial (Kualitatif dan Kuantitatif), (Jakarta:
Gaung
Persamda Press, 2008), 186.
Lestyo mawarti,2020 Ilmu PPKN dan Kajiannya

11

Anda mungkin juga menyukai