Makalah Subyek Hukum Dan Obyek Hukum Kelompok 1 D1 Akuntansi
Makalah Subyek Hukum Dan Obyek Hukum Kelompok 1 D1 Akuntansi
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
D1 AKUNTANSI
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenaannya, penyusunan
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat oleh penulis untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Hukum Bisnis. Selain itu makalah ini dibuat dengan
tujuan untuk memperkenalkan dan memaparkan materi mengenai subyek hukum dan
obyek hukum kepada semua orang yang berminat untuk mengetahui dan mempelajari
mengenai hukum bisnis.
Setiap orang di dunia ini pasti tidak luput dari yang namanya kesalahan, begitupun
dengan penulis sendiri. Oleh karena itu, dalam makalah ini kemungkinan terdapat
kesalahan ataupun kekurangan yang tidak dapat dihindarkan. Dengan demikian penulis
sangat membutuhkan saran dan kritik agar lebih baik lagi kedepannya. Kepada semua
orang yang sudah membantu, penulis sampaikan terima kasih.
Tim Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................9
3.2 Penutup...........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pergaulan hidup manusia, tiap hari manusia selalu melakukan aktifitas baik
untuk memenuhi kepentingannya maupun hanya untuk berinteraksi dengan sesamanya.
Aktifitas tersebut mungkin perbuatan yang disengaja atau perbuatan yang tidak sengaja.
Segala perbuatan yang dilakukan manusia secara sengaja dilakukan oleh seseorang untuk
menimbulkan hak kewajiban-kewajiban dinamakan perbuatan hukum. Misalnya membuat
surat wasiat, membuat persetujuan-persetuan dan semacamnya.sedangkan peristiwa
hukum atau kejadian hukum atau rechtsfeit adalah segala perbuatan yang secara sengaja
dilakukan orang yang mengakibatkan timbulnya hak dan kewajiban.
Subyek hukum ialah pemegang hak dan kewajiban menurut hukum. Subyek
Hukum dibagi menjadi dua, yaitu: Manusia dan Badan. Obyek hukum menurut pasal 499
KUH Perdata, yakni benda. Benda adalah segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum
atau segala sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi para subyek
hukum atau segala sesuatu yang dapat menjadi obyek hak milik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Pengertian secara yuridisnya ada dua alasan yang menyebutkan alasan manusia
sebagai subyek hukum yaitu:
1. Manusia mempunyai hak-hak subyektif.
Menurut Achmad Sanusi ( 1984 ) hak-hak subyektif yang dimilki oleh setiap
manusia dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
A. Mutlak, yaitu hak-hak subyektif yang dapat dilaksanakan terhadap setiap
orang, dibalik wewenang daripada yang mempunyai hak, terdapat kewajiban
bagi setiap orang lain untuk menghormati hak tersebut. Selanjutnya
dikatakan, bahwa hak mutlak ini dapat dibagi 4, yaitu :
- Hak-hak kepribadian atas jiwa, badan, kehormatan dan nama
- Beberapa hak kekeluargaan seperti hak orang tua, hak perwalian dan
hak marital
- Hak-hak kebendaan (sebagian dari hak kekayaan ), seperti hak
eigendom, baik atas benda berujud ataupun tidak berujud.
- Hak-hak atas barang-barang inmaterial, seperti hak mengarang, hak
otroi, dsb.
B. Nisbi, yaitu hak-hak kekayaan dan kekeluargaan yang tidak termasuk sebagai
hak mutlak. Berlakunya kedudukan manusia sebagai pembawa hak adalah
sejak dia dilahirkan sampai dia meninggal dunia, bahkan jika hukum
memerlukan, misalnya untuk kepentingan pembagian warisan, maka sejak
dalam kandunganpun berlakulah manusia sebagai pembawa hak, dengan
catatan saat dia dilahirkan dalam keadaan hidup, sungguhpun hanya beberapa
menit saja. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Pasal 2 KUH Perdata,
bahwa bayi yang masih ada di dalam kandungan ibunya dianggap telah lahir
dan menjadi subjek hukum jika kepentingannya menghendaki, seperti dalam
hal kewarisan. Namun, apabila dilahirkan dalam keadaan meninggal dunia,
maka menurut hukum ia dianggap tidak pernah ada, sehingga ia bukan
termasuk subjek Hukum.
