Anda di halaman 1dari 47

TUGAS

PRAKTIK GADAR DAN KRITIS

OLEH:
Nama: Ronaldo A Metekohy
NPM: 12114201170211
Kelas: A

PROGDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
2020
ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS 1

Tn A berumur 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada. Dia mengeluh 3
bulan terakhir mengalami nyeri dada substernal bersifat intermitten dan mejalar ke
lengan kiri. Nyeri pertama kali terjadi ketika melakukan kegiatan dan menurun ketika
istirahat. Dia mengeluh nafas pendek, mual, muntah. Dia memeiliki riwayat penyakit
hipertensi dan dislipidemia. Pada riwayat keluarga di peroleh keterangan bahwa
bapaknya meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun. Dia menghabiskan 50
bungkus rokok/tahun.

1. ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1) IDENTITAS PASIEN 2) IDENTITAS PENANGGUNG


JAWAB
Nama : Tn A Nama : Ny S
Umur : 56 Tahun Umur : 49 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : ISLAM Agama : ISLAM
Alamat : Air Salobar Alamat : Air Salobar
DIAGNOSA MEDIS : INFARK MIOKARD
Tangga masuk RS : 3 Oktober 2020
Tanggal Pengkajian : 4 Oktober 2020

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga klien mengatakan bahwa klien mengeluh nyeri dada

2. Riwayat Penyakit Sebelumnya


Keluarga klien mengatakan bahwa klien mengeluh 3 bulan terakhir
mengalami nyeri dada substernal bersifat intermitten dan mejalar ke
lengan kiri. Nyeri pertama kali terjadi ketika melakukan kegiatan dan
menurun ketika istirahat. Dia mengeluh nafas pendek, mual, muntah.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga klien mengatakan bahwa klien memiliki riwayat penyakit
hipertensi dan dislipidemia.

C. PEMERIKSAAN FISIK
Iovaskuler
- Suara jantung S1 S2 Tunggal S3  S4
- Nadi Reguler  Iregular HR …..
- Capilary refill < 3 detik  > 3 detik
- JVP  Normal Meningkat ….. cm
- Murmur  Ya Tidak
- Gallop Ya Tidak
- Akral hangat Dingin
- Oedem Ya, lokasi…………………. Tidak
- CVP -
- Lain- lain -
Respiratory

- Bentuk dada Asimetris


- Bunyi nafas Bronkial  Bronkovesikular
Vesikular
Suara nafas tambahan
- Whezing Tidak Ya, (dada kiri)
- Ronchi Tidak Ya, (dada kiri)
- Stridor  Tidak Ya,
- Snoring  Tidak Ya,
Batuk  Tidak Ya, Produktif/ tidak, secret……
Pemakaian otot Bantu nafas Tidak Ya, (tabung 02)
RR 24x/menit
- Lain – lain -
Integumen

- Warna kulit Simetris


- Kelembaban lembab berkeringat  kering
- Icterus Tidak  ya, lokasi: bagian mata
- Turgor simetris
- Jejas  tidak ada, ……cm. lokasi…………
- Luka  tidak ada …….cm lokasi…………
- Luka bakar  tidak ada ….%, grade…
- Lain – lain -
…………………………………………………
Neurologi

- Pupil  Isokor Anisokor


Reflek cahaya Normal

- Reflek patologis babinski chadock regresi……………


 bisep trisep achiles patela
- Reflek fisiologis kernig  kaku kuduk Brudzinki I
- Meningeal Sign tidak  ada, lokasi : dada dan lengan
- Parestesia kiri
Endokrin

- Riwayat pertumbuhan dan  Perubahan ukuran kepala, tangan atau kaki


perkembangan fisik pada waktu dewasa
 Kekeringan kulit atau rambut
Exopthalmus Goiter Hipoglikemia
Tidak toleran terhadap panas
Tidak toleran terhadap dingin
Polidipsi Poliphagi Poliuri
- Lain – lain -
Muskuloskeletal
- Kemampuan pergerakan sendi Bebas Terbatas
- Parese  Ya Tidak
- Paralise Ya Tidak
- Hemiparese Ya Tidak
- Kontraktur Ya Tidak

Ekstremitas
- Atas Tidak ada kelainan  Peradangan
Patah tulang Perlukaan
Lokasi: dadadan lengan kiri
- Bawah Tidak ada kelainan Peradangan
Patah tulang Perlukaan
Lokasi…………………….
- Tulang belakang  Tidak ada kelainan Peradangan
Patah tulang Perlukaan
Lokasi…………………….
Gastrointestinal

Abdomen
- Kontur Abdomen  Normal distensi
- Jejas  Tidak ya,……cm, lokasi……..
- Bising usus  Tidak ada, ……..x/mt
- Meteorismus  Tidak ya
- Nyeri tekan  Tidak ya, lokasi………
- Pembesaran Hepar  Tidak ya, ……..cm bawah arcus costae
- Pembesaran Limpa  Tidak ya
- Teraba Massa  Tidak ya, lokasi………………………..
- Ascites  Tidak ya ………
- BAB frekwensi/ konsistensi padat
- Mual/ muntah Tidak  ya
- Lain – lain -

Nutrisi Sangat baik


Pola makan Tidak  Ya
- Jenis Diet/ kalori -
- Mendapat makanan tambahan Habis kurang dari satu porsi
- Klien makan Makanan yang Tidak  ya
disajikan
- Kesulitan menelan Tidak  ya
- TB/BB 165/49

Konsep Diri Tanggapan tentang tubuh : Baik saja


- Citra diri / body image Bagian tubuh yang disukai : semuanya disukai
Bagian tubuh yang tidak disukai : Tidak ada

Status klien dalam keluarga


anak istri suami
kepuasan klien terhadap status dan posisinya
- Identitas dalam keluarga  puas tidak puas
kepuasan klien terhadap jenis kelaminya
puas tidak puas
Psikososial - Peran tanggapan klien terhadap perannya
 senang tidak senang

kemampuan / kesanggupan klien melaksanakan


perannya  sanggup tidak sanggup
kepuasan klien melaksanakan perannya
puas tidak puas

harapan klien terhadap tubuhnya : Klien berharap


- Ideal diri / harapan tubuhnya bisa cepat sembuh
posisi(dalam pekerjaan) : Bawahan
status (dalam keluarga) : suami/Ayah
Harapan klien terhadap penyakit yang dideritanya
: Klien berhapar cepat sembuh dalam kesakitan

Klien tidak merendakhan diri karena keluarga


sangat mendukungnya.
- Harga diri
Klien sering dikunjungi oleh keluarga di Rumah
sakit
- Sosial /interaksi Hubungan klien dengan keluarga sangat baik
Dukungan keluarga terhadap klien sangat baik

Klien selalu rajin beribadah


- Spiritual

D. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM, X-RAY,


DLL) :

Pemeriksaan Hasil
Hematologi

Darah Lengkap

 Leukosit (WBC) 12,60


 Neutrofil 9,0
 Limfosit 2,5
 Monosit 1,0
 Eosinofil 0,1
 Basofil 0,1
L13,41
 Hemoglobin
L37,38
 Hematokrit (HCT)
84,39
 MCV 30,28
 MCH 270
 PLT 6,999
 MPV
KIMIA KLINIK
LEMAK

 Kolesterol 218
 Kolesterol HDL H68,75
 Kolesterol LDL H118,63

JANTUNG

 Troponin l 11,400

ELEKTROLIT

 Natrium (Na) 138,30


 Kalium (K) L3,38
 Klorida (Cl) 103,70
 Kalsium Ion 1,220

GULA DARAH

 Gula darah sewaktu 130

EKG

Foto thorax

E. TERAPI
No Jenis Obat Dosis Manfaat
1 Infus NS 500 cc/24 jam Untuk mengatasi atau
mencegah kehilangan
sodium yang disebabkan
dehidrasi dan keringat
berlebihan
2 Injeksi Omeprazole 40 mg Untuk mengurangi
produksi asam lambung,
mencegah dan mengobati
gangguan pencernaan
atau nyeri uluhati.
3 Injeksi Lovenox 2X0,6cc (SC) Untuk mengurangi resiko
serangan jantung
4 PO. Atrovastating 1X20 mg Untuk menurunkan
kolestrol jahat (LDL)
serta meningkatkan
jumlah kolestrol baik
(HDL)
5 PO. ISDN 3X5 mg Untuk mengatasi nyeri
dada.

F. ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn A

Umur : 55 tahun/bulan

NO DATA ( DS/DO) MASALAH ETIOLOGI


1 DS: iskemia jaringan Nyeri akut
miokard
Klien mengatakan nyeri dada dan
menjalar ke lengan kiri.

DO:
a. Klien tampak memegangi
dadanya
b. Klien terlihat lemah dan
pucat
c. TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 100x/menit
RR : 28x/menit
S : 36⸰c

Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas

2 DS: antara suplay oksigen


pasien mengatakan nyeri dada miokard dan
sebelah kiri dan badanya terasa kebutuhan, adanya
lemah setelah aktivitas iskemia/nekrosis
jaringan miokard
DO :
a. Klien tampak lemah
b. Klien tampak pucat
c. Klien meringis kesakitan
bagian dada
d. Skala nyeri 8

3 DS : Keletihan otot Ketidakefektifan


Klien mengatakan sesak nafas pernapasan pola nafas

DO :
a. Keadaan umum lemah
b. Nafas tidak teratur
c. Terdapat suara nafas
tambahan: Wheezing
d. Terdapat otot bantu
pernapasan
e. Menggunakan NRBM 10
Lpm
4 DS : Kehilangan cairan Deficit volume
Klien mengatakan mual dan cairan
muntah

DO :
a. Klien terlihat pucat
b. Klien terlihat lemah
c. TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 100x/menit
RR : 28x/menit
S : 26⸰c

G. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Nyeri akut berhubungan dengan iskemik jaringan miokard
2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay
oksigen miokard dan kebutuhan, adanya iskemia/nekrosis jaringan miokard
3 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernapasan
4 Deficit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
H.RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn A

Umur : 55 tahun/bulan

No. Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Rasional


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan  Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian  Pemberian analgesik kepada klien untuk
1 keperawatan selama 1x24 jam diharapkan analgesik kepada klien untuk mengurangi rasa nyeri mengurangi rasa nyeri klien, mengurangi
nyeri berkurang. yang dialaminya rasa nyeri yang di rasakan oleh klien
 Mengontrol kenyamanan di lingkungan yang dapat  Untuk mengurangi ketidaknyamanan
Kriteria hasil : mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan dan yang dirasakan klien
 Klien mampu mengontrol nyeri kebisingan  Untuk mengetahui tingkat
 Klien melaporkan bahwa nyeri  Melakukan proses observasi nonverbal dari ketidaknyamanan yang dirasakan klien
berkurang dengan menggunakan ketidaknyamanan  Agar TTV klien kembali normal
manajemen nyeri  Pantau TTV klien
 Kalien kembali merasakan
kenyamanan setelah nyeri
berkurang
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan  Monitor pernafasan klien  Agar pernafasan klien dapat terkontrol
2 keperawatan selama 1X 24 Jam,  Pantau rekam pola EKG secara priodik selama periode dengan baik dan pernafasannya kembali
Diharapkan pasien dapat bertoleransi serangan dan catat adanya distrimia atau perluasan normal
dengan kegiatan yang dilakukannya iskemia infark miokard  Agar kita dapat mengetahui hasil rekam
 Memberikan bantuan perawatan diri secara IADL yang EKG secara benar dan akurat
Kriteria Hasil : benar kepada klien  Untuk dapat mengembalikkan rasa
 Berpartisipasi dalam aktivitas fisik  Mengatur posisi klien secara semi folder percaya diri klien untuk melakukan
tanpa di sertai peningkatan TTV  Manajemen Berat Badan Klien aktifitas secara mandiri tanpa bantuan
klien  Membina hubungan saling percaya dalam peningkatan orang lain
 Mampu melakukan aktivitas keselamatan klien itu sendiri  Agar posisi klien secara semi folder
(ADL) secara mandiri  Memberikan anjuran agar pasien dapat mengurangi mendapatkan kenyamanan saat
 Sirkulasi status baik atau menghentikan kebiasaannya secara aktif dalam beristirahat
merokok.  Agar Berat Badan klien dapat terkontrol
dengan baik dan normal
 Agar hubungan saling percaya yang
dilakukan dapat berdampak positif dalam
memberikan perawatan yang lebih
intensif
 Agar kita dapat mengontrol kesehatan
klien dengan baik
Tujuan : Setelah di lakukan tindakan  Mencatat denyut dan ritme jantung serta perubahan  Agar kita dapat mengetahui denyut dan
keperawatan selama 2X 24 jam, tekanan darah sebelum,selama dan setelah aktifitas ritme jantung serta perubahan tekanan
3 diharapkan klien menunjukan pola nafas sesuai indikasi. Nyeri dada dan sesak nafas mungkin darah sebelum, selama dan setelah
efektif yang di buktikan dengan status terjadi aktifitas klien sesuai indikasi
respirasi tidak terganggu  Memotivasi klien untuk melakukan tirah baring. Batasi  Agar kita terus memotifasi klien untuk
aktifitas yang menyebabkan nyeri dada atau respons tetap bersemangat dalam melakukan tirah
Kriteria Hasil : jantung yang buruk. berikan aktifitas pengalihan yang baring yang dilakukan klien serta terus
 Jalan nafas yang paten (pasien bersifat nonstres memantau aktifitas pengalihan klien
tidak merasa tercekik, irama nafas,  Intrusikan klien untuk menghindari peningkatan  Untuk mendapatkan peningkatan tekanan
frekuensi penfasan dalam rentang tekanan abnormal, misalnya mengejan saat BAB normal klien mengejan saat BAB
normal dan tidak ada suara  Kolaborasi dengan tenaga kesehatan dalam merujuk ke  Agar kolaborasi dengan tenaga kesehatan
tambahan) program rehabilitasi jantung dalam merujuk ke program rehabilitasi
 TTV dalam rentang normal  Evaluasi tanda dan gejala yang mencerminkan jantung dapat tertangani dengan akurat
(TD,N, RR) intoleransi terhadap tingkat aktifitas yang ada  Untuk mengevaluasi tanda dan gejala
memberitahukan pada perawat atau dokter yang mencerminkan intoleransi terhadap
TD : Sistolik (130 – 139 mmHg) tingkat aktifitas klien.
Diastolik (85 – 89 mmHg)
N : 60 – 70 x/menit
RR : 16 – 24 x/menit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan  Monitor tanda – tanda vital klien  Untuk mengotrol TTV klien secara
4 keperawatan selama 1X24 Jam,  Manajemen mual muntah yang di alami klien intensif aagar kembali ke batas normal
diharapkan mual muntah yang di alami  Manajemen nutrisi klien  Agar dapat memanajemen mual muntah
klien dapat kembali normal  Pemberian nutrisi total parenteral kepada klien yang di alami klien menjadi berkurang
atau hilang
Kriteria Hasil :  Agar kita dapat mengontrol pemenuhan
 Mual muntah yang dialami klien nutrisi klien
dapat hilang  Agar pemberian nutrisi total parenteral
 TTV klien dalam rentang normal kepada klien dapat terpenuhi dengan baik
I. TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn A

Umur : 55 tahun/bulan

Tanggal/Jam No. Dx. T i n d a k a n Keperawatan


 Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
meliputi lokasi, karakteristik, frekuensi
3 Oktober
2020/08.00 P : Nyeri timbul saat melakukan kegiatan dan menurun ketika
Wit istirahat

I Q : Nyeri seperti di remas – remas

R : nyeri timbul di dada subternal intermitten dan menjalar ke


lengan kiri

S : skala nyeri 8

T : Nyeri hilang
 Malakukan teknik non farmakologi dengan cara
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
 Mendukung istirahat atau tidur yang adekuat untuk
membantu penurunan nyeri dengan menganjurkan klien
istirahat selama 6 – 8 jam dan menghindari
memikirkan hal – hal berat
 Memberikan Posisi semifowler
 Memantau pernafasan pasien, pergerakan dada simetris
dan pola pernafasan cepat dan dangkal.
RR = 28x/menit
Memotivasi pasien untuk melakukan tirah baring dan
membatasi aktifitas yang menyebabkan nyeri dada atau
respons jantung buruk

 Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang


3 Oktober meliputi lokasi, karakteristik, frekuensi.
2020/09.30 II
Wit P : Nyeri timbul saat aktivitas
Q : Nyeri seperti diremas-remas
R : Nyeri di dada dan menjalar ke lengan kiri
S : Skala nyeri 8
T : Nyeri hilang timbul
 Mengendalikan faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon klien terhadap ketidaknyamanan
dengan cara membatasi pengunjung dan membatasi
pencahayaan
 Melakukan kolaborasi dengan memberikan analgesik
tambahan jika diperlukan untuk meningkatkan efek
pengurangan nyeri dengan memberikan obat oral ISDN
3X5 mg

12
3 Oktober  Mengajarkan teknik nonfarmakologi dengan cara
2020/08.00 mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam.
Wit III  Megontrol TTV
 Memantau pernapasan, pergerakan dada dan pola
pernapasan pasien
RR : 28x/menit
 Mengauskultasi suara nafas wheezing
 Mencatat denyut dan ritme jantung, serta perubahan
tekanan darah sebelum dan sesudah aktivitas sesuai
indikasi.
 Memberikan posisi semifowler
 Memberikan O2 masker 10

3 Oktober  Melakukan observasi terhadap TTV klien


2020/ 08.00 IV  Melakukan teknik non farmakologi terhadap klien
Wit seperti pemijatan untuk mengurangi atau
menghilangkan mual muntah yang di alami klien
 Memberikan nutrisi yang baik kepada klien

J. E V A L U A S I

Nama Pasien : Tn. A

Umur : 55 tahun

Tanggal/Jam No. Dx. Per Evaluasi


3 Oktober I S : Klien mengatakan nyeri dapat berkurang dengan skala
2020/08.00 nyeri 5
Wit O : Klien tidak meringis kesakitan lagi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Masalah teratasi dan intervensi dilanjutkan

3 Oktober II S : Klien mengatakan intoleransi aktivitas kembali normal


2020/09.30 dengan skala nyeri 5
wit O : Klien tidak mengeluh kesakitan lagi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Masalah teratasi dan intervensi dilanjutkan
3 Oktober III S : Klien mengatakan pernapasan sudah kembali normal
2020/08.00 O : Klien mengatakan tidak terasa sesak nafas lagi
wit A : Masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

3 Oktober IV S : klien mengatakan mual muntah sudah di hentikan dan

13
2020/08.00 kembali normal
wit O : klien tidak mual muntah lagi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

2. Jelaskan perbedaan nyeri dada yang disebabkan oleh penyakit


kardiovaskuler dengan nyeri dada yang disebabkan oleh penyakit non
kardiovaskuler

Nyeri dada yang berkaitan dengan penyakit paru biasanya disebabkan oleh
terserangnya dinding dada atau pleura pariental.serabut saraf banyak terdapat di
daerah ini.Nyeri pleura adalah gejala umum peradangan pleura pariental.Nyeri di
Lukiskan sebagai nyeri tajam, seperti : di tusuk – tusuk, yang biasanya terasa
pada waktu inspirasi. Nyeri mungkin terlokalisasi pada salah satu tubuh dan salah
satu sisi tubuh dan pasiennya mungkin melakukan Splinting (membuat otot – otot
menjadi kaku untuk menghindari nyeri.Dibatasi akut arteri pulmonalis utama
dapat pula menimbulkan sensasi tekanan tumpul, seringkali tidak dapat dibedakan
dengan angina pectoris.ini disebabkan oleh ujung saraf yang berespon terhadap
peregangan arteri pulmonalis.
Nyeri dada mungkin merupakan gejala penyakit jantung patognomotik untuk
penyakit jantung paling penting.Tetapi ia tidak patognomotik untuk penyakit
jantung.Telah diketahui bahwa nyeri dada dapat disebabkan oleh gangguan paru –
paru, usus, kandung empedu dan muscoloskeletal.
Berikut ciri – ciri nyeri dada angina dan non angina.

No Karakteristik Angina Non Angina


1 Lokasi Retrosternal difus Dibawah mamma kiri
setempat
2 Penyebaran lengan kiri, Lengan kanan
rahang,punggung
3 Deskripsi Nyeri Nyeri terus menerus,tajam, Tajam, seperti ditusuk-
tertekan seperti diperas, tusuk,di sayat- sayat
dipijit
4 Intensitas Ringan - berat Menyiksa
5 Lamanya Bermenit - menit Beberapa detik,berjam-
jam,berhari-hari.
6 Dicetuskan Usaha fisik, emosi, Pernafasan,sikap
makan,dingin tubuh,gerakan
7 Dihilangkan Istirahat, nitrogliserin Apa saja

1) .Adapun penyebab lazim nyeri dada yaitu :

No Sistem organ Penyebab


1 Jantung Penyakit arteri koronaria,penyakit katup
aorta,hipertensi.
2 Vaskuler Diseksi aorta
3 Pulmonal Emboli paru pneumonia pleuritis
4 Muskuloskeletal Tumor tulang
5 Neural Herpes zoster
6 Gastrointestinal Hernia
7 Emosional Ansietas,Depresi

14
Apabila terjadi Aterosklerosis pada pembuluh darah,semakin banyak akan
menyebabkan ruptur oada plak akibatnya terbentuk trombus.apabila trombus ini
berkumpul semakin banyak,maka dapat menyebabkan obtruksi pada arteri
koroner.bila terjadi obstruksi maka darah kekurangan suplai oksigen yang akan
menyebabkan iskemik.iskemik inilah yang akan menimbulkan rasa nyeri pada
daerah dada.
Nyeri sebenarnya adalah mekanisme protektifyang dimaksudkan untuk
menimbulkan kesadaran bahwa telah terjadi kerusakan jaringan.

Terdapat 3 kategori reseptor nyeri yaitu

1. Nosiseptor mekanis,yang berespon terhadap kerusakan terhadap kerusakan


mekanis, seperti : tusukan, cubitan,benturan.
2. Nosiseptor termal yang berespon terhadap suhu yang berlebihan terutama
panas.
3. Nosiseptor polimodal yang berespon setara terhadap semua jenis
rangsangan yang merusak,termasuk iritasi zat kimia yang dikeluarkan dari
jaringan yang cedera.

Penyebab nyeri adalah Tersensitisasinya Nosiseptor.Nosiseptor yang


ada pada tubuh biasa disebabkan oleh kerusakan didalam jalur – jalur
nyeri walaupun tidak terdapat cedera perifer atau rangsang nyeri.

Contoh : Stroke yang merusak jalur – jalur asendens dapat menimbulkan


sensasi nyeri yang abnormal dan menetap.

Proses terjadinya nyeri dada yaitu karena terjadinya Iskemia jaringan


jantung yang akan mengubah jalur transportasi energi yang tadinya aerob
menjadi anaerob yang akan menghasilkan banyak asam laktat.sifat asam
laktat ini yang kemudian meransang Nosiseptor yang ada pada
jantungyang akan menimbulkan sensasi nyeri.

3. Mengapa nyeri dada substernal yang dialami oleh pasien tersebut bersifat
intermitten dan menjalar ke lengan kiri

Nyeri dada bersifat intermitten berarti nyeri dada yang ditandai dengan periode
aktif dan tidak aktif secara berselang – seling.Hal itu disebabkan karena nyeri dada
hanya muncul pada saat beraktifitas dan berkurang saat beristirahat.Hal tersebut
muncul tidak secara terus menerus tetapi secara Intermitten.
Nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri berkaitan dengan memasukkan
sensoris,setiap daerah spesifik tubuh yang dipersarafi oleh saraf spinalis tertentu
yang bercabang untuk mempersarafi organ – organ dalam, kadang nyeri yang
berasal dari organ tersebut dialihkan ke Dermatom yang dipersarafi oleh saraf
spinalis yang sama.Nyeri yang seperti ini disebut nyeri alih.Nyeri yang berasal dari
jantungmungkin terasa berasa dari lengan dan bahu kiri yang mekanismenya belum
diketahui secara pasti. Diperkirakan masukan yang berasal dari jantung sama –
sama menggunakan jalur yang sama ke otak dengan masukan dari ekstremitas atas
kiri.pusat persepsi yang lebih tinggi,karena lebih terbiasa menerima masukan
sensorik dari lengan kiri pada jantung.Mungkin menginterpretasikan masukan dari
jantung berasal dari lengan kiri.

15
4. Mengapa nyeri dada terasa saat beraktifitas dan berkurang saat beristirahat

Nyeri dada disebabkan oleh timbulnya Iskemia Miokard karena suplai darah
dan oksigen ke miokard berkurang.aliran darah berkurang karena terjadi
penyempitan pembuluh darah koroner (arteri koronaria).penyempitan terjadi karena
proses aterosklerosis atau spasme pembuluh koroner atau kombinasi dari
keduanya.pada mulanya suplai darah tersebut walaupun berkurang masih cukup
untuk memenuhi kebutuhan miokard pada waktu istirahat.tetapi tidak cukup bila
kebutuhan oksigen miokard meningkat seperti pada waktu pasien melakukan
aktifitas fisik yang cukup berat.oleh karena itu,nyeri dada pada pasien tersebut
timbul pada waktu pasien melakukan aktifitas.

5. Apakah Hubungan Riwayat Penyakit Hipertensi dan Dislipidemia dengan


gejala yang dialami oleh pasien

a. Hubungan Riwayat Penyakit Hipertensi dengan gejala yang dialami oleh


pasien
Hipotesis I : Terbentuknya arteriosklerosis didasarkan pada kenyataan
bahwa tekanan darah yang tinggi secara kronis menimbulkan gaya regang
atau potong yang merobek lapisan endotel arteri dan arteriol.Gaya regang
terutamatimbul di tempat- tempat arteri bercabang atau membelok.

Peningkatan tekanan darah sistemik pada hipertensi menimbulkan


peningkatan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri,
sehingga beban kerja jantung bertambah.akibatnya terjadi hipertrofi
ventrikel kiri untuk meningkatkan kekuatan kontraksi.kemampuan ventrikel
untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi dapat
terlampaui.

b. Hubungan Riwayat Penyakit Hipertensi dengan Gejala yang dialami oleh


pasien
Hipotesis II : Mengisyaratkan bahwa kadar kolesterol serum dan
trigliserida yang tinggi dapat menyebabkan pembentukan Arteriosklerosis.
Pengidap Arteriosklerosis, pengendapan lemak ditemukan diseluruh
kedalaman Tunika Intima, meluas ke Tunika Media.kolesterol trigliserid
didalam darah terbungkus didalam protein pengangkut lemakyang disebut
Lipoprotein. Lipoprotein berdensitas tinggi, membawa lemak ke luar sel
untuk di uraikan dan diketahui bersifat protektif melawan arteriosklerosis
sedangkan Lipoprotein berdensitas rendah, membawa lemak ke seleuruh
tubuh termasuk sel endotel arteri,oksidasi kolesterol dan trigliserid
menyebabkan pembentukan radikal bebas yang diketahui merusak sel – sel
endotel.

Berikut hubungan riwayat penyakit hipertensi dan dislipidemia dengan


gejala yang dialami oleh pasien :
a) Stimulasi sistim saraf simpatis oleh nikoton dan ikatan O2 dengan
hemoglobin akan digantikan dengan karbon monoksida
b) Reaksi imunologi direk pada dinding pembuluh darah
c) .peningkatan agregasi trombosit
d) peningkatan permeabilitas endotel terhadap lipid akibat zat – zat
yang terdapat didalam rokok

16
6. Pemeriksaan penunjang apa saja yang diperlukan untuk menegakkan
diagnosis

Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis yang membuktikan bahwa


pasien benar-benar tidak mengalami nafas yang pendek,mual,muntah atau diaforesi
a) Elektrokardiogram (EKG)
Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina sering
masih normal.Gambaran EKG dapat menunjukan bahwa pasien pernah
mendapat infark miokard di masa lampau.kadang – kadang menunjukkan
pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina dapat pula
menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak
khas.pada saat serangan angina,EKG akan menunjukkan depresi segmen
ST dan gelombang T dapat menjadi negatif.
b) Foto rongen dada
Foto rongen dada adalah sering menunjukkan bentuk jantung yang normal,
pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang –
kadang tampak adanya klasifikasi Arkus Aorta.
c) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina
pektoris.walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark jantung
akut sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK,SGOT atau LDH. Enzim
tersebut akan meningkat kadarnya pada infark jantung akut sedangkan
pada angina kadarnya masih normal.pemeriksaan lipid darah seperti
kolesterol,HDL,LDL,trigliserida dan pemeriksaan gula darah perlu
dilakukan untuk mencari faktor risiko seperti Hiperlipidemia dan diabetes
melitus.

17
KASUS II :

Seseorang laki-laki berusia 50 tahun di rawat dengan CKD. Hasil pengkajian nampak
udem facialis, udem ekstremitas, JVP 5+4 cmH20, nampak pucat dan lelah. Lab: ureum
75,30mg/dL. Keluarga mengatakan awalnya pasien hanya mengeluh kaki kanan tidak
dapat digerakan namun saat di RS pasien di haruskan untuk cuci darah. Dan pasien
riwayat HT dan DM sejak 10 tahun lalu. Hasil TTV : TD =160/80 mmHg, N=112x/mnt,
S=36:C, P=20x/mnt.

ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN

1. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Tn. M Nama : Ny. B
Umur : 50 Tahun Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Halong Alamat : Halong
Diagnosa Medis : CKD
Tgl RMS : 07 Oktober 2020
Tgl Pengkajian : 08 Oktober 2020

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga klien mengatakan kaki kanan klien tidak dapat digerakan dan
saat masuk Rumah Sakit klien diharuskan untuk cuci darah.

2. Riwayat Penyakit Sebelumnya


Keluarga Klien mengatakan klien memiliki riwayat penyakit Hipertensi
dan DM sejak 10 Tahun yang lalu.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan bahwa mereka tidak memiliki riwayat
penyakit

C. PEMERIKSAAN FISIK
Kardiovaskuler

- Suara jantung  S1 S2 Tunggal S3 S4


- Nadi  Reguler Iregular HR …..
- Capilary refill < 3 detik  > 3 detik
- JVP  Normal Meningkat ….. cm
- Murmur Ya Tidak
- Gallop  Ya Tidak
- Akral hangat Dingin
- Oedem  Ya, lokasi: kaki kanan Tidak
- CVP -

18
Respiratory
- Bentuk dada Simetris
- Bunyi nafas Bronkial Bronkovesikular Vesikular
Suara nafas tambahan
- Whezing  Tidak Ya, (kanan/kiri)
- Ronchi  Tidak Ya, (kanan/kiri)
- Stridor Tidak Ya,
- Snoring  Tidak Ya,
Batuk  Tidak Ya, Produktif/ tidak, secret……
Pemakaian otot Bantu nafas  Tidak Ya, ……………….
RR 20x/menit
- Lain – lain -
Integumen

- Warna kulit ….....................................................


- Kelembaban  lembab berkeringat kering
- Icterus  Tidak ya, lokasi……….
- Turgor normal
- Jejas  tidak ada, ……cm. lokasi…………
- Luka  tidak ada …….cm lokasi…………
- Luka bakar tidak ada ….%, grade… lokasi………
- Lain – lain …
…………………………………………………
Neurologi

- Pupil  Isokor Anisokor


Reflek cahaya normal
- GCS normal
- Reflek patologis babinski chadock regresi……………
- Reflek fisiologis bisep trisep’’’’ achiles patela
- Meningeal Sign  kernig kaku kuduk Brudzinki I
- Parestesia  tidak ada, ……cm. lokasi…………
Endokrin

- Riwayat pertumbuhan dan  Perubahan ukuran kepala, tangan atau kaki


perkembangan fisik pada waktu dewasa
Kekeringan kulit atau rambut
Exopthalmus Goiter Hipoglikemia
 Tidak toleran terhadap panas
 Tidak toleran terhadap dingin
Polidipsi Poliphagi Poliuri
- Lain – lain ……………………………….
……………………………….
Muskuloskeletal

- Kemampuan pergerakan sendi Bebas Terbatas


- Parese Ya Tidak
- Paralise Ya Tidak
- Hemiparese  Ya Tidak
- Kontraktur  Ya Tidak
- Lain- lain -

Ekstremitas
- Atas Tidak ada kelainan Peradangan
Patah tulang Perlukaan
Lokasi…………………….
- Bawah Tidak ada kelainan Peradangan
Patah tulang Perlukaan
Lokasi: kaki kanan
- Tulang belakang  Tidak ada kelainan Peradangan
Patah tulang Perlukaan
Lokasi…………………….
- Lain –lain -

19
Gastrointestinal
Abdomen
- Kontur Abdomen  Normal distensi
- Jejas  Tidak ya,……cm, lokasi……..
- Bising usus  Tidak ada, ……..x/mt
- Meteorismus  Tidak ya
- Nyeri tekan  Tidak ya, lokasi………
- Pembesaran Hepar  Tidak ya
- Pembesaran Limpa Tidak ya
- Teraba Massa  Tidak ya, lokasi………………………..
- Ascites Tidak  ya
- BAB frekwensi/ konsistensi  Tidak ya
- Mual/ muntah -
- Lain – lain

Nutrisi teratur
Pola makan Tidak Ya, (tingg kalori)
- Jenis Diet/ kalori Tidak ada
- Mendapat makanan tambahan Habis 1 porsi
- Klien makan Makanan yang Tidak  ya
disajikan  Tidak ya………………………
- Kesulitan menelan 260/50
- TB/BB Tidak ada
- Terpasang Alat Bantu
- Lain – lain

Konsep Diri Tanggapan tentang tubuh : Biasa saja


- Citra diri / body image Bagian tubuh yang disukai : Semuanya
Bagian tubuh yang tidak disukai : Tidak ada

Status klien dalam keluarga


anak istri suami
- Identitas kepuasan klien terhadap status dan posisinya
dalam keluarga  puas tidak puas
kepuasan klien terhadap jenis kelaminya
 puas tidak puas

20
Psikososial - Peran tanggapan klien terhadap perannya
 senang tidak senang

kemampuan / kesanggupan klien melaksanakan


perannya  sanggup tidak sanggup
kepuasan klien melaksanakan perannya
 puas tidak puas

- Ideal diri / harapan harapan klien terhadap tubuhnya : cepat sembuh


posisi(dalam pekerjaan) : Bawahan
status (dalam keluarga) : Ayah

Harapan klien terhadap penyakit yang dideritanya


: Semoga cepat sembuh dalam kesakitan
Klien sering dikunjungi oleh keluarga
Hubungan klien dengan keluarga sangat baik
- Sosial /interaksi Dukungan keluarga terhadap klien sangat baik

Klien selalu mengikuti ibadah

- Spiritual

D. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG ( LABORATORIUM, X-RAY,


DLL) :

PEMERIKSAAN HASIL
Hematologi

Hemoglobin 10,9
Hematocrit 33
Eritrosit 3,668
MCH 29,7
MCV 89,7
MCHC 33,2
Leukosit 4
Trombosit 185
RDW 14,4
MPV 7,4
Kimia klinis

Ureum 75, 30 mg/dL


Creatini 9,1
Albumin 2,8
Elektrolit

Natrium 141
Kalium 3,5
Chloride 100

E. TERAPI
No Obat-obatan Dosis
1 IVFD D5% 8 tpm

21
2 Ceftriaxone 1 x 2 gr (IV)
3 Furosemide 2 x 20 mg (IV)
4 Captropil 3 x 25 (oral)
5 Diltiazem 3 x 60 mg (oral)
6 Clonidin 2 x 0,15 gr (oral)
7 caCO 3 x 500 mg (oral)
8 Asam folat 1 x 1000 mg (oral)
9 Paracetamol 3 x 500 (oral)

F. ANALISA DATA
Nama Pasien : Tn. M

Umur : 50 Tahun/bulan

NO DATA ( DS/DO) MASALAH ETIOLOGI


1 DS : Kelebihan volume Ketidak mampuan
Keluarga klien mengatakan kaki cairan ginjal mengsekresi
kanan klien tidak dapat digerakan
air dan natrium
dan saat masuk Rumah Sakit klien
diharuskan untuk cuci darah.

DO :
 Kulit kering dan pucat
 Tampak udema fasialis
 Tampak udema ekstremitas
bawah, kaki kanan.
 Penurunan berat badan

2 DS : Penurunan curah Beban jantung yang


Keluarga Klien mengatakan klien jantung meningkat
memiliki riwayat penyakit
Hipertensi dan DM sejak 10
Tahun yang lalu.

DO :
 klien tampak pucat dan
lelah
 TTV :
TD : 160/80 mmHg
N : 112x/menit
RR : 20x/menit
S : 36⸰c
3 DS : Kurangnya interpretasi
Keluarga klien mengatakan bahwa pengetahuan tentang informasi

22
klien dirawat dengan penyakit kondisi, prognosis dan
CKD tindakan medis
DO :
 Klien tampak JVP 5+4 cm
H2O
 Tampak hasil leb: Ureum
75,30 mg/dL.
G. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Kelebihan valume cairan berhubungan dengan ketidak mampuan ginjal
mengsekresi air dan natrium
2 Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat
3 Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan tindakan medis
berhubungan dengan interpretasi informasi.

23
H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn .M

Umur : 50 tahun

No. Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Rasional


Tujuan  Kaji status cairan dengan menimbang BB per hari.  Untuk mengetahui masukan dan
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Monitor tanda kelebihan atau kekurangan cairan pengeluaran cairan
selama 1x24 jam diharapkan volume  Anjurkan klian mencatat penggunaan cairan terutama  Untuk mengetahui adanya kekurangan
cairan dapat berkurang. pemasukan dan pengeluaran atau kelebihan cairan
 Untuk mengetahui keseimbangan intake
Kriteria hasil : dan ourput.
 Klien bebas dari edema
 Klien dapat mempertahankan
bunyi pari bersih
 Berat badan stabil
 Turgor kulit normal
Tujuan  Auskultasi bunyi jantung dan paru  Agar takikardia frekuensi jantung
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Kaji adanya Hipertensi kembali normal
selama 1x24 jam diharapkan curah  Kaji tingkat aktifitas dan respon  Untuk mengetahui Hipertensi dapat
jantung kembali normal. terjadi karena gangguan pada sistem
disfungsi ginjal
Kriteria hasil :  Untuk mengetahui tingkat aktivitas dan
 Mempertahankan curah jantung respon klien
dan TTV dengan frekuensi jantung
dalam batas normal
3 Tujuan  Membina hubungan saling percaya  Agar klien dapat percaya diri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Beri pendidikan kesehatan mengenai pengertian,  Untuk keluarga dan klien mengerti
selama 1x24 jam diharapkan pengetahuan penyebab, tanda dan gejala CKD serta penyakit yang dialami klien
keluarga dan klien tentang penyakit CKD penatalaksanaanya  Agar klien mudah putus asah dan terus
 Anjurkan keluarga klien memberikan suport kepada bersemangat dalam proses pemulihan.
Kriteria hasil : klien
 Keluarga dan klien mampu
24
menerima penyakit yang dialami
klien
 Keluarga dan klien dapat mengerti
tentang informasi yang didapatnya

25
I. TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. M

Umur : 50 tahun

Tanggal/Jam No. Dx. T i n d a k a n Keperawatan


8 Oktober 1  Kaji berat badan klien apakah ada perubahan atau tidak
2020/ 08.00  Anjurkan klien untuk mengurangi minum
wit
 Anjurkan keluarga klien mencatat pemasukan dan
pengeluaran cairan klien
8 Oktober 2  Auskultasi bunyi jantung klien apakah ada suara
2020/06.00 tambahan
wit  Mengakaji TTV klien
 Kaji tingkat aktivitas klien setiap hari
8 Oktober 3  Membina hubungan yang baik kepada klien
2020/15.00  Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan
wit keluarga suapaya dapat mengerti penyakit yang diderita
klien
 Dengan adanya suport dari keluarga klien tidak
memikirkan penyakit yang di derita dan semangat
untuk menjalani pengobatan.

