Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUGAS 3

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah


Pengantar Anak Berkebutuhan Khusus

Disusun Oleh :

NAMA : Bella Meilia Saputra


NIM : 857167456
POKJAR : DUREN SAWIT

PROGRAM STUDI PGSD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
KATA PENGANTAR

Segala puji dan puji syukur senantiasa saya panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dalam penulisan tugas 3
ini tidak ada kendala yang berarti hingga terselesaikannya tugas 3 dalam mata kuliah Pengantar
Anak Berkebutuhan Khusus.

Pada kesempatan ini, dalam penulisan tugas tiga ini saya mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, dan ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait dan
turut serta membantu dalam tugas tiga ini.

Saya sangat menyadari tidak ada manusia yang sempurna begitu juga dalam penulisan
tugas tiga ini, apabila terdapat kekurangan, kesalahan dalam tugas ini, saya selaku penulis
berharap kepada seluruh pihak agar dapat memberikan kritik dan juga saran seperlunya.

Akhir kata, semoga tugas ini dapat memberikan manfaat dan bahan pembelajaran kepada kita
semua.

Jakarta, Juni 2023

Bella Meilia Saputra


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 1


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
TEORI PENDUKUNG ........................................................................................................................... 4
HASIL OBSERVASI.............................................................................................................................. 4
PENDAMPINGAN PEMBELAJARAN (RPP) ............................................................................... 6
PENUTUP ............................................................................................................................................ 11
TEORI PENDUKUNG

A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus


Anak dengan kebutuhan khusus dapat diartikan sebagai anak-anak yang memiliki
kondisi khusus atau perbedaan, termasuk anak-anak dengan kecacatan, tantangan khusus,
dan bakat istimewa. Saat ini, konsep ketunaan telah berubah menjadi konsep berkelainan
atau luar biasa. Ketunaan berbeda dengan konsep berkelainan. Ketunaan hanya merujuk
pada kecacatan, sedangkan berkelainan atau luar biasa mencakup anak-anak dengan
ketunaan serta keunggulan yang dimiliki. Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah
anak yang memiliki tingkat kecerdasan normal atau di atas rata-rata, namun menghadapi
hambatan dalam satu atau lebih aspek yang diperlukan untuk belajar. Istilah kesulitan
belajar sebenarnya tidak dapat diterjemahkan secara tepat sebagai learning disability,
melainkan lebih tepat sebagai ketidak mampuan belajar. Orang yang menggunakan istilah
autisme merujuk pada anak-anak dengan gangguan perkembangan fundamental yang
menyebabkan mereka tidak mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Karena
itu, anak-anak dengan autisme cenderung menarik diri, kurang peduli, dan tidak
memperhatikan lingkungan di sekitar mereka. Berdasarkan pendapat para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang memiliki
karakteristik khusus baik secara fisik maupun mental yang berbeda dari anak-anak
normal lainnya. Anak-anak dengan kebutuhan khusus ini memiliki ciri-ciri khusus, baik
dalam bentuk kelebihan maupun kekurangan, dan mereka cenderung menghadapi
kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar mereka.

