BIOKIMIA
NAMA
: BAHRUN
NIM
: H311 14 305
KELOMPOK
: III (TIGA)
: DWI NICHE
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
proses
oksidasi
aldehid
yang ada
dalam
formaldehid
menjadi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Susu
Susu merupakan salah satu makanan yang bergizi tinggi, namun mudah
terkontaminasi oleh bakteri. Kontaminasi bakteri pada susu dimulai pada saat
proses pemerahan sampai konsumsi. Bakteri yang mengontaminasi susu
dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri patogen dan bakteri pembusuk. Bakteri
patogen meliputi Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Salmonella sp.,
sedangkan untuk bakteri pembusuk antara lain adalah Micrococcus sp.,
Pseudomonas sp., dan Bacillus sp (Suwito, 2010).
Warna susu adalah putih kebiruan sampai kuning keemasan, warna susu
ini disebabkan oleh globula-globula lemak (putih), protein (putih), karoten
(kuning), riboplavin (kuning) dan juga pakan yang diberikan. Sedangkan rasa susu
yaitu agak manis dan agak asin yang disebabkan oleh kandungan laktosa serta
garam mineralnya (Sakinah, dkk., 2010). Warna susu dipengaruhi oleh komposisi
kimia dan sifat fisiknya, misalnya jumlah lemak, kekentalan susu, kandungan
darah dan jenis pakan yang diberikan. Warna susu juga dipengaruhi oleh
pertumbuhan mikroba atau kapang pembentuk pigmen pada permukaan susu atau
seluruh bagian susu. Warna susu juga dipengaruhi oleh partikel koloid.
Ditambahkan bahwa warna putih susu disebabkan oleh refleksi cahaya globula
lemak, kalsium kaseinat dan koloid fosfat (Mirdhayati dkk., 2008).
Susu merupakan sumber protein dengan mutu yang sangat tinggi, dengan
kadar protein dalam susu segar 3,5 %, dan mengandung lemak yang kira-kira
sama banyaknya dengan protein. Karena itu, kadar lemak sering dijadikan sebagai
tolak ukur mutu susu, karena secara tidak langsung menggambarkan juga kadar
proteinnya. Beberapa jenis sapi perah, khususnya dari Bos Taurus misalnya Jersey
dan Guernsey mampu memproduksi susu dengan kadar lemak mendekati 5 %.
Kadar air susu sangat tinggi yaitu rata-rata 87,5 % dan di dalamnya teremulsi
berbagai zat gizi penting seperti protein, lemak, gula, vitamin dan mineral
(Koswara,2009).
2.4 Formaldehid
Formaldehid merupakan bahan kimia yang mudah menguap atau
mempunyai titik didih yang rendah. Pada suhu di atas 80 C, jumlah molekul
formaldehid yang menguap semakin banyak dan molekul formaldehid yang
terlarut dalam campuran reaksi semakin menurun sehingga berdampak pada
menurunnya konversi reaksi (Budi dan Buchori 2013). Bahaya yang ditimbulkan
formaldehid adalah iritasi mukosa mata, hidung, tenggorokan, dan asma. Karena
formaldehid termasuk bahan kimia yang mudah bereaksi, bila dikombinasikan
N
(CH 3) 2N
N(CH 3 ) 2
BAB III
METODE PERCOBAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Warna
Tabung I
++++
Tabung II
++++
Tabung III
+++++
10
++++
+++
+++
15
++++
++
++
20
++++
++
++
25
++++
30
++++
Keterangan :
+++++
: biru pekat
++
: putih kebiruan
++++
: biru
: putih
+++
: biru keputihan
4.2 Reaksi
Reduksi :
(H3C)2N
N(CH3)2
+ NH4
2H
4 e-
N
H3 C
CH3
N
H3C
NH2 + H2N
N
CH3
H2 S
Oksidasi :
O
H
+ H2O
(CH3)2N
O
2H
OH
S+
+ H+
+ 4 e-
N(CH3)2
+ NH4+
H + H2O +
N
O
H
CH3
H3C
H
OH +
H3C
H2N + H2N
+ H2S
H
CH3
4.3 Pembahasan
Pada percobