Anda di halaman 1dari 20

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM KAITANNYA


DENGAN SITUASI KONFLIK BERSENJATA INTERNASIONAL

Fadia Idzna*, Adji Samekto, L. Tri Setyawanta R.


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : fadia.idzna@gmail.com

Abstrak

Kesadaran terhadap lingkungan mulai berkembang pada tahun 1960-an diikuti dengan
lahirnya Deklarasi Stockholm pada tahun 1972. Berkembangnya kesadaran lingkungan, membuat
masyarakat dunia memasukkan aktivitas perlindungan lingkungan ke berbagai aspek kehidupan.
Disadari bahwa lingkungan hidup dapat menjadi korban konflik bersenjata. Sehingga perlindungan
lingkungan dalam konflik bersenjata menjadi suatu urgensi mengingat dampak kerusakan
lingkungan akibat konflik bersenjata tidaklah sederhana. Perlindungan lingkungan hidup dalam
konflik bersenjata merupakan upaya melindungi manusia, tetapi ketentuan perlindungan
lingkungan hidup tidak pernah disentuh oleh pengaturan konflik bersenjata. Hasil dari penelitian
ini menjelaskan adanya kekosongan hukum humaniter yang memberi perlindungan terhadap
lingkungan hidup.

Kata kunci: konflik bersenjata, konflik bersenjata internasional, lingkungan hidup, Deklarasi
Stockholm, intergenerational equity

Abstract

Environmental awareness started to arise in 1960s, follow by Stockholm Declaration in


1972. Arose environmental awareness makes international community insert environment
protection to all aspect in life. Natural environment can be the silent victim of armed conflict.
Giving protection to natural environment is an important action, in fact that natural damage
caused by armed conflict is not that simple. Armed conflict impacts on human, natural damage
also impacts on human. Then, armed conflict is one of activity which cause natural damage.
Protecting natural environment during armed conflict becomes activity that can help human’s life.
But, the provision on protecting natural environment is never been reached by armed conflict
regulations. The result of this research conclude that there is a gap between international
humanitarian law and environmental protection provisions.

Keyword: armed conflict, international armed conflict, natural environment, Stockholm


Declaration, intergenerational equity

I. PENDAHULUAN
Setiap konflik bersenjata yang ditimbulkan menjadi luas karena
terjadi, pasti memiliki efek tertentu pihak yang berkonflik melakukan
bagi sekitarnya. Pihak-pihak yang penyerangan secara berlebihan.
memilih cara penyelesaian dengan Hukum humaniter internasional hadir
perang, pasti akan berusaha untuk untuk membatasi efek yang meluas
memenangkan sengketa tersebut akibat konflik bersenjata apabila
dengan cara apa pun, demi konflik bersenjata itu sudah tidak
melindungi kepentingannya. dapat dihindarkan. Hukum humaniter
Sehingga, seringkali efek yang internasional mengatur bagaimana

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

cara melaksanakan perang yang Environment/ Stockholm


benar, apa yang diperbolehkan dalam Declaration.
melakukan penyerangan, serta Sejalan dengan berkembang-
upaya-upaya perlindungan bagi nya kesadaran terhadap kerusakan
pihak-pihak yang terkait dalam lingkungan, konflik bersenjata tetap
perang. terus terjadi, baik yang bersifat
Konvensi Jenewa 1949 yang internasional maupun bersifat non-
mengatur berbagai bentuk internasional. Sebagai contoh Perang
perlindungan terhadap orang-orang Vietnam yang terjadi pada 1955
yang terlibat dalam suatu konflik sampai 1975, Perang Kamboja
bersenjata secara rinci dengan dengan Vietnam pada 1975 sampai
distinctive principle-nya. Konvensi 1989, Perang Teluk pada 1990
Jenewa 1949 juga sudah mengatur sampai 1991, Perang Iran dengan
mengenai perlindungan terhadap Irak yang terjadi 1980 sampai 1988,
objek di sekitar lokasi konflik dan Perang Irak tahun 2003 sampai
bersenjata berlangsung, military 2011 yang lingkupnya luas serta
objects dan non-military objects. perang-perang sipil lainnya yang
Beberapa konvensi hukum humaniter lingkupnya kecil seperti perang
internasional lainnya juga mengatur saudara di Sudan tahun 2003 atau
secara khusus mengenai perang antara TNI dengan GAM di
perlindungan manusia dalam konflik Indonesia pada 2003 sampai 2004.
bersenjata. Konflik bersenjata tidak United Nations Environment
hanya memberikan efek pada Programme (UNEP) melaporkan
manusia tetapi juga lingkungan bahwa lingkungan hidup juga
hidup, biasanya akibat penggunaan menjadi korban atas konflik
senjata tertentu yang mengandung bersenjata. Kegiatan bersenjata dapat
zat-zat yang merusak lingkungan. memberikan dampak yang signifikan
Persoalan lingkungan hidup terhadap lingkungan hidup. 1 UNEP
baru menjadi kesadaran bersama menyimpulkan bahwa konflik
pada era 1960-an, seiring dengan bersenjata menimbulkan akibat yang
mulai munculnya persoalan membahayakan bagi lingkungan
lingkungan hidup akibat dari hidup dan sumber daya alam.
kegiatan manusia terutama kegiatan Sementara, peraturan hukum
eksploitasi sumber daya alam yang internasional yang mengatur
dilakukan oleh negara maju mau pun perlindungan terhadap manusia
negara berkembang untuk memenuhi (Konvensi Jenewa 1949) dan
kepentingan negaranya. Persoalan peraturan hukum internasional yang
lingkungan hidup mulai dibahas mengatur tata cara berperang
secara internasional, dan secara (Konvensi Den Haag) belum secara
formil melalui United Nations adequate mengatur perlindungan
Conference on the Human terhadap lingkungan hidup.
Environment di Stockholm, Swedia Peraturan hukum internasional yang
pada tahun 1972 yang menghasilkan ada sekarang memiliki kekosongan
Declaration of the United Nations
Conference on the Human 1
Phillipe Sands, Principles of International
Environmental Law, (Cambridge University
Press, 2012), page 790.

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dalam menyangkutkan antara II. METODE


perlindungan lingkungan hidup
dengan konflik bersenjata. Penelitian di bidang hukum
Uraian di atas menunjukkan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
adanya kontradiksi. Konflik penelitian hukum normatif dan
bersenjata memberikan dampak bagi penelitian hukum sosiologis atau
manusia, begitu pun dengan empiris. Penelitian yang berjudul
kerusakan lingkungan hidup juga Perlindungan Lingkungan Hidup
akan berdampak bagi manusia. dalam Kaitannya dengan Situasi
Namun konflik bersenjata itu sendiri Konflik Bersenjata Internasional
merupakan salah satu penyebab merupakan penelitian hukum
terjadinya kerusakan lingkungan normatif dengan pendekatan
hidup. Akan tetapi ketentuan doktrinal, artinya penelitian ini
perlindungan lingkungan hidup tidak dilakukan dengan mendasarkan
pernah disentuh oleh pengaturan norma hukum sebagai bahan
konflik bersenjata karena Hukum penelitiannya. Penulis bertujuan
Humaniter Internasional dan untuk mencari taraf sinkronisasi
kesadaran terhadap lingkungan hidup hukum untuk membuat aturan baru,
mulai berkembang di masa yang yaitu aturan hukum humaniter yang
berbeda. melindungi lingkungan hidup.
Semakin kompleksnya Penelitian dengan pendekatan
persoalan lingkungan hidup, doktrinal ini bersifat deskriptif
mendorong semakin diperlukannya analitis maka tulisan ini akan
pengaturan perlindungan lingkungan menggambarkan serta menentukan
hidup dari berbagai aspek, salah isi atau makna dari peraturan (dalam
satunya aspek military activities dan hal ini Penulis menggunakan
konflik bersenjata. Kegiatan peraturan-peraturan hukum
melindungi lingkungan hidup juga internasional) yang berlaku dikaitkan
merupakan kegiatan melindungi dengan permasalahan yang dibahas.
manusia itu sendiri karena Dalam penelitian hukum normatif,
lingkungan hidup merupakan bagian penelitian dilakukan dengan cara
penting di kehidupan manusia. Hal meneliti bahan pustaka atau data
yang akan dibahas dalam tulisan ini sekunder saja. Maka penelitian ini
adalah prinsip-prinsip Hukum mendasarkan peraturan sebagai
Humaniter Internasional yang dapat premise major.
diterapkan dalam perlindungan Metode pengumpulan data
lingkungan hidup dalam keadaan yang dilakukan dalam suatu
konflik bersenjata internasional, penelitian dipengaruhi oleh metode
prinsip-prinsip dalam instrumen pendekatan yang digunakan dalam
Hukum Lingkungan Internasional penelitian tersebut. Dalam penelitian
yang dapat diterapkan untuk hukum normatif, metode
melindungi ungan lingkungan hidup pengumpulan data yang digunakan
dalam keadaan konflik bersenjata adalah studi kepustakaan. Dengan
internasional. metode studi kepustakaan, data yang
dikumpulkan serta digunakan
sebagai bahan penelitian adalah data-

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

data sekunder berupa sumber hukum negara (pemerintahan) dan ancaman


berupa pengaturan-pengaturan kesehatan, keamanan, dan kualitas
hukum terkait. hidup masyarakat pasca-konflik
Data yang diperoleh untuk bersenjata dan mengganggu proses
menunjang penelitian ini dianalisis perdamaian (peacebuilding).3
secara deduktif. Peraturan hukum Perhatian dunia terhadap
menjadi premise major. Pola analisis perlindungan lingkungan hidup yang
deduktif dimulai dari pembahasan menjadi korban dari konflik
fenomena umum kemudian bersenjata, pertama kali memuncak
mengerucut pada suatu permasalahan pada Perang Vietnam (1955-1975)
yang spesifik. Penulis menguraikan dan semakin berkembang sejak
permasalahan yang dihubungkan Perang Teluk (1990-1991). Kedua
dengan peraturan terkait dan prinsip- perang tersebut memiliki dampak
prinsip hukum (dalam hal ini hukum negatif yang meluas dan
humaniter internasional dan berkepanjangan terhadap lingkungan
perlindungan lingkungan hidup). hidup.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kasus Perang Vietnam

Perlindungan terhadap Perang Vietnam yang akan


lingkungan hidup telah diberikan dibahas pada pembahasan ini
melalui berbagai instrumen hukum merupakan Perang Vietnam yang
(seperti konvensi, traktat, deklarasi, berlangsung pada 1955 hingga 1975,
bahkan peraturan perundang- disebut sebagai Perang Indochina II.
undangan hukum nasional suatu Perang Vietnam didahului dengan
negara), namun lingkungan hidup Perang Indochina I. Perang Vietnam
menjadi korban dalam konflik merupakan perang antara Vietnam
bersenjata. Berdasarkan kajian yang Utara yang didukung oleh Uni
dilakukan oleh United Nations Soviet, Cina, dan sekutunya, denga
Environment Progamme (UNEP) Vietnam Selatan yang didukung oleh
sejak 1999 terhadap lebih dari dua Amerika Serikat, Filipina, dan sekutu
puluh konflik bersenjata yang terjadi anti-komunis lainnya.
di dunia, terindikasi bahwa konflik Keterlibatan langsung Amerika
bersenjata memiliki efek merusak Serikat pada perang di Vietnam
lingkungan dan merugikan dimulai saat Perang Vietnam (Perang
masyarakat yang hidupnya Indocina II) pada 1955. Setelah
2
bergantung pada alam. Dampak sebelumnya Perancis dikalahkan oleh
buruk konflik bersenjata yang datang kelompok gerilya berpaham
langsung atau tidak langsung pasti komunisme yang berada di Vietnam
menimbulkan efek samping lainnya, Selatan. Keterlibatan Amerika
yang sifatnya meluas dan Serikat pada Perang Vietnam I dan II
berkepanjangan, seperti kerugian berakar dari kebijakan Presiden
Harry Truman (Presiden Amerika
2
UNEP Report, Protecting the Environment Serikat ke-33) untuk mencegah
During Armed Conflict: An Inventory and
Analysis of International Law. (November
3
2009). Halaman 4. Ibid.

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

penyebarluasan paham komunisme dilakukan sejak Januari 1962 hingga


oleh Uni Soviet dan Cina di Asia Januari 1971.5
Tenggara. Sejak awal Amerika
Serikat telah mendanai Perancis
sejak pertama menduduki wilayah
Vietnam. Pada 1961, Presiden
Amerika Serikat pada saat itu, John
F. Kennedy merasakan bahwa paham
komunisme menyebar semakin luas
di seluruh dunia, termasuk di
Vietnam. Amerika Serikat semakin
gencar melakukan penyerangan demi Gambar 1. Metode Penyemprotan Agent
hengkangnya paham komunisme dari Orange
Vietnam. Kennedy mendukung aksi Penyemprotan Agent Orange
militer Amerika Serikat untuk oleh tentara Amerika bertujuan untuk
mengirimkan 16.000 penasihat memusnahkan pohon-pohon yang
militer, pasukan khusus, bahkan tumbuh lebat di hutan-hutan
Central Intelligence Agency atau Vietnam, guna membatasi
CIA (badan intelijen Amerika pergerakan gerilya kelompok
Serikat).4 Selain memperkuat komunis Viet Cong di Vietnam
personil, Amerika Serikat juga Selatan.6 Setidaknya, terdapat 35
menambah strategi penyerangannya. persen hutan di Vietnam yang
Strategi penyerangan Amerika disemprot dengan Agent Orange.
Serikat yang baru berupa Para ahli menyebut perbuatan
penyerangan menggunakan senjata Amerika Serikat ini sebagai ecocide,
kimia (chemical weapon). Amerika yaitu strategi militer pengrusakan
Serikat menggunakan herbisida lingkungan dengan sengaja.7
(racun pembasmi tumbuhan) Penyemprotan Agent Orange
mengandung tetrachlorodibenzo-p- tidak dilakukan hanya sekali, namun
dioxin (TCDD), yang dinamakan berkali-kali. Beberapa hutan yang
oleh mereka sebagai Agent Orange. disemprot sekali atau dua kali, hanya
Penyerangan menggunakan Agent mengalami pengguguran daun saja.
Orange pertama kali dilakukan pada Sedangkan hutan yang disemprot
1962 dan berlangsung hingga 1975. hingga lebih dari lima kali,
Berdasarkan catatan dari berbagai mengalami kerusakan yang lebih
jurnal, selama melakukan serius, lahan hutan yang ditumbuhi
penyerangan menggunakan Agent dengan pohon-pohon berbatang
Orange, Amerika Serikat kayuyang lebat, menjadi gundul
menyemprotkan tujuh puluh seperti padang pasir.8
sembilan juta liter Agent Orange ke Herbisida Agent Orange juga
hutan-hutan di selatan Vietnam, disemprotkan ke sekitar 105.000

5
Ibid.
4 6
Pamela S. King, Master of Arts Thesis: The http://www.worldwatch.org/node/5520
Use of Agent Orange in The Vietnam War diakses pada 24 Februari pukul 18.00 WIB
7
and Its Effect on The Vietnamese People, Ibid.
8
(Georgetown University, 2010),page 6. Ibid.

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

hektar hutan bakau. Mangrove yang disemprotkan melalui udara, perairan


hidup di hutan bakau perlahan mati di bawahnya tentu akan terpapar
dengan sekali penyemprotan Agent cairan Agent Orange dan bercampur
Orange. Efek sampingnya, hewan- dengan air di perairan tersebut. Air
hewan yang hidupnya sangat yang tercemar Agent Orange secara
bergantung dengan mangrove tidak langsung adalah air tanah.
terancam musnah. Seorang ekologis Wujud Agent Orange yang berupa
bernama Gordon Orians menyatakan, cairan, mudah meresap ke dalam
hutan bakau Vietnam tidak terlihat tanah dan mencemari air di
seperti hutan bakau lagi, yang bawahnya.
terlihat hanyalah daratan berlumpur Agent Orange yang awalnya
dan buaya-buaya kelaparan yang digunakan sebagai strategi
hampir mati.9 penyerangan terhadap kelompok
Efek yang ditimbulkan dari gerilya, menjadi serangan juga bagi
aktivitas penyerangan dengan Agent lingkungan hidup dan penduduk
Orange tidak dirasakan dalam waktu yang menggantungkan hidupnya
dekat saja. Hasil pencemaran dengan alam. Penyerangan dengan
lingkungan dengan Agent Orange Agent Orange oleh Amerika Serikat
masih terlihat dan bisa dirasakan membuka mata masyarakat dunia
hingga 40 tahun setelah perdamaian mengenai lingkungan hidup juga
(pada tahun 1975).10Agent Orange memiliki hak untuk dilindungi dari
tidak hanya menggugurkan daun- dampak buruk konflik bersenjata.
daun dan memusnahkan tumbuhan,
tetapi juga mengkontaminasi tanah. B. Kasus Perang Teluk
Tanah yang terkontaminasi Agent
Orange susah untuk ditanami Perang Teluk yang terjadi
tumbuhan karena kandungan Agent tahun 1990 sampai 1991 merupakan
Orangeyang terlalu asam. Keadaan perang antara pasukan koalisi
ini menyulitkan penduduk Vietnam (Kuwait, Inggris, Mesir, Perancis,
yang mayoritas bekerja sebagai Kanada, Arab Saudi, Syria, Maroko,
petani. Tanah yang terkontaminasi, Pakistan, Uni Emirat Arab, Oman,
sebenarnya akan kembali normal dan Qatar) yang dipimpin Amerika
dengan sendirinya, namun dalam Serikat, melawan Irak. Perang Teluk
jangka waktu yang lama. Beberapa berawal dari invasi Irak atas Kuwait
lahan pertanian yang terkontaminasi yang dimulai pada 2 Agustus 1990.
Agent Orange dalam jumlah yang Invasi Irak ke Kuwait
sedikit tetap dapat ditanami namun dilatarbelakangi penurunan ekonomi
menghasilkan produk pertanian yang Irak akibat Perang Iran-Irak (1980-
berkualitas tidak baik. 1988). Irak memulai invasinya
Tidak hanya tanah, tetapi juga dengan melancarkan serangan udara
air. Air bisa tercemar Agent Orange ke ibukota Kuwait, Kuwait City.
secara langsung maupun tidak Pasukan Irak memaksa keluarga
langsung. Saat Agent Orange kerajaan Kuwait untuk meninggalkan
Kuwait. Atas invasi tersebut, Kuwait
meminta bantuan kepada Amerika
9
Ibid. Serikat pada 7 Agustus 1990.
10
Pamela S. King, Op.Cit., Page 38.

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Amerika Serikat mengirimkan barrel minyak yang tumpah di Teluk


bantuan pasukannya ke Arab Saudi Persia pada peristiwa itu.11 Namun
yang disusul negara-negara lain baik dalam suatu laporan di harian New
negara-negara Arab dan Afrika Utara York Times pada 7 April 1991
kecuali Syria, Libya, Yordania, dan dikatakan, tidak ada yang tahu
Palestina. Kemudian datang pula berapa jumlah pasti minyak yang
bantuan militer Eropa khususnya tumpah di Teluk Persia.
Eropa Barat (Inggris, Perancis, dan Tumpahan minyak
Jerman Barat, ditambah negara- menyelimuti perairan Teluk Persia
negara Eropa Utara dan Eropa hingga 400 meter persegi, yang
Timur), serta dua negara Asia yaitu membentang dari Pulau Bubiyan di
Bangladesh dan Korea Selatan. Pantai Irak-Kuwait sampai perairan
Pasukan Amerika Serikat dan Eropa selatan Bahrain. Minyak yang
berada di bawah komando gabungan menggenang di permukaan air laut
yang dipimpin Jenderal Norman mengalir ke wilayah lainnya
Schwarzkopf serta Jenderal Collin mengikuti arah angin dan mendekat
Powell. Pasukan negara-negara Arab ke arah bibir pantai.12 Pada bulan
dipimpin oleh Letjen Khalid bin Mei 1991, penyebaran genangan
Sultan. minyak telah sampai perairan Arab
Pada 21 Januari 1991, Irak Saudi, sekitar 400 kilometer dari
dengan sengaja membakar tiga pantai Arab Saudi.13
kilang penyimpanan minyak milik Berdasarkan catatan
Kuwait. Sehari setelah pembakaran Greenpeace, Perang Teluk
dengan sengaja, Irak meluncurkan merupakan peristiwa perang paling
artileri ke arah kilang minyak Al momentous dan destructive
Khafji milik Arab Saudi. Pada 25 sepanjang sejarah perang modern.14
Januari, Amerika Serikat Perang Teluk memberikan dampak
mengumumkan tumpahan minyak yang besar bagi lingkungan dan bisa
dengan jumlah yang banyak berasal dirasakan secara meluas, melewati
dari pompa minyak Mina al Ahmadi batas negara, bahkan oleh negara
yang berada di Sea Island Terminal, yang tidak terlibat dengan konflik
delapan mil dari pantai. Dilaporkan bersenjata tersebut. Raja Hussein
bahwa kebocoran Sea Island dari Yordania memberi pernyataan
Terminal dimulai pada 19 Januari bahwa serangan-serangan dalam
setelah Irak membuka katup konflik bersenjata (dalam hal ini
penyimpanan minyak. Amerika Perang Terluk) dapat menimbulkan
Serikat dan Arab Saudi memutuskan international natural disaster di
untuk mengebom tempat
penyimpanan minyak di Al Ahmadi,
dan pada 26 Januari, Angkatan
11William M. Arkin, Damian Durrant, and
Udara Amerika Serikat mengebom
sistem pipa yang mengatur aliran Marianne Cherni. On Impact Modern
Warfare and The Environment: A Case
minyak ke terminal penyimpanan Study of The Gulf War. (Greenpeace, May
minyak. Aliran minyak berhenti pada 1991). Page 63.
28 Januari. Estimasi UNEP per 22 12
Ibid., page 64.
13
Januari 1991, terdapat sebelas juta Ibid., page 64.
14
Ibid., page 5.

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

darat, laut, maupun udara.15 Perairan terjadi di Turki, selatan Uni Soviet,
di sekitar Teluk Persia merupakan Afghanistan, dan Pakistan.17
perairan dangkal yang kaya dihuni
oleh banyak spesies flora dan fauna. C. Perlindungan Lingkungan
Tumpahan minyak di Teluk Persia Hidup oleh Hukum Humaniter
mengancam berbagai kehidupan di Internasional
sekitarnya.
Aktivitas pembakaran kilang Pada dasarnya hukum
minyak yang dilakukan Irak humaniter berisi aturan-aturan
menghasilkan asap yang mengenai perang. Hukum humaniter
mengandung Sulfur dioksida, berkembang seiring berkembangnya
Karbon monoksida, dan zat kimia peradaban manusia karena perang
bersifat karsinogenik lainnya seperti merupakan aktivitas penyelesaian
benzopyrene.16Asap yang sengketa paling tua sepanjang
mengandung zat kimia yang sangat sejarah peradaban manusia. Tentu,
tinggi dapat menyebabkan pada masa itu aturan perang belum
pencemaran di udara karena sifat zat- dikenal sebagai hukum humaniter
zat kimia hasil pembakaran minyak atau hanya sebatas tata cara
tersebut bersifat flammable atau berperang (rules of law). Hukum
mudah menguap. Beberapa hari humaniter modern mulai
setelah pembakaran kilang minyak berkembang dengan berdirinya
terjadi, langit di atas kawasan Teluk International Committee of Red
Persia mengalami blackening Cross (Palang Merah Internasional)
(penghitaman awan). Hasil oleh Henry Dunant saat pertempuran
pembakaran minyak tadi juga antara pasukan Perancis dan Austria
mencemari tanah dan air di di Solferino, Italia pada tahun 1859.
sekitarnya yang dapat menyebabkan Maka tujuan awal dibentuknya ICRC
gangguan kesehatan bagi manusia. adalah menolong prajurit yang
Sejak terbakarnya kilang minyak di terluka di medan perang. Dengan
Teluk Persia, beberapa kali terjadi tujuannya itu, ICRC
hujan dengan kadar asam yang menyumbangkan konsep
tinggi. Hujan asam yang disertai perlindungan dan pertolongan ke
dengan awan hitam akibat dalam hukum humaniter modern
blackening tadi disebut Black Rain. melalui Geneva Convention for The
Black Rain terjadi hingga Amelioration of The Condition of
pertengahan Maret 1991. Tidak The Wounded and Sick In Armed
hanya kawasan Teluk Persia saja, Forces in The Field atau Konvensi
tetapi fenomena Black Rain juga Jenewa I.
Konvensi Jenewa terus
berkembang dan memperluas objek
perlindungannya, bahkan Konvensi
15 Jenewa tidak hanya melindungi
Gulf War Environmental Information
Service: Impacts on The Marine prajurit perang saja tetapi juga warga
Environment, (World Conservation
Monitoring Centre: 2008), page 6.
16 17
William M. Arkin, Damian Durrant, and William M. Arkin, Damian Durrant, and
Marianne Cherni, Op.Cit., page 68. Marianne Cherni, Op.Cit., page 69.

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

sipil yang ikut menjadi korban Geneva Convention of 12 August


perang. Tidak hanya raga manusia 1949, and Relating to The
saja tetapi juga tempat tinggal dan Protections of Victims of Non
infrastruktur yang menunjang International Armed Conflict yang
kehidupan warga sipil. Hingga kini disebut Protokol II.
Konvensi Jenewa terdiri atas empat Era 1960-an, kerusakan
pokok perjanjian, yaitu: lingkungan dirasa semakin kompleks
1) Geneva Convention for The dan tampak di mata dunia.18 Tahun
Amelioration of The Condition 1972, lahirlah Declaration of the
of The Wounded and Sick In United Nations Conference on the
Armed Forces in The Field Human Environment atau lebih
2) Geneva Convention for The sering disebut Deklarasi Stockholm.
Amelioration of The Condition Masa itu dianggap sebagai titik awal
of The Wounded, Sick and perkembangan hukum lingkungan
Shipwrecked Members of Armed modern. Hukum lingkungan modern
Forces at Sea bersifat ekosentris, artinya hukum
3) Geneva Convention Relative to lingkungan modern menempatkan
The Treatment of Prisoners of lingkungan hidup menjadi pusat
War perlindungan. Hukum lingkungan
4) Geneva Convention Relative to modern berisi pengaturan yang
The Protection of Civilian sifatnya mengutamakan kepentingan
Persons in Time of War perlindungan lingkungan hidup.
Berbeda dengan hukum lingkungan
Dalam mengatur konflik kuno, yang pengaturannya
bersenjata, Konvensi Jenewa tidak diperuntukkan untuk kepentingan
berjalan sendirian. Pengaturan manusia dalam mengolah lingkungan
konflik bersenjata juga bukan melindungi lingkungan.
dikodifikasikan dalam Konvensi- Sejalan dengan meningkatnya
Konvesi Den Haag atau Hague kepedulian manusia terhadap
Regulations. Berbeda dengan lingkungan hidup dan
Konvensi Jenewa yang memuat berkembangnya hukum lingkungan
perlindungan dan pertolongan dalam modern pada awal tahun 1970-an,
konflik bersenjata, Konvensi Den peristiwa Perang Vietnam yang
Haag memuat cara dan alat dalam berlangsung pada 1955 hingga 1975,
konflik bersenjata. Seiring dengan membuka mata dunia akan
keadaan dan berubahnya pentingnya melindungi lingkungan
kepentingan, Konvensi Jenewa dalam situasi konflik bersenjata. Para
dilengkapi dengan dua protokol ahli hukum humaniter,
tambahan pada tahun 1977 yang environmentalist, bahkan masyarakat
disebut dengan Protocol Additional dunia menyadari bahwa lingkungan
to the Geneva Convention of 12 hidup juga bisa menjadi korban atas
August 1949, and Relating to The konflik bersenjata. Aktivitas konflik
Protections of Victims of
International Armed Conflict atau 18
Sands, Phillipe, Principles of
yang biasa disebut dengan Protokol I International Environmental Law,
dan Protocol Additional to the (Cambridge University Press, 2012), page
643.

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

bersenjata memberikan efek yang Pasal 5521) yang melarang aktivitas


buruk, tidak hanya bagi manusia konflik bersenjata yang
tetapi juga lingkungan hidup. mengakibatkan kerusakan yang
Penggunaan metode parah, meluas, atau berkepanjangan
penyerangan dengan herbisida Agent terhadap lingkungan hidup.
Orange yang dilakukan oleh militer Terlihat bahwa hukum
Amerika Serikat saat Perang humaniter internasional dan hukum
Vietnam, beserta efek berupa lingkungan modern mulai
deforestasi dan kontaminasi zat berkembang di masa yang berbeda.
kimia, menjadi ‘tamparan’ bagi Perbedaan masa perkembangan
semua kalangan akan pentingnya inilah yang menjadikan hukum
perlindungan lingkungan hidup humaniter internasional baru
dalam konflik bersenjata.19 Dalam menyentuh lingkungan hidup sebagai
hal ini, hukum humaniter-lah yang objek perlindungan setelah kurang
memiliki kekuatan paling besar lebih 100 tahun sejak awal
untuk mengatur aktivitas konflik perkembangannya.
bersenjata agar lingkungan hidup Kekuatan kedua instrument
tetap terlindungi saat konflik tersebut dipertanyakan saat Perang
bersenjata berlangsung. Tahun 1976, Teluk (1990-1991) berlangsung.
lahir Environmental Modification Pencemaran akibat pembakaran
Convention (ENMOD) yang berisi kilang minyak oleh tentara Irak
larangan penggunaan environmental dengan klaim kerugian sebesar 85
modification techniques sebagai milyar dollar Amerika, mendorong
strategi penyerangan saat konflik agar perlindungan hukum terhadap
bersenjata. Setahun setelah lahirnya lingkungan dalam konflik bersenjata,
ENMOD, terbit Protocol Additional diperkuat. Pada tahun 1991,
To The Geneva Conventions of 12 Greenpeace menjadikan kasus
August 1949 and Relating to The pencemaran Perang Teluk sebagai
Protection of Victims of studi kasus dalam proposal persiapan
International Armed Conflicts atau rancangan Konvensi Jenewa 5
yang dikenal dengan Protokol tentang Perlindungan Lingkungan
Tambahan I Konvensi Jenewa 1949. dalam Konflik Bersenjata.
Dalam instrument tersebut,
tercantum dua pasal (Pasal 3520 dan
21
(1) Care shall be taken in warfare to
preotect the natural environment against
19
J. Wyatt,Law Making at the Intersection of widespread, long-term, and severe damage.
International Environmental Law,
This protection includes a prohibition of the
Humanitarian Law, and Criminal Law: The
Issue of Damage to The Environment in use of methods or warfare which are
International Armed Conflict,(International intended or may be expected to cause such
Review of the Red Cross Volume 92 damage to the natural environment ang
Number 879, September 2010), page 607. thereby to prejudice the health or survival of
20
It is prohibited to employ methods or the population.
means of warfare which are intended, or (2) Attacks against the natural
may be expected, to cause widespread, long- environment by way of reprisals are
term, and severe damage to the natural
prohibited.
environment.

