Disusun Oleh :
Kelompok C6
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
marilah kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Pengawasan Mutu Pangan yaitu laporan praktikum tentang ―Faktor yang Mempengaruhi
Mutu Kopi Luwak di Lampung Barat
Adapun laporan praktikum tentang “Identifikasi Produk Pangan”, telah penulis usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan laporan ini.
Penulis berharap, laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca, menambah
pengetahuan dan mempermudah percobaan yang hendak dilakukan.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan laporan
praktikum ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan
dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
demi kesempurnaan makalah laporan praktikum ini untuk ke depannya.
Kelompok C6
DAFTAR ISI
1.2 Tujuan
a. Mengetahui karakteristik mutu fisik dari beberapa produk pangan (produk cair, semi
padat/pasta, dan padat) secara subyektif dan obyektif.
b. Mengetahui karakteristik mutu organoleptik dari beberapa produk pangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan
1. Nori
4.1 Hasil
b. Bentuk:
● kondisi permukaan : kasar
● Keseragaman : bentuk persegi
4.2 Pembahasan
Pembuatan nori dimulai dari pembersihan rumput laut. Rumput laut yang kering
dibersihkan dari kotoran–kotoran yang menempel dengan mencuci menggunakan air biasa.
Proses pembersihan ini bertujuan untuk membersihkan rumput laut dari sisa pasir dan
kotoran yang masih menempel. Kemudian umput laut kering yang sudah bersih direndam
dalam air dengan perbandingan antara rumput laut kering (gram) : air (mL) = 2 : 60.
Perendaman dilakukan selama 24 jam.
Setelah dilakukan proses perendaman, rumput laut dicuci kembali dengan air sampai
bersih atau sampai air hasil cucian bening. Rumput laut hasil pencucian ditambahkan air
dengan perbandingan antara rumput laut kering (gram) dengan air mineral (mL) = 1 : 8
kemudian dihaluskan menggunakan blender selama 1,5 menit. Proses ini bertujuan untuk
mempermudah proses pemasakan dan pencetakan. Bubur rumput laut hasil dari proses
penghalusan dimasak selama kurang lebih 30 menit. Selama proses pemasakan, bubur
rumput laut ditambahkan saos tiram sebanyak 2 gr saos tiram/25 gr rumput laut kering,
gliserol sebanyak 1,5% mL gliserol/mL bubur rumput laut hasil penghalusan.
Bubur rumput laut hasil pemasakan dipipihkan kemudian diletakkan pada loyang ukuran
2614 cm yang telah diolesi dengan minyak kelapa secara merata. Pengeringan. Pengeringan
dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 100oC selama 60 menit. Proses
pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air di dalam nori sehingga
dihasilkan nori yang lebih tahan lama dan mempunyai tekstur yang renyah.
Dari hasil pengamatan uji mutu fisik dan uji organoleptik dari 2 jenis Nori yaitu Nori
tradisional dan Nori komersil didapatkan warna yang sama yaitu hijau tua khas Nori. Rasa
kedua produk Nori memiliki gurih dan asin yang sama. Keduanya memiliki bau khas Nori
dan memiliki tekstur yang renyah dan tidak keras atau alot. Produk Nori tradisional dan Nori
komersil sama-sama memiliki tekstur yang kasar tetapi tidak keras.
Pada Nori tradisional, dalam 1 kemasan berisi 50 lembar Nori yang ditumpuk rapih dan
tertata sehingga Nori tidak mengalami kerusakan atau cacat produk. Sedangkan pada Nori
komersil, dalam 1 kemasan berisi 1 lembar Nori dengan berat 3,2 gram, sehingga produk
Nori mudah retak dan mengalami cacat produk di dalam kemasan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Proses pembuatan nori dilakukan dengan tahapan pencucian rumput laut kering untuk
membersihkan pasir dan kotoran yang menempel pada rumput laut. Perendaman dengan air, ,
pencucian kembali,penghalusan, pemasakan 30 menit dan pengeringan pada suhu 100 oC selama
60 menit kemudian didapatkan nori lembaran.
Nori yang dihasilkan dari kedua produk tidak memiliki perbedaan yang signifikan, hanya
saja ada cacat fisik pada produk komersil dikarenakan dalam 1 kemasan hanya berisi 1 lembar
Nori sehingga rentan retak dan patah.
5.2 Saran
Kemasan produk Nori dibuat menjadi centre seal pouch yaitu bagian badan kemasan dibuat
gelembung. Gelembung tersebut berisi oksigen yang berfungsi sebagai penjaga ketahanan
makanan. Sehingga makanan tidak cepat kadaluarsa dan tidak rusak didalam kemasan.
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/05/Pengawasan-Mutu-
Pangan_SC.pdf
https://123dok.com/document/dzx8g1oq-pembuatan-nori-secara-tradisional-rumput-laut-
jenis-glacilaria.html?utm_source=search_v3
LAMPIRAN