3
2. Badan Hukum (Rechtspersoon)
Badan hukum (rechtspersoon) adalah badan atau perkumpulan yang dibuat oleh
hukum yang mempunyai tujuan tertentu , memiliki hak- hak dan melakukan perbuatan
hukum seperti layaknya seorang manusia , mempunyai kekayaan sendiri dan ikut serta
dalam lalu lintas hukum dengan perantaraan pengurusnya, dapat digugat dan dapat juga
menggugat di muka hakim.
Pada Dasarnya suatu badan atau perkumpulan dapat disebut sebagai suatu badan
hukum jika telah memenuhi syarat-syarat berikut:
2. Hak dan Kewajiban badan hukum terpisah dari hak dan kewajiban para
anggotanya.
3. Adanya suatu tujuan tertentu
Badan hukum ini mulai berlaku sebagai subjek hukum sejak badan hukum itu
disahkan oleh undang-undang dan berakhir saat dinyatakan bubar (dinyatakan pailit)
oleh pengadilan. Dengan demikian,suatu perkumplan dapat dimintakan pengesahan
sebagai badan hukum melalui cara:
Pada dasarnya, badan hukum ini terbagi atas dua bagian, yaitu :
4
a. Negara Republik indonesia, yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945
b. Pemerintah Daerah Tingkat I dan II, yang diatur dalam UndangUndang No.22
Tahun 1999 dan Undang-Undang lainnya.
c. Bank Indonesia, yang diatur dalam Undang-Undang No.23 tahun 1999 dan
bank-bank milik negara lainnya yang diatur menurut Undang - Undangnya
tersendiri.
d. Perusahaan milik negara,yang diatur dalam Undang-Undangnya masing-
masing.
5
2.2 Obyek Hukum
2.2.1 Pengertian Obyek Hukum
Obyek hukum menurut pasal 499 KUH Perdata, yakni benda. Benda adalah segala
sesuatu yang berguna bagi subyek hukum hukum (manusia/badan hukum) atau segala
sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi para subyek hukum
atau segala sesuatu yang dapat menjadi obyek hak milik. Oleh karenanya dapat
dikuasai oleh subyek hukum.
Menurut Pasal 503 KUH Perdata, Benda dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
Selanjutnya menurut Pasal 504 KUH Perdata benda juga dapat dibagi atas :
1. Benda bergerak karena sifatnya, menurut pasal 509 KUH Perdata adalah benda
yang dapat dipindahkan, misalnya meja, kursi, dan yang dapat berpindah sendiri
contohnya ternak.
2. Benda bergerak karena ketentuan undang-undang, menurut pasal 511 KUH
Perdata adalah hak-hak atas benda bergerak yaitu benda tidak berwujud yang
menurut UU dimasukkan ke dalam kategori benda bergerak. misalnya hak
memungut hasil (Uruchtgebruik) atas benda-benda bergerak, hak pakai
(Gebruik) atas benda bergerak, dan saham-saham perseroan terbatas, obligasi,
cek, tagihan-tagihan, dsb.
6
B. Benda tidak bergerak (Onreorende Zaken)
Benda tidak bergerak adalah penyerahan benda tetapi dahulu dilakukan dengan
penyerahan secara yuridis. Dalam hal ini untuk menyerahkan suatu benda tidak
bergerak dibutuhkan suatu perbuatan hukum lain dalam bentuk akta balik nama.
Benda tidak bergerak dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Benda tidak bergerak karena sifatnya, yaitu benda yang tidak dapat berpindah
dari satu tempat ke tempat yang lain, yakni tanah dan segala sesuatu yang
melekat diatasnya, misalnya pohon, tumbuh-tumbuhan, area, dan patung.
