Makalah Luka Bakar Kelompok 4
Makalah Luka Bakar Kelompok 4
K 62
TAHUN DENGAN DIAGNOSA MEDIS LUKA
BAKAR
DI RSHS BANDUNG
diajukan sebagai salah satu syarat tugas Case Analysis Methode (CAM)
dengan dosen pengampu Riandi Alfin, S.Kep.,Ners.,M.Kep
Disusun oleh:
Raifal Esa Ramadhan 102021005
Anisa Hanum Salsabila 102021017
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ny.K 62 Tahun Dengan Diagnosa
Medis Lua bakar di RSHS Bandung ”. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Case
Analysis Methode (CAM).
Penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Riandi Alfin, S.Kep.,Ners M.Kep
selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah yang telah memberikan ilmu
yang dituangkan dalam menulis makalah ini dan teman-teman kelompok 3 yang telah
membantu menyelesakannya makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna dan tidak menutup kemungkinan terdapat kesalahan, baik dari
segi isi, struktur maupun cara penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang dapat membangun untuk perbaikan kedepannya. Akhir kata
penulis mengharapkan kiranya pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan umumnya bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan Makalah.................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS.................................................................................4
A. Definisi...............................................................................................................4
B. Anatomi..............................................................................................................4
C. Etiologi...............................................................................................................6
D. Manifestasi klinis................................................................................................8
E. Pathway............................................................................................................11
F. Komplikasi........................................................................................................12
G. Pemeriksaan penunjang....................................................................................13
H. Penatalaksanaan................................................................................................14
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................................16
A. Studi kasus........................................................................................................16
B. Asuhan Keperawatan........................................................................................17
D. Prioritas Masalah..............................................................................................25
E. Intervensi Keperawatan....................................................................................26
BAB IV PENUTUP....................................................................................................31
A. Kesimpulan.......................................................................................................31
B. Saran.................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................32
B
A
B
A. Latar Belakang
I
P
E
N
D
A
H
U
L
U
A
N
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan
yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
kimia, listrik, dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma
dengan morbiditas dan mortalitas tinggi, yang memerlukan
penatalaksanaan khusus sejak awal pada fase syok sampai fase lanjut
(Young et al, 2019).
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2018, angka
mortalitas akibat luka bakar di dunia mencapai 180.000 jiwa sedangkan di Afrika
dan Asia Tenggara mencapai 60% kematian setiap tahun. Sementara itu, data
Riset Kesehatan Dasar Kementerian Republik Indonesia tahun 2018 menyebutkan
bahwa prevalensi kejadian cedera luka bakar yaitu 9,2% dan paling sering dialami
oleh anak-anak usia toddler. Prevalensi luka bakar di Indonesia mencapai angka
1,3% (Antoro & Sari, 2022).
Luka bakar dapat menimbulkan berbagai efek baik secara fisik, psikologis,
ekonomi dan sosial. Dampak umum yang dapat ditimbulkan yaitu masalah
gangguan cairan dan elektrolit tubuh atau syok, nyeri atau rasa tidak nyaman,
sesak nafas akibat inhalasi udara panas, gangguan gerakan tubuh akibat luka dan
kaku pada sendi, infeksi pada luka serta adanya gangguan harga diri akibat bekas
luka, bahkan terjadinya kematian akibat tidak memperoleh penanganan yang tepat
dan cepat (Banapon, Soelistyowati, & Anugrahini, 2019). Kondisi yang lebih
buruk atau komplikasi lain yang dapat timbul pada penderita luka bakar yaitu
atropi dan kelemahan otot, kontraktur, serta gangguan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari (Mediarti, et al., 2022). Oleh sebab itu dibutuhkan penanganan
pertama yang cepat dan tepat yang dilakukan dengan baik untuk
mencegah meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan pokok-pokok yang akan diuraikan. Pokok
permasalahan utama adalah asuhan keperawatan pada kasus Luka bakar. Oleh sebab
itu, rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum merupakan tujuan secara menyeluruh yang ingin di capai dari
pembuatan makalah ini. Adapun tujuan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui
konsep asuhan keperawatan dengan Luka Bakar.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus merupakan tujuan terperinci yang ingin dicapai dari
pembuatan makalah ini. Adapun tujuan khusus dalam makalah ini sebagai berikut:
A. Definisi
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Kulit
dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis, maupun
jaringan subkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kontak dengan
sumber panas/penyebabnya. Kedalaman luka bakar akan mempengaruhi
kerusakan/ gangguan integritas kulit dan kematian sel-sel.