B. Jenis-jenis Anak Berkebutuhan Khusus


1. Tunanetra/anak yang mengalami gangguan penglihatan
Tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatannya, berupa
kebutaan
menyeluruh atau sebagian, dan walaupun telah diberi pertolongan dengan alat-alat
bantu khusus masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
2. Tunarungu/anak yang mengalami gangguan pendengaran
Tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya
sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal dan walaupun telah
diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar masih tetap memerlukan pelayanan
pendidikan khusus.
3. Tunalaras/Anak yang Mengalami Gangguan Emosi dan Perilaku.
Tunalaras adalah anak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan
bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan
kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya, sehingga merugikan dirinya
maupun orang lain, dan karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus demi
kesejahteraan dirinya maupun lingkungannya.
4. Tunadaksa/mengalami kelainan angota tubuh/gerakan
Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat
gerak (tulang, sendi, otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan
pendidikan khusus.
5. Tunagrahita
Tunagrahita (retardasi mental) adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan
dan keterbelakangan perkembangan mental jauh di bawah rata-rata(IQ dibawah 70)
sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun
sosial, dan karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus. Hambatan ini terjadi
sebelum umur 18 tahun.
6. Cerebral palsy
Gangguan / hambatan karena kerusakan otak(brain injury) sehingga mempengaruhi
pengendalian fungsi motorik.
7. Gifted (anak berbakat)
Adalah anak yang memiliki potensi kecerdasan (intelegensi), kreatifitas, dan
tanggung jawab terhadap tugas (task commitment) diatas anak-anak seusianya(anak
normal)
8. Autistis
Autisme adalah gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh adanya
gangguan pada sistem syaraf pusat yang mengakibatkan gangguan dalam interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku.
9. Asperger
Secara umum performa anak Asperger Disorder hampir sama dengan anak autisme,
yaitu memiliki gangguan pada kemampuan komunikasi, interaksi sosial dan tingkah
lakunya. Namun gangguan pada anak Asperger lebih ringan dibandingkan anak
autisme dan sering disebut dengan istilah ”High-fuctioning autism”. Hal-hal yang
paling membedakan antara anak Autisme dan Asperger adalah pada kemampuan
bahasa bicaranya. Kemampuan bahasa bicara anak Asperger jauh lebih baik
dibandingkan anak autisme. Intonasi bicara anak asperger cendrung monoton,
ekspresi muka kurang hidup cendrung murung dan berbibicara hanya seputar pada
minatnya saja. Bila anak autisme tidak bisa berinteraksi dengan lingkungan
sosialnya, anak asperger masih bisa dan memiliki kemauan untuk berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya. Kecerdasan anak asperger biasanya ada pada great
rata-rata keatas. Memiliki minat yang sangat tinggi pada buku terutama yang bersifat
ingatan/memori pada satu kategori. Misalnya menghafal klasifikasi hewan/tumbuhan
yang menggunakan nama-nama latin.
10. Rett’s Disorder
Rett’s Disorder adalah jenis gangguan perkembangan yang masuk kategori ASD.
Aspek perkembangan pada anak Rett’s Disorder mengalami kemuduran sejak
menginjak usia 18 bulan yang ditandai hilangnya kemampuan bahasa bicara secara
tiba-tiba. Koordinasi motorinya semakin memburuk dan dibarengi dengan
kemunduran dalam kemampuan sosialnya. Rett’s Disorder hampir keseluruhan
penderitanya adalah perempuan.
11. Attention deficit disorder with hyperactive (ADHD)
ADHD terkadang lebih dikenal dengan istilah anak hiperaktif, oleh karena mereka
selalu bergerak dari satu tempat ketempat yang lain. Tidak dapat duduk diam di satu
tempat selama ± 5-10 menit untuk melakukan suatu kegiatan yang diberikan
kepadanya. Rentang konsentrasinya sangat pendek, mudah bingung dan pikirannya
selalu kacau, sering mengabaikan perintah atau arahan, sering tidak berhasil dalam
menyelesaikan tugas-tugas di sekolah. Sering mengalami kesulitan mengeja atau
menirukan ejaan huruf.
12. Lamban belajar (slow learner) :
Lamban belajar (slow learner) adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit
di bawah normal tetapi belum termasuk tunagrahita. Dalam beberapa hal mengalami
hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial,
tetapi masih jauh lebih baik dibanding dengan yang tunagrahita, lebih lamban
dibanding dengan yang normal, mereka butuh waktu yang lebih lama dan berulang-
ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non akademik, dan
karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
13. Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik
Anak yang berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang secara nyata mengalami
kesulitan dalam tugas-tugas akademik khusus (terutama dalam hal kemampuan
membaca, menulis dan berhitung atau matematika), diduga disebabkan karena faktor
disfungsi neugologis, bukan disebabkan karena factor inteligensi (inteligensinya
normal bahkan ada yang di atas normal), sehingga memerlukan pelayanan
pendidikan khusus. Anak berkesulitan belajar spesifik dapat berupa kesulitan belajar
membaca (disleksia), kesulitan belajar menulis (disgrafia), atau kesulitan belajar
berhitung (diskalkulia), sedangkan mata pelajaran lain mereka tidak mengalami
kesulitan yang signifikan (berarti)

