Ronaldo A Metekohy
Ronaldo A Metekohy
OLEH:
Nama: Ronaldo A Metekohy
NPM: 12114201170211
Kelas: A
KASUS 1
Tn A berumur 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada. Dia mengeluh 3
bulan terakhir mengalami nyeri dada substernal bersifat intermitten dan mejalar ke
lengan kiri. Nyeri pertama kali terjadi ketika melakukan kegiatan dan menurun ketika
istirahat. Dia mengeluh nafas pendek, mual, muntah. Dia memeiliki riwayat penyakit
hipertensi dan dislipidemia. Pada riwayat keluarga di peroleh keterangan bahwa
bapaknya meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun. Dia menghabiskan 50
bungkus rokok/tahun.
1. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga klien mengatakan bahwa klien mengeluh nyeri dada
C. PEMERIKSAAN FISIK
Iovaskuler
- Suara jantung S1 S2 Tunggal S3 S4
- Nadi Reguler Iregular HR
..
- Capilary refill < 3 detik > 3 detik
- JVP Normal Meningkat
.. cm
- Murmur Ya Tidak
- Gallop Ya Tidak
- Akral hangat Dingin
- Oedem Ya, lokasi
. Tidak
- CVP -
- Lain- lain -
Respiratory
Ekstremitas
- Atas Tidak ada kelainan Peradangan
Patah tulang Perlukaan
Lokasi: dadadan lengan kiri
- Bawah Tidak ada kelainan Peradangan
Patah tulang Perlukaan
Lokasi
.
- Tulang belakang Tidak ada kelainan Peradangan
Patah tulang Perlukaan
Lokasi
.
Gastrointestinal
Abdomen
- Kontur Abdomen Normal distensi
- Jejas Tidak ya,
cm, lokasi
..
- Bising usus Tidak ada,
..x/mt
- Meteorismus Tidak ya
- Nyeri tekan Tidak ya, lokasi
- Pembesaran Hepar Tidak ya,
..cm bawah arcus costae
- Pembesaran Limpa Tidak ya
- Teraba Massa Tidak ya, lokasi
..
- Ascites Tidak ya
- BAB frekwensi/ konsistensi padat
- Mual/ muntah Tidak ya
- Lain lain -
Pemeriksaan Hasil
Hematologi
Darah Lengkap
Kolesterol 218
Kolesterol HDL H68,75
Kolesterol LDL H118,63
JANTUNG
Troponin l 11,400
ELEKTROLIT
GULA DARAH
EKG
Foto thorax
E. TERAPI
No Jenis Obat Dosis Manfaat
1 Infus NS 500 cc/24 jam Untuk mengatasi atau
mencegah kehilangan
sodium yang disebabkan
dehidrasi dan keringat
berlebihan
2 Injeksi Omeprazole 40 mg Untuk mengurangi
produksi asam lambung,
mencegah dan mengobati
gangguan pencernaan
atau nyeri uluhati.
3 Injeksi Lovenox 2X0,6cc (SC) Untuk mengurangi resiko
serangan jantung
4 PO. Atrovastating 1X20 mg Untuk menurunkan
kolestrol jahat (LDL)
serta meningkatkan
jumlah kolestrol baik
(HDL)
5 PO. ISDN 3X5 mg Untuk mengatasi nyeri
dada.
F. ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn A
Umur : 55 tahun/bulan
DO:
a. Klien tampak memegangi
dadanya
b. Klien terlihat lemah dan
pucat
c. TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 100x/menit
RR : 28x/menit
S : 36⸰c
DO :
a. Keadaan umum lemah
b. Nafas tidak teratur
c. Terdapat suara nafas
tambahan: Wheezing
d. Terdapat otot bantu
pernapasan
e. Menggunakan NRBM 10
Lpm
4 DS : Kehilangan cairan Deficit volume
Klien mengatakan mual dan cairan
muntah
DO :
a. Klien terlihat pucat
b. Klien terlihat lemah
c. TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 100x/menit
RR : 28x/menit
S : 26⸰c
Umur : 55 tahun/bulan
Nama Pasien : Tn A
Umur : 55 tahun/bulan
S : skala nyeri 8
T : Nyeri hilang
Malakukan teknik non farmakologi dengan cara
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
Mendukung istirahat atau tidur yang adekuat untuk
membantu penurunan nyeri dengan menganjurkan klien
istirahat selama 6 8 jam dan menghindari
memikirkan hal hal berat
Memberikan Posisi semifowler
Memantau pernafasan pasien, pergerakan dada simetris
dan pola pernafasan cepat dan dangkal.
RR = 28x/menit
Memotivasi pasien untuk melakukan tirah baring dan
membatasi aktifitas yang menyebabkan nyeri dada atau
respons jantung buruk
12
3 Oktober Mengajarkan teknik nonfarmakologi dengan cara
2020/08.00 mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam.
Wit III Megontrol TTV
Memantau pernapasan, pergerakan dada dan pola
pernapasan pasien
RR : 28x/menit
Mengauskultasi suara nafas wheezing
Mencatat denyut dan ritme jantung, serta perubahan
tekanan darah sebelum dan sesudah aktivitas sesuai
indikasi.
Memberikan posisi semifowler
Memberikan O2 masker 10
J. E V A L U A S I
Umur : 55 tahun
13
2020/08.00 kembali normal
wit O : klien tidak mual muntah lagi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Nyeri dada yang berkaitan dengan penyakit paru biasanya disebabkan oleh
terserangnya dinding dada atau pleura pariental.serabut saraf banyak terdapat di
daerah ini.Nyeri pleura adalah gejala umum peradangan pleura pariental.Nyeri di
Lukiskan sebagai nyeri tajam, seperti : di tusuk tusuk, yang biasanya terasa
pada waktu inspirasi. Nyeri mungkin terlokalisasi pada salah satu tubuh dan salah
satu sisi tubuh dan pasiennya mungkin melakukan Splinting (membuat otot otot
menjadi kaku untuk menghindari nyeri.Dibatasi akut arteri pulmonalis utama
dapat pula menimbulkan sensasi tekanan tumpul, seringkali tidak dapat dibedakan
dengan angina pectoris.ini disebabkan oleh ujung saraf yang berespon terhadap
peregangan arteri pulmonalis.
Nyeri dada mungkin merupakan gejala penyakit jantung patognomotik untuk
penyakit jantung paling penting.Tetapi ia tidak patognomotik untuk penyakit
jantung.Telah diketahui bahwa nyeri dada dapat disebabkan oleh gangguan paru
paru, usus, kandung empedu dan muscoloskeletal.
Berikut ciri ciri nyeri dada angina dan non angina.
14
Apabila terjadi Aterosklerosis pada pembuluh darah,semakin banyak akan
menyebabkan ruptur oada plak akibatnya terbentuk trombus.apabila trombus ini
berkumpul semakin banyak,maka dapat menyebabkan obtruksi pada arteri
koroner.bila terjadi obstruksi maka darah kekurangan suplai oksigen yang akan
menyebabkan iskemik.iskemik inilah yang akan menimbulkan rasa nyeri pada
daerah dada.
Nyeri sebenarnya adalah mekanisme protektifyang dimaksudkan untuk
menimbulkan kesadaran bahwa telah terjadi kerusakan jaringan.
3. Mengapa nyeri dada substernal yang dialami oleh pasien tersebut bersifat
intermitten dan menjalar ke lengan kiri
Nyeri dada bersifat intermitten berarti nyeri dada yang ditandai dengan periode
aktif dan tidak aktif secara berselang seling.Hal itu disebabkan karena nyeri dada
hanya muncul pada saat beraktifitas dan berkurang saat beristirahat.Hal tersebut
muncul tidak secara terus menerus tetapi secara Intermitten.
Nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri berkaitan dengan memasukkan
sensoris,setiap daerah spesifik tubuh yang dipersarafi oleh saraf spinalis tertentu
yang bercabang untuk mempersarafi organ organ dalam, kadang nyeri yang
berasal dari organ tersebut dialihkan ke Dermatom yang dipersarafi oleh saraf
spinalis yang sama.Nyeri yang seperti ini disebut nyeri alih.Nyeri yang berasal dari
jantungmungkin terasa berasa dari lengan dan bahu kiri yang mekanismenya belum
diketahui secara pasti. Diperkirakan masukan yang berasal dari jantung sama
sama menggunakan jalur yang sama ke otak dengan masukan dari ekstremitas atas
kiri.pusat persepsi yang lebih tinggi,karena lebih terbiasa menerima masukan
sensorik dari lengan kiri pada jantung.Mungkin menginterpretasikan masukan dari
jantung berasal dari lengan kiri.
15
4. Mengapa nyeri dada terasa saat beraktifitas dan berkurang saat beristirahat
Nyeri dada disebabkan oleh timbulnya Iskemia Miokard karena suplai darah
dan oksigen ke miokard berkurang.aliran darah berkurang karena terjadi
penyempitan pembuluh darah koroner (arteri koronaria).penyempitan terjadi karena
proses aterosklerosis atau spasme pembuluh koroner atau kombinasi dari
keduanya.pada mulanya suplai darah tersebut walaupun berkurang masih cukup
untuk memenuhi kebutuhan miokard pada waktu istirahat.tetapi tidak cukup bila
kebutuhan oksigen miokard meningkat seperti pada waktu pasien melakukan
aktifitas fisik yang cukup berat.oleh karena itu,nyeri dada pada pasien tersebut
timbul pada waktu pasien melakukan aktifitas.
16
6. Pemeriksaan penunjang apa saja yang diperlukan untuk menegakkan
diagnosis
17
KASUS II :
Seseorang laki-laki berusia 50 tahun di rawat dengan CKD. Hasil pengkajian nampak
udem facialis, udem ekstremitas, JVP 5+4 cmH20, nampak pucat dan lelah. Lab: ureum
75,30mg/dL. Keluarga mengatakan awalnya pasien hanya mengeluh kaki kanan tidak
dapat digerakan namun saat di RS pasien di haruskan untuk cuci darah. Dan pasien
riwayat HT dan DM sejak 10 tahun lalu. Hasil TTV : TD =160/80 mmHg, N=112x/mnt,
S=36:C, P=20x/mnt.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga klien mengatakan kaki kanan klien tidak dapat digerakan dan
saat masuk Rumah Sakit klien diharuskan untuk cuci darah.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Kardiovaskuler
18
Respiratory
- Bentuk dada Simetris
- Bunyi nafas Bronkial Bronkovesikular Vesikular
Suara nafas tambahan
- Whezing Tidak Ya, (kanan/kiri)
- Ronchi Tidak Ya, (kanan/kiri)
- Stridor Tidak Ya,
- Snoring Tidak Ya,
Batuk Tidak Ya, Produktif/ tidak, secret
Pemakaian otot Bantu nafas Tidak Ya,
.
RR 20x/menit
- Lain lain -
Integumen
Ekstremitas
- Atas Tidak ada kelainan Peradangan
Patah tulang Perlukaan
Lokasi
.
- Bawah Tidak ada kelainan Peradangan
Patah tulang Perlukaan
Lokasi: kaki kanan
- Tulang belakang Tidak ada kelainan Peradangan
Patah tulang Perlukaan
Lokasi
.
- Lain lain -
19
Gastrointestinal
Abdomen
- Kontur Abdomen Normal distensi
- Jejas Tidak ya,
cm, lokasi
..
- Bising usus Tidak ada,
..x/mt
- Meteorismus Tidak ya
- Nyeri tekan Tidak ya, lokasi
- Pembesaran Hepar Tidak ya
- Pembesaran Limpa Tidak ya
- Teraba Massa Tidak ya, lokasi
..
- Ascites Tidak ya
- BAB frekwensi/ konsistensi Tidak ya
- Mual/ muntah -
- Lain lain
Nutrisi teratur
Pola makan Tidak Ya, (tingg kalori)
- Jenis Diet/ kalori Tidak ada
- Mendapat makanan tambahan Habis 1 porsi
- Klien makan Makanan yang Tidak ya
disajikan Tidak ya
- Kesulitan menelan 260/50
- TB/BB Tidak ada
- Terpasang Alat Bantu
- Lain lain
20
Psikososial - Peran tanggapan klien terhadap perannya
senang tidak senang
- Spiritual
PEMERIKSAAN HASIL
Hematologi
Hemoglobin 10,9
Hematocrit 33
Eritrosit 3,668
MCH 29,7
MCV 89,7
MCHC 33,2
Leukosit 4
Trombosit 185
RDW 14,4
MPV 7,4
Kimia klinis
Natrium 141
Kalium 3,5
Chloride 100
E. TERAPI
No Obat-obatan Dosis
1 IVFD D5% 8 tpm
21
2 Ceftriaxone 1 x 2 gr (IV)
3 Furosemide 2 x 20 mg (IV)
4 Captropil 3 x 25 (oral)
5 Diltiazem 3 x 60 mg (oral)
6 Clonidin 2 x 0,15 gr (oral)
7 caCO 3 x 500 mg (oral)
8 Asam folat 1 x 1000 mg (oral)
9 Paracetamol 3 x 500 (oral)
F. ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. M
Umur : 50 Tahun/bulan
DO :
Kulit kering dan pucat
Tampak udema fasialis
Tampak udema ekstremitas
bawah, kaki kanan.
Penurunan berat badan
DO :
klien tampak pucat dan
lelah
TTV :
TD : 160/80 mmHg
N : 112x/menit
RR : 20x/menit
S : 36⸰c
3 DS : Kurangnya interpretasi
Keluarga klien mengatakan bahwa pengetahuan tentang informasi
22
klien dirawat dengan penyakit kondisi, prognosis dan
CKD tindakan medis
DO :
Klien tampak JVP 5+4 cm
H2O
Tampak hasil leb: Ureum
75,30 mg/dL.
G. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Kelebihan valume cairan berhubungan dengan ketidak mampuan ginjal
mengsekresi air dan natrium
2 Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat
3 Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan tindakan medis
berhubungan dengan interpretasi informasi.
23
H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn .M
Umur : 50 tahun
25
I. TINDAKAN KEPERAWATAN
Umur : 50 tahun
J. E V A L U A S I
Umur : 50 tahun
26
MODUL BASIC LIFE SUPPORT (BLS) DAN NEEDLE DECOMPRESSION &
OCCLUSIVE DRESSING
27
BANTUAN HIDUP
DASAR (BHD)
Tujuan pembelajaran
Tujuan umum:
Untuk memberikan keterampilan kepada mahasiswa dalam melakukan bantuan hidup dasar pada
penderita gawat darurat.
Tujuan khusus:
1. Mahasiswa mampu memahami konsep bantuan hidup dasar
2. Mahasiswa mampu memahami prosedur bantuan hidup dasar
3. Mahasiswa mampu melakukan bantuan hidup dasar dengan tepat pada penderita gawat
darurat.
28
Pendahuluan
Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi bersama dengan sistem
respirasi berperan penting dalam proses
transportasi oksigen dan nutrisi ke seluruh
jaringan dan mengangkut
29
Gambar 2. Anatomi jantung
30
dengan ukuran sebesar kepalan tangan terletak di tengah rongga dada dan terdiri dari atrium
kanan-kiri dan ventrikel kanan-kiri. Atrium kanan-kiri berkontraksi bersamaan memompa
darah ke ruang jantung yang lebih rendah lokasinya yakni ventrikel. Selanjutnya darah
dipompakan oleh ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, dilanjutkan ke paru-paru dan vena
pulmonalis kemudian kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini disebut sebagai sirkulasi
pulmonal. Ventrikel kiri akan memompakan darah melalui aorta ke seluruh tubuh dan
kembali ke jantung melalui vena cava dan bermuara di atrium kanan. Sirkaluasi ini disebut
sirkulasi sistemik.
Aktivitas jantung memompa darah disebut kontraksi, dan setiap kontraksi yang efektif
dirasakan sebagai denyut nadi (denyut nadi pada orang dewasa 60-100 x/menit, 60-140
x/menit pada anak-anak (usia 2-10 tahun), dan 85-200 x/menit pada bayi usina kurang dari 1
tahun). Kontraksi otot jantung diatur oleh serangkaian peristiwa listrik yang mengakibatkan
jantung berdenyut teratur. Peristiwa listrik ini dicetuskan secara spontan oleh sel otot jantung
yang disebut pacemaker dan dihantarkan ke seluruh otot jantung oleh serangkaian sel khusus
yang disebut sistem konduksi (nodus sinusatrial, nodus atrioventricular, dan serbut
purkinje).
Sistem sirkulasi bertanggung jawab untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi melalui aorta ke
seluruh tubuh dan membuang hasil metabolisme. Jantung kanan menampung darah kotor
(rendah oksigen, kaya karbondioksida atau zat asam arang), yang kemudian dialirkan ke paru
melalui arteri pulmonalis. Jantung kiri berfungsi memopa darah bersih (kaya oksigen) ke
seluruh tubuh.
o Lakukan tindakan resusitasi jantung paru sedini mungkin dengan cara memberikan
kompresi pada dada
o Berikan defibrilasi
(automatic external
defibrilation (AED))
sesegera mungkin.
Penggunaan AED dalam
rangkaian rantai
Airway control
Tindakan ini berfokus pada penyelamatan atau pembebasan jalan napas dari sumbatannya.
Sumbatan jalan napas dapat berupa benda asing ataupun lidah. Pada pasien atau korban tidak
sadarkan diri lidah berisiko menutup jalan napas sehingga dapat mengakibatkan kurangnya
oksigen yang masuk kedalam paru. Pembebasan jalan napas akibat dari menutupnya lidah
pada jalan napas dapat dilakukan teknik Head Tilt - Chin Lift. Tidakan ini dilakukan pada
korban yang
Pada pembebasan jalan napas yang diakibatkan oleh benda asing teknik yang dapat dilakukan
yakni cross finger untuk membuka mulut dan finger sweep untuk membersihkan atau
mengeluarkan benda asing yang terdapat pada rongga mulut. Selain dirongga mulut, benda
asing juga dapat masuk hingga laring sehingga dapat menyebabkan obstruksi jalan napas
total. Pada kondisi tersebut yang dapat dilakukan yaitu heimlich manuvoer untuk korban
orang normal, chest thrust pada korban yang sedang hamil atau atau bayi tindakan ini tidak
dianjurkan, dan back blow dilakukan pada korban bayi.
Breathing support
Pemberian dukungan pernapasan dapat dilakukan melalui mulut ke mulut secara langsung
(mouth to mouth), mulut ke masker (mouth to mask), dan dengan menggunakan bag valve
mask. Pemberian bantuan napas secara langsung melalui mulut ke mulut memiliki resiko
yang tinggi untuk tertular penyakit dibandingkan dengan prosedur yang lain sehingga AHA
tidak merekomendasikannya. Dukungan napas atau disebut rescue breathing, menurut AHA
tahun 2015 menjelaskan pada korban atau pasien henti napas diberikan dengan hitungan 10-
Chest compression
Tindakan kompresi dada bertujuan untuk mengembalikan sirkulasi darah ketika jantung
berhenti berdetak. Kompresi dada dapat mengakibatkan peningkatan tekanan intrathorakal
dan menyebabkan tekanan secara langsung pada jantung. Hal tersebut akan mengakibatkan
aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke organ vital. Kompresi dada dari panduan
AHA tahun 2015 adalah pada tengah dada (centre of chest). Untuk mendapatkan tekanan
kompresi yang efektif dapat dilakukan dengan memberikan beban tekanan berasal dari bahu
bukan siku, posisi tangan tegak lurus dengan korban, dan siku tidak boleh menekuk.
Kedalamam kopresi dada yakni tidak boleh kurang dari 5 cm dan tidak boleh lebih dari 6 cm
dengan perbandingan kopresi dada dan bantuan napasan adalah 30 : 2 yang artinya setiap 30
kompresi dada diikuti 2 ventilasi (dukungan pernapasan) selama siklus atau 2 menit.
Kecepatan kopresi dada tidak boleh kurang dari 100 kali permenit dan tidak boeh lebih dari
120 permenit, sehingga rata-rata kecepatan kompresi dada adalah 110 kali permenit.
38
Needle Decompression
& Occlusive Dressing
Tujuan pembelajaran
K. Tujuan umum
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu melakukan interpretasi menentukan
dan melakukan tindakan needle decompression & occlusive dressing.
L. Tujuan khusus
a. Mampu mengidentifikasi indikasi needle decompression & occlusive dressing.
b. Mampu menyiapkan alat dan bahan yang dbutuhkan dalam tindakan & occlusive
dressing.
c. Mampu mengidentifikasi sistem drainage pada selang dada
d. Mampu mengidentifikasi komplikasi akibat tindakan & occlusive
dressing.
Pendahuluan
Pernapasan merupakan proses otomatisasi atau alami dimana udara diatmosfer akan otomatis
masuk kedalam rongga paru-paru apabila terjadi perbedaan tekanan. Ketidakadekuatan
ventilasi dan terganggunya sistem pernapasan akan mengakibatakan terjadinya resiko
kematian. Tenaga kesehatan harus mampu memahami fungsi dasar sistem pernapasan. Ketika
memberikan tindakan seperti menganti selang dada, pemahaman terhadap patofisiologi sistem
pernapasan dan faktor lain yang berpengaruh terhadap mekanisme pertukaran gas sangat
diperlukan. Selain itu, tenaga kesehatan juga wajib untuk mengetahui komplikasi yang akan
terjadi pada pemasangan selang dada dan drainage.
Pengunaan selang dada
Banyak kondisi klinis yang harus dilakukan pemasangan selang dada. Ketika tekanan positif
terakumulasi di ronga dada (secara normal tekanan dirongga dada adalah negative), maka
pasien dianjurkan untuk dilakukan tindakan pemasangan selang dada. Selang dada biasanya
disebut dengan selang thorakostomi atau kateter thorak atau needle decompression. Selang
dada dilakukan bertujuan untuk meningkatkan ekpansi paru dan atau mengeluarkan cairan
39
yang terdapat didalamnya. Selain itu, dapat juga membantu mengatasi permasalahan seperti
peningkatan tekanan udara maupun cairan yang terdapat pada rongga pleura.
40
Ukuran selang dada
Ukuran selang dada dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3. Ukuran selang dada berdasarkan usia
d. Persiapan pasien
41
Jelaskan kepada pasien dan keluarga terkait prosedur yang akan dilakukan. Anjurkan
pasien untuk tiduran dengan posisi supinasi dengan elevasi kepala 30 o. Posisi ini dapat
mempermudah aliran udara naik keatas pada bagian anterior dada. Selain itu, posisi ini
juga membantu tenaga kesehatan lain dalam membantu tindakan tersebut. Selanjutnya,
bersihkan kulit dan cukur rambut pada area yang akan dilakukan penusukan jarum dengan
menggunakan povidone iodine atau chlorhexidine solutions. Selain itu, lakukan periapan
masker oksigen, oximetri, cardiac monitor, setup selang dada, infuse, dan tim emergensi
lain.
e. Tindakan
Dekompresi dilakukan dengan kateter vena
besar ukuran 12, 14, atau 16 pada sela
kosta ke-2 pada garis mid-clavicula.
Gunakan tangan nondominanan untuk
memastikan lokasi penusukan jarum,
sedangkan tangan dominan memegang
jarum cateter. Masukkan jarum dengan
menyusuri kosta ke-3. Tujuannya adalah
untuk menghindari terjadinya
kerusakan pada neurovakular yang terletak dibawah kosta ke-2. Selanjuntya, Tarik jarum
pemandu pada jarum kateter dan dengarkan adanya suara aliran udara dengan maupun
tanpa adanya darah. Setelah tekanan rongga pleura kurang lebih sama dengan udara luar,
akan terlihat perbaikan klinisnya pasien yang sangat dramatis. Penderita akan merasa
berkurang sesaknya, syoknya teratasi dan frekuensi pernapasannya membaik. Meskipun
prosedur ini bukan tatalaksana definitif untuk tension pneumothorax, dekompresi jarum
mampu menghentikan progresivitas dan sedikit mengembalikan fungsi kardiopulmoner.
Untuk tujuan mengeluarkan udara dengan cepat dan mengembangkan paru,
dilanjutkan terapi definitif dengan tindakan pemasangan waterseal
42
drainage (WSD) setelah sampai rumah sakit.