Luka bakar adalah luka yang terjadi karena terbakar api langsung maupun
tidak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan
kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api, misalnva
tersiram air panas banyak teriadi pada kecelakaan rumah tangga.
B. Anatomi
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar yang menutupi dan
melindungi permukaan tubuh. Kulit tidak bisa terpisah dari kehidupan manusia
yang merupakan organ esensial dan vital, kulit merupakan cermin kesehatan
dari kehidupan seseorang. Luas kulit orang dewasa adalah 1,5 m? dan berat
kira- kira15% dari berat badan. Adapun sifat dan lokasi kulit antara lain lembut
dan tebal, kulit yang elastis longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium,
kulit yang tebal dan tegang terdapat ditelapak kaki dan telapak tangan orang
dewasa, kulit yang tipis terdaoat pada muka, kulit lembut terdapat pada leher
dan badan serta kulit yang berambut dan kasar terdapat pada kepala.
1. Lapisan Epidermis yaitu lapisan paling luar, yang terdiri dari:
a. Stratum korneum (lapisan tanduk) adalah lapisan kulit yang paling luar
dan terdiri atas sel yang telah mati, selnya tipis, datar, tidak mempunyai
inti sel (Inti selnya sudah mati) dan mengandung zat keratin (zat
tanduk).
b. Stratum lusidum terdapat langsung dibawah lapisan korneum, yang
merupakan lapisan sel yang berbentuk pipih, mempunyai batas tegas,
tetapi tidak ada intinya. Lapisan in hanya terdapat pada telapak kaki.
Dalam lapisan terlihat seperti pita yang bening, batas-batas sel sudah
tidak begitu terlihat.
c. Stratum granulosum (lapisan keratohialin) merupakan 2 atau 3 lapisan
sel- sel gepeng dengan sitoplsma berbutir kasar serta terdapat inti
diantaranya dan terdapat jelas pada telapak tangan dan kaki.
d. Zona germinalis terletak di bawah lapisan tannduk dan terdiri atas dua
lapisan epitel yang tidak tegas.
e. Sel berduri, yaitusel dengan fibril halus yang menyambung sel satu
dengan yang lainnya didalam lapisan ini, sehingga setiap sel seakan-
akan berduri.
f. Sel basal sel in terus menerus memproduksi sel epidermis baru. Sel ini
disusun dengan teratur, berderet dan rapat membentuk lapisan pertama
tau lapisan dua sel pertamaatau lapisan dua sel pertama dari sel basal
yang duduk diatas papiladermis.
2. Lapisan Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit dan merupakan kulit
yang sebenarnya dan tersusun atas jaringan ikat, terutama jaringan fibrosa
dan elastis. Batas dengan epidermis dilapisi oleh membran basalis dan di
sebelah bawah berbatasan dengan subkutan. Dermis terdiri dari dua lapisan :
a. Pars papilare (stratum papilaris) adalah bagian yang menonjol ke
epidermis yang berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
b. Pars retikulare (stratum retkularis) adalah bagian yang dibawahnya
menonjol kearah subkutan terdiri dari serabut-serabut penunjang,
misalnya serabut (kolagen, elastin, dan retikulin). Dasar (matriks)
lapisan ini terdiri atas cairan kental, asam hialuronat dan kondroitin
sulfat yang terdapat pula fibroblast.Serabut ini saling berikatan dan
masing-masing mempunyai tugas-tugas yang berbeda. Serabut kolagen
berfungsi
Bagian lain yang terdapat pada lapisan subkutis adalah :
c. Ujung-ujung saraf tepi
d. Pembuluh darah
e. Getah bening
Vaskularisasi dikulit diatur oleh 2 pleksus vaitu :
a. Pleksus yang terletak dibagian atas dermis (Pleksus Superficial) dan
mengadakan anastomosis di Papil dermis.
b. Pleksus yang terletak disubkutis (Pleksus Profunda)
mengadakan anastomosis.
C. Etiologi
Luka bakar (Combustio) dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara
langsung maupun tidak langsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak
terjadi pada kecelakaan rumah tangga. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari
matahari, listrik maupun bahan kimia juga dapat menyebabkan luka bakar.
Secara garis besar, penyebab terjadinya luka bakar dapat dibagi menjadi:
a. Paparan api
1) Flame: Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka, dan
menyebabkan cedera langsung ke jaringan tersebut. Api dapat
membakar pakaian terlebih dahulu baru mengenai tubuh. Serat alami
memiliki kecenderungan untuk terbakar, sedangkan serat sintetik
cenderung meleleh atau menyala dan menimbulkan cedera tambahan
berupa cedera kontak.
2) Benda panas (kontak): Terjadi akibat kontak langsung dengan benda
panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang
mengalami kontak. Contohna antara lain adalah luka bakar akibat rokok
dan alat-alat seperti solder besi atau peralatan masak.
b. Scalds (air panas)
Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan
semakin lama waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan
ditimbulkan. Luka yang disengaja atau akibat kecelakaan dapat dibedakan
berdasarkan pola luka bakarnya. Pada kasus kecelakaan, luka umumnya
menunjukkan pola percikan, yang satu sama lain dipisahkan oleh kulit sehat.
Sedangkan pada kasus yang disengaja, luka umumnya melibatkan keseluruhan
ekstremitas dalam pola sirkumferensial dengan garis yang menandai permukaan
cairan.
c. Uap panas
d. Gas panas
Inhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas dan
oklusi jalan nafas akibat edema.
e. Aliran listrik
Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus jaringan tubuh.
Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang menyebabkan
percikan api dan membakar pakaian dapat menyebabkan luka bakar
D. Manifestasi klinis
a. Berdasarkan penyebab:
1. Luka bakar karena api.
2. Luka bakar karena air panas.
3. Luka bakar karena bahan kimia.
4. Luka bakar karena listrik.
5. Luka bakar karena radiasi.
6. Luka bakar karena suhu rendah (frost bite).
b. Berdasarkan kedalaman luka bakar:
1) Luka bakar derajat I
Luka bakar derajat pertama adalah setiap luka bakar yang di dalam proses
penyembuhannya tidak meninggalkan jaringan parut. Luka bakar derajat pertama tampak
sebagai suatu daerah yang berwarna kemerahan, terdapat gelembung gelembung yang
ditutupi oleh daerah putih, epidermis yang tidak mengandung pembuluh darah dan dibatasi
oleh kulit yang berwarna merah serta hiperemis. Luka bakar derajat pertama ini hanya
mengenai epidermis dan biasanya sembuh dalam 5-7 hari, misalnya tersengat matahari.
Luka tampak sebagai eritema dengan keluhan rasa nyeri atau hipersensitifitas setempat.
2) Luka bakar derajat II
Kerusakan yang terjadi pada epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi akut
disertai proses eksudasi, melepuh, dasar luka berwarna merah atau pucat, terletak lebih
tinggi di atas permukaan kulit normal, nyeri karena ujungujung saraf teriritasi. Luka bakar
derajat II ada dua:
a) Derajat II dangkal (superficial)
Kerusakan yang mengenai bagian superficial dari dermis, apendises kulit seperti folikel
rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh. Luka sembuh dalam waktu 10-
14 hari.
b) Derajat II dalam (deep)
Kerusakan hampir seluruh bagian dermis. Apendises kulit seperti folikel rambut,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian masih utuh. Penyembuhan terjadi lebih
lama, tergantung apendises kulit yang tersisa. Biasanya penyembuhan teriadi dalam
waktu lebih dari satu bulan.
3) Luka bakar derajat III
Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih dalam, apendises kulit
seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea rusak, tidak ada pelepuhan, kulit
berwarna abu-abu atau coklat, kering, letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar
karena koagulasi protein pada lapisan epidermis dan dermis, tidak timbul rasa nyeri.
Penyembuhan lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan.
c. Berdasarkan tingkat keseriusan luka
● Genital: 1%
A. Studi kasus
Ny. K berusia 62 tahun, mengalami luka bakar di rumah pukul 06.00 WIB.