HASIL OBSERVASI

Nama Siswa : Reyhan Rafasya Putra


Usia : 12 Tahun
Kelas : 5 SD
Sekolah : SDN Klender 15 Pagi

Dari hasil pengamatan di kelas terhadap ananda reyhan dapat di jabarkan sebagai
berikut.
Ketika berkomunikasi dengan teman atau orang tua ananda reyhan masih
menggunkana bahasa anak anak yang kadang kala sulit di mengerti dan di pahami.
Sehingga hal tersebut menyulitkan ananda rehan dalam memahami pembelajaran yang
di berikan guru. Selain itu ananda reyhan cendrung bicara tanpa henti dan bisa
menggangu orang yang sedang berbicara.
Dalam hal perhatian ananda reyhan kesulitan dalam memerhatikan hal detail,
seperti tidak bisa fokus saat sedang belajar di sekolah maupun mengerjakan tugas.
Kesulitan untuk fokus terhadap percakapan serta membaca bacaan panjang. Dan mudah
terganggu saat sedang mendengarkan seseorang berbicara.
Anandan reyhan memiliki kecendrungan Mudah gelisah yang tidak jelas
penyebabnya Sulit untuk duduk diam dalam kurun waktu lama. Berlarian di tempat dan
kondisi yang tidak seharusnya. Kesulitan untuk menunggu gilirannya, seperti saat
sedang mengantri. Mudah merasa bosan dan mudah merasa marah hal itu mengakibtkan
hal yang membahayakan temen kelasnya. Karna ketika reyhan marah reyhan akan lepas
kendali dan bisa membahayakan teman bahkan gurunya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP AKOMODASIF)

Satuan Pendidikan : SDN Klender 15 Pagi


Kelas/ Semester : V (Lima)/ 1 (Satu)
Tema : 1. Organ gerak hewan dan manusia
Sub Tema : 1. Organ Gerak Hewan
Pembelajaran : 3 (Tiga)
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

Kemampuan Awal PDBK


 Ananda Aditya mampu mengurutkan bunyi sila- sila Pancasila yang disusun secara acak dengan
benar.
 Ananda Aditya mampu menjodohkan simbol Pancasila dengan benar sesuai sila- sila Pancasila
 Ananda Aditya mampu memberi contoh sikap yang sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari.
 Ananda Aditya mampu menjelaskan akibat sikap yang tidak baik yang tidak sesuai dengan
Pancasila dalam kehidupan sehari- hari.

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya
yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
3.1 Mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila 3.1.1 Mengurutkan bunyi sila- sila
dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila yang disusun secara acak
dengan benar.
3.1.2 Menjodohkan simbol Pancasila dengan
benar sesuai sila- sila Pancasila.
3.1.3 Memberi contoh sikap yang sesuai
dengan nilai- nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari- hari.
3.1.4 Menjelaskan akibat sikap yang tidak baik
yang tidak sesuai dengan nilai- nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari- hari.
3.1.5 Melaksanakan kerjasama dengan teman
sekelas yang sesuai dengan nilai- nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari- harI.

4.1 Menyajikan hasil Identifikasi nilai-nilai 4.1.1 Menuliskan bunyi sila- sila Pancasila
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar.
4.1.2 Menggambarkan simbol Pancasila
dengan baik dan benar sesuai
dengan sila- sila Pancasila
4.1.3 Mempraktekkan sikap yang sesuai
dengan nilai- nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari- hari.
4.1.4 Menjelaskan akibat sikap yang tidak baik
yang tidak sesuai dengan nilai- nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari- hari.
4.1.5 Melaksanakan kerjasama dengan teman
sekelas yang sesuai dengan nilai- nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari- harI.

C. TUJUAN
1. Dengan memperhatikan penjelasan dan demontrasi guru, peserta didik mampu
mengurutkan bunyi sila- sila Pancasila yang disusun secara acak dengan benar.
2. Dengan memperhatikan penjelasan dan demontrasi guru, peserta didik mampu
menuliskan bunyi sila- sila Pancasila dengan baik dan benar.
3. Dengan memperhatikan penjelasan dan demontrasi guru melalui gambar- gambar
simbol Pancasila , peserta didik mampu menjodohkan simbol Pancasila dengan benar
sesuai sila- sila Pancasila.
4. Dengan memperhatikan penjelasan dan demontrasi guru, peserta didik mampu
menggambarkan simbol Pancasila dengan baik dan benar sesuai dengan sila- sila
Pancasila.
5. Dengan memperhatikan penjelasan guru melalui pembelajaran dengan powerpoint,
peserta didik mampu memberi contoh sikap yang sesuai dengan nilai- nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari- hari.
6. Dengan memperhatikan penjelasan guru melalui pembelajaran dengan powerpoint,
peserta didik mampu menyebutkan akibat sikap yang tidak baik yang tidak sesuai
dengan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan sehari- hari.
7. Dengan memperhatikan penjelasan guru dan mempraktekan di kelas, peserta didik
mampu melaksanakan kerjasama dengan teman sekelas yang sesuai dengan nilai- nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari- harI.

D. Penguat Pendidikan Karakter (PPK)


 Mandiri
 Bekerjasama
 Toleransi

E. MATERI PEMBELAJARAN
 Sila- sila, simbol, dan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan sehari- hari.

F. MODEL PENDEKATAN DAN METODE


 Strategi : Pembelajaran langsung
 Metode : Demontrasi, Latihan,Tanya Jawab, Diskusi, Ceramah dan
Bermain peran

G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Buku, teks bacaan organ gerak hewan dan manusia, gambar tentang organ gerak hewan
dan manusia
2. Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 5 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 5 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014).
3. Video Pembelajaran
4. Gambar Simbol-simbol Pancasila
5. Kartu Nilai-nilai Pancasila

H. LANGKAH- LANGKAH PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pembukaan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar 20 Menit
dan mengecek kehadiran siswa

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang


siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa siswa
yang hari ini datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK).

3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin


setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya cita-cita.

4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila Guru memberikan


penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme.

5. Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/ berbicara


selama 10-15 menit materi non pelajaran seperti tokoh
pahlawan, kesehatan, kebersihan, makanan/minuman sehat ,
cerita inspirasi dan motivasi . Sebelum membaca guru
menjelaskan tujuan kegiatan literasi.

6. Guru menyakan kesiapan pembelajaran hari ini kepada siswa.

7. Guru menyampaian pertanyaan pembuka pada siswa


yang berhubungan dengan pembelajaran hari ini,
(Apersepsi)
misalnya : Sebutkan simbol-simbol Pancasila!
Sebutkan bunyi sila ke 2 dari Pancasila!

8. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran hari ini


dalam kehidupan sehari- hari. (Motivasi)
Inti Tahap 1 (Orientasi Masalah) 40 Menit
1. Pada awal pembelajaran, guru menstimulus ide, gagasan, dan
motivasi siswa dengan memberikan narasi tentang contoh
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
sila Pancasila, yakni membantu orang yang membutuhkan.
2. Secara interaktif, guru memberikan penjelasan mengenai nilai-
nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.

Tahap 2 (Pengorganisasian Belajar)


3. Melalui video pembelajaran, peserta didik menyanyikan
video lagu “Garuda Pancasila” dengan hikmat, kemudian
menunjuk salah satu siswa ( ananda Aditya) untuk
memimpin lagu Pancasila di depan kelas.
4. Guru menjelaskan dan mendemontrasikan urutan kalimat
bunyi sila- sila Pancasila yang disusun secara acak dengan
benar.
5. Melalui video pembelajaran, guru menjelaskan dan
mendemontrasikan gambar- gambar simbol Pancasila
dengan sila- sila Pancasila dengan benar.

6. Peserta didik berlatih menjodohkan simbol Pancasila


dengan benar sesuai sila- sila Pancasila, dengan
bimbingan guru.

7. Guru menjelaskan dan memberi contoh sikap yang baik sesuai


dengan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan sehari- hari
dengan pembelajaran menggunakan powerpoint dan video
pembelajaran.
Contoh :

Sikap yang baik sesuai dengan nilai- nilai Pancasila dalam


kehidupan sehari- hari
 Sikap yang sesuai dengan sila 1, tidak memaksakan
agama kepada orang lain, rajin beribadah, memberikan
kesempatan kepada orang lainuntuk beribadah dan
merayakan hari besar keagamaan.
 Sikap yang sesuai dengan sila 2: tidak membedakan-
bedakan teman dalam bergaul, saling mambantu dan
menolong antarsesama, menjengguk orang sakit.
 Sikap yang sesuai dengan sila 3: gotong royong, kerja
bakti, mempelajari kesenian dari daerah lain.
 Sikap yang sesuai dengan sila 4: musyawarah mufakat,
menghargai pendapat orang lain, tidak memaksakan
pendapat pribadi kepada orang lain.
 Sikap yang sesuai dengan sila ke 5: menghukum kepada
para pelanggar hukum meskipun kepada seorang
pejabat.
8. Guru menjelaskan akibat sikap yang tidak baik yang tidak
sesuai dengan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari dengan pembelajaran menggunakan powerpoint dan
video pembelajaran.

9. Guru menjelaskan dan mempraktekan langsung di kelas


(Bermain Peran), melaksanakan kerjasama dengan teman
sekelas yang sesuai dengan nilai- nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari- hari.
Tahap 3 (Penyelidikan Terbimbing)
10. Peserta didik berlatih membacakan sila- sila Pancasila dengan
baik dan benar secara bergantian dengan 2- 3 orang temannya
di dalam 1 kelompok (Bermain Peran) dibimbing guru.

11. Peserta didik berlatih membuat gambar simbol Pancasila


dengan baik dan benar sesuai dengan sila- sila Pancasila secara
kelompok di bimbing guru.

12. Peserta didik berlatih menyebutkan sikap yang baik yang sesuai
nilai- nilai Pancasila secara bergantian dengan 2- 3 orang
temannya di dalam 1 kelompok (Bermain Peran dengan kartu
nilai- nilai Pancasila) dibimbing guru.

Tahap 4 (Mengembangkan Karya)


13. Peserta didik dipersilakan mengerjakan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) yang telah di sediakan guru.
14. Peserta didik mengerjakan LKPD sesuai dengan petunjuk di
dalamnya.

Penutup 1. Siswa mampu mengemukan hasil belajar hari ini 10 Menit


2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya..
4. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
5. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.

I. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap : Observasi
2. Penilaian Pengetahuan : Uraian
3. Penilaian Ketrampilan : Praktek langsung.

Instrumen Penilaian
 Observasi : Jurnal Perserta Didik (Perilaku yang dimunculkan)
 Penugasan : Rubrik Penilaian
Jurnal Peserta Didik
Keterangan
No Hari/ Tanggal Catatan Perilaku Tindak Lanjut
SB PB

Rubrik Penilaian
Sangat Baik Baik Cukup Perlu
Kriteria Bimbingan
4 3 2 1
Pemahaman Dapat Dapat Dapat Tidak mampu
tentang memahami memahami memahami memahami
simbol, sila- simbol, sila- simbol, sila- simbol, sila- simbol, sila-
sila dan nilai- sila dan nilai- sila dan nilai- sila dan nilai- sila dan nilai-
nilai Pancasila nilai Pancasila nilai Pancasila nilai Pancasila nilai Pancasila
dalam dalam dalam dalam dalam
Kehidupan Kehidupan Kehidupan Kehidupan Kehidupan
Sehari – hari Sehari – hari Sehari – hari Sehari – hari Sehari – hari .
dengan sangat dengan baik dengan baik,
baik tetapi dengan
bimbingan
guru

Kemampuan Mampu Mampu Mampu Tidak mampu


memecahkan menjawab menjawab menjawab menjawab
masalah yang semua soal semua soal beberapa soal semua soal
berkaitan dengan benar dengan benar saja dengan benar
dengan dan lengkap. tetapi kurang dan lengkap.
simbol, sila- lengkap
sila dan nilai-
nilai Pancasila
dalam
Kehidupan
Sehari – hari

Bentuk LKPD
Nama : ………………………………. Pelajaran : ……………………………
Kelas : ………………………………. Hari/ Tanggal : ……………………………
Nilai ` :

Jawablah Pertanyaan Di bawah ini Dengan benar dan lengkap!

1. Tuliskan bunyi sila- sila dari Pancasila!


2. Gambarkan simbol sila- sila Pancasila secara urut!
3. Berikan 5 contoh sikap yang sesuai dengan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari!
4. Jelaskan akibat sikap yang tidak baik yang tidak sesuai dengan nilai- nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari- hari!
5. Jelaskan manfaat dari kerjasama yang sesuai dengan nilai- nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari- hari!
PENUTUP

Anak dengan kebutuhan khusus yaitu anak-anak yang memiliki karakteristik unik baik
secara fisik maupun mental yang berbeda dari anak-anak pada umumnya. Mereka memiliki ciri
khusus yang mungkin termasuk kelebihan dan kekurangan. Anak-anak dengan ciri ini sering
menghadapi tantangan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar mereka.
Dari hasil observasi yang telah di lakukan, maka dapat dikatakan bahwa ananda reyhan
memiliki kecendrungan ciri sebagai anak berkebutuhan khusus dalam kategori ADHD (Attention
Deficit Hyperactivity Disorder).

Anda mungkin juga menyukai