Occlusive dressing
Balutan penutup paska pemasangan selang dada harus bersifat kedap udara dan rapat sehingga
dapat mencegah terjadinya kebocoran udara. Berikut adalah langkah - langkah dalam
melakukan pembalutan selang dada:
Lakukan teknik steril saat melakukan olesan pada selang dada.
Buat balutan
Gambar 36. (a) dan
jarumrekatkan
penunjuk dengan tape
masih ada pada 3cateter,
didalam sisinya sehingga
(b) jarum udaraditarik
penunjuk da[at
dari kateter Sumber: Reichman, E. 2013. Emergency medicine procedures. New York:
mengalir keluar
McGraw-Hill saat proses ekspirasi
Education/Medical. Hal: 420 dan pada saat inspirasi udara tidak dapat
masuk kedalam rongga paru akubat adanya tekanan negative intrathorakal.
Rekatkan balutan dengan menggunakan tape yang kedap udara.
Jika melakukan pengantian dressing perhatikan lokasi penusukan selang, isi drainage,
warna dan aroma dari discharge.
43
DAFTAR PUSTAKA
44
Greven, Ruth. 1999. fundamental of nursing: human health and function, Philadelphia:
lippincott. bahasa Cristantie Effendy, Jakarta: EGC
Gilboy, N., & United States. 2012. Emergency severity index: Implementation handbook.
Rockville, MD: Agency for Healthcare Research and Quality. Hospital care for children.
2016. Primary survey or initial assessment . http://www.ichrc.org/chapter-1101-primary-
survey-or-initial-assessment Hudak & Gallo. 2011. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik.
Edisi 8. EGC:
Jakarta
Kartika, N., Dewi. 2013. Buku Ajar Dasar-Dasar Keperawatan Gawat Darurat.
Jakatra: Salemba Medika
Latief, A.S. 2007. Petunjuk Praktis Anesthesiologi Edisi Kedua, Bagian Anesthesiologi dan
Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
NSC. 2019. Choking Prevention and Rescue
Tips.https://www.nsc.org/home-safety/safety-topics/choking-suffocation Mackway-Jones,
K., Marsden, J., Windle, J., Harris, N. 2014. Emergency triage. Malamed, S. F.
2014. Medical emergencies in the dental office.
https://doi.org/10.1016/B978-0-323-17122-9.00011-1 Midlineplus.
2019. Choking. https://medlineplus.gov/choking.html
Morgan, G. E., Mikhail, M. S., Murray, M. J., Kleinman, W., Nitti, G. J., Nitti,
J. T., Raya, J., ... Thys, D. M. 2007. Clinical anesthesiology. New York: McGraw-
Hill.
Morrison, William. 2018. How to Makea Splint.
https://www.healthline.com/health/how-to-make-a-splint
The Australian and New Zealand Committee on Resuscitation. 2016. Airway.
https://resus.org.au/glossary/finger-sweep-guideline-4/
U.S Departement of Health and Human Sevices. 2019. START Adult Algorithm. Dari:
https://chemm.nlm.nih.gov/startadult.htm
Parvizi, J. 2010. High yield orthopaedics. Philadelphia: Saunders/Elsevier.
45
Perry, Potter. 2005. Fundamental of nursing Edisi 4. Volume 1 & 2.
Jakarta : EGC.
Reichman, E (a). 2013. Emergency medicine procedures. New York:
McGraw- Hill Education/Medical.
Reichman, E (b). 2018. Emergency Medicine Procedures. Place Of
Publication Not Identified: Mcgraw-Hill Education.
Weatherspoon, Deborah. 2016. Heimlich Maneuver.
https://www.healthline.com/health/heimlich-maneuver
"jaw thrust." A Dictionary of Nursing. . Retrieved July 11, 2019 from
Encyclopedia.com:
https://www.encyclopedia.com/caregiving/dictionari es-thesauruses-
pictures-and-press-releases/jaw-thrust
"head tilt/chin lift." A Dictionary of Nursing. . Retrieved July 11, 2019 from
Encyclopedia.com:
https://www.encyclopedia.com/caregiving/dictionari es-thesauruses-
pictures-and-press-releases/head-tiltchin-lift