Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agama adalah kepercayaan setiap orang dimana masing-masing kepecayaan itu


tertuju kepada Tuhannya untuk kelangsungan hidup setiap manusia di dunia mupun di
akhirat(Sagita:2014). Kata agama dikenal pula dengan kata din dari bahasa arab dan kata
religi dari bahasa eropa, sedangkan agama sendiri berasal dari bahasa sanskrit yang terdiri
dari 2 kata yakni a:tidak dan gam:pergi, jadi agama tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi
secara turun temurun. Dalam kehidupan manusia agama sudah melekat pada jiwa setiap
individu hal ini dikarenakan agama merupakan pedoman hidup bagi setiap manusia,
kepercayaan manusia terhadap agama sudah ada sejak zaman nenek moyang yang mana
pada zaman itu manusia telah mengenal berbagai macam bentuk peribadatan untuk setiap
Tuhan yang telah menjadi kepercayaan mereka.

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dengan agama, hal ini dikarenakan
agama merupakan wadah yang membentuk karakteristik setiap manusia. Tanpa adanya
agama manusia tidak akan bisa melangsungkan kehidupan dengan benar dan terarah
karena tidak adanya aturan yang mengarahkan manusia itu untuk melakukan suatu
tindakan. Di dunia ini ada beberapa jenis agama yang pada umumnya dianut oleh
sebagian besar manusia diantaranya islam, kristen, katolik, hindu, budha, dan kong hu
cu. Setiap agama tentu memiliki aturan-aturan tersendiri yang mngatur kehidupan
manusia dimana terkadang aturan agama yang satu dengan aturan agama yang lainnya
tidak sama. Namun, tujuannya tetap sama yakni membawa umatnya ke jalan yang benar
menurut ajarannya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa arti agama dalam kehidupan manusia?
1.2.2 Apa peran penting agama dalam kehidupan manusia?
1.3 Batasan Masalah
Pada makalah ini penulis memiliki beberapa batasan masalah, diantaranya :
1.3.1 Makalah ini hanya akan membahas mengenai arti agama dalam kehidupan
manusia

1
1.3.2 Makalah ini hanya akan membahas mengenai peran penting agama dalam
kehidupan manusia
1.4 Tujuan
Dalam makalah ini penulis memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai,
diantaranya :
 Untuk memberikan pengertian kepada pembaca tentang hubungan agama dengan
kehidupan manusia
 Untuk menjelaskan peran penting agama dalam kehidupan manusia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Agama

Definisi agama dibawah ini terbagi menjadi atas tiga bagian besar ,yaitu : Definisi
agama secara umum , definisi agama secara sosiologi dan definisi agama menurut Al
Quran dan hadist.

2.1.1 Definisi agama secara umum

Di bawah ini beberapa difinisi agama menururt para ahli. Harun Nasution
mengumpulkan delapan macam definisi agama, yaitu: 1) Pengakuan terhadap adanya
hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi. 2) Pengakuan terhadap adanya
kekuatan gaib yang menguasai manusia. 3) Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang
mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang
mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia. 4) Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang
menimbulkan cara hidup tertentu. 5) Suatu sistem tingkah laku yang berasal dari suatu
kekuatan gaib. 6) Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber
pada suatu kekuatan gaib. 7) Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan
lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar
manusia. 8) Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang
Rasul. 1 Zidi Gazalba mendefenisikan agama sebagai kepercayaan kepada Yang
Kudus, menyatakan diri pada hubungan dengan Dia dalam bentuk ritus, kultus dan
permohonan, membentuk sikap hidup, berdasarkan doktrin-doktrin tertentu yaitu kitab
suci.2 Sedangkan definisi agama dari sudut pandang Islam, terdapat istilah din, yang
mencakup pengertian keberhutangan, ketundukan, kekuatan yang mengadili dan
kecenderungan alami. Istilah ini berhubungan erat dengan beberapa istilah yang
memiliki akar kata sama, yaitu dan atau kondisi memiliki hutang. Manusia memiliki
hutang yang tak terhingga kepada sang Pencipta, berupa keseluruhan eksistensi.
Orang yang berhutang disebut da‟in, memiliki kewajiban untuk membayar. Karena
pembayaran hutang ini melibatkan seluruh manusia dengan beragam kondisi, maka
diperlukan ketentuan (idanan), dan penilaian terhadap yang patuh dan yang ingkar
(daynunah). Segala ketentuan di atas hanya dapat diaktualisasikan dalam suatu

3
masyarakat yang teratur (madinah) dan memiliki pemimpin (dayyan). Dengan
demikian agama tidak lain adalah keseluruhan proses pemberadaban manusia yang
akan menghasilkan kebudayaan.3 Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa Agama secara mendasar dapat diartikan sebagai seperangkat
aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya
dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya dan
mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya.

2.1.2 Definisi agama secara sosiologi

Pembahasan makalah ini adalah tentang hubungan manusia dengan agama.


Berdasarkan hal itu penulis perlu menguikan definisi agama secara sosiologi. Di
bawah ini beberapa definisi tentang agama oleh para sosiolog. Sosiolog klasik, Emile
Durkheim, mendefenisikan agama sebagai kesatuan sistem kepercayaan dan praktek-
praktek yang berkaitan dengan yang skaral, yaitu hal-hal yang disisihkan dan
terlarang. Kepercayaan dan praktek-praktek yang menyatukan seluruh orang orang
yang menganut dan meyakini hal-hal tersebut kepada suatu komunitas kral yang
disebut Geraja. Sedangkan Hendro Puspito mendefenisikan agama sebagai suatu jenis
sistem sosial yang berporos pada kekuatan-kekuatan nonempiris yang dipercayainya
dan didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka dan masyarakat
luas umumnya. Pada dasarnya para sosiolog memandang agama sebagai bagian dari
struktur sosial masyarakat. Pemikiran mereka tentang definisi agama, membawa pada
pemahaman bahwa dinamika keagamaan adalah bagian dari fenomena sosial. Dengan
kata lain bahwa agama merupakan salah satu aspek dalam kehidupan sosial dan
bagian dari sistem sosial suatu masyarakat. Karena itu, agama tidak dapat dipisahkan
dari manusia secara individual maupun masyakarat.
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dengan agama, hal ini dikarenakan
agama merupakan wadah yang membentuk karakteristik setiap manusia. Tanpa
adanya agama manusia tidak akan bisa melangsungkan kehidupan dengan benar dan
terarah karena tidak adanya aturan yang mengarahkan manusia itu untuk melakukan
suatu tindakan. Di dunia ini ada beberapa jenis agama yang pada umumnya dianut
oleh sebagian besar manusia diantaranya islam, kristen, katolik, hindu, budha, dan
kong hu cu. Setiap agama tentu memiliki aturan-aturan tersendiri yang mengatur
kehidupan manusia dimana terkadang aturan agama yang satu dengan aturan agama

4
yang lainnya tidak sama. Namun, tujuannya tetap sama yakni membawa umatnya ke
jalan yang benar menurut ajarannya.

2.1.3 Definisi agama dalam alquran dan hadits

Agama dalam konsep Islam disebut Dien Kata Ad-Din berasal dari kata ‫دان‬


‫دين و دينا‬11‫ي‬ yang berarti tanggungan, hutang, keharusan penegakan peraturan. Ad-
Din adalah huatang yang harus dibayar dan dipertanggung jawabkan, atau peraturan
yang harus dilaksanakan. Dalam kamus Bahasa Arab disebutkan beberapa
kemungkinan makna ‫دين‬ dalam Al-Qur’an diantaranya adalah : 1) ‫لطان والحكم‬11‫الس‬ =
kekuasaan, 2) ‫الطاعة‬ =ketaatan, 3) ‫الجزأ‬ = pembalasan, 4) ‫العادة‬ = kebiasaan, 5) ‫=الحساب‬
perhitungan, 6) ‫الملة‬ = agama.

Al-Qur’an mengungkapkan kata Ad-Din sebanyak 92 kali. Secara umum


kata Ad-Din diungkap pada surat-surat Makiyah sebanyak 47 kali. Dan pada surat-
surat Madaniyah sebanyak 45 kali. Melihat pengungkapan kata Ad-Din pada ayat
Makiyah dan Madaniyah, maka dapat pula dikatakan bahwa porsi kata Ad-Din pada
keduanya berimbang. Walaupun lebih banyak pada surat-surat Makiyah. Kondisi ini
mengondisikan bahwa di Makkah dakwah Islam untuk memperkenalkan ajaran yang
dibawa Muhammad, sedangkan pada zaman Madaniyah lebih pada penataan atau
pendalaman Ad-Din.

