Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sindi Amanah

NIM : 2000029128

Kelas : A KESLING

TUGAS :

Ketujuh prinsip dasar penting HACCP pada warung makan pecel lele

Prinisp 1. Analisis Bahaya (Hazard Analysis)

Pada warung makan pecel lele di dapatkan penjamahnya tidak memakai masker, sarung tangan,
celemek dan tidak memakai celemek sehingga dapat mengkhawatirkan penjamah tersebut dapat
mengkontaminasi makanan tersebut. penjamah makanna di pecel lele yang berhubungan dengan
produksi pangan masih menggunakan kendaraan umum untuk membeli bahan maknanan tersebut. dan
mereka langsung memasak bahan tersebut tanpa adanya pemyimpanan sehingga tidak dilakukan
pelabelan. Untuk makanan yang sudah dimasak akan dihangatkan kembali apabila konsumen membeli
lele atau ayam di warung pecel lele. Sedangkan untuk telur itu dibuat langsung saat konsumeen
meminta untuk membuat telur. Selebihnya penjamah sudah menyiapkan makanan tersebut dan di
masak langsung tinggal dihangatkan saja.

Prinsip 2. Mengidentifikasi CCP

Tindakan pencegahan Y (dengan melakukan promosi kesehatan pada penjamah dengan


menggunakan sarung tangan, celemek dan penutup kepala dan penjamah melakukan pemisahan
pengangkutan bahan pangan dengan kendaraan yang khusus untuk membeli bahan dan untuk pribadi)

Tahapan ini dapat menghilangkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya Y

Tahap berikutnya dapat menghilangkan bahaya yang sudah terindentifikasi Y Bukan


Stop

Bagan Alir Bawang

 Beras Air Cabe

Dicuci Air Tomat

Ditanak
Diulek

Garam
Digoren Ayam, lele, telur, jeroan

Ket : warung makan pecel lele

Prinsip 3. Menetapkan Batas Kritis

Bahan olahan pada warung makan pecel lele langsung dibeli di pasar dan langsung dilakukan pemasakan
sehingga tidak ada proses penyimpanan dan pendinginan selama proses pengolahan makanan. Tetapi
penjamah harus lebih memperhatikan dalam membeli bahan makanan dengan melihat tanggal
produksi, dan pemantauan makanan seperti melihat bahan olahannya. Penjamah juga harus dapat
menyediakan dapur dan meja yang bersih, terdapat wastafel, toilet dan sanitasi yang baik. Penjamah
juga harus menggunakan celemek, sarung tangan dan penutup kepala dalam proses pengolahan
makanan.

Prinsip 4. Menetapkan sistem monitoring

Pada tahap ini warung pecel lele menggunakan air sumur yang digunakan dalam memasak ataupun
dalam pengolahan makanan dengan melakukan pengujian . ini berfungsi agar menjamin tidak adanya
bahan terkontaminasi atau bahan bahaya yang masuk. Penjamah melakukan pemilihan bahan olahan
seperti ayam, lele dan lainnya dengan melihat daging tersebut apakah masih segar dan layak untuk
dikonsumsi atau tidak dengan baik. Ini guna agar dapat terhindak bakteri salmonella pada ayam,
terhindar dari pestisida pada sayuran dan ecoli pada air yang akan diolah.

Prinsip 5. Melakukan tindakan koreksi

Penjamah perlu dilakukan pengujian air sumur minimal satu kali dalam setahun. Penjamah melihat
keamanan pada bahan olahan tersebut, seperti melakukan pengecekan dan pengamatan pada bahan
olahan yang akan dikonsumsi. Apabila ada bahan maknana yang kurang layak sebaiknya tidak usah di
beli atau diolah dan dilakukan pengawasan dan perbaikan jika dalam proses pengolahan kurang baik

Prinsip 6. Menetapkan prosedur verifikasi

 Penetapan jadwal verifikasi dilakukan oleh tim HACCP sudah terlaksana dengan baik. Pada
konsumen belum terdapat laporan atau pemberitahuan mengenai potensi bahaya pada warung
makan tersebut
 Memeriksa penyimpanan CCP oleh tim HACCP pada penyimpanan bahan olahan makanan
 Pengambilan contoh sampel untuk dilakukan pengendalian guna konsumen merasa aman untuk
menyantap makanan tersebut karena sudah dilakukan pengujian dan pengendalian

Prinsip 7. Penetapan penyimpanan catatan dan dokumentasi

Proses dokumentasi dilakukan agar untuk mengantisipasi adanya pengaduan atau keluhan dari
konsumen. Pihak dari warung makan pecel lele juga dapat segera mendeteksi jika ada penyimpangan
pada bahan olahan yang sudah masak.

Anda mungkin juga menyukai