Awalnya pasien mengangkat air dalam teko yang baru saja mendidih, dengan niat
untuk membantu memindahkan. Namun, pasien justru terpeleset dan terjatuh,
sehingga air panas tersebut mengenai tubuh bagian kanan. Pasien pukul 07.00
segera dibawa ke mantri, dan disarankan untuk ke rumah sakit. Namun, anak yang
tinggal bersama pasien memberikan obat bioplasenton ke seluruh bagian luka
pasien. Sejak itu pasien sering merasakan nyeri hingga Ny. W menangis dan
meringis kesakitan pada luka bakarnya. Akhirnya pukul 10.00 pasien di bawa ke
RSHS.
Saat pengkajian pasien masih merasakan nyeri terutama pada luka bagian tangan
kanannya. Melalui Visual Analog Scale (VAS), terlihat nyeri pasien merupakan
nyeri sedang skala 6. Pasien mengatakan bahwa nyerinya bisa mencapai berat jika
terkena angin/udara , pasien sampai menangis, meringis menahan nyerinya.
Ketika nyerinya muncul pasien tampak meringis kesakitan dan merintih sambil
mengatakan “aduh”, terkadang pasien juga beristighfar.
Terdapat luka bakar pada leher kanan, tangan kanan anterior-posterior, dada
anterior, dan setengah posterior, seluruh paha kanan atas anterior-posterior,
sedikit pada tungkai bawah di atas tumit 3x3. Terlihat luka bakar: epidermis
sudah hilang dan seluruh dermis hingga sebagian ke subkutan, berwarna pucat,
terdapat sedikit lepuhan. Pasien mengatakan nyerinya perih, seperti terkelupas
kulitnya.
Menurut keluarga, sejak 4 tahun yang lalu, pasien mengalami katarak dimata
kanan, sehingga pandangan nya kabur dibagian mata kanan. Keluarga juga
mengatakan bahwa pasien pernah mempunyai tekanan darah tinggi tetapi tidak
diobati. Konjungtiva pucat, pasien mengalami penurunan fungsi penglihatan dan
terdapat katarak di mata kanan. TD 160/90 mmHg, RR 25 x/menit, Nadi 105
x/menit,
Temperature 37oC, BB = 39 kg, TB = 134 cm, CRT 2 detik. Terpasang folley
kateter pada pasien. Urine berwarna kuning jernih normal, jumlah 400 cc
(pukul 06.00-14.00 WIB). Kekuatan otot ekstremitas (atas dan bawah) kanan 5,
kaki kiri 4, tangan kanan 1.
Hasil Laboratorium Hb 10.4 gr/dl; leukosit 9.400 /mm3; trombosit 464
x103/ l;albumin 3,1 g/dL. Terapi yang didapatkan Ceftriaxone 2×1gr IV,
Azitromicin 1×500mg PO, Pct 4×1gr IV, Zn 1×1 tab PO, Sukralfat 4×1c PO,
Bisoprolol 1×5mg PO, Vit.C 1×50mgPO,NAC 3×200 mg PO
B. Asuhan
Keperawatan
Pengkajian
Tanggal Masuk : 12 April 2023 pukul 10.00 WIB
No. Rekam Medik 5783
Ruangan / Kelas : Mawar
No. Kamar 9
I. Identitas
1. Nama : Ny.K
2. Umur : 62 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
6. Pendidikan : SMA
7. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
8. Alamat :
Bandung
V. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Compos mentis
2. Tanda-tanda Vital :
TD : 160/90 mmHg
Nadi : 105x/menit
Suhu : 37 °C
RR : 25X/menit
3. Antropometri :
Bb : 39 kg
Tb : 134 cm
BMI : 21,7 (Ideal)
4. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem pernafasan
Nafas cepat, tidak ada pernafasan cuping hidung,pengembangan paru
simetris, tidak terdapat otot bantu pernafasan, suara paru vesikuler.
b. Sistem persarafan
Pandangan kabur
c. Sistem kardiovaskuler
Tidak terdapat peningkatan JVP, CRT 2 detik, konjungtiva anemis
d. Sistem integument
Terdapat luka bakar pada leher kanan, tangan kanan anterior-
posterior dada anterior, dan setengah posterior, seluruh paha kanan
atas anterior-posterior,sedikit pada tungkai bawah diatas tumit 3x3.