Ayat Makiyah Ayat Madaniyah Pola Ayat


36 26 ‫ين‬
ِ ‫ِد‬
– 5 ‫َين‬
ٍ ‫د‬
1 – ‫ين‬
ِ ‫ِد‬
1 3 ‫ِدينًا‬
2 9 ‫ِدينُ ُكم‬
– 2 ‫ِدينِ ِه‬
5 5 ‫ِدينِ ِهم‬
2 1 ‫ِدينِي‬

Apabila mengkaji Ad-Din dalam ayat-ayat Al-Qur’an, dapat ditarik kesimpulan


bahwa kata Ad-Din mengandung empat makna yang saling terjalin satu sama lainnya
dan tidak dapat dipisahkan. Karena makna satu dengan makna yang lain saling

5
menjelaskan, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Makna-makna tersebut adalah
sebagai berikut :

a. Penyerahan Diri

‫ات‬SS‫ر بآي‬SS‫ا بينهم ومن يكف‬SS‫اءهم العلم بغي‬SS‫إن الدين عند هللا اإلسالم وما اختلف الذين أوتوا الكتاب إال من بعد ما ج‬
‫هللا فإن هللا سريع الحساب‬

“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”. (Q.S.
Ali ‘Imran [3]: 19)

Makna Ad-Din pada ayat diatas yakni, kepatuhan kepada Allah dan ketetapan-


Nya, berikrar dengan ucapan dan hati tanpa rasa takabur, tidak menyekutukan-Nya
dengan yang lain serta tidak pula berpaling dari-Nya. Aplikasinya dengan ibadah dan
rendah diri (tunduk), taat pada perintah-Nya serta meninggalkan larangan-larangan-
Nya.

b. Kerajaan atau kekuasaan


Perkataan dien juga mempunyai arti kerajaan (judicious power). Konsep ini
sangat berkaitan dengan tauhid uluhiyyah yang merupakan perkara paling penting
dalam aqidah Muslim. Seseorang itu tidak diterima imannya dengan hanya
percaya kepada Allah sebagai Rabb akan tetapi ia hendaklah iman kepada Allah
sebagai Ilah. Ini bermakna Allah adalah satu-satunya tuhan yang disembah,
ditaati, Dialah penguasa dan Raja.

‫ر‬SS‫لطان إن الحكم إال هلل أم‬SS‫ا من س‬SS‫زل هللا به‬SS‫ما تعبدون من دونه إال أسماء سميتموها أنتم وآبآؤكم ما أن‬
‫أال تعبدوا إال إياه ذلك الدين القيم ولكن أكثر الناس ال يعلمون‬

“Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama
yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu
keterangan pun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah.
Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang
lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (Qs: Yusuf:40)

6
c. Tunduk dan patuh/taat

‫ورزقكم من‬ ‫وركم‬SS‫وركم فأحسن ص‬SS‫اء وص‬SS‫ماء بن‬SS‫رارا والس‬SS‫ل لكم األرض ق‬SS‫ذي جع‬SS‫هللا ال‬
‫ين‬SS‫هو الحي ال إله إال هو فادعوه مخلص‬ )64(‫الطيبات ذلكم هللا ربكم فتبارك هللا رب العالمين‬
)65(‫له الدين الحمد هلل رب العالمين‬
“Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai
atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi kamu
rezeki dengan sebahagian yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah
Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam. Dialah Yang hidup kekal,
tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia
dengan memurnikan ibadah kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam”. (Q.S. Al-Mukmin [40]:64-65)

Ayat tersebut menjelaskan, bahwa Ad-Din hanyalah milik Allah semata


yaitu kekuasan mutlak (absolute) untuk menciptakan langit, bumi dan seisinya.
Atas kekuasaan-Nya pula Allah mengharuskan manusia untuk tunduk dan
mentaati segala perintah-Nya.

d. Pertanggung Jawaban

Telah dijelaskan diatas bahwa kata Daana bisa menjadi Dain yang


bermakna hutang. Dalam hal ini ia berkaitan erat dengan perwujudan manusia
yang merupakan suatu hutang yang perlu dibayar, manusia yang berasal dari tiada
kemudian dicipta dan dihidupkan lalu diberi berbagai nikmat yang tak terhingga.
Sebagai peminjam manusia sebenarnya tidak memiliki apa-apa, akan tetapi
Pemilik sebenarnya adalah Allah S.W.T manusia hanyalah diamanahi untuk
dipergunakan dalam ibadah. Oleh kerana tidak memiliki apa-apa, manusia tidak
dapat membayar hutangnya maka satu-satunya jalan untuk membalas budi adalah
dengan beribadah, dan menjadi hamba Allah yang mana adalah tujuan daripada
penciptaan manusia dan selanjutnya hutangpun harus dipertanggungjawabkan.

