Anda di halaman 1dari 27

REHABILITASI ANKLE SPRAIN

Pelatihan Layanan KFR untuk Dokter


di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Kompetensi Dokter untuk Penanganan
Ankle Sprain
• Standar Kompetensi Dokter Indonesia : 3A
– Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik
dan memberikan terapi pendahuluan pada Ankle
Sprain yang bukan gawat darurat.
– Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang
paling tepat bagi penanganan pasien Ankle Sprain
selanjutnya.
– Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti
sesudah kembali dari rujukan
Ankle Sprain (ICD 10 : S93.4)
• Sprain = cedera akibat regangan/tarikan yang
berlebihan atau terjadinya robekan pada satu
atau lebih ligamen di pergelangan kaki
• Kasus cedera olah raga yang paling banyak
terjadi
Gangguan Fungsi Akibat Ankle Sprain
• Kode ICF Utama :
– Kode Fungsi Tubuh :
• b7150 stabilitas sendi tunggal
• b7601 kontrol gerakan volunteer kompleks
– Kode Struktur Tubuh :
• s75023 ligamen dan fascia pergelangan kaki dan kaki
• s75012 otot tungkai bawah
• s75002 otot paha
• s7402 otot bagian pelvis
– Kode Aktivitas dan Partisipasi :
• d450 berjalan
• d4552 berlari
• d4553 lompat
• d4558 gerakan berputar, berbalik arah saat berjalan atau berlari
• d9201 olahraga
Biomekanika Pergelangan Kaki
3 sistem persendian :
• ankle mortis (gerakan dorsifleksi-plantarfleksi),
• sendi subtalar (talocalcaneal: gerakan inversi-eversi, abduksi-
aduksi, dorsifleksi-plantarfleksi dan gerakan kombinasinya)
• sendi tarsal transversal (talonaviculare dan calcaneocuboid
(Surgeon’s tarsal / Midtarsal / Chopart’s joint): gerakan inversi-
eversi dan abduksi-aduksi)
Mekanisme Ankle Sprain
Faktor yang berkontribusi :
1. Faktor predisposisi:
– tonus otot atau propriosepsi yang buruk
– pemendekan dan/atau kontraktur kapsul sendi atau
tendon
– kurangnya aktifitas fisik

2. Faktor provokator:
– kecelakaan dan kondisi lain yang menyebabkan
terjadinya peningkatan stress pada pergelangan kaki
yang melebihi batas kekuatan kapsul sendi dan
ligamen
Algorithm was adapted from :
Polzer H, Kanz KG,Prall WC, Haasters F, Ockert B, Mutschler W, Grote S,
2012.Diagnosis and Treatment of Acute Ankle Injuries: development
of evidence based algorithm. Orthopedic Reviews vol 4:e5

Acute Ankle Injury Dislocation? Attempt of reduction Ankle radiograph


B

Check list : Otawa Foot Rule


Otawa Foot
Foot radiograph
B
Rule + ?
- Bone tenderness at base of 5 MT
th

- Bone tenderness at navicular


bone A Fracture?
- Inability to bear weight > 4 steps

Otawa Ankle B
Check list : Otawa Ankle Rule Ankle radiograph
Rule + ?
- Bone tenderness at posterior
lateral malleolus (6cm) Maisonneuve
Fracture or
- Bone tenderness at posterior A incongruity?
fracture
medial malleolus (6cm) possible?
- Inability to bear weight > 4 steps

Examination PRICE for 3-4 days


C
Check list : Ligament examination
restricted? NSAID for 3-4 days
A
Syndesmosis
Elastic dressing,
B Appropriate
- Crossed leg test
- Squeeze test Crutches if necessary C Lower leg radiograph
treatment
- External rotation stress test
B Syndesmosis
Ankle MRI series B Syndesmosis
Function B
Anterior TaloFibulare Lig test + ? injury ?
- Anterior drawer test al
Evaluatio
Calcaneofibulare Lig Anterior n
drawer test
Talar tilt test + Minim
- Talar tilt test
?
Ankle sprain Grade III al LSI
+?
80%
Supervised
Ankle sprain Grade I Ankle sprain Grade II Ankle brace for 6 weeks rehabilitatio
n program
B A
PRICE, NSAID
Elastic dressing
Crutches if necessary
Return to Sport

Evidence based data from :


Kaminski TW, Hertel J, Amendola N, Docherty CL, Dolan MG, Hopkins JT, Nussbaum E, Poppy W, Richie D,
2013. National Athletic Trainers’ Association Position Statement: Conservative Management and Prevention
of Ankle Sprains in Athletes. Journal of Athletic Training;48(4):528–545
Derajat Ankle Sprain
• Derajat I : paling sering dijumpai, ligamen
mengalami regangan berlebihan tetapi
tidak robek sama sekali.
• Derajat II : cedera lebih berat dari derajat I.
Sebagian ligamen robek.
• Derajat III : satu / lebih ligamen mengalami
robek total  Recurrent ankle sprain atau
instabilitas lateral kronis.
Gangguan Fungsional Berdasarkan ICF(1)
Kondisi Kesehatan
(Kelainan atau penyakit)

Struktur &
Aktivitas Partisipasi
Fungsi Tubuh

Faktor-faktor Faktor-faktor
Lingkungan Personal
Gangguan Fungsional Berdasarkan ICF(2)
Ankle Sprain

