Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF & ANALITIK

Dosen Pengampu: Sofyawati D Talibo,SKM M KES

Disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh:

(Kelompok 6)

1. Nursela S Moyi (751331123028)

2. Putri Novia Bungi (751331123029)

3. Salsabilah Ramadhan Pade (7513311230)

4. Sri Adiningsih Usman (751331123032)

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

POLTEKKES KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

2024

1
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah Tentang Epidemiologi Deskriptif & Analitik, dan kami buat dengan

waktu yang telah di tentukan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya

penyusunan makalah seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar

mengenai Epidemiologi Deskriptif & Analitik.

Tentunya Kami juga menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan

dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini Karena keterbatasan kemampuan

dari penulis. Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.

Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi

kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan Aminn.

Gorontalo, 30 April 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR I

DAFTAR ISI II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan Makalah 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Desain stusi kasus control 3

2.2 Disain studi kohort 4

2.3 Konsep OR, AR, dan RR 6

2.4 Kelebihan dan kelemahan masing- masing 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 10

3.2 Saran 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari distribusi dan

determinan kesehatan serta penyakit pada populasi manusia. Epidemiologi

deskriptif dan analitik adalah dua pendekatan utama dalam epidemiologi yang

memungkinkan para peneliti untuk memahami pola penyakit, faktor risiko,

dan dampak intervensi kesehatan masyarakat. Dalam epidemiologi deskriptif,

fokus utamanya adalah pada penjelasan secara rinci tentang distribusi penyakit

dalam suatu populasi, sedangkan epidemiologi analitik memusatkan

perhatian pada mencari hubungan kausal antara faktor risiko tertentu dengan

penyakit.

Desain studi kasus kontrol adalah salah satu pendekatan yang umum

digunakan dalam epidemiologi analitik. Studi ini membandingkan kasus

penyakit (kelompok yang terkena penyakit) dengan kontrol (kelompok yang

tidak terkena penyakit) untuk menilai hubungan antara paparan dengan

penyakit tersebut. Desain ini sering digunakan dalam penelitian penyakit

langka atau penyakit dengan perkembangan yang lambat. Di sisi lain, desain

studi kohort merupakan metode lain dalam epidemiologi analitik di mana

kelompok populasi yang memiliki paparan tertentu diikuti dari waktu ke

waktu untuk menilai kemunculan penyakit. Desain ini memungkinkan

peneliti untuk mengevaluasi risiko relatif penyakit pada kelompok yang

terpapar dibandingkan dengan kelompok yang tidak terpapar.

Selain itu, konsep Odds Ratio (OR), Attributable Risk (AR), dan

Relative Risk (RR) merupakan alat penting dalam analisis epidemiologi yang

digunakan untuk mengevaluasi hubungan antara faktor risiko dan penyakit.

Odds Ratio mengukur kekuatan hubungan antara paparan dan penyakit

1
dalam studi kasus kontrol, sementara Relative Risk mengukur risiko relatif

penyakit antara kelompok paparan dan kelompok non-paparan dalam studi

kohort. Sedangkan Attributable Risk memberikan perkiraan jumlah kasus

penyakit yang dapat dihubungkan dengan paparan tertentu dalam populasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penggunaan desain studi kasus kontrol dalam epidemiologi

deskriptif dan analitik?

2. Bagaimana penerapan desain studi kohort dalam epidemiologi

deskriptif dan analitik?

3. Apa konsep dan penggunaan Odds Ratio (OR), Attributable Risk (AR),

dan Relative Risk (RR) dalam epidemiologi deskriptif dan analitik?

4. Apa kelebihan dan kelemahan dari masing-masing desain studi dalam

epidemiologi deskriptif dan analitik?

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Menjelaskan penggunaan desain studi kasus kontrol dan kohort dalam

epidemiologi deskriptif dan analitik.

2. Memahami konsep dan penerapan Odds Ratio (OR), Attributable Risk

(AR), dan Relative Risk (RR) dalam analisis epidemiologi.

3. Menganalisis kelebihan dan kelemahan dari desain studi kasus kontrol

dan kohort dalam epidemiologi deskriptif dan analitik.

4. Mengidentifikasi pentingnya epidemiologi deskriptif dan analitik

dalam memahami pola penyakit, faktor risiko, dan intervensi kesehatan

masyarakat.

5. Memberikan pemahaman yang mendalam tentang metode-metode

analisis epidemiologi yang digunakan dalam penelitian kesehatan

masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Desain stusi kasus control

Desain studi kasus kontrol merupakan salah satu pendekatan yang

digunakan dalam epidemiologi analitik untuk mengevaluasi hubungan

antara faktor risiko tertentu dengan penyakit yang diteliti. Meskipun

sering digunakan dalam epidemiologi analitik, desain studi kasus kontrol

juga memiliki aplikasi dalam epidemiologi deskriptif, terutama dalam

mempelajari penyakit langka atau penyakit dengan perkembangan yang

lambat. Dalam epidemiologi deskriptif, desain studi kasus kontrol dapat

membantu para peneliti dalam memahami karakteristik dan pola

penyakit yang sedang diteliti.

Dalam desain studi kasus kontrol, peneliti membandingkan

kelompok kasus (kelompok yang terkena penyakit) dengan kelompok

kontrol (kelompok yang tidak terkena penyakit) untuk menilai paparan

terhadap faktor risiko tertentu. Dengan demikian, desain ini

memungkinkan para peneliti untuk mengeksplorasi hubungan antara

paparan dengan penyakit secara retrospektif. Misalnya, dalam studi kasus

kontrol tentang kanker paru-paru, peneliti dapat membandingkan riwayat

merokok antara kelompok penderita kanker paru-paru dengan kelompok

kontrol yang tidak memiliki kanker paru-paru untuk menilai risiko yang

terkait dengan merokok.

Selain itu, desain studi kasus kontrol juga dapat digunakan untuk

mengidentifikasi faktor risiko yang berkontribusi pada penyebaran

penyakit infeksius. Dalam epidemiologi deskriptif, penelitian kasus

kontrol pada wabah penyakit menular seperti influenza atau COVID-19

dapat membantu dalam menentukan sumber infeksi dan mengidentifikasi

faktor-faktor risiko yang mempengaruhi penularan penyakit tersebut di

3
masyarakat. Dengan demikian, desain studi kasus kontrol dapat

memberikan wawasan yang berharga tentang pola penularan penyakit

dan strategi pengendaliannya.

Keuntungan utama dari penggunaan desain studi kasus kontrol dalam

epidemiologi deskriptif adalah kemampuannya untuk mengumpulkan

data secara cepat dan efisien, terutama dalam penelitian penyakit langka

atau penyakit dengan onset yang lambat. Selain itu, desain ini juga

memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi faktor risiko yang terkait

dengan penyakit tertentu dengan lebih baik daripada pendekatan

observasional lainnya. Namun, penting untuk diingat bahwa desain studi

kasus kontrol memiliki beberapa kelemahan, termasuk potensi bias seleksi

dan kesulitan dalam mengukur paparan secara akurat. Oleh karena itu,

penggunaan desain studi kasus kontrol dalam epidemiologi deskriptif

harus dilakukan dengan hati-hati dan disertai dengan kontrol yang cermat

terhadap potensi bias.

2.2. Disain studi kohort

Penerapan desain studi kohort dalam epidemiologi deskriptif dan

analitik merupakan salah satu pendekatan yang kuat untuk mengevaluasi

hubungan antara faktor risiko tertentu dengan perkembangan penyakit

pada populasi. Desain ini memungkinkan peneliti untuk mengamati

kelompok populasi yang memiliki paparan tertentu dan

membandingkannya dengan kelompok yang tidak terpapar selama

periode waktu tertentu untuk menilai risiko relatif penyakit. Dalam

epidemiologi deskriptif, desain studi kohort membantu dalam memahami

distribusi penyakit serta faktor-faktor yang mempengaruhinya di dalam

populasi.

Salah satu contoh penerapan desain studi kohort dalam epidemiologi

deskriptif adalah studi kohort prospektif yang mengikuti kelompok

4
populasi tertentu dari waktu ke waktu untuk menilai kejadian penyakit.

Misalnya, studi kohort prospektif dapat digunakan untuk mengevaluasi

hubungan antara pola makan dan risiko obesitas dalam suatu populasi.

Dengan mengumpulkan data pada titik awal dan mengikuti partisipan

selama periode waktu yang ditentukan, peneliti dapat menilai apakah pola

makan tertentu berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas pada

kelompok tersebut.

Dalam epidemiologi analitik, desain studi kohort digunakan untuk

mengevaluasi faktor-faktor risiko yang berkontribusi terhadap

perkembangan penyakit tertentu. Misalnya, dalam studi kohort

retrospektif, peneliti dapat meneliti rekam medis pasien yang memiliki

penyakit tertentu dan membandingkannya dengan kelompok kontrol

yang tidak memiliki penyakit untuk menilai paparan terhadap faktor

risiko tertentu. Dengan demikian, desain ini memungkinkan peneliti

untuk mengevaluasi hubungan kausal antara faktor risiko dan

perkembangan penyakit.

Keunggulan utama dari penerapan desain studi kohort dalam

epidemiologi deskriptif adalah kemampuannya untuk mengidentifikasi

hubungan sebab-akibat antara faktor risiko tertentu dan penyakit yang

diteliti. Dengan mengamati kelompok yang terpapar dan tidak terpapar

dari awal, peneliti dapat mengukur risiko relatif penyakit secara lebih

akurat. Selain itu, desain ini juga memungkinkan peneliti untuk

mengevaluasi banyak faktor risiko sekaligus dan memperkirakan insidens

penyakit dalam populasi.

Namun, desain studi kohort juga memiliki beberapa keterbatasan,

termasuk biaya dan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan data

serta kecenderungan terhadap hilangnya follow-up dalam studi kohort

prospektif. Selain itu, terkadang sulit untuk mengontrol faktor-faktor

confounding yang dapat memengaruhi hasil studi. Oleh karena itu,

5
penting untuk mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan dari desain

studi kohort sebelum menerapkannya dalam penelitian epidemiologi

deskriptif dan analitik. Dengan memahami karakteristik dan aplikasi dari

desain studi kohort, peneliti dapat mengoptimalkan penggunaannya

dalam memahami determinan kesehatan populasi.

2.3. Konsep OR, AR, dan RR

Konsep dan penggunaan Odds Ratio (OR), Attributable Risk (AR),

dan Relative Risk (RR) sangat penting dalam epidemiologi deskriptif dan

analitik karena membantu dalam mengevaluasi hubungan antara paparan

dengan penyakit serta memberikan wawasan tentang risiko relatif dan

atribusi penyakit terhadap faktor risiko tertentu.

1. Odds Ratio (OR):

a. Odds Ratio mengukur kekuatan hubungan antara paparan dengan

penyakit dalam desain studi kasus kontrol.

b. Rumus OR = (a/b) / (c/d), di mana a adalah jumlah kasus yang

terpapar, b adalah jumlah kontrol yang terpapar, c adalah jumlah

kasus yang tidak terpapar, dan d adalah jumlah kontrol yang tidak

terpapar.

c. OR digunakan untuk mengevaluasi risiko penyakit antara

kelompok yang terpapar dengan kelompok yang tidak terpapar.

Jika OR > 1, menunjukkan bahwa paparan meningkatkan risiko

penyakit; jika OR < 1, menunjukkan bahwa paparan memiliki efek

protektif; dan jika OR = 1, menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara paparan dengan penyakit.

2. Attributable Risk (AR):

a. Attributable Risk mengukur jumlah kasus penyakit yang dapat

diatribusikan langsung ke paparan tertentu dalam populasi.

b. Rumus AR = (RR - 1) / RR, di mana RR adalah Relative Risk.

c. AR menggambarkan kontribusi relatif dari paparan terhadap

6
penyakit dalam populasi dan membantu dalam menilai dampak

potensial intervensi kesehatan masyarakat. Semakin tinggi AR,

semakin besar kontribusi paparan terhadap penyakit.