J. E V A L U A S I

Nama Pasien : Tn. M

Umur : 50 tahun

Tanggal/Jam No. Dx. Per Evaluasi


8 Oktober 1 S : Klien mengatakan bengkak di kaki sedikit berkutang
2020/08.00 O : Klien bisa berjalan secara perlahan
wit A : Masalah sedikit teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
8 Oktober 2 S : Klien mengatakan jantung kembali normal
2020/06.00 O : Klien tambak senang
wit A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
8 Oktober 3 S : Klien mengatakan sudah memahami penyakit yang diderita
2020/15.00 O : Klien tidak takut
wit A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

26
MODUL BASIC LIFE SUPPORT (BLS) DAN NEEDLE DECOMPRESSION &
OCCLUSIVE DRESSING

27
BANTUAN HIDUP
DASAR (BHD)
Tujuan pembelajaran
Tujuan umum:
Untuk memberikan keterampilan kepada mahasiswa dalam melakukan bantuan hidup dasar pada
penderita gawat darurat.

Tujuan khusus:
1. Mahasiswa mampu memahami konsep bantuan hidup dasar
2. Mahasiswa mampu memahami prosedur bantuan hidup dasar
3. Mahasiswa mampu melakukan bantuan hidup dasar dengan tepat pada penderita gawat
darurat.

28
Pendahuluan
 Sistem sirkulasi
Sistem sirkulasi bersama dengan sistem
respirasi berperan penting dalam proses
transportasi oksigen dan nutrisi ke seluruh
jaringan dan mengangkut

29
Gambar 2. Anatomi jantung

materi al sisa metabolisme


keluar dari tubuh. Jantung Gambar 3. Sistem sirkulasi
merupkan organ yang mengatur
sirkulasi darah, sedangkan paru-
paru atau pulmonal berfungsi
sebagai sistem respirasi. Jantung
merupakan organ berotot

30
dengan ukuran sebesar kepalan tangan terletak di tengah rongga dada dan terdiri dari atrium
kanan-kiri dan ventrikel kanan-kiri. Atrium kanan-kiri berkontraksi bersamaan memompa
darah ke ruang jantung yang lebih rendah lokasinya yakni ventrikel. Selanjutnya darah
dipompakan oleh ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, dilanjutkan ke paru-paru dan vena
pulmonalis kemudian kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini disebut sebagai sirkulasi
pulmonal. Ventrikel kiri akan memompakan darah melalui aorta ke seluruh tubuh dan
kembali ke jantung melalui vena cava dan bermuara di atrium kanan. Sirkaluasi ini disebut
sirkulasi sistemik.
Aktivitas jantung memompa darah disebut kontraksi, dan setiap kontraksi yang efektif
dirasakan sebagai denyut nadi (denyut nadi pada orang dewasa 60-100 x/menit, 60-140
x/menit pada anak-anak (usia 2-10 tahun), dan 85-200 x/menit pada bayi usina kurang dari 1
tahun). Kontraksi otot jantung diatur oleh serangkaian peristiwa listrik yang mengakibatkan
jantung berdenyut teratur. Peristiwa listrik ini dicetuskan secara spontan oleh sel otot jantung
yang disebut pacemaker dan dihantarkan ke seluruh otot jantung oleh serangkaian sel khusus
yang disebut sistem konduksi (nodus sinusatrial, nodus atrioventricular, dan serbut
purkinje).
Sistem sirkulasi bertanggung jawab untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi melalui aorta ke
seluruh tubuh dan membuang hasil metabolisme. Jantung kanan menampung darah kotor
(rendah oksigen, kaya karbondioksida atau zat asam arang), yang kemudian dialirkan ke paru
melalui arteri pulmonalis. Jantung kiri berfungsi memopa darah bersih (kaya oksigen) ke
seluruh tubuh.

 Pengertian Resusitasi Jantung Paru


Resusitasi jantung paru atau sering disingkat RJP merupakan tindakan gawat darurat
yang dilakukan untuk menolong pasien atau korban yang mengalami henti jantung (cardiac
arrets) dan atau henti napas. pemberian tindakan resusitasi yang benar dan tepat dapat
meningkatkan 2 - 3 kali kesempatan untuk terselamatkan paska serangan jantung. Tindakan
resusitasi sangat penting karena tindakan ini dapat menjaga aliran darah sistemik tetap aktif
bersirkulasi. Tindakan resusitasi jantung paru juga merupakan langkah kritis dalam
rangkaian rantai keberhasilan (keselamatan) american hearth association (AHA) 2015.
Berikut merupakan 5 rantai keselamatan pada korban dewasa yang terjadi di pre-hospital
menurut AHA:

Gambar 4. Chain of Survival


o Ketika menemukan korban tidak sadarkan diri segera minta bantuan dengan
menghubungi telepon gawat darurat (di Indonesia melalui pusat layanan gawat darurat
(PSC 119))

o Lakukan tindakan resusitasi jantung paru sedini mungkin dengan cara memberikan
kompresi pada dada
o Berikan defibrilasi
(automatic external
defibrilation (AED))
sesegera mungkin.
Penggunaan AED dalam
rangkaian rantai

gkatkan kemungkinan terselamatkannya korb


keselamatan dapat
menin cardiac arrest. Gambar 5. Automatic External Defibrilation (AED)
an
Penggunaan AED
dapat juga dilakukan
oleh orang awam
meskipun jika ada
orang yang terlatih
atau petugas kesehatan
lebih diutamakan.
o Berikan perawatan medis dasar dan lanjutan.
o Berikan perawatan lanjutan dan perawatan paska cardiac arrest.

 Indikasi melakukan RJP


o Henti Napas (Apneu)
Keadaan ini dapat disebabkan oleh sumbatan jalan napas atau akibat depresi
pernapasan baik di sentral maupun perifer. Berkurangnya oksigen di dalam tubuh
akan memberikan suatu keadaan yang disebut hipoksia. Hipoksia adakan
merangsang tubuh untuk melakukan mekanisme kompensasi dengan cara
meningkatkan frekuensi napas dari pada keadaan normal. Apabila berlangsungannya
lama akan memberikan kelelahan pada otot-otot pernapasan. Kelelahan otot-otot
napas akan mengakibatkan terjadinya penumpukan sisa-sisa pembakaran berupa gas
CO2. Kadar CO2 yang tinggi akan berpengaruh pada sistem saraf pusat (SSP) yakni
dengan menekan pusat napas. Keadaan inilah yang dikenal sebagai henti nafas.
o Henti Jantung (Cardiac Arrest)
Hanti jantung adalah kondisi dimana listrik jantung tidak dapat mengeluarkan impuls
hal ini dapat terjadi apabila suplai oksigen dan nutrisi ke jantung (otot jantung)
berkurang. Otot jantung membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar darah dapat
dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Berhentinya proses pernapasan, maka
mekanisme pertukaran oksigen dan karbondioksida tidak dapat terjadi sehingga
kadar oksigen dalam tubuh menurun dan pada akhirnya akan terjadi menurunnya
kontraksi jantung dan akibatnya adalah henti jantung (cardiac arrest).\

 Bantuan Hidup Dasar (BHD)


Bantuan hidup dasar (BHD) adalah serangkaian tindakan untuk menyelamatkan korban gawat
darurat baik pada korban gangguan jantung maupun trauma. Rangkaiannya bantuan hidup
dasar disingkat menjadi DR-ABC (Danger, Response, Airway control, Breathing support,
Chest compression) pada korban trauma, sedangkan pada pasien yang dipastikan memiliki
penyakit jantung atau mengalami gangguan jantung diubah menjadi DR-CAB.

Airway control
Tindakan ini berfokus pada penyelamatan atau pembebasan jalan napas dari sumbatannya.
Sumbatan jalan napas dapat berupa benda asing ataupun lidah. Pada pasien atau korban tidak
sadarkan diri lidah berisiko menutup jalan napas sehingga dapat mengakibatkan kurangnya
oksigen yang masuk kedalam paru. Pembebasan jalan napas akibat dari menutupnya lidah
pada jalan napas dapat dilakukan teknik Head Tilt - Chin Lift. Tidakan ini dilakukan pada
korban yang

Gambar 6. Head tilt-chin lift Gambar 7. Jaw thrust manouver


tidak mengalami cidera servical. Pada korban dengan cidera servical pembebasan jalan napas
dapat dilakukan dengan teknik jaw thrust maneuver.

