KARDIOVASKULER : HIPERTENSI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : Risky Waruwu
MEDAN
T.A. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karunia-Nya yang
dicurahkan bagi kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler : Hipertensi”.
Kelancaran penyusunan makalah ini tidak lepas dari budi baik orang-orang yang dengan
sabar membimbing dan memotivasi baik jasmani maupun rohani. kami menyadari, makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik serta saran
dari berbagai pihak demi penyempurnaan isi makalah ini.
1. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku ketua Yayasan Sari Mutiara Medan
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
3. Taruli Sinaga SP, M.KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
4. Ns.Siska Evi, MNS, selaku Dosen Pengajar Matakuliah Keperawatan Gerontik yang
telah memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada saya dalam menyelesaikan
ASKEP ini.
Risky Waruwu
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas klien
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 56 Tahun
c. Alamat : Jl. Sikara – Kara III
d. Pendidikan : SMA
e. Jenis kelamin : Perempuan
f. Suku : Mandailin Natal
g. Agama : islam
h. Status perkawinan : Menikah
i. Tanggal pengkajian : Kamis, 19 February 2021
3.1.2 Status kesehatan saat ini
a. Klien mengatakan memiliki penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.
b. Saat ini Ny. S masih mengkonsumsi obat antihipertensi jika tekanan darahnya tinggi
c. Klien mengatakan sering terbangun pada malam hari jika ingin BAK sampai 2 kali.
d. Klien mengatakan tangannya terkadang gemetar saat mengendarai motor
e. Klien mengatakan sering pusing, masuk angin dan merasa sakit pada bagian
tengkuknya.
g. Klien mengatakan nyeri dirasakan saat terlalu banyak melakukan aktivitas (P)
h. Nyeri terasa seperti mencengkram (Q)
i. Klien mengatakan nyeri di tengkuk (R)
j. Klien mengatakan skala nyeri 5 (S)
k. Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T)
l. Wajah klien tampak meringis saat menahan nyeri.
3.1.3 Riwayat kesehatan dahulu
a. Penyakit : Masa kanak-kanak Ny. S tidak pernah dirawat di rumah sakit dan jika sakit
panas hanya di rawat jalan, dan pada masa tua pasien mengalami tekanan darah tinggi
sejak usia 47 tahun.
b. Kebiasaan : Ny.S mengatakan suka memakan makanan yang asin, minum kopi dan
tidak merokok, dan tidak minum alcohol.
3.1.4 Riwayat kesehatan keluarga
Ny.S mengatakan bahwa ada anggota keluarganya yang mempunyai sakit hipertensi atau
darah tinggi yaitu ayah dan ibunya kandung
3.1.5 Tinjauan sistem
a. Keadaan umum : Composmentis (E4V5M6).
b. Integumen : Kulit tidak terlalu keriput warna kulit sawo matang.
c. Kepala : Bentuk bulat, distribusi rambut merata, warna hitam
d. Mata : Simetris, sklera berwarna kuning, konjungtiva tidak anemis.
e. Telinga : Simetris,tampak bersih, pendengaran baik, tidak ada benjolan, tidak cairan
yang keluar.
f. Mulut & tenggorokan : Mulut bersih, gigi masih lengkap, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid.
g. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
h. Dada : Simetris, tidak ada pembengkakan.
i. Sistem pernafasan : Pernafasan normal, tidak ada masalah
j. Sistem kardiovaskuler : TD 150/80 mmHg
k. Sistem gastrointestinal : Tidak ada masalah, terdengar suara bising usus, makan 3x
sehari hanya bisa menghabiskan 1 porsi, BAB 1x sehari.
l. Sistem perkemihan : BAK lancar 6x sehari, tidak ada inkontinensia urin.
3.1.6 Pengkajian Psikososial dan spritual
a. Psikososial
Kemampuan bersosialisasi saat ini baik, berkomunikasi baik dengan keluarga
b. Masalah emosional
Klien mengatakan mengalami susah tidur, gelisah, dan merasa pusing jika terlalu
banyak pikiran.
c. Spiritual
Klien beragama katolik dan rutin berdoa setiap pagi dan malam. Klien juga mengikuti
kegiatan keagamaan yang diadakan digereja dan lingkungan.