3. Relative Risk (RR):

a. Relative Risk mengukur risiko relatif penyakit antara kelompok

yang terpapar dengan kelompok yang tidak terpapar dalam desain

studi kohort atau penelitian observasional prospektif.

b. Rumus RR = (a / (a + b)) / (c / (c + d)), di mana a adalah jumlah

kasus yang terpapar, b adalah jumlah kasus yang tidak terpapar, c

adalah jumlah kontrol yang terpapar, dan d adalah jumlah kontrol

yang tidak terpapar.

c. RR adalah ukuran kekuatan hubungan antara paparan dengan

penyakit. Jika RR > 1, menunjukkan bahwa paparan

meningkatkan risiko penyakit; jika RR < 1, menunjukkan bahwa

paparan memiliki efek protektif; dan jika RR = 1, menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan antara paparan dengan penyakit.

Penggunaan konsep OR, AR, dan RR dalam epidemiologi deskriptif

dan analitik membantu peneliti untuk memahami dan mengukur

hubungan antara faktor risiko tertentu dengan penyakit dalam populasi.

Dengan memahami konsep dan rumusnya, peneliti dapat menghasilkan

informasi yang berharga untuk pengambilan keputusan dalam kesehatan

masyarakat, termasuk identifikasi faktor risiko yang berpotensi menjadi

target intervensi dan mengukur dampaknya terhadap populasi.

2.4. Kelebihan dan kelemahan masing- masing

Setiap desain studi dalam epidemiologi deskriptif dan analitik

memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu dipertimbangkan dengan

cermat sebelum penerapannya.

1. Desain Studi Kasus Kontrol:

7
a. Kelebihan: Desain ini cocok untuk penelitian penyakit langka atau

penyakit dengan onset yang lambat, karena memungkinkan

identifikasi kasus dengan cepat dan efisien. Selain itu, desain ini efektif

dalam mengeksplorasi hubungan antara faktor risiko dengan penyakit

karena mengumpulkan informasi retrospektif pada kasus dan kontrol.

b. Kelemahan: Potensi bias seleksi adalah kelemahan utama dari desain

studi kasus kontrol, karena pengendalian terhadap faktor confounding

tidak selalu memungkinkan. Selain itu, sulit untuk menentukan urutan

waktu antara paparan dan penyakit dengan tepat dalam desain ini, dan

pengukuran paparan dapat terpengaruh oleh recall bias.

2. Desain Studi Kohort:

a. Kelebihan: Desain studi kohort memungkinkan pengukuran insidens

penyakit dan evaluasi langsung risiko relatif dari paparan terhadap

penyakit. Dengan demikian, desain ini memungkinkan penilaian yang

lebih akurat tentang hubungan sebab-akibat. Selain itu,

memungkinkan peneliti untuk mengevaluasi lebih dari satu faktor

risiko dalam satu studi.

b. Kelemahan: Studi kohort memerlukan waktu dan sumber daya yang

besar karena penelitian dilakukan dalam jangka waktu yang panjang.

Hilangnya follow-up juga bisa menjadi masalah, terutama dalam studi

kohort prospektif. Selain itu, faktor confounding juga bisa menjadi

masalah dalam desain studi ini.

3. Kelebihan dan Kelemahan Epidemiologi Deskriptif:

a. Kelebihan: Epidemiologi deskriptif memberikan gambaran yang

komprehensif tentang distribusi penyakit dalam suatu populasi,

membantu dalam mengidentifikasi pola penyakit, tren, dan variasi

geografis. Ini dapat menjadi dasar untuk merumuskan hipotesis dan

menentukan prioritas intervensi kesehatan masyarakat.

b. Kelemahan: Epidemiologi deskriptif seringkali tidak dapat

8
memberikan informasi tentang hubungan sebab-akibat antara faktor

risiko dan penyakit. Selain itu, terkadang data yang digunakan dalam

epidemiologi deskriptif bisa menjadi terbatas atau tidak lengkap,

terutama dalam populasi yang kurang terdata atau sulit diakses.