Pada pembebasan jalan napas yang diakibatkan oleh benda asing teknik yang dapat dilakukan
yakni cross finger untuk membuka mulut dan finger sweep untuk membersihkan atau
mengeluarkan benda asing yang terdapat pada rongga mulut. Selain dirongga mulut, benda
asing juga dapat masuk hingga laring sehingga dapat menyebabkan obstruksi jalan napas
total. Pada kondisi tersebut yang dapat dilakukan yaitu heimlich manuvoer untuk korban
orang normal, chest thrust pada korban yang sedang hamil atau atau bayi tindakan ini tidak
dianjurkan, dan back blow dilakukan pada korban bayi.
Breathing support
Pemberian dukungan pernapasan dapat dilakukan melalui mulut ke mulut secara langsung
(mouth to mouth), mulut ke masker (mouth to mask), dan dengan menggunakan bag valve
mask. Pemberian bantuan napas secara langsung melalui mulut ke mulut memiliki resiko
yang tinggi untuk tertular penyakit dibandingkan dengan prosedur yang lain sehingga AHA
tidak merekomendasikannya. Dukungan napas atau disebut rescue breathing, menurut AHA
tahun 2015 menjelaskan pada korban atau pasien henti napas diberikan dengan hitungan 10-

Gambar8. Rescue Breathing


12 kali permenit dan dilakukan selama 2 menit sehingga bantuan napas diberikan 20-24 kali
perdua menit.

Chest compression
Tindakan kompresi dada bertujuan untuk mengembalikan sirkulasi darah ketika jantung
berhenti berdetak. Kompresi dada dapat mengakibatkan peningkatan tekanan intrathorakal
dan menyebabkan tekanan secara langsung pada jantung. Hal tersebut akan mengakibatkan
aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke organ vital. Kompresi dada dari panduan
AHA tahun 2015 adalah pada tengah dada (centre of chest). Untuk mendapatkan tekanan
kompresi yang efektif dapat dilakukan dengan memberikan beban tekanan berasal dari bahu
bukan siku, posisi tangan tegak lurus dengan korban, dan siku tidak boleh menekuk.
Kedalamam kopresi dada yakni tidak boleh kurang dari 5 cm dan tidak boleh lebih dari 6 cm
dengan perbandingan kopresi dada dan bantuan napasan adalah 30 : 2 yang artinya setiap 30
kompresi dada diikuti 2 ventilasi (dukungan pernapasan) selama siklus atau 2 menit.
Kecepatan kopresi dada tidak boleh kurang dari 100 kali permenit dan tidak boeh lebih dari
120 permenit, sehingga rata-rata kecepatan kompresi dada adalah 110 kali permenit.

F. Tindakan RJP yang berkualitas


AHA pada tahun 2015 menjelaskan bahwa untuk mendapatkan RJP yang berkualitas harus
memenuhi kritieria berikut:
 Kecepatas kompresi tidak boleh kurang dari 100 x permenit dan tidak boleh lebih
dari 120 kali permenit.
 Kedalaman kompresi tidak boleh kurang dari 5 cm dan tidak boleh lebih dari 6 cm (2
- 2,5 inc)
 Rekoil sempurna, pengembangan dada setelah kompresi harus kembali secara
sempurna.
 Minimalkan interupsi

G. Indikasi penghentian RJP


Secara pasti tidak ada batasan waktu untuk penghentian tindakan RJP, akan tetapi jika
terdapat kriteria berikut RJP dapat dihentikan:
 Penolong sudah lelah
 Korban muncul tanda-tanda kematian
 Korban sudah menunjukkan respon
 Keluarga menolak untuk dilakukan tindakan RJP

38
Needle Decompression
& Occlusive Dressing
Tujuan pembelajaran
K. Tujuan umum
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu melakukan interpretasi menentukan
dan melakukan tindakan needle decompression & occlusive dressing.

L. Tujuan khusus
a. Mampu mengidentifikasi indikasi needle decompression & occlusive dressing.
b. Mampu menyiapkan alat dan bahan yang dbutuhkan dalam tindakan & occlusive
dressing.
c. Mampu mengidentifikasi sistem drainage pada selang dada
d. Mampu mengidentifikasi komplikasi akibat tindakan & occlusive
dressing.

Pendahuluan
Pernapasan merupakan proses otomatisasi atau alami dimana udara diatmosfer akan otomatis
masuk kedalam rongga paru-paru apabila terjadi perbedaan tekanan. Ketidakadekuatan
ventilasi dan terganggunya sistem pernapasan akan mengakibatakan terjadinya resiko
kematian. Tenaga kesehatan harus mampu memahami fungsi dasar sistem pernapasan. Ketika
memberikan tindakan seperti menganti selang dada, pemahaman terhadap patofisiologi sistem
pernapasan dan faktor lain yang berpengaruh terhadap mekanisme pertukaran gas sangat
diperlukan. Selain itu, tenaga kesehatan juga wajib untuk mengetahui komplikasi yang akan
terjadi pada pemasangan selang dada dan drainage.
Pengunaan selang dada
Banyak kondisi klinis yang harus dilakukan pemasangan selang dada. Ketika tekanan positif
terakumulasi di ronga dada (secara normal tekanan dirongga dada adalah negative), maka
pasien dianjurkan untuk dilakukan tindakan pemasangan selang dada. Selang dada biasanya
disebut dengan selang thorakostomi atau kateter thorak atau needle decompression. Selang
dada dilakukan bertujuan untuk meningkatkan ekpansi paru dan atau mengeluarkan cairan

39
yang terdapat didalamnya. Selain itu, dapat juga membantu mengatasi permasalahan seperti
peningkatan tekanan udara maupun cairan yang terdapat pada rongga pleura.

Indikasi pemasangan needle decompression


Indikasi pemasangan needle decompression yang sering terjadi menurut Durai, Hoque, &
Davies, tahun 2010 dan Reichman tahun 2013 adalah:
B. Tension pneumothorax
Merupakan terkumpulnya udara secara
progresif pada salah satu paru. Jika
udara dalam paru berlebihan dan tidak
segera diatasi

Gambar 34. Pneumothorax dan


tension pneumothorax
maka tekanan intrapleural akan meningkat, kekakuan pada struktur intrathorakal,
hipoksemia dan bahkan kematian. Pertolongan pada kasus ini harus dilakukan sesegera
mungkin terutama jika sudah ditemui adanya cardiopulmonary collapse. Pada kasus ini
biasanya pasien akan mengalami distress pernapasan, nyeri dada, kembung, hipotensi,
takikardi, diaphoresis, perbedaan suara napas atau bahakan tidak terdengar suara napas,
hiperresonan saat dilakukan perkusi dada, peningkatan venan central, sianotik, dan deviasi
trakeal. Peyebab utama tension pneumothorak adalah plera injury. Selain itu, dapat juga
disebakan oleh pukulan benda tumpul yang menghacurkan tulang costa dan
mengakibatkan trauma pada paru. pada kasus seperti ini tindakan needle decompression
merupukan pilihan pertama yang kemudian diikuti dengan pemasangan selang dada.

C. Pneumothorax (open dan closed)


D. Hemothorax
E. Hemopneumothorax
F. Efusi pleura
G. Luka tusuk pada dada
H. Empyema

40
Ukuran selang dada
Ukuran selang dada dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3. Ukuran selang dada berdasarkan usia

Ukuran selang Usia


8FR – 12FR
Infant,anak-anak
16FR – 20FR Remaja, dewasa
24FR – 32FR Dewasa
36FR – 40FR Dewasa

Prinsip dasar pemasangan selang dada


d. Memasukkan selang kedalam ronga pleura, sehingga akan menciptakan jalan baru dan
mengakibatkan udara keluar dari rongga tersebut sehingga tekanan positif akan menurun.
e. Bukan merupakan prosedur definitive untuk penatalaksanaan tension pneumothorax,
needle decompression dilakukan untuk menghambat peningkatan tekanan prosifit didalam
rongga paru sehingga fungsi jantung tetap terjaga.
f. Lakukan pemeriksaan ulang jika mendapati suara paru yang berbeda pada thorak sebelum
melakukan tindakan needle decompression.