10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Palang Merah Internasional proporsionalitas yang


mengeluarkan Guidelines for membahayakan lingkungan. Ketiga
Military Manuals and Instructions poin tadi merupakan gambaran
on the Protection of the Environment umum kelemahan hukum humaniter
in Time of Armed Conflict pada internasional dalam perlindungan
1994. Instrumen tersebut merupakan lingkungan. Pada bab ini, penulis
summary dari berbagai peraturan akan membahas secara lebih rinci, di
yang berisi perlindungan lingkungan mana letak kekurangan-kekurangan
hidup dalam konflik bersenjata. tersebut.
Namun instrumen itu diciptakan Selain ketentuan-ketentuan
hanya sebagai panduan bagi yang secara spesifik memberi
angkatan bersenjata dan legislator perlindungan terhadap lingkungan,
suatu negara untuk meningkatkan sebenarnya terdapat pula ketentuan
perlindungan terhadap lingkungan hukum humaniter internasional yang
hidup, serta membatasi kerusakan secara tidak langsung memberi
lingkungan akibat aktivitas perlindungan terhadap lingkungan.
bersenjata, bukan mengatur apalagi Hukum humaniter internasional yang
memberi tindakan atas aktivitas mengatur tentang pembatasan dan
militer yang dapat merusak larangan terhadap senjata dan
lingkungan.22 metode peperangan tertentu,
Dalam suatu artikel di ICRC perlindungan objek sipil,
Review yang berjudul International perlindungan situs bersejarah/ situs
Law Protecting the Environment kebudayaan, pengaturan tentang
during Armed Conflict, Gaps and instalasi berkekuatan besar dan
Opportunities, penulisnya membahayakan, serta pengaturan
menyatakan terdapat tiga kekurangan tentang pembatasan penyerangan
utama dalam hukum humaniter terhadap kawasan terlarang, dapat
internasional terkait perlindungan memberikan perlindungan terhadap
lingkungan dalam konflik bersenjata. lingkungan secara tidak langsung.
Pertama, definisi kerusakan Senjata nuklir memiliki efek
lingkungan yang tidak boleh terjadi radiasi yang parah, meluas, dan
belum jelas dan belum ada berkepanjangan (seperti yang
pembatasannya. Kedua, tidak ada dirumuskan dalam Protokol
kepastian hukum yang mengenai Tambahan I Konvensi Jenewa Pasal
elemen lingkungan yang dilindungi 35 dan Pasal 55). Butuh waktu
sebagai civilian object (mengingat berpuluh-puluh tahun dan biaya yang
bahwa objek sipil tidak boleh sangat banyak untuk menghilangkan
dijadikan sasaran penyerangan). radioaktif yang ditimbulkannya,
Ketiga, penerapan prinsip seperti yang terjadi di Hiroshima dan
Nagasaki, Jepang. Pengaturan
22
penggunaan nuklir sudah dilakukan
Michael Bothe, Carl Bruch, Jordan sejak lama oleh berbagai pihak,
Diamond, and David Jensen,International
Law Protecting the Environment during bahkan dibuat dalam tingkat
Armed Conflict: Gaps and Opportunities, regional. Radioaktif yang dihasilkan
(International Review of the Red Cross oleh nuklir tidak hanya berdampak
Volume 92 Number 879, September 2010), pada manusia saja, tetapi juga
page 574.

11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

tumbuhan dan hewan. Sehingga dibangun di kawasan hutan lindung


menurut pendapat penulis, ketentuan tersebut.
penggunaan senjata nuklir juga dapat Salah satu kekurangan hukum
diterapkan untuk melindungi humaniter internasional dalam
lingkungan dalam konflik bersenjata. memberikan perlindungan terhadap
Dalam hukum humaniter lingkungan hidup adalah proses law
internasional terdapat prinsip enforcement-nya karena tidak adanya
pembedaan atau distinction mekanisme permanen yang khusus
principle. Dengan adanya prinsip mengawasi dan menindak
tersebut, ketentuan dalam hukum pelanggaran hukum humaniter
humaniter internasional internasional yang merusak
membedakan objek dan subjek yang lingkungan. Meskipun begitu,
boleh dijadikan sasaran penyerangan. menurut Penulis, lembaga litigasi
Seperti yang kita tahu, dalam hal internasional seperti Mahkamah
pembedaan subjek terdapat Internasional dapat diberi
kombatan dan non-kombatan dan kewenangan untuk itu. Karena
dalam hal pembedaan objek terdapat merusak lingkungan akibat aktivitas
objek sipil dan objek militer. Adanya konflik bersenjata sama halnya
ketentuan yang melarang dengan menyerang warga sipil tak
penyerangan terhadap kawasan bersalah, manusia merupakan bagian
tertentu dikarenakan adanya prinsip dari lingkungan, manusia hidup
pembedaan hukum humaniter. bergantung pada lingkungannya.
Kawasan yang tidak boleh dijadikan Menyerang warga sipil merupakan
sasaran penyerangan adalah objek kejahatan perang, pelanggaran HAM
sipil (bangunan sekolah, rumah sakit, berat. Maka dari itu penyerangan
tempat ibadah), kawasan yang yang mengakibatkan kerusakan
dilindungi seperti kawasan cagar lingkungan yang parah, meluas, dan
budaya, dan kawasan yang berkepanjangan dapat dibawa ke
dilindungi secara internasional hadapan peradilan yang memiliki
(international protected area) yaitu kewenangan mengadili kejahatan
kawasan yang dianggap sebagai perang dan/atau pelanggaran HAM
common heritage of all mankind berat.23
seperti kawasan kutub selatan dan Hingga saat ini terdapat
laut lepas. beberapa kasus kerusakan
Menurut penulis, prinsip lingkungan akibat konflik bersenjata
pembedaan tadi bisa diterapkan lebih yang dibawa ke peradilan
spesifik terhadap lingkungan hidup internasional yang bersifat permanen
dengan cara membedakan kawasan sepertiInternational Court of Justice
hijau mana yang dapat diserang dan (ICJ), atau peradilan yang bersifat
yang tidak dapat diserang. Misalnya,
kawasan hutan lindung yang dihuni 23
oleh flora dan fauna dilarang keras J. Wyatt, Law Making at the Intersection
of International Environmental Law,
untuk dijadikan sebagai sasaran Humanitarian Law, and Criminal Law: The
penyerangan. Pasukan militer dan Issue of Damage to The Environment in
objek militer juga tidak boleh International Armed Conflict,(International
Review of the Red Cross Volume 92
Number 879, September 2010), page 610.

12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

non-permanen seperti victory penggunaan aktivitas kekerasan dan


justice24. Salah satunya adalah kasus membahayakan terhadap negara lain.
antara Yugoslavia dan NATO pada UNCC berbeda dengan tribunal
tahun 1999. Pada 29 April 1999, lainnya yang hanya menentukan fact
Yugoslavia mengajukan gugatan of liability, UNCC juga menentukan
kepada ICJ, terhadap sepuluh negara kompenasi dan mengawasi
yang tergabung dalam North Atlantic pembayaran kompensasi yang
27
Treaty Organisation (NATO). ditentukan. UNCC menuntut Irak
Yugoslavia menggugat atas atas kerusakan lingkungan dan
perbuatan yang dilakukan NATO berkurangnya sumber daya alam di
berupa pengeboman kilang minyak Teluk Persia sebagai dampak
dan pabrik bahan kimia, serta pembakaran kilang minyak yang
penggunaan uranium dalam aktivitas berada di Teluk Persia, serta tuntutan
penyerangan. Dalam kasus ini bantuan dana atas biaya yang telah
NATO dianggap melanggar dikeluarkan untuk oleh pemerintah
ketentuan hukum humaniter negara di Teluk Persia yang secara
internasional yang mewajibkan untuk langsung terkena dampak kerusakan
tidak melakukan aktivitas bersenjata lingkungan.28 Total kompensasi yang
yang merusak lingkungan dan harus dibayarkan sebesar 243 juta
ketentuan yang melarang dolar Amerika.29
penggunaan senjata yang dapat
menyebabkan gangguan kesehatan D. Perlindungan Lingkungan
dan pencemaran lingkungan.25 Hidup oleh Hukum Lingkungan
Kasus kerusakan lingkungan Internasional
akibat konflik bersenjata tidak hanya
diselesaikan melalui proses litigasi, Sebelumnya, penulis telah
tetapi juga dituntut dengan memaparkan upaya hukum
pertanggungjawaban berupa humaniter internasional dalam
pembayaran kompensasi, ternyata memberikan perlindungan terhadap
pernah dilakukan pada 1991. PBB lingkungan. Hukum humaniter
membentuk United Nations melakukannya dengan cara
Compensasion Commission (UNCC) menerapkan prinsip-prinsip umum
terkait pencemaran hebat akibat hukum humaniter seperti prinsip
aktivitas bersenjata pada Perang pembedaan, prinsip proporsionalitas,
Teluk (1990-1991).26 UNCC dalam military necessity principle, dan
hal ini mengacu pada Pasal 2 Ayat 4
Piagam PBB tentang larangan 27
UNEP Report: Protecting the Environment
During Armed Conflict, (United Nations
24
Victory justice adalah peradilan yang Environment Programme, 2009), page 27.
diselenggarakan oleh negara pemenang 28
David D. Caron, The United Nation
perang untuk mengadili kejahatan perang Compensation Commission for Claims
yang dilakukan oleh pihak lawan. Arising Out of the 1991 Gulf War: The
25
UNEP Report: Protecting the Environment Arising Prior to Decision,(Berkeley Law
During Armed Conflict, (United Nations Repository, January 2004), page 313.
Environment Programme, 2009), page 25. 29
Gulf War Environmental Information
26
From Conflict to Peacebuilding: The Role of Service: Impacts on The Marine
Natural Resources and the Environment, Environment, (World Conservation
(UNEP, 2009) Monitoring Centre, 2008), page 6.

13
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

prinsip kemanusiaan. Namun juga sebaliknya hukum lingkungan


perlindungan lingkungan hidup internasional.
dalam konflik bersenjata tidak cukup Kepedulian terhadap
apabila hanya dilakukan dengan lingkungan mempengaruhi berbagai
hukum humaniter internasional saja aspek kehidupan, misalnya hukum.
karena hukum lingkungan Hukum dituntut agar bisa berpihak
internasional-lah yang dapat pada pelestarian lingkungan dan
memahami lingkungan hidup yang meng-cover aktivitas perlindungan
sebenar-benarnya. Prinsip-prinsip lingkungan. Sejak lahirnya Deklarasi
dasar perlindungan, pendekatan, Stockholm 1972, tuntutan untuk
norma, dan mekanisme perlindungan menghijaukan hukumsemakin kuat.32
lingkungan hanya dapat ditemukan Konsekuensinya, hukum lingkungan
di hukum lingkungan internasional.30 melakukan ekspansi ke ranah bidang
Sehingga dapat memperkuat hukum yang lain, khususnya bidang hukum
humaniter internasional dalam yang lainnya. Para regulator
mencegah lingkungan hidup agar instrumen hukum bidang yang
tidak menjadi korban konflik lainnya, seperti hukum
bersenjata. Dengan hukum pertambangan, hukum laut, hukum
lingkungan internasional udara dan ruang angkasa, dan hukum
perlindungan lingkungan hidup hak asasi manusia juga harus
dalam konflik bersenjata, dapat mempertimbangkan lingkungan
diterapkan lebih spesifik karena hidup, baik efek kegiatan (dalam
hukum lingkungan internasional bidang tertentu) terhadap lingkungan
yang mengetahui kerusakan maupun efek kerusakan lingkungan
lingkungan secara lebih spesifik.31 terhadap kegiatan tersebut.33 Proses
Tentu hal tersebut terjadi integrasi hukum lingkungan ke
karena hukum humaniter bidang yang lainnya ini juga
internasional hanya memahami merambah ke aktivitas bersenjata
senjata dan metode yang dapat terutama yang dilakukan saat
merusak lingkungan tetapi tidak konflik,34 sebagai upaya melindungi
paham kerusakan lingkungan lingkungan dalam situasi konflik
tertentu. Tema perlindungan bersenjata.
lingkungan dalam konflik bersenjata Proses menghijaukan hukum
ini dapat memberikan kesempatan humaniter internasional telah
bagi kedua cabang hukum tersebut, dilakukan, terlihat dari adanya
untuk memperluas pengaturan ketentuan hukum humaniter
mereka ke wilayah pengaturan yang internasional yang membubuhkan
lain. Hukum humaniter internasional kata environment pada pengaturan-
yang tadinya hanya memberi pengaturannya dan ketentuan lain
perhatian pada konflik bersenjata, yang secara tidak langsung dapat
cobalah untuk memberi perhatian memberi perlindungan terhadap
pada kerusakan lingkungan, begitu
32
Phillipe Sands. The Greening International
30
Michael Bothe, Carl Bruch, Jordan Law. (Cambridge University Press, 1993),
Diamond, and David Jensen, Op.Cit., page page 5.
33
569. Karen Hulme, Op.Cit., page 675.
31 34
Ibid. Karen Hulme, Op.Cit., page 676.

14
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

lingkungan. Upaya mengintegrasikan prinsip tersebut berkaitan dengan


hukum lingkungan internasional perlindungan lingkungan hidup
dengan hukum humaniter dalam konflik bersenjata.
internasional terlihat begitu Prinsip ke 24 merupakan
signifikan pada tahun 1980-an prinsip yang paling spesifik dalam
hingga 1990-an.35 Dan beberapa dari memberikan perlindungan
ketentuan tersebut telah diterapkan, lingkungan dalam keaadan konflik
misalnya dalam kasus pencemaran bersenjata dan secara instrisik
tumpahan minyak Perang Teluk pada menyebut Sustainable Development.
tahun 1991. Secara tegas, Prinsip ke 24 Deklarasi
Setahun setelah terjadinya Rio 1992 menyatakan bahwa konflik
pencemaran tumpahan minyak di bersenjata dapat merusak atau
Teluk Persia, terselenggara The menghambat Sustainable
United Nations Conference on Development sehingga para pihak
Environment and Development di yang berkonflik harus tetap
Rio de Janeiro, Brazil yang mematuhi peraturan perlindungan
berlangsung pada 4 hingga 12 Juni lingkungan meskipun dalam keadaan
1992, yang menghasilkan Rio konflik bersenjata.
Declaration on Environment and Konsep Pembangunan
Development. Dalam bab tinjauan Berkelanjutan (Sustainable
pustaka, penulis telah memaparkan Development) yang dilahirkan
dua puluh tujuh prinsip yang terdapat melalui Deklarasi Rio memiliki lima
dalam Deklarasi Rio. Dua puluh prinsip, yaitu intergenerational
tujuh prinsip tersebut meng-cover equity, intragenerational equity,
perlindungan lingkungan di segala polluter pays principle,
aspek dan mengandung konsep Internalisation of Environmental
Sustainable Development. Yang Cost, dan Ecological
menarik untuk dibahas dalam kajian Interindependence/ Biodiversity
ini adalah Prinsip ke 2336, ke 2437, ke Protection. Mengingat kembali
2538, dan ke 2639 karena keempat bahwa Sustainable
Developmentmerupakan komitmen
35 untuk melalukan pembangunan yang
ICRC Interview with Achim Steiner.
(International Review of the Red Cross seimbang dan adil untuk generasi
Volume 92 Number 879, September 2010). mendatang, agar generasi mendatang
Page 553. juga dapat menikmati kesejahteraan
36
The environment and natural resources of seperti yang kita rasakan sekarang,
people under oppression, domination and dalam hal ini adalah kesejahteraan
occupation shall be protected.
37
Warfare is inherently destructive of yang kita dapatkan dari lingkungan. 40
sustainable development. States shall Itulah prinsip intergenerational
therefore respect international law
providing protection for the environment in
times of armed conflict and cooperate in its
further development, as necessary. appropriate means in accordance with the
38
Peace, development and environmental Charter of the United Nations.
40
protection are interdependent and Edith Brown Weiss, Intergenerational
indivisible. Equity: A Legal Framework for Global
39
States shall resolve all their Environmental Change, (United Nations
environmental disputes peacefully and by University Press, 1992)

15
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

equity yang terkandung dalam terutama bagi kalangan ilmuwan.


konsep Sustainable Development. Prinsip-prinsip dalam Deklarasi Rio
Menurut pendapat penulis, dapat langsung digunakan untuk
adanya ketentuan hukum humaniter mencari solusi terhadap pencemaran
internasional yang memberi Perang Teluk tersebut. Berbagai
perlindungan lingkungan dalam penelitian terus dilakukan untuk
konflik bersenjata diilhami dari merancang hukum lingkungan
prinsip yang terdapat dalam internasional yang semakin kuat
instrumen hukum lingkungan namun juga mudah law enforcement-
internasional. Prinsip ke 25 Deklarasi nya.42
Rio 1992 memuat makna prinsip Hubungan antara hukum
intergenerational equity. Prinsip ke lingkungan internasional dengan
25 menyatakan bahwa perdamaian, hukum humaniter internasional
pembangunan, dan perlindungan merupakan hubungan horizontal
lingkungan merupakan hal yang antar dua cabang hukum
saling bergantung dan tidak dapat internasional. Selama ini
dipisahkan. Artinya, agar pembahasan perlindungan
pembangunan berjalan dengan lancar lingkungan dalam konflik bersenjata
dan tercapainya suatu tujuan perlu dilakukan terpisah antara hukum
adanya perlindungan lingkungan dan lingkungan internasional dengan
situasi damai. Situasi yang damai hukum humaniter internasional.43
dapat berperan dalam melindungi Menurut penulis, akan lebih efektif
lingkungan karena apabila konflik apabila pembahasan perlindungan
maka lingkungan juga yang akan lingkungan dalam konflik bersenjata
menjadi korbannya. Perubahan iklim dilakukan secara bersamaan.
memberi pekerjaan tambahan Sehingga kekosongan dan kelemahan
terhadap bidang kemanusiaan.41 di masing-masing sektor dapat saling
Sehingga ketiga elemen tadi dilengkapi dan saling menguatkan.
(perdamaian, pembangunan, dan
perlindungan lingkungan) dapat IV. KESIMPULAN
diibaratkan sebagai mata rantai, ada
satu elemen yang terlepas maka Hukum Humaniter
elemen lainnya tidak dapat berjalan. Internasional dan kesadaran
Lahirnya konsep Sustainable lingkungan hidup berkembang di
Development melalui Deklarasi Rio masa yang berbeda. Hukum
1992,yang bersamaan dengan humaniter internasional yang kita
munculnya efek pencemaran kenal sekarang, berkembang sejak
lingkungan akibat pembakaran tahun 1800-an. Sedangkan dalam
kilang minyak pada Perang Teluk tinjauan mengenai lingkungan hidup,
sebenarnya memberikan keuntungan, seddangkan kesadaran akan
lingkungan hidup baru dimulai sejak
41 awal tahun 1970-an yang ditandai
Lisette M. Braman, Pablo Suarez, and
Maarten K. van Aalst,Climate Change dengan adanya Deklarasi Stockholm.
Adaptation: Integrating Climate Science
into Humanitarian Work,(International
42
Review of the Red Cross Volume 92 J. Wyatt, Op.Cit., page 610.
43
Number 879, September 2010). Page 694. J. Wyatt, Op.Cit., page 594.

16
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Perkembangan hukum humaniter hukum lingkungan internasional


internasional kian pesat pada era adalah melindungi lingkungan itu
Perang Dunia I (1914-1918) dan sendiri, sehingga hukum lingkungan
Perang Dunia II (1939-1945), jauh internasional juga mencoba
sebelum munculnya kesadaran melindungi lingkungan hidup dengan
masyarakat dunia akan lingkungan konsep Sustainable Development-
dan lahirnya Deklarasi Stockholm. nya melalui Rio Declaration on
Sehingga, para regulator hukum Environment and Development.
humaniter internasional belum sadar Prinsip ke 24 Deklarasi Rio 1992
akan pentingnya melindungi secara langsung menyebutkan bahwa
lingkungan, bahkan di saat perang, konflik bersenjata dapat merusak
ditambah tidak adanya desakan dari pembangunan berkelanjutan. Ini
masyarakat. Perbedaan masa menunjukkan bahwa salah satu
perkembangan inilah yang prinsip Sustainable Development,
menjadikan hukum humaniter yaitu intergenerational equity
internasional baru menyentuh principle dapat diberlakukan untuk
lingkungan hidup sebagai objek melindungi lingkungan hidup dalam
perlindungan setelah kurang lebih konflik bersenjata.
100 tahun sejak awal Persoalan melindungi
perkembangannya. lingkungan dalam konflik bersenjata
Dampak dari kerusakan tidak hanya berbicara tentang
lingkungan yang semakin tampak bagaimana agar lingkungan tersebut
mendorong agar dibuatnya tetap terjaga, tidak rusak, dan tetap
pengaturan perlindungan lingkungan indah secara estetika. Dan tidak juga
di segala kegiatan manusia, termasuk hanya berbicara tentang konflik
dalam kegiatan militer saat konflik bersenjata itu sendiri, agar konflik
bersenjata. Kerusakan lingkungan bersenjata itu tetap dilaksanakan
yang hebat akibat Perang Vietnam, dengan prinsip-prinsip umum hukum
mengilhami para regulator hukum humaniter internasional. Di balik itu,
humaniter internasional untuk terdapat persoalan lain yaitu hak
memasukkan lingkungan ke dalam asasi manusia, persoalan
perlindungannya. Protokol kemanusiaan (humanity).
Tambahan I Konvensi Jenewa 1977 Pemberian perlindungan
menjadi ketentuan hukum humaniter lingkungan hidup dalam konflik
internasional pertama yang bersenjata perlu di-cover oleh hukum
mencantumkan kata ‘environment’ di humaniter internasional bersama
dalamnya. Sejak saat itu barulah hukum lingkungan internasional.
lingkungan menjadi objek yang Pembahasan pengaturannya pun
dilindungi oleh Hukum Humaniter perlu dilakukan secara bersamaan.
Internasional. Hukum humaniter internasional
Perlindungan lingkungan harus terintegrasi dengan hukum
hidup dalam konflik bersenjata tidak lingkungan internasional dan
hanya dilakukan oleh Hukum pengaturan-pengaturan lainnya yang
Humaniter Internasional saja tetapi berkaitan dengan perlindungngan
juga Hukum Lingkungan lingkungan, agar masing-masing
Internasional karena tugas utama

17
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

bidang hukum dapat saling The Laws of Armed Conflicts.


melengkapi dan saling menguatkan. Leiden: Martinus Nihjoff
Publisher.
V. DAFTAR PUSTAKA Shaw, Malcolm N. 2014.
International Law (Fourth
Buku Edition). Cambridge
A.K., Syahmin. 1985. Hukum University Press.
Humaniter Jilid I Bagian Starke, J.G. 2010. Hukum
Umum. Bandung: CV. Armico. Internasional 1 Edisi
Ambarwati, dkk. 2009. Hukum Kesepuluh, Jakarta: Sinar
Humaniter Internasional Grafika.
Dalam Studi Hubungan
Internasional. Jakarta: Raja Jurnal, Karya Ilmiah, dan Artikel
Grafindo Persada. “Intergovernmental Panel on Climate
Cameron D, Peter. 2008. Climate Change, Climate Change 2007:
Change: A Guide to Carbon The Physical Science Basic”.
Law and Practice. London: Cambridge University Press.
Globe Business Publishing Ltd. 2007.
Driscoll, William et. al. 2004. The Arkin, William M., et.al. 1991. “On
International Criminal Court: Impact Modern Warfare and
Global Politics and The Quest The Environment: A Case
for Justice. New York: The Study of The Gulf War”.
International Debate Greenpeace. Diakses melalui
Education. http://www.greenpeace.org/inte
Haryomataram. 2005. Pengantar rnational/Global/international/p
Hukum Humaniter. Jakarta: lanet-2/report/1991/6/on-
Raja Grafindo Persada. impact-modern-warfare-
Permatasari, Arlina, dkk. 1999. and.pdf pada 28 November
Pengantar Hukum Humaniter. 2015 pukul 19.34 WIB
Jakarta: ICRC. Bothe, Michael, et.al. 2010.
Pictet, Jean. 1985. Development and “International Law Protecting
Principles of International the Environment during Armed
Humanitarian Law. Geneva: Conflict: Gaps and
Henry Dunant Institute. Opportunities”. International
Rid, Thomas. 2012. Think Again: Review of the Red Cross
Cyberwar. Washington DC: Volume 92 Number 879,
United States of America September 2010. ICRC.
Department of Defense. Braman, Lisette M. 2010. “Climate
Sands, Philippe. 1995. The Greening Change Adaptation: Integrating
International Law. Cambridge Climate Science into
University Press. Humanitarian Work”.
Sands, Philippe. 2012. Principles of International Review of the
International Environmental Red Cross Volume 92 Number
Law. Cambridge University 879, September 2010. ICRC.
Press. Caron, David D. 2004. “The United
Schindler, D. and J. Toman. 1988. Nations Compensation

18
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Commission for Claims ICRC Interview with Achim Steiner.


Arising out of the 1991 Gulf (International Review of the
War: the Arising Prior to Red Cross Volume 92 Number
Decision”. Berkeley Law 879, September 2010.
Scholarship Repository. King, Pamela S. 2010. “Master of
Clinton, Trisuharto. 2015. “Kajian Arts Thesis: The Use of Agent
Perang Sibernetika (Cyber Orange in The Vietnam War
Warfare) sebagai Konflik and Its Effect on The
Bersenjata Internasional Vietnamese People”.
Berdasarkan Hukum Georgetown University.
Humaniter Internasional”. Washongton DC. Diakses
Program Sarjana Fakultas melalui
Hukum Universitas https://m.repository.library.geo
Diponegoro. Semarang. rgetown.edu/bitstream/handle/
Drexhage, John and Deborah 10822/553349/kingPamela.pdf
Murphy. 2010. “Sustainable ?sequence=1 pada 15
Development: From Desember 2016 pukul 16.12
Brundtland to Rio 2012”. New WIB
York: United Nations Mayang, Dinindya Lintang Sekar.
Headquarters New York. 2014. “Penggunaan Senjata
http://www.un- Cluster Pada Konflik
documents.net/our-common- Bersenjata Non-Internasional
future.pdf diakses pada diakses Suriah dan Hubungannya
pada 3 Februari 2016 pada dengan Pelanggaran Hukum
13.09. Humaniter Internasional”.
Handl, Günther. 2012. “Declaration Program Sarjana Fakultas
of the United Nations Hukum Universitas
Conference on the Human Diponegoro. Semarang.
Environment (Stockholm Michael, Martin F. 2012.
Declaration), 1972 and The “Vietnamese Victims of Agent
Rio Declaration on Orange and US-Vietnam
Environment and Relation”. Congressional
Development, 1992. Research Service. Diakses
http://www.un.org/wcm/webda melalui
v/site/climatechange/shared/gs https://www.fas.org/sgp/crs/ro
p/docs/GSP1- w/RL34761.pdf pada 7
6_Background%20on%20Sust Februari 2016 pukul 18.10
ainable%20Devt.pdf diakses WIB
pada 3 Februari pukul 13.08. Parsons, Rymn James. 1998. “The
Hulme, Karen. 2010. “Taking Care fight to save the planet: U.S.
of Environment from Against armed forces, greenkeeping,
Damage: Meaningless and enforcement of the law
Obligation?”. International pertaining to environmental
Review of the Red Cross protection during armed
Volume 92 Number 879, conflict”. Georgetown
September 2010. ICRC. International Environmental

19
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Law Review, Volume 10 (ENMOD Convention) 1997


Number 2. Georgetown Convention on the Prohibition of the
University. Development, Production and
Schecter, Arnold, et.al. 2003. Stockpiling of Bacteriological
“Agent Orange and the (Biological) and Toxin
Vietnamese: The Persistence of Weapons and on their
Elevated Dioxin Levels in Destruction (Biological
Human Tissues”. Journal of Weapons Convention) 1972
Occupational and Convention on the Prohibition of the
Environmental Medicine. Development, Production,
UNEP Report. “Protecting the Stockpiling and Use of
Environment During Armed Chemical Weapons and on
Conflict: An Inventory and their Destruction (Chemical
Analysis of International Law”. Weapons Convention) 1997
November 2009. Declaration of the United Nations
UNEP. 2009. “From Conflict to Conference on the Human
Peacebuilding: The Role of Environment 1972
Natural Resources and the ICRC Report to the 48th Session of
Environment”. the United Nations General
Weiss, Edith Brown. 1992. Assembly (17 Desember
“Intergenerational Equity: A 1993).
Legal Framework for Global Protocol Additional to the Geneva
Environmental Change”. Conventions of 12 August
United Nations Press. 1949, and Relating to the
World Conservation Monitoring Protection of Victims of
Centre. “War Environmental International Armed Conflicts
Information Service: Impacts (Protocol I), 8 June 1977.
on The Marine Environment”. Report of the UN Conference on the
2008. Human Environment, (UN
Wyatt, J. 2010. “Law Making at the Doc.A/CONF.48/14 at 2-65,
Intersection of International and Corr. 1 (1972)
Environmental Law, Rio Declaration on Environment and
Humanitarian Law, and Development 1992
Criminal Law: The Issue of The Hague Conventions of 1899 and
Damage to The Environment in 1907
International Armed Conflict”.
International Review of the Kamus
Red Cross Volume 92 Number Black, Henry Campbell. 20004.
879, September 2010. ICRC. Black’s Law Dictionary
(Eighth Edition). West Group.
Konvensi, Putusan, dan Keputusan Oxford Dictionary (Fourth Edition).
Convention on the Prohibition of 2012. Oxford University Press.
Military or Any Other Hostile Widagdo, Setiawan. 2012. Kamus
Use of Environmental Hukum. Jakarta: Prestasi
Modification Techniques Pustaka.

20

Anda mungkin juga menyukai