Terlihat luka bakar: epidermis sudah hilang dan seluruh hingga
Sebagian ke subkutan,berwarna pucat, terdapat sedikit lepuhan.
e. Sistem muskuloskeletal
Kekuatan otot ekstermitas (atas dan bawah) kanan 5, kaki kiri 4,tangan
kanan 1
f. Sistem perkemihan-genital
Pasien terpasang foley kateter, urine berwarna kuning jernih
g. Sistem pencernaan
Bising usus normal, terpasang kateter, mukosa bibir lembab
h. Sistem endokrin
Tidak ada pebesaran kelenjar thyroid dan kelenjar getah bening.
VI. Pola Aktivitas Sehari-hari
No. Aktivit Sebelum sakit Sesudah sakit
as
1. Pola Nutrisi
a. Makan
Frekue 3x sehari 1x sehari
nsi Nasi, lauk Bubur, nasi
Jenis pauk, sayur lauk
dan buah- pauk sayur
buahan buah- buahan
Jumla 1 piring
1x
h makan ½ porsi
dalam 1x
Keluh Tidak makan
ada
an keluha
n
b. Minum 8x sehari
Air
Frekue
8x sehari mineral 1
nsi
Air gelas 1x
Jenis
mineral 1 minum
Jumlah
gelas 1x Dibantu
minum keluarga
Keluhan
Tidak
ada
keluha
n
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuens 4-5x 2-3 x
i sehari sehari
Konsiste Cair Cair
nsi Jernih Kuning
Warna tidak jernih
berwarna 400cc
Keluhan Tidak Terpasang
ada kateter
b. BAB keluhan
Frekuens 1 hari sekali
i Lunak
Konsiste 1-2x coklat
nsi Sehari Coklat tua
Warna Lunak Tidak dapat
Keluhan Coklat ke toilet
Tidak menggunak
ada an popok
keluhan
3. Istirahat -+8 -+ 6
Tidur jam jam
Dalam 24 Tidak Terda
jam ada pat
keluhan keluhan nyeri
VII. Data Penunjang dan Hasil pemeriksaan diagnostik
VIII. Terapi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Analisa Data
No Pengelompokan Data Etiologi Masalah/diagnosa
.
1. DS: Scalds(air panas) Hipovolemia
- ↓
Luka
DO: bakar
- Konjungtiva anemis ↓
- TD : 160/90 mmHg Kerusakan
kulit
↓
Epidermis,der
mis
↓
- TD :160/90 mmHg
- Nadi :
105x/menit
- Pemberian Paracetamol
gr
IV, azitromicin Untuk meningkatkan
1x500mg PO penyembuhan luka dan
menghindari infeksi
B
A
A. Kesimpulan B
I
V
P
E
N
U
T
U
P
Dari pembahasan yng telah dibahas maka dapat disimpulkan bahwa Luka
bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Kulit dengan luka
bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis, maupun jaringan
subkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kontak dengan sumber
panas/penyebabnya. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun
bahan kimia juga dapat menyebabkan luka bakar.
Diagnose yang di ambil dari kasus luka bakar pada Ny.K yaitu resiko
hypovolemia, nyeri akut, gangguan intergritas kulit
B. Saran
Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, baik
dari
tulisan maupun bahasan yang penulis sajikan, oleh karena itu mohon berikan
saran agar penulis bisa membuat makalah lebih baik lagi dan semoga makalah ini
bisa bermanfaat serta menambah wawasan bagi kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Antoro, W., & Sari, I. M. (2022). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Pertolongan Pertama Luka Bakar Anak Usia Toddler. ULIL ALBAB : Jurnal
Ilmiah Multidisiplin, 1(12), 4451-4459.
Haryono Rudi & Maria Putri Sari Utami, (2019). Keperawatan Medial Bedah II.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Kaihena, M., & Luarwan, W. T. (2021). Penyembuhan luka bakar tikus Rattus
norvegicus pasca diberi gel ekstrak etanol daun cengkeh (Syzygium
aromaticum L.). Jurnal Kalwedo Sains,
Mediarti, D., Hapipah, Prabowo, D. Y., Pastari, M., Susanti, E., Syokumawena, . . .
Rusdiyanto. (2022). Ilmu Keperawatan Medikal Bedah dan Gawat Darurat.
Bandung: Penerbit Media Sains Indonesia.