Prosedur pemasangan selang dada


c. Alat dan bahan yang digunakan
a. Povidone iodine atau chlorhexidine solutions
b. Jarum ukuran 12 – 16
c. Spuite ukuran 5 atau 10 cc
d. Baju dan sarung tangan steril
e. Masker dan kaca mata
f. USG dengan low frekuensi
g. Gel USG steril

d. Persiapan pasien

41
Jelaskan kepada pasien dan keluarga terkait prosedur yang akan dilakukan. Anjurkan
pasien untuk tiduran dengan posisi supinasi dengan elevasi kepala 30 o. Posisi ini dapat
mempermudah aliran udara naik keatas pada bagian anterior dada. Selain itu, posisi ini
juga membantu tenaga kesehatan lain dalam membantu tindakan tersebut. Selanjutnya,
bersihkan kulit dan cukur rambut pada area yang akan dilakukan penusukan jarum dengan
menggunakan povidone iodine atau chlorhexidine solutions. Selain itu, lakukan periapan
masker oksigen, oximetri, cardiac monitor, setup selang dada, infuse, dan tim emergensi
lain.

e. Tindakan
Dekompresi dilakukan dengan kateter vena
besar ukuran 12, 14, atau 16 pada sela
kosta ke-2 pada garis mid-clavicula.
Gunakan tangan nondominanan untuk
memastikan lokasi penusukan jarum,
sedangkan tangan dominan memegang
jarum cateter. Masukkan jarum dengan
menyusuri kosta ke-3. Tujuannya adalah
untuk menghindari terjadinya

Gambar 35. Lokasi penusukan jarum


pada tindakan needle decompression

kerusakan pada neurovakular yang terletak dibawah kosta ke-2. Selanjuntya, Tarik jarum
pemandu pada jarum kateter dan dengarkan adanya suara aliran udara dengan maupun
tanpa adanya darah. Setelah tekanan rongga pleura kurang lebih sama dengan udara luar,
akan terlihat perbaikan klinisnya pasien yang sangat dramatis. Penderita akan merasa
berkurang sesaknya, syoknya teratasi dan frekuensi pernapasannya membaik. Meskipun
prosedur ini bukan tatalaksana definitif untuk tension pneumothorax, dekompresi jarum
mampu menghentikan progresivitas dan sedikit mengembalikan fungsi kardiopulmoner.
Untuk tujuan mengeluarkan udara dengan cepat dan mengembangkan paru,
dilanjutkan terapi definitif dengan tindakan pemasangan waterseal

42
drainage (WSD) setelah sampai rumah sakit.

Occlusive dressing
Balutan penutup paska pemasangan selang dada harus bersifat kedap udara dan rapat sehingga
dapat mencegah terjadinya kebocoran udara. Berikut adalah langkah - langkah dalam
melakukan pembalutan selang dada:
 Lakukan teknik steril saat melakukan olesan pada selang dada.
 Buat balutan
Gambar 36. (a) dan
jarumrekatkan
penunjuk dengan tape
masih ada pada 3cateter,
didalam sisinya sehingga
(b) jarum udaraditarik
penunjuk da[at
dari kateter Sumber: Reichman, E. 2013. Emergency medicine procedures. New York:
mengalir keluar
McGraw-Hill saat proses ekspirasi
Education/Medical. Hal: 420 dan pada saat inspirasi udara tidak dapat
masuk kedalam rongga paru akubat adanya tekanan negative intrathorakal.
 Rekatkan balutan dengan menggunakan tape yang kedap udara.
 Jika melakukan pengantian dressing perhatikan lokasi penusukan selang, isi drainage,
warna dan aroma dari discharge.

Komplikasi pemasangan selang dada


Komplikasi yang sering terjadi akibat pemasangan selang dada:
e) Pneumothoraks
f) Splenic laceration
g) Hematothoraks
h) Komplikasi minor seperti nyeri, batuk, hematoma, infeksi (selulitis, emyema), dan
subcutaneous seratoma.

43
DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. 2015. Fokus Utama Pembaruan Pedoman


American Heart Association 2015 untuk CPR dan ECC.
https://eccguidelines.heart.org/wp-content/uploads/2015/10/2015-AHA- Guidelines-
Highlights-Indonesian.pdf
ALSG, . 2015. Emergency Triage: Telephone Triage and Advice. Hoboken: Wiley.
Brouhard, Rod. 2019. Fundamental Techniques for Splinting Extremity Fractures.
https://www.verywellhealth.com/techniques-for-splinting- fractures-4125414
Chapleau W. 2001. Emergency first responder: making the difference, St.
Louis, Mosby.
Coughlin, A. M., Parchinsky, C. 2006. Go with the flow of chest tube therapy.
Nursing 2006. Vol. 36 (3): p.p. 36-40.
Drehobl, John: Nadine Saubers. 2008. Everything First Aid Book: How to handle: Falls and
breaks, Choking, Cuts and Scrapes, Insect bites and Rashes, Burns, Poisoning ... and
When to Call 911. F+W Media Inc.
Durai R, Hoque H, Davies TW. 2010. Managing a Chest Tube and Drainage System.
AORN J [Internet]. AORN, Inc
Emergency care for you. 2018. Choking.
http://www.emergencycareforyou.org/emergency-101/choking-
heimlich-maneuver/#sm.0000buc587rwge1dvav2e2bad0cq6
First Aid/CPR/AED Participant's Manual. American Red Cross.
http://www.redcross.org/participantmaterials. Accessed Aug. 2, 2017

44
Greven, Ruth. 1999. fundamental of nursing: human health and function, Philadelphia:
lippincott. bahasa Cristantie Effendy, Jakarta: EGC
Gilboy, N., & United States. 2012. Emergency severity index: Implementation handbook.
Rockville, MD: Agency for Healthcare Research and Quality. Hospital care for children.
2016. Primary survey or initial assessment . http://www.ichrc.org/chapter-1101-primary-
survey-or-initial-assessment Hudak & Gallo. 2011. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik.
Edisi 8. EGC:
Jakarta
Kartika, N., Dewi. 2013. Buku Ajar Dasar-Dasar Keperawatan Gawat Darurat.
Jakatra: Salemba Medika
Latief, A.S. 2007. Petunjuk Praktis Anesthesiologi Edisi Kedua, Bagian Anesthesiologi dan
Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
NSC. 2019. Choking Prevention and Rescue
Tips.https://www.nsc.org/home-safety/safety-topics/choking-suffocation Mackway-Jones,
K., Marsden, J., Windle, J., Harris, N. 2014. Emergency triage. Malamed, S. F.
2014. Medical emergencies in the dental office.
https://doi.org/10.1016/B978-0-323-17122-9.00011-1 Midlineplus.
2019. Choking. https://medlineplus.gov/choking.html
Morgan, G. E., Mikhail, M. S., Murray, M. J., Kleinman, W., Nitti, G. J., Nitti,
J. T., Raya, J., ... Thys, D. M. 2007. Clinical anesthesiology. New York: McGraw-
Hill.
Morrison, William. 2018. How to Makea Splint.
https://www.healthline.com/health/how-to-make-a-splint
The Australian and New Zealand Committee on Resuscitation. 2016. Airway.
https://resus.org.au/glossary/finger-sweep-guideline-4/
U.S Departement of Health and Human Sevices. 2019. START Adult Algorithm. Dari:
https://chemm.nlm.nih.gov/startadult.htm
Parvizi, J. 2010. High yield orthopaedics. Philadelphia: Saunders/Elsevier.

45
Perry, Potter. 2005. Fundamental of nursing Edisi 4. Volume 1 & 2.
Jakarta : EGC.
Reichman, E (a). 2013. Emergency medicine procedures. New York:
McGraw- Hill Education/Medical.
Reichman, E (b). 2018. Emergency Medicine Procedures. Place Of
Publication Not Identified: Mcgraw-Hill Education.
Weatherspoon, Deborah. 2016. Heimlich Maneuver.
https://www.healthline.com/health/heimlich-maneuver
"jaw thrust." A Dictionary of Nursing. . Retrieved July 11, 2019 from
Encyclopedia.com:
https://www.encyclopedia.com/caregiving/dictionari es-thesauruses-
pictures-and-press-releases/jaw-thrust
"head tilt/chin lift." A Dictionary of Nursing. . Retrieved July 11, 2019 from
Encyclopedia.com:
https://www.encyclopedia.com/caregiving/dictionari es-thesauruses-
pictures-and-press-releases/head-tiltchin-lift

Anda mungkin juga menyukai