)6(‫وإن الدين لواقع‬ )5(‫إنما توعدون لصادق‬

7
“Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan sesungguhnya
(hari) pembalasan pasti terjadi”. (Q.S. Adz Dzaariyat [51]: 51-56)

Ayat ini menjelaskan kepada manusia kepada manusia bahwa semua yang
dilakukan manusia baik/buruk, salah/benar akan mendapatkan pembalasan.
Makna Ad-Din diatas menginformasikan kapada kita bahwa hari Pembalasan
sangatlah adil. Pada hari itu manusia tidak bisa untuk menolong dirinya sendiri,
hanya amal masing-masing yang menentukan dirinya, yaitu mendapatkan
kebahagiaan disisi Allah atau akan mendapatkan kesengsaraan.

Dari beberapa definisi / maksud agama menurut Islam seperti yang telah
diterangkan diatas, maka jelaslah agama menurut sudut pandangan Islam sangat
berbeda dengan persepsi Barat, agama dalam Islam adalah cara hidup, cara berfikir,
berideologi, dan bertindak. Agama meliputi sistem-sistem politik, ekonomi, sosial,
undang-undang dan ketata-negaraan. Agama berperan dalam membentuk
pribadi insan kamil disamping juga membentuk masyarakat yang ideal, agama
menitik beratkan pembentukan moral dan spiritual sesebuah masyarakat tetapi tidak
lupa juga membangun masyarakat dan membina pemerintahan yang kukuh dan
berwibawa dimata dunia. Inilah yang dinamakan agama menurut Islam, jadi apa
yang dianggap agama oleh barat adalah bukan agama (tidak lengkap) menurut Islam,
ataupun Islam bukan hanya sekadar agama dalam pengertian Barat yang sempit.

2.2 Pengertian dan konsep manusia dalam alquran


Manusia merupakan mahluk hidup yang paling sulit dimengerti meskipun oleh
dirinya sendiri. Manusia adalah mahluk yang tidak bisa ditebak, namun rasional. Manusia
juga memiliki fisik yang baik seperti halnya mahluk hidup lainnya. Manusia juga
memiliki akal sehingga dia dapat menciptakan hal-hal yang luar biasa meskipun secara
fisik dia tidak mampu melakukannya. Manusia melakukan hal-hal hebat dengan bantuan
mesin-mesin yang dibuatnya. Dengan begitu, manusia bukanlah hewan, tapi mirip dengan
hewan karena punya akal dan perasaan. Sehingga manusia tidak memiliki konsep definisi
yang jelas akan dirinya.
Dalam Al Qur’an, ada beberapa konsep berkenaan dengan manusia. Dari ayat-ayat
yang berkenaan dengan manusia, Al-Qur’an menyebut manusia dalam beberapa nama,
salah satu nya adalah al-basyr yang dijelaskan sebagai berikut :

8
a. Al-basyr

Penelitian terhadap kata manusia yang disebut al-Qur’an dengan menggunakan kata
basyar menyebutkan, bahwa yang dimaksud manusia basyar adalah anak turun Adam.
Berdasarkan konsep basyr, manusia tidak jauh berbeda dengan makhluk biologis lainnya.
Dengan demikian kehidupan manusia terikat kepada kaidah prinsip kehidupan biologis
seperti berkembang biak. Sebagaimana halnya dengan makhluk biologis lain, seperti
binatang. Mengenai proses dan fase perkembangan manusia sebagai makhluk biologis,
ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an, yaitu :

 Prenatal (sebelum lahir), proses penciptaan manusia berawal dari


pembuahan (pembuahan sel dengan sperma) di dalam rahim, pembentukan
fisik (QS. Al Mu’minuun: 12-14)
١٣‫ار فِي نُ ۡطفَ ٗة َج َع ۡل ٰنَهُ ثُ َّم‬ ٰ
ٖ ‫ين قَ َر‬ ٖ ‫ َّم ِك‬١٤ ١٢ ‫ِط ٖين ِّمن ُسلَلَ ٖة ِمن ٱِإۡل ن ٰ َسنَ خَ لَ ۡقنَا َولَقَ ۡد‬
َ ‫ُض َغ َة عِ ٰ َظ ٗما َف َك َس ۡو َنا ۡٱل ِع ٰ َظ َم لَ ۡح ٗما ُث َّم َأ‬
‫نش ۡأ ٰ َن ُه‬ ۡ ‫ُث َّم َخلَ ۡق َنا ٱل ُّن ۡط َف َة َعلَ َق ٗة َف َخلَ ۡق َنا ۡٱل َعلَ َق َة م‬
ۡ ‫ُض َغ ٗة َف َخلَ ۡق َنا ۡٱلم‬
َ ‫ك ٱهَّلل ُ َأ ۡح َسنُ ۡٱل ٰ َخلِق‬
‫ِين‬ َ ‫َخ ۡل ًقا َء‬
َ ‫اخ ۚ َر َف َت َب‬
َ ‫ار‬
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air
mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”
 Post natal (sesudah lahir) proses perkembangan dari bayi, remaja, dewasa dan
usia lanjut sebagaimana dalam surat Al Mu’min: 67 yang artinya :
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes, air mani,
sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai
seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada
masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara
kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya
kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami (nya).
2.3 Peran penting agama dalam kehidupan manusia

9
Menurut agama Islam, manusia diciptakan di bumi untuk beribadah kepada
Allah. Selain itu, manusia diciptakan di bumi sebagai khalifah atau pemimpin di
bumi. Dengan perannya tersebut, manusia diharapkan untuk:
 Sadar sebagai mahluk individu yaitu mahluk hidup yang berfungsi sebagai
mahluk yang paling utama di antara mahluk-mahluk lain. Sebagai mahluk
utama di muka bumi, manusia diingatkan perannya sebagai khaifah dibumi
dan mahluk yang diberi derajat lebih daripada mahluk lain yang ada di bumi.
 Sadar bahwa manusia adalah mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia
harus mengadakan interelasi dan interaksi dengan sesamanya. Itulah sebabnya
Islam mengajarkan perasamaan
 Sadar manusia adalah hamba Allah SWT. Manusia sebagai mahluk yang
berketuhanan, memiliki sikap dan watak religius yang perlu dikembangkan.
Manusia harus selalu beribadah keapada Allah karena merupakan tugasnya
untuk beribadah kepada Allah

Untuk menjalankan tujuan-tujuan tersebut, dalam hal ini Agama Islam,


mengajarkan 3 hal yang merupakan dasar dari agama yaitu:

1. Aqidah
aqiadah merupakan keyakinan dalam hati yang benar-benar
mantab dan tidak akan goyah walaupun banyak hal yang berusaha
menentang hal tersebut. Aqidah atau sistem aqidah merupakan sistem
keyakinan yang sering disebut rukun iman yaitu:
• Iman kepada Allah
• Iman kepada malaikat dan mahluk gaib lainnya
• Iman kepada kitab-kitab Allah
• Iman kepada Nabi dan Rasul Allah
• Iman kepada Hari Kiamat
• Iman kepada Qada dan Qadar

2. Syariat
hukum-hukum (peraturan) yang diturunkan Allah swt. melalui
rasul-rasulNya yang mulia, untuk manusia, agar mereka keluar dari

10
kegelapan ke dalam terang, dan mendapatkan petunjuk ke jalan yang
lurus.
3. Akhlak

Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari


bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar
di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad
Aminmenyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri
seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.

Ahlak-ahlak yang baik adalah:


• Jujur (Ash-Shidqu)
• Berprilaku baik (Husnul Khuluqi)
• Malu (Al-Haya')
• Rendah hati (At-Tawadlu')
• Murah hati (Al-Hilmu)
• Sabar (Ash-Shobr)
Sedangkan ahlak-ahlak yang buruk adalah:
• Mencuri/mengambil bukan haknya
• Iri hati
• Membicarakan kejelekan orang lain (bergosip)
• Membunuh
• Segala bentuk tindakan yang tercela dan merugikan orang lain
(mahluk lain).

11
BAB III

PENUTUP

2.4 KESIMPULAN
Dalam al Quran ,ada beberapa konsep yang berkenaan dengan manusia salah satunya
konsep albasyr. Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna karena
manusia memiliki segala unsur dari makhluk hidup lainya ditambah dengan akal yang
sempurna . Manusia membutuhkan agama karena hal tersebut merupakan fitrah manusia.
Fitrah tersebutlah yang menyebabkan manusia berhubungan dengan agama untuk mencari
jati dirinya. Tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah kepada Allah dan
menjadi khalifah fil ardi. Agama memiliki tujuan untuk menjadikan manusia
melaksanakan segala peran yang diperintahkan Allah.sehingga agama mengatur segala
sendi kehidupan manusia dan dapat dikatakan agama merupakan pengatur manusia
menjalankan perannya di muka bumi.
2.5 SARAN
Dari paparan atau penjelasan diatas penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu perlu dilakukan telaah lebih lanjut mengenai agama dan
manusia baik secara naqli maupun aqli.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/search?q=dianapitasari97.blogspot.com

https://www.google.co.id/search?
q=arti+penting+agama+dalam+kehidupan+manusia&oq=arti+penting+agama+dala
m+kehidupan+manusia&aqs=chrome..69i57j0l3.18529j0j7&sourceid=chrome&ie=U
TF-8

https://tafsirq.com/topik/al+mukminun+ayat+12

https://tafsirq.com/40-al-mumin/ayat-67

13
14

Anda mungkin juga menyukai