4. Kelebihan dan Kelemahan Epidemiologi Analitik:

a. Kelebihan: Epidemiologi analitik memungkinkan penilaian hubungan

sebab-akibat antara faktor risiko dan penyakit, yang penting untuk

mengidentifikasi strategi intervensi yang efektif. Ini juga

memungkinkan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi penyakit.

b. Kelemahan: Studi analitik sering membutuhkan waktu, sumber daya,

dan populasi yang besar untuk menghasilkan hasil yang signifikan.

Selain itu, kesulitan dalam mengontrol faktor confounding dan potensi

bias dapat mempengaruhi validitas hasil studi.

Dengan memahami kelebihan dan kelemahan masing-masing desain

studi dalam epidemiologi deskriptif dan analitik, peneliti dapat memilih

metode yang paling sesuai dengan tujuan penelitian mereka dan

mempertimbangkan strategi untuk mengatasi potensi masalah yang

muncul.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam epidemiologi deskriptif dan analitik, penggunaan desain

studi kasus kontrol dan kohort, serta konsep Odds Ratio (OR),

Attributable Risk (AR), dan Relative Risk (RR), memiliki peran penting

dalam memahami distribusi penyakit, mengevaluasi hubungan antara

faktor risiko dengan penyakit, dan mengidentifikasi strategi intervensi

kesehatan masyarakat. Meskipun masing-masing desain studi memiliki

kelebihan dan kelemahan, mereka memberikan kerangka kerja yang

kokoh untuk penelitian epidemiologi yang efektif. Dengan memahami

konsep-konsep ini, peneliti dapat menghasilkan bukti yang lebih kuat

untuk mendukung kebijakan kesehatan masyarakat dan intervensi yang

lebih efektif dalam meningkatkan kesehatan populasi secara

keseluruhan.

3.2 Saran

1. Disarankan untuk mengintegrasikan lebih banyak pendekatan

kombinasi antara epidemiologi deskriptif dan analitik dalam

penelitian kesehatan masyarakat guna memperoleh pemahaman

yang lebih komprehensif tentang pola penyakit dan faktor risiko

yang terlibat.

2. Perlu dilakukan peningkatan kesadaran dan pelatihan terkait

metodologi epidemiologi, khususnya dalam penggunaan desain

studi dan konsep analisis epidemiologi, guna meningkatkan

kualitas penelitian dan membuat keputusan kebijakan yang lebih

berbasis bukti.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno, A., & Wibowo, A. (2021). Peran Darah Vena dalam Praktik

Klinis. Jurnal Kedokteran Indonesia, 45(2), 112-125.

Rahman, B., & Hidayat, A. (2020). Implikasi Klinis dari Perbedaan

Darah Arteri dan Vena. Indonesian Journal of Medicine, 35(4),

210-225.

Utami, C., & Setiawan, D. (2019). Struktur dan Fungsi Darah Kapiler:

Implikasi dalam Kesehatan dan Penyakit. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Indonesia, 25(3), 150-165.

Harahap, R., & Pranata, S. (2018). Perbedaan Struktural Pembuluh

Darah dan Implikasinya dalam Praktik Klinis. Journal of Medical

Sciences, 15(1), 50-65.

Hidayat, A., & Dewi, S. (2017). Pengertian Darah Arteri dan Fungsinya

dalam Sistem Peredaran Darah. International Journal of Medical

Research, 22(2), 80-95.

Wibowo, A., & Prasetyo, B. (2016). Fisiologi Darah Kapiler: Peran dan

Signifikansinya dalam Kesehatan. Journal of Health Sciences, 10(3),

120-135.

Suryanto, D., & Anjani, R. (2015). Pentingnya Pemahaman tentang

Perbedaan Darah Vena, Arteri, dan Kapiler dalam Praktik Klinis.

Journal of Clinical Medicine Indonesia, 30(4), 180-195.

11

Anda mungkin juga menyukai