3.1.7 Pengkajian Fungsional Klien
a. KATZ Indeks
Klien termasuk dalam kategori A karena semuanya masih bisa dilakukan secara
mandiri tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan dari orang lain diantaranya yaitu
makan, kontinensia (BAK, BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah
dan mandi, pasien tidak menggunakan alat bantu berjalan.
b. Modifikasi dari bartel indeks
Interpretasi hasil:
a. Salah 0-3: fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10: Kerusakan intelektual berat
Skor yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu salah 1 sehingga disimpulkan Ny. A
memiliki fungsi intelektual utuh.
1) MMSE (Mini Mental Status Exam)
Penilaian:
Nilai 1 jika menjawab sesuai kunci berikut :
a. Tidak i. Ya
b. Ya j. Ya
c. Ya k. Tidak
d. Ya l. Ya
e. Tidak m. Tidak
f. Ya n. Ya
g. Tidak o. Ya
h. Ya
Skor :3
5-9 : kemungkinan depresi
10 atau lebih : depresi
Kesimpulan : Skor yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu 3 sehingga
disimpulkan Ny. S tidak depresi
Do :
1. Wajah klien tampak meringis saat
menahan nyeri.
Do:
1. Hasil postural hypotensi lebih dari 20
mmHg pada tekanan diastolik.
2. Hasil reach test < 6 inchi
3. Pada saat diminta berdiri dan
mengangkat satu kaki klien hanya
melakukan sebentar dan kembali duduk.
4. Hasil TUG Test 18 detik.
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit
2. Insomnia berhubungan dengan ansietas
3. Risiko jatuh berhubungan dengan kesulitan gaya berjalan
3.3 INTERVENSI
No Diagnosa NOC NIC
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Pain management
berhubungan selama 3x 12 jam nyeri dapat berkurang dengan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan proses kriteria hasil : komprehensif.
penyakit Pain level 2. Observasi reaksi non verbal dari ketidak
1. Nyeri berkurang dari 5 nyamanan.
menjadi 2 dengan menggunakan 3. Monitor TTV
menejemen nyeri. 4. Ajarkan tehnik non farmakologi (relaksasi
2. Pasien merasa nyaman setelah nyeri dengan tarik nafas dalam dan senam
berkurang. ergonimis)
3. TTD dalam batas normal TD sekitar
130/80 mmHg, Nadi: 60-100x/menit,
R:20-24x/menit, S:36,5-37°C.
2 Insomnia Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Monitor TTV
berhubungan 3x12 jam, diharapkan masalah insomnia Ny. A 2. Lakukan penyuluhan tentang tekhnik relaksasi
dengan ansietas dapat teratasi dengan kriteria hasil: otot progresif kepada klien
1. Klien tampak bergairah saat mengikuti 3. Latih klien untuk melakukan tekhnik relaksasi
kegiatan pagi di panti otot progresif
2. Mata klien tidak nampak merah 4. Evaluasi tekhnik relaksasi otot progresif yang
(mengantuk) dilakukan oleh klien
3. Ny.K tidak terbangun pada malam hari
4. Melaporkan secara verbal bahwa insomnia
berkurang
3 Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Berikan penyuluhan tentang apa saja bahaya
3x12 jam Ny. S tidak mengalami jatuh, dengan lingkungan yang ada disekitar rumah yang
kriteria: dapat menyebabkan resiko jatuh
1. Mampu mengidentifikasi bahaya 2. Anjurkan untuk memakai alat bantu jalan
lingkungan yang dapat meningkatkan (jika membutuhkan)
cedera 3. Ajarkan gerakan latihan keseimbangan
2. Mampu menggunakan alat bantu untuk
menghindari cidera
3. Mampu mempraktekan gerakan latihan
keseimbangan
P:
1. Kaji nyeri klien
2. Evaluasi senam ergonomis
P:
1. Kaji nyeri klien
2. Motivasi klien untuk melakukan
senam ergonomis
P:
1. Kaji nyeri klien
2. Motivasi klien untuk selalu
melakukan senam ergonomis
2 Insomnia Rabu, 18 14.30 1. Mengukur tekanan S:
berhubungan February darah Klien mengatakan senang diajarkan
dengan ansietas 2021 2. Mengajarkan klien senam relaksasi otot progresif.
tentang relaksasi otot O:
progresif: Klien nampak mempraktikan relaksasi
a. Relaksasi otot otot progresif sesuai intruksi meskipun
tangan ada beberapa gerakan yang kurang
b. Relaksasi otot tepat.
muka TD : 140/90 mmHg
c. Relaksasi otot A:
perut Masalah keperawatan insomnia
d. Relaksasi otot teratasi sebagian.
kaki P:
Motivasi klien untuk melakukan
relaksasi otot progresif setiap sebelum
bangun tidur.
O:
Klien mampu melakukan gerakan
senam relaksasi progresif tetapi masih
sering lupa.
TD : 140/70 mmHg
A:
Masalah keperawatan insomnia
teratasi sebagian
P:
Motivasi klien untuk melakukan
relaksasi otot progresif setiap hari
O:
Klien mampu mempraktekkan kembali
senam seralksasi otot progresif,
meskipun tidak berurutan.
TD : 140/70 mmHg
A:
Masalah keperawatan insomnia
teratasi sebagian
P:
Motivasi klien untuk melakukan
relaksasi otot progresif setiap hari
O:
Klien tampak mampu mempraktekkan
latihan keseimbangan.
A:
Masalah keperawatan resiko jatuh
teratasi sebagian.
P:
Evaluasi latihan keseimbangan.
A:
Masalah keperawatan resiko jatuh
teratasi sebagian.
P:
Motivasi klien untuk latihan
keseimbangan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Gerontik pada klien Ny. S dengan nyeri,
insomnia dan risiko jatuh selama 3 x 12 jam didapatkan hasil :
1. Nyeri akut pada Ny. S masalah teratasi sebagian, ditunjukkan dengan klien
mengatakan nyeri sudah berkurang dengan skala 2.
2. Insomnia pada Ny. S masalah teratasi sebagian, ditunjukkan dengan klien
mengatakan masih terbangun di malam hari karena pipis.
3. Resiko jatuh pada Ny. S masalah teratasi sebagian, ditunjukkan dengan klien
mengatakan belum perlu menggunakan alat bantu untuk berjalan.
4.2 Saran
a. Bagi petugas kesehatan
1) Bagi perawat dalam memiliki tanggung jawab untuk selalu memperbaharui
pengetahuan dan keterampilannya perawat juga harus memperhatikan dalam
pemberian asuhan keperawatan pada klien khususnya lansia yang mengalami
hipertensi untuk menerapkan terapi relakasi otot progresif untuk dilakukan sehari-
hari.
b. Bagi lansia
1) Bagi lansia relaksasi otot progresif ini di harapkan dapat menjadi terapi mandiri
untuk lansia saat lansia mengalami hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Delta Agustin. 2015. Pemberian Massage Punggung Terhadap Kualitas Tidur Pada Asuhan
Keperawatan Ny.U dengan Stroke Non Haemorogik di Ruang Anggrek II RSUD dr.
Muwardi Surakarta. Surakarta : Karya Tulis Stikes Kusuma Husada.
2. Depkes. 2009. Pedoman Nasional Penanggulangan Hipertensi. Jakarta.
3. Dinas Kesehatan Sleman. 2013. Kesehatan Usia Lanjut. http://dinkes.slemankab.
go.id/kesehatan-usia-lanjut. Dikutip pada tanggal 27 April 2016.
4. Herbert Benson, dkk. 2012. Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta: Gramedia.
5. Huda Nurarif & Kusuma H,. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Edisi Revisi Jilid 2. Jogja: Medi Action.
6. Kaplan N, M. 2010. Primary Hypertension: Patogenesis, Kaplan Clinical Hypertension.
10th Edition: Lippincot Williams & Wilkins, USA.
7. Herdman, Heather. 2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-
2011.Jakarta : EGC
8. PPNP-SIK STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. 2012. Buku Evaluasi Mahasiswa
9. Wilkinson, Judith M. 2007,Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC, Jakarta: EGC