0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
60 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut berisi pedoman wawancara untuk praktik lapangan mengenai tiga tradisi di Kabupaten Bulukumba, yaitu pembuatan perahu tradisional pinisi, budaya pelayaran, dan budaya penangkapan ikan. Pedoman ini memberikan panduan untuk menemui informan, mengumpulkan informasi terkait aspek-aspek budaya, sosial, ekonomi dan lingkungan dari masing-masing tradisi, serta pendekatan teori yang dapat digunakan dalam
Dokumen tersebut berisi pedoman wawancara untuk praktik lapangan mengenai tiga tradisi di Kabupaten Bulukumba, yaitu pembuatan perahu tradisional pinisi, budaya pelayaran, dan budaya penangkapan ikan. Pedoman ini memberikan panduan untuk menemui informan, mengumpulkan informasi terkait aspek-aspek budaya, sosial, ekonomi dan lingkungan dari masing-masing tradisi, serta pendekatan teori yang dapat digunakan dalam
Dokumen tersebut berisi pedoman wawancara untuk praktik lapangan mengenai tiga tradisi di Kabupaten Bulukumba, yaitu pembuatan perahu tradisional pinisi, budaya pelayaran, dan budaya penangkapan ikan. Pedoman ini memberikan panduan untuk menemui informan, mengumpulkan informasi terkait aspek-aspek budaya, sosial, ekonomi dan lingkungan dari masing-masing tradisi, serta pendekatan teori yang dapat digunakan dalam
Praktik Lapang Kelas Magister PLH 2020: MK Antropologi Maritim
Lokasi Kec. Bontobahari, Kab. Bulukumba Tradisi dan Dinamika Pembuatan Perahu/Kapal Tradisional Pinisi Tradisi dan Dinamika Budaya Pelayaran (Massompe’)/Usaha Transportasi Laut Tradisi dan Dinamika Budaya Penangkapan Ikan (Pakkaja)
Pedoman Wawancara: Pembuatan Perahu/Kapal Pinisi
I. Mencari, berkenalan dengan dan menyampaikan maksud kedatangan secara jujur kepada Informan II. Koleksi data/informasi/objek material tentang: cerita atau sejarah asal-usul pembuatan perahu/kapal Pinisi, persebaran daerah industry perahu pinisi, keadaannya sekarang, kelompok/struktur organisasi/pembagian kerja, peran komunitas dari desa2 berbeda dalam pembuatan perahu (orang Lemo, orang Ara, orang Bira), sistem-sistem pengetahuan atau kepercayaan tentang dan memilih jenis kayu, waktu penebangan dan pembuatan, tanda atau simbol yang dimaknai berkaitan penebangan, makna/arti jenis2 kayu, ciri-ciri dan kualitas papan atau lunas, arsitektur perahu pinisi ketika masih menggunakan layar dan ketika sudah mekanisasi/motorisasi, upacara/seremoni pembuatan perahu, pandangan atau keyakinan tentang perahu (misal disamakan dgn manusai punya spirit/jiwa, rumah, dsb), upacara peluncuran perahu baru dan fungsinya, sistem bagi hasil (secara spesifik tanyakan tentang kandungan kearifan lokal), proses dinamika/perubahannya, siapa dan darimana saja pemesan, faktor dukungan/ penunjang dan kendala akhir-akhir ini, dsb. Carikan pendekatan teoritis/objek formal yang sesuai dalam pengkajian, penjelasan/ analisis atau pemahaman (teori2 evolusi/perubahan pelan2, difusi/meniru dari bentuk di tempat lain, fungsionalisme/melihat kegunaan aspek2nya, struktural/melihat komponen2 saling terkait, tafsir budaya/melihat makna terkandung di dalamnya, perubahan kebudayaan, pendekatan/fokus pada kearifan pada tradisi pembuatan perahu, dsb.
Pedoman Wawancara: Tradisi dan Dinamika Budaya Pelayaran
(passompe’)/Usaha Transportasi Laut I. Mencari, berkenalan dengan dan menyampaikan maksud kedatangan secara jujur kepada Informan II. Koleksi data/informasi/objek material tentang: kelompok/struktur organisasi kerja/pembagian kerja di atas kapal, pengelolaan ABK (Anak Buah Kapal), sistem rekrut ABK, organisasi tingkat komunitas/desa, tahap2 kegiatan pelayaran (persiapan, keberangkatan, pelayaran/bolak-balik dari dan ke tempat bongkar-muat barang dan penumpang, rute-rute pelayaran, jenis-jenis komoditas diangkut, kembali ke kampung halaman, sistem bagi hasil), sistem-sistem pengetahuan pelayaran (pola musim, kondisi cuaca-badai-ombak-arus-sumber bahaya di laut), pengetahuan perbintangan, sistem- sistem keyakinan-pirasat, norma/aturan formal dan informal pelayaran, etika sosial atau alam berdasarkan adat-istiadat, teknologi pelayaran tradisional atau gabungan dengan modern, perlengkapan keselamatan pelayaran modern dan tradisional, cara-cara tradisional dan modern mengatasi bahaya di laut (secara spesifik cari unsur2 kearifan di dalamnya), dinamika pemungsian perahu pinisi (missal: dialihfungsikan ke usaha pariwisata), dukungan, hambabatan pengembangan, dsb. Carikan pendekatan teoritis/objek formal yang sesuai dalam pengkajian, penjelasan/ analisis atau pemahaman (teori2 evolusi, difusi, fungsionalisme, struktural, kognitivisme, tafsir budaya, posmodernisme, perubahan kebudayaan, dsb.
Pedoman Wawancara: Dinamika Budaya Penangkapan Ikan (pakkaja)
I. Mencari, berkenalan dengan dan menyampaikan maksud kedatangan secara jujur kepada Informan II. Koleksi data/informasi/objek material tentang: jenis-jenis penangkapan ikan menurut tipe-tipe alat tangkap dan jenis-jenis ikan tangkapan (misal: maggae/mrengge’/perikanan pukat cincin), memancing, menyelam teripang, perikanan bagang, membom, membius, dsb); perikanan budidaya termasuk budidaya rumput laut; jenis2 perahu digunakan; kelompok/struktur organisasi kerja nelayan (ponggawa-sawi), sistem rekrut anak buah/sawi (dari keluarga, kerabat, teman, dsb); pengetahuan tentang jenis2 ikan, waktu/saat penangkapan ikan, lokasi/tempat penangkapan ikan; status wilayah penangkapan ikan (milik komunal, milik bersama semua warga, milik pemerintah, dsb); migrasi dan daerah2 perikanan di daerah provinsi lain yang didatangi; cara pengelolaan modal, pengetahuan managerial, dan keterampilan berusaha; pengelolaan pascapanen (mengeringkan, menggarami, mengasapi/panggang, mengawetlan dengan es, dsb), pemasaran, peran produktif perempuan dalam masyarakat nelayan. Bisa pula fokus pada kearifan lokal berkaitan pengelolaan lokasi perikanan dengan praktik arif lingkungan, kebijakan lokal (menyerupai pengelolaan sasi di Maluku, parawisata perikanan, mangrof, terumbu karang, menerapkan kepercayaan dan seremoni, program pemerintah seperti DPL, Kawasan lindung, Taman Laut Nasional, larangan penggunaan bom-bius-pukat harimau, dsb. Carikan pendekatan teoritis/objek formal yang sesuai dalam pengkajian, penjelasan/ analisis atau pemahaman (teori2 fungsi kelembagaan local, strategi adaptif, konstruksionisme hubungan manusia-lingkungan (3 paradigma), fungsi property right, transformasi sosio-kultural/teori perubahan, dsb.