Cedera pada
Tidak bisa Tidak bisa
ligamen di
berjalan bermain basket
pergelangan kaki

Teman-teman klub Merasa sedih karena


basket kurang memberi teman-teman klub
dukungan untuk basket kurang
sembuh memberi dukungan
Rehabilitasi pada Ankle Sprain(1)
Tujuan:
• Mempercepat proses penyembuhan jaringan
• Memungkinkan pasien ambulasi tanpa nyeri
• Memperbaiki fleksibilitas
• Memperkuat otot stabilisator pergelangan kaki
• Memulihkan propriosepsi pergelangan kaki
• Mengembalikan fungsi aktivitas pasien ke tingkat sebelum cedera
Rehabilitasi pada Ankle Sprain(2)
Fase Rehabilitasi:
• Akut (1-3 hari) – PRINCE, pergelangan kaki belum dapat
menopang berat
• Sub-akut (3-14 hari) – sedikit beban dapat diberikan, terapi
kompresi dan kompres es masih disarankan
• Rehabilitasi Awal (minggu ke-3) – Latihan ringan spesifik
untuk mencegah kekakuan dan mengurangi bengkak
• Rehabilitasi Akhir (minggu ke-4) – Latihan penguatan otot
progresif, intensitas latihan dinaikkan. Penggunaan brace
pergelangan kaki dan cast
• Rehabilitasi Fungsional (minggu ke-5+) – Meningkatkan
intensitas secara bertahap menuju kondisi kembali ke sport
Rehabilitasi pada Ankle Sprain(3)
• Tujuan rehabilitasi derajat I dan II :
mengembalikan pasien secara cepat pada
tingkat aktivitas seperti, atau lebih baik dari
kondisi pra cedera dengan risiko minimal
terjadinya peningkatan tanda dan gejala,
timbulnya komplikasi, atau timbulnya cedera
berulang.
Prinsip Rehabilitasi
PRINCE
• P = Protection
• R = Rest
• I = Ice
• N = Non Steroid Anti
Inflammation
• C = Compression
• E = Elevation
Modalitas
• Cryotherapy: Cold Whirlpool, Ice Massage, Ice packs,
Vapocoolant Spray- vasokonstriktor
• Massage
• Intermitten Compression Device
Jenis Latihan
• Latihan fleksibilitas
• Latihan lingkup gerak sendi
• Lingkup gerak sendi pasif
• Latihan kebugaran kardiovaskular
• Latihan weight-bearing bertahap
• Latihan keseimbangan/balans dan
proprioseptif
• Latihan penguatan otot
Tatalaksana Ankle Sprain fase akut
Melalui Pendekatan Tim (1)
• Ankle Sprain derajat I  tingkat kemampuan 3
(SKDI)
• Paling baik dimulai sedini mungkin, dan itu
berarti membutuhkan kerjasama tim
kesehatan yang melibatkan dokter yang
bertugas di arena pertandingan atau dokter
pada pusat pelayanan primer, hingga dokter
spesialis rujukan dan pihak lain yang terkait
jika dibutuhkan.
Tatalaksana Ankle Sprain fase akut Melalui
Pendekatan Tim (1)
• Ankle Sprain derajat II  tingkat kemampuan
1 (SKDI)
• Rujuk pada spesialis yang memiliki kompetensi
untuk menangani kasus tersebut : dokter
spesialis KFR
Tatalaksana Ankle Sprain fase akut Melalui
Pendekatan Tim (1)
• Ankle sprain derajat III  tingkat kemampuan
1 (SKDI).
• Dapat diberikan terapi pendahuluan seperti
pada ankle sprain derajat I  dirujuk pada
yang memiliki kompetensi untuk menangani
kasus (dokter spesialis Bedah Orthopedi ) 
kemudian dokter spesialis KFR untuk program
rehabilitasi pasca operasi.
Cara Memasang Elastic Bandage

Cr: Primary Medical Reviewer – Adam Husney, MD – Family Medicine


Specialist Medical Reviewer – William H. Blahd, Jr., MD, FACEP – Emergency medicine
PPK I REHABILITASI ANKLE SPRAIN

-Skrining nyeri
Nyeri (VAS)
Rujuk PPK II
Muskuloskeletal -Mengurangi gejala
nyeri
Kriteria Rujukan
• Ankle Sprain derajat II dan III
• Ankle Sprain derajat I yang tidak membaik
dalam kurun waktu 1 minggu setelah
penanganan awal
DAFTAR PUSTAKA
1. Neumann DA. Kinesiology of the Muskuloskeletal System
Foundations for Physical Rehabilitation. 2nd Ed. Missouri:
Mosby; 2002.
2. Kjaer M, Krogsgaard M, Magnusson P, Engebretsen L, Roos H,
Takala T, Woo SL-Y. Textbook of Sports Medicine Basic Science
and Clinical Aspects of Sport Injury and Physical Activity.
United Kingdom: Blackwell Publishing; 2003.
3. Peterson L, Renstrom PA. Sport Injuries Their Prevention and
Treatment. United Kingdom: Martin Dunitz Ltd; 1986.
4. Brukner P and Khan K. Clinical Sports Medicine. 3rd ed.
Australia: McGraw Hill; 2000.
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai