Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL JURNAL REVIEW (CBR)

PROFESI KEPENDIDIKAN

(Dosen Pengampu: Suyit Ratno, S.Pd.,M.Pd.)

DISUSUN OLEH :
NAMA : RIKHA MALIKA MANIK
NIM : (4223111038)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas CRITICAL JURNAL REVIEW, mata kuliah Profesi
kependidikan. Penulis juga berterima kasih kepada Bapak Dosen (Suyit Ratno, S.Pd.,M.Pd.)
selaku dosen pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan.
Penulis sangat berharap kiranya critical jurnal ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
mengetahui isi buku beserta kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut . Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam critical book ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
critical book yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, Februari 2023

Rikha malika manik

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................................1
1.3 Manfaat...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1 Ringkasan Jurnal Utama ........................................................................................3
2.2 Ringkasan Jurnal Pembanding................................................................................8
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Jurnal...........................................................................11
BAB III PENUTUP...........................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................13
3.2 Saran.......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa
karena mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat
beberapa hal penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai
dengan topik yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk
menuliskan kembali dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut.
Jurnal memiliki beberapa cirri-ciri, seperti dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
organisasi penerorganisasi yang memuat jurnal ilmiah:memiliki judul dan nama penulis serta
alamat email dan asal organisai penulis:terdapat abstrak yang berisi ringkasan dari isi jurnal,
introduction, metodologi yang diusulkan, implementasi, kesimpulan, dan daftar pustaka.
Langkah penting dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian
pendahuluan, mengemukakan bagian diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan. Hal-hal
yang perlu ditampilkan dalam critical journal review, yaitu mengungkapkan beberapa
landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya dan tujuan
apa yang ingin dicapai:mengungkapkan metode yang digunakan, subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, alamat pengumpul data, dan analisis data yang digunakan:mengambil
hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan memberikan deskripsi secara singkat, jelas,
dan padat:serta menyimpulkan isi jurnal.

1.2 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dalam pembuatan Critical Book Review ini ialah:
1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Profesi Kependidikan
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa, dan membandingkan
serta member kritik pada jurnal
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang diriview

1.3 Manfaat
Adapun yang menjadi manfaat dalam pembuatan Critical Book Riview ini ialah:
1. Bertambahnya kemampuan mahasiswa dalam memahami inti dari suatu jurnal
2. Membuat kemampuan mahasiswa lebih terasah dalam mengkritis sebuah journal
3. Dapat mengetahui teknik-teknik penulisan CJR yang benar

1
LAMPIRAN
1. Jurnal Utama
 Judul Jurnal : Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan
Prestasi Siswa di Sekolah
 Penulis : Deden Danil
 Tahun Terbit : 2009. Vol 03. No 01
 Penerbit : Jurnal Pendidikan Universitas Garut
 Nomor ISSN : 1907-932X
 Alamat Situs :-

2. Jurnal Pembanding
 Judul Jurnal : Teachers’Classroom management and Quality Assurance
of Students’Learning Outcome in Secondary Schools in Ondo State, Nigeria
 Penulis : Adeolu Joshua AYENI
 Tahun terbit : 2017
 Penerbit :-
 Nomor ISSN : 2149-0406
 Alamat Situs : www.kspjournals.org

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ringkasan jurnal utama

1. Profesionalisme Guru
Profesionalisme berasal dari bahasa inggris professionalism yang secara leksikal berarti
sifat profesional. Menurut Jasin, Anwar (dalam Dawam Rahardjo, 1997: 35)
Profesionalisme dapat diartikan sebagai komitmen para anggota suatu profesi untuk terus
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-
strategi yang digunakan dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu. Guru
yang profesional diyakini mampu mengantarkan siswa dalam pembelajaran untuk
menemukan, mengelola dan memadukan perolehannya, dan memecahkan persoalan-
persoalan yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap dan nilai maupun keterampilan
hidupnya. H.M. Arifin (1991: 106) menegaskan bawa guru yang profesional adalah guru
yang mampu mengejawantahkan seperangkat fungsi dan tugas keguruan dalam
pendidikan berdasarkan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus
di bidang pekerjaan yang mampu mengembangkan kekayaannya secara ilmiah di
samping mampu menekuni profesinya selama hidupnya.

2. Profesionalisme Dalam Pendidikan Islam


Profesionalisme merupakan sikap dari seorang sikap profesional, dan profesional berarti
melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok yang di sebut profesi. Artinya pekerjaan
tersebut bukan pengisi waktu luang atau sebagai hobi belaka. Jika profesi diartikan
sebagai pekerjaan dan isme sebagai pandangan hidup, maka profesional dapat diartikan
sebagai pandangan untuk berfikir, berpendirian, bersikap dan bekerja sungguh-sungguh,
kerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi dan penuh dedikasi
demi kebehasilan pekerjaannya.
Maka dalam ajaran islam sebagai agama yang universal sangat kaya akan pesan-pesan
yang mendidik bagi muslim menjadi umat terbaik, menjadi khalifah yang mengatur bumi
beserta isinya. Pesan-pesan yang sangat mendorong pada setiap muslim untuk berbuat
dan bekerja secara profesional, yakni dengan cara bekerja dengan benar, optimal, jujur,
disiplin dan tekun. Dengan cara itu manusia sebagai kholifah di muka bumi ini bisa
sangat profesional sehingga bisa menjaga dan mengatur alam semesta ini. Allah SWT
berfirman dalam ( Q.S. Al-Baqoroh: 30).

3. Peran Guru Profesionalisme dalam Proses Pembelajaran


Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan
tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk
lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, demikian
3
halnya peserta didik ketika sudak masuk sekolah menaruh harapan terhadap gurunya,
agar bisa mengembangkan segala potensi yang ada. Minat, bakat, kemampuan, dan
potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal
tanpa bantuan guru. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal
sebagimana yang dikemukakan oleh (Adams dan Decey dalam Basic Principles of
Student Teaching), antara lain peran guru sebagai berikut:
 Guru Sebagai Demonstrator
 Guru sebagai Pengelola Kelas
 Guru Sebagai Pendidik
 Guru Sebagai Pengajar
 Guru Sebagai Pembimbing
 Guru Sebagai Pelatih
 Guru Sebagai Penasehat

4. Peningkatan Kompetensi Guru


Kompetesi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.
Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga seseorang
dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-
baiknya (McAshan dalam Mulyasa E, 2003).
Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis
kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam penjelasan peraturan pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada pasal 28, ayat 3(Tim Pustaka
Fokusmedia, 2005: 19) disebutkan bahwa kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi yaitu:
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.

5. Pengertian Prestasi Belajar


Prestasi belajar merupakan salah satu ciri yang dapat menggambarkan tinggi rendahnya
tingkat keberhasilan siswa dalam belajar di sekolah. Pengertian prestasi menurut
Purwadarminta (1976: 168) “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai
(dilakukan/dikerjakan)”. Sedangkan pengertian belajar menurut Morgan (1978)
mengemukakan “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Menurut Bloom
(taxonomi of educational objectives,1984:23) bahwasannya terdapat tiga tipe
pembelajaran, dalam ide gagasan ini Bloom mencoba mengidentifikasi ketiga ranah
tersebut yaitu kognitif, afektif dan Psikomotorik. Ketiga istilah ini lebih dikenal dengan
ranah penegetahuan, keterampilan dan sikap. Adapun ketiga ranah ini adalah sebagi
berikut:
1. Kawasan Kognitif (Pemahaman) Kawasan kognitif adalah subtaksonomi yang
mengungkapkan kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan

4
sampai tingkat yang paling tinggi, yaitu evaluasi. Kawasan kognitif terdiri atas
beberapa aspek, yaitu tingkat pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
2. Kawasan Afektif (Sikap dan Perilaku) Untuk memperoleh gambaran tentang kawasan
tujuan instruksional afektif secara utuh, berikut ini dijelaskan secara singkat setiap
tingkat secara berurutan yaitu, tingkat menerima, tanggapan, dan organisasi.
3. Kawassan Psikomotor, Kawasan psikomotor adalah kawasan yang berorientasi pada
keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan yang
memerlukan koordinasi antara saraf dan otot. Kawasan psikomotorik termasuk
kedalam taksonomi pembelajaran menurut Bloom. Taksonomi pembelajaran terhadap
ranah psikomotorik dibedakan kedalam lima tahap yaitu meniru, memanipulasi,
ketelitian, artikulasi, pengalamiyahan.

6. Sosialisasi Profesi Guru di Sekolah MA Cilawu Garut


Sosialisasi sangatlah penting dalam kehidupan kita. sosialisasi merupakan proses
pengenalan karakter, kepribadian orang lain baik yang telah kita kenal maupun yang
belum pernah kita kenal sebelumnya sehingga kita mempunyai banyak teman. Saat ini
kesuksesan seseorang tidak hanya tergantung kepada kepintaran saja, tetapi berhasil
seseorang sangat bergantung pada cara seseorang yang mampu bersosialisasi. Tanpa
adanya sosialisasi kita tidak akan mampu mengembangkan ilmu yang kita miliki oleh
sebab itu hendaknya kita mampu berorganisasi. dimanapun golongannya. Dari hasil
wawancara yang dilakukan peneliti, maka ada beberapa cara sosialisasi profesi guru di
sekolah Madrasah Aliyah Cilawu Garut yaitu:
1. Guru itu harus bisa menempatkan peranannya dalam proses pembelajaran pada nilai-
nilia yang positif.
2. Guru melakukan interaksi dengan guru yang lain atau tukar pendapat baik dengan
guru maupun dengan masyarakat.
3. Guru itu bisa menempatkan peranannya dalam kehidupan bermasyarakat.

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan


Prestasi Siswa di MA Cilawu Garut
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegang peran utama. Guru merupakan jabatan atau profesi yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Tetapi berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara yang dilakukuan oleh peneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
profesionalisme guru dalam meningkatkan prestasi siswa di Madrasah Aliyah Cilawu
Garut, banyak guru yang tidak profesional yang masih belum melakukan tugas
keguruannya secara baik, seperti guru jarang sekali masuk ke kelas, sering telat masuk ke
kelas, berkata yang tidak pantas, dan yang lainnya, sehingga hal itu akan mempengaruhi
berhasilnya peserta didik dalam belajar. Maka perlu sekali faktor-faktor yang akan bisa
mempengaruhi profesionalisme guru itu yaitu:
a. Guru itu harus memiliki latar belakang pendidikan, karena apabila guru tidak
memiliki latar belakang pendidikan maka guru itu tidak akan mampu mentransperkan
ilmu dan pengalamannya kepada peserta didik. Sehingga latar belakang pendidikan
itu sangat penting bagi seorang guru, di karenakan latar belakang pendidikan itu
adalah salah satu syarat utama yang harus dipenuhi oleh seorang guru.

5
b. Guru harus memiliki rasa tanggung jawab kepada seluruh peserta didik, sehingga
seorang guru tidak akan seenaknya.
c. Guru itu harus memiliki pengalaman belajar, kemampuan guru dalam menjalankan
tugasnya sebagai guru itu tidak lepas dari pengalamannya mengajar. Apabila sudah
ada pengalaman maka guru akan bisa mengatasi masalah-masalah yang terjadi ketika
proses penbelajaran bersama siswa, beda dengan guru yang apabila tidak memiliki
pengalaman mengajar sebelumnya pasti guru itu akan merasa kesulitan untuk
megatasi masalah-masalah yang menghampirinya ketika proses belajar mengajar.
d. Mencintai profesi sebagai guru, rasa cinta tumbuh dari naluri kemanusiaan dan rasa
cinta akan mendorong individu untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dan
pengorbanan.

8. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru dalam Prestasi Siswa di MA Cilawu


Garut
Upaya meningkatkan profesionalisme guru dalam meningkatkan prestasi siswa itu sangat
tergantung pada seorang guru, maka guru harus benar-benar menjadi seorang yang
membawa perubahan. Adapun upaya untuk meningkatkan prestasi siswa adalah sebagai
berikut:
1. Pemenuhan sarana pembelajaran yang lebih memadai, yang dapat memudahkan guru
dalam proses pembelajaran.
2. Peningkatan profesionalisme guru melalui pendidikan formal dan non formal yang
pelaksanaannya didukung penuh oleh birokrasi
3. Kualifikasi dan sertifikasi yang menuntut profesionalisme guru perlu segera
diwujudkan
4. Pengelolaan pendidikan yang desentralisasi dimana sekolah deberikan keleluasaan
mengelola pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungannya
5. Independensi profesi guru perlu ditumbuhkan agar guru memiliki keleluasaan dan
tidak terjebak pada sistem adminitratif yang sentralistik
6. Peningkatan penghasilan dan kesejahteraan guru demi pengembangan profesinya.

9. Kendala dan Solusi Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Prestasi


Siswa di MA Cilawu Garut
Mungkin seorang guru yang professional akan mampu mengembangkan silabus, metode,
dan materi pembelajaran walau hanya dengan kurikulum yang sederhana. yang
mengakibatkan kendala bagi seorang guru untuk meningkatkan profesionalismenya ada
beberapa yang menjadi kendala badi seorang guru menurut E. Mulyasa (2008: 161)
mengatakan:
1. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total, Hal ini disebabkan
oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan
diri tidak ada.
2. Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi keguruan.
3. Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari
pengambilan kebijakan dan pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum
mantapnya kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan kependidikan.

6
4. Masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang
diberikan kepada calon guru.
5. Belum adanya standar baku professional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara
maju.

Solusi bagi guru yang mau meningkatkan profesionalismenya yaitu dengan cara
meningkatkan kompetensi guru. Dengan meningkatkan kompetensi guru akan melahirkan
perubahan-perubahan kepada setiap guru yang nantinya akan membawa sebuah prestasi
bagi siswa di sekolah. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang
Guru, pasal 2 disebutkan bahwa Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik,
Kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Adapun solusinya yang lain adalah:
a. Guru itu harus memiliki kompetensi pendidikan yang mempuni sebagai guru
b. Harus ada evaluasi dari kepala sekolah kepada tiap guru
c. Sarana prasarana sekolah harus di lengkapi
d. Guru harus di beri ruang untuk berprestasi dan diberi apresiasi apabila memiliki
kualitas dan kompetensi yang mempuni.

7
2.2 Ringkasan jurnal pembanding

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kelas


Faktor-faktor utama yang mempromosikan manajemen kelas yang efektif adalah:
keterampilan pedagogis, kepribadian, dan fasilitas pembelajaran / pengembangan
infrastruktur. Keterampilan pedagogis: Guru harus terampil dalam memilih metode yang
tepat untuk memfasilitasi proses belajar-mengajar yang efektif. Guru yang efektif harus
memiliki pengetahuan yang baik tentang materi pelajaran dan metode yang harus
diadopsi tidak boleh didominasi oleh guru tetapi membuat peserta didik menjadi peserta
aktif melalui interaksi dengan manusia dan materi pembelajaran, yang akan
memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.
Ciri-ciri kepribadian yang baik ditunjukkan oleh guru dengan kehangatan, keramahan,
humor, keterampilan komunikasi, ketepatan waktu, fleksibilitas, kecerdasan, dan
mengajar siswa dengan keaktifan dan semangat untuk menghasilkan yang terbaik di
dalamnya Menurut Allport dan Odbert (1936), pendekatan sifat untuk kepribadian dapat
diklasifikasikan sebagai ciri kepribadian BIG FIVE, yang terdiri dari yang berikut
(dengan sifat-sifat yang berlawanan yang sesuai): Sebuah. Extroversion (introversion):
menunjukkan seseorang yang banyak bicara, sosial, dan tegas;
a. Agreeableness (antagonism): menunjukkan seseorang yang memiliki sifat yang baik,
kooperatif, dan saling percaya;
b. Conscientiousness (tidak terarah): menunjukkan seseorang yang bertanggung jawab,
tertib dan dapat diandalkan;
c. Neurotisme (kestabilan emosi): menunjukkan seseorang yang gelisah, rentan terhadap
depresi, dan banyak khawatir; dan
d. Keterbukaan terhadap pengalaman (bukan keterbukaan terhadap pengalaman):
menunjukkan seseorang yang imajinatif, berpikiran mandiri, dan memiliki pemikiran
yang berbeda.

2. Teknik untuk Manajemen Kelas yang Efektif


Manajemen kelas yang efektif oleh guru membutuhkan teknis sebagai berikut:
a. Guru harus memupuk interaksi positif dan mengetahui nama-nama siswa di kelas; ini
menunjukkan tanda pengakuan, minat dan cinta, yang akan menginspirasi dan
mendorong partisipasi aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran.
b. Guru harus mengenal siswa yang merupakan pembuat onar yang konsisten dan
membiarkan mereka duduk terpisah satu sama lain dan di mana mereka dapat dengan
mudah diamati / dipantau.
c. Gunakan berbagai metode dan perangkat pengajaran untuk membuat pelajaran
menjadi menarik.

8
d. Bersikap humoris karena itu akan membantu merangsang siswa untuk berpartisipasi
aktif.
e. Perlakukan pelanggaran apa pun dengan cara yang tenang dan tegas untuk
memastikan keadilan dan keadilan

Manajemen Kelas dan Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa adalah nilai-produk /
output dari pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh seperti yang ditunjukkan oleh
nilai atau nilai yang dicapai oleh siswa dalam ujian selama kursus studi di lembaga
pendidikan (Ayeni, 2016). Kualitas hasil belajar tidak diragukan lagi ditentukan oleh
kemampuan dan pengalaman guru dalam manajemen kelas. Ini melibatkan pengetahuan
guru tentang materi pelajaran, metode pengajaran, disposisi psikologis dan interaksi
motivasi yang mengembangkan kemampuan intelektual siswa selama proses belajar-
mengajar.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan ex post facto sebagai
kerangka pedoman. Desain deskriptif memanfaatkan alat analitis seperti kuesioner,
grafik, frekuensi dan persentase. Desain ex post facto digunakan untuk mengumpulkan
data yang ada pada kinerja akademik siswa di Ujian Sertifikat Sekolah Menengah Atas
Afrika Barat (WASSCE) yang dilakukan antara sesi akademik 2014 dan 2016. Populasi
target terdiri dari semua siswa, guru, dan kepala sekolah di sekolah menengah negeri di
Ondo State, Nigeria, sedangkan Akure South Local Government digunakan sebagai studi
kasus karena memiliki populasi guru dan siswa tertinggi di sekolah menengah di antara
18 Area Pemerintah Daerah di Ondo State. Sampel terdiri dari 14 sekolah menengah yang
dipilih secara acak dari 28 sekolah menengah negeri yang ada di Pemerintah Daerah
Akure Selatan.

4. Bagaimana siswa memahami strategi manajemen kelas guru?


Analisis data pada tabel 1 dan gambar 1 pada penilaian siswa tentang manajemen kelas
guru mengungkapkan bahwa poin persentase yang dicatat sangat setuju (20,7-40,4%) dan
setuju (18,9-35%) lebih besar daripada persentase yang dicatat dalam cukup setuju (10.7-
23.6%) dan tidak setuju (15.4-32.9%). Ini menunjukkan bahwa mayoritas guru efektif
dalam manajemen kelas sebagaimana tercermin dalam persentase poin dari tanggapan
yang sangat setuju dan setuju, yang berkisar antara 43,6 hingga 63,6% di seluruh item
kuesioner.

5. Bagaimana kepala sekolah memahami tugas mengajar di kelas guru?


Analisis data pada tabel 3 dan gambar 2 menunjukkan penilaian kepala sekolah tentang
tugas instruksional kelas guru di sekolah menengah. Poin persentase yang dicatat untuk
sangat setuju (14,3 - 50%) dan setuju (14,3 - 50%) lebih besar dari persentase yang
dicatat dalam cukup setuju (14,3 - 28,6%) dan tidak setuju (14,3 - 35,7%). Ini
menunjukkan bahwa sebagian besar guru efektif dalam tugas-tugas pengajaran di kelas

9
sebagaimana tercermin dalam persentase poin dari sangat setuju dan setuju tanggapan
gabungan, yang berkisar antara 42,9 hingga 71,4% di seluruh item kuesioner.

6. Apa saja tantangan yang dihadapi oleh guru dalam tugas pengajaran di kelas?
Analisis data pada tabel 4 tentang tantangan yang dihadapi oleh guru dalam tugas
pengajaran di kelas mengungkapkan bahwa persentase poin yang dicatat sangat setuju
(15,7 - 37,9%) dan setuju (22,1 - 37,1%) lebih besar daripada persentase yang dicatat
dalam cukup setuju (15,0). - 30,7%) dan tidak setuju (7,9 - 31,4%). Ini menunjukkan
bahwa guru dihadapkan dengan beberapa tantangan dalam manajemen kelas seperti yang
tercermin dalam poin persentase tanggapan sangat setuju dan setuju dikombinasikan,
yang berkisar antara 37,8 hingga 75% di seluruh item kuesioner.

7. Bagaimana tingkat kinerja akademik siswa di WASSCE dari 2014-2016?


Data disajikan dalam tabel menunjukkan rata-rata tertimbang dan analisis subjek kinerja
akademik siswa untuk tiga sesi akademik (2014 - 2016). Hasil menunjukkan bahwa
37,3% dari kandidat membuat kredit dan di atas, sementara persentase yang lebih besar
(43,6%) membuat lulus biasa. Persentase siswa yang gagal adalah 19,1%. Juga, skor rata-
rata tertinggi dicatat dalam Bahasa Inggris (2,362), sementara prestasi akademik siswa di
bawah rata-rata kumulatif (2,217) dalam Matematika, Biologi, Kimia dan Fisika.

10
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Buku

Jurnal Kelebihan Kekurangan


Utama (1) 1. Dilihat dari aspek tampilan Jurnal (face value), 1. Tidak ada
jurnal yang direview memiliki nomor ISSN, saran untuk
tahun penerbitan jurnal ini yaitu 2009. penelitian
2. Penulisan judul sudah benar dicetak dengan huruf selanjutnya
besar/kapital dicetak tebal (bold). 2. Tidak ada
3. Penulisan nama penulis juga sudah benar, nama respon dari
penulis ditulis dibawah judul tanpa gelar, tidak masyarakat
boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital tentang hasil
tanpa diawali dengan kata “oleh”, urutan penulis dari penelitian
adalah penulis pertama diikuti oleh penulis tersebut
kedua.
4. Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik
karena penulis dapat memberikan gambaran
menyeluruh mengenai kegiatan penelitian serta
menjelaskan pendahuluan jurnal penelitian yang
dibuat secara ringkas, tepat dan jelas.
5. Peneliti dalam membuat item pada instrumen
penelitiannya mengacu pada teori disebuah buku.
6. Seluruh kutipan pustaka sudah sesuai dengan
daftar pustaka.
7. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis
termasuk penggunaan font adalah, dalam satu
halaman terdapat 1 kolom paragraf yang pada
masing-masing paragraf rata antara kiri dan
kanan (justify), untuk font huruf bagian judul
fontnya sedikit lebih besar dari font tulisan yang
lain dan setiap sub judul tulisan ditebalkan (bolt)
8. Dari aspek isi jurnal materi yang dibahas dikutip
dari beberapa buku lama, dari buku tahun 1998
sampai yang paling tinggi tahun 2009.
9. Terdapat solusi diakhir jurnal.

Pembanding 1. Penulisan judul sudah benar dicetak tebal (bold). 1. Tidak ada

11
(2) 2. Penulisan nama penulis juga sudah benar, nama saran untuk
penulis ditulis dibawah judul tanpa gelar, tidak penelitian
boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital selanjutnya.
tanpa diawali dengan kata “oleh”, urutan penulis 2. Tidak ada
adalah penulis pertama diikuti oleh penulis respon dari
kedua. masyarakat
3. Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik tentang hasil
karena penulis dapat memberikan gambaran penelitian
menyeluruh mengenai kegiatan penelitian. tersebut.
4. Dalam penulisan jurnal jenis huruf yang
digunakan sama, penggunaan sistem penomoran
(numbering) juga tersusun dengan baik.
5. Referensi yang digunakan peneliti sudah cukup
baik, ditambah lagi peneliti dalam membuat item
pada instrumen penelitiannya mengacu pada teori
disebuah buku
6. Seluruh kutipan pustaka sudah sesuai dengan
daftar pustaka
7. Pada pendahuluan, penulisan metode penelitian,
hipotesis, dan pertanyaan penelitian telah sesuai
dengn topic/judul yang akan dibahas/disajikan.
8. Penulisan hipotesis sudah benar.
9. Menuliskan metode penelitian
10. Sudah menjelaskan prosedur penelitian.
11. Dilihat dari aspek tampilan Jurnal (face value),
jurnal yang direview memiliki nomor ISSN,
tahun penerbitan jurnal ini yaitu 2017.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen kelas guru dan tugas pengajaran sangat penting untuk realisasi tujuan
pendidikan yang diinginkan. Ini bergantung pada pengetahuan yang baik tentang materi
pelajaran, perencanaan pelajaran yang baik, pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan bahan
ajar yang efektif, motivasi, gaya mengajar yang tepat dan kepatuhan disiplin. Bagaimana
guru mengelola sumber belajar ini dapat membuat atau merusak proses pengajaran di kelas.
Namun, beban kerja guru yang tinggi, materi pengajaran yang tidak memadai, ruang kelas
yang penuh sesak dan bahan belajar dasar yang tidak memadai merupakan hambatan dalam
manajemen ruang kelas dan berdampak negatif pada kinerja akademik siswa di sekolah
menengah. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profesionalisme guru dalam
meningkatkan prestasi, yaitu:
a. Guru itu harus memiliki latar belakang pendidikan,
b. Guru harus memiliki rasa tanggung jawab kepada seluruh peserta didik.
c. Guru itu harus memiliki pengalaman belajar.
d. Mencintai profesi sebagai guru, rasa cinta tumbuh dari naluri kemanusiaan dan
rasa cinta akan mendorong individu untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dan
pengorbanan.

4.2 Saran
Saya menyadari bahwa kajian review yang telah saya lakukan ini tidak terlepas dari
kekurangan, seperti halnya pepatah yang mengatakan, “tak ada gading yang tak retak, tak ada
satupun manusia yang sempurna.” Maka saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca sangat saya harapkan sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk kedepannya
lebih baik. Akhirnya, semoga kajian ini memberikan manfaat bagi pembaca dan menambah
wawasan dalam keilmuan tentang pengkajian sebuah jurnal.

13
DAFTAR PUSTAKA

Deden Danil. 2009. Upaya Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Prestasi Siswa di
Sekolah (Study Deskriptif Lapangan di Sekolah Madrasah Aliyah Cilawu Garut. Garut:
Universitas Garut : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan.

Adeolu Joshua AYENI. 2017. Teachers’Classroom management and Quality Assurance of


studentss’Learning Outcome in Secondary Schools in Ondo State. Nigeria.

14

Anda mungkin juga menyukai