2. Benda tidak bergerak karena tujuannya, yaitu segala barang yang senantiasa
digunakan oleh yang mempunyai dan yang menjadi alat tetap pada suatu benda
yang tidak bergerak. Misalnya mesin penggilingan padi yang ditempatkan di
alam gedung perusahaaan pengggilingan beras dan alat-alat percetakan yang
ditempatkan di dalam gedung percetakan
3. Benda tidak bergerak karena ketentuan UU, ini berwujud hak-hak atas benda-
benda yang tidak bergerak misalnya hak memungut hasil atas benda yang tidak
dapat bergerak, hak pakai atas benda tidak bergerak dan hipotik . Contoh :
Kapal dengan bobot 20 M Kubik (Pasal 314 KUH Perdata) meskipun menurut
sifatnya dapat dipindahkan.
Urgensi pembedaan atas “benda bergerak dan tidak bergerak” dan “benda tidak
bergerak” yang diberikan oleh hukum, adalah dalam kaitannya dengan pengalihan
hak, yaitu terhadap benda bergerak, cukup dilakukan dengan penyerahan langsung
saja. Sedangkan benda tidak bergerak,penyerahannya dilakukan dengan surat atau
akta balik nama.
Dengan demikian, membedakan benda bergerak dan tidak bergerak ini penting,
artinya karena berhubungan dengan 4 hal yakni :
1. Pemilikan (Bezit)
Pemilikan (Bezit) yakni dalam hal benda bergerak berlaku azas yang
tercantum dalam pasal 1977 KUH Perdata, yaitu berzitter dari barang bergerak
adalah pemilik (eigenaar) dari barang tersebut. Sedangkan untuk barang tidak
bergerak tidak demikian halnya.
7
2. Penyerahan (Levering)
3. Daluwarsa (Verjaring)
4. Pembebanan (Bezwaring)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obyek hukum menurut pasal 499 KUH Perdata, yakni benda. Benda adalah segala
sesuatu yang berguna bagi subyek hukum hukum (manusia/badan hukum) atau segala
sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi para subyek hukum
atau segala sesuatu yang dapat menjadi obyek hak milik. Jenis Obyek Hukum
berdasarkan pasal 503 KUH Perdata disebutkan bahwa benda dapat dibagi menjadi 2,
yakni :
a. Benda yang bersifat kebendaan / Berwujud (Materiekegoderen)
b. Benda yang bersifat tidak kebendaan / Tidak Berwujud (Immateriekegoderen)
Selanjutnya menurut Pasal 504 KUH Perdata benda juga dapat dibagi atas :
a. Benda bergerak (Rorende Zaken)
b. Benda tidak bergerak (Onreorende Zaken)
Perbedaan Subyek Hukum dan Obyek Hukum, yaitu pendukung hak dan kewajiban
yang terjadi pada subyek hukum terjadi dari manusia (persoon) dan badan hukum
(Rechtspersoon). Sedangkan obyek hukum, segala sesuatu yang berguna bagi subyek
hukum dan yang dapat menjadi obyek hukum dari suatu hubungan hukum.
3.2 Penutup
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, kami meminta maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Tentunya banyak
kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau
referensi yang kami peroleh hubungannnya dengan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.reyfelproject.com/post/subjek-dan-objek-hukum#:~:text=Objek%20Hukum
%20adalah%20segala%20sesuatu,(Manusia%20atau%20Badan%20Hukum).
https://www.sarno.id/2017/01/subjek-hukum-dan-objek-hukum/
http://repository.uin-suska.ac.id/16980/7/7.%20BAB%20II.pdf
http://srisulistyaningsih21.blogspot.com/2017/04/subyek-dan-obyek-hukum.html
https://riskayumacha.wordpress.com/2017/01/23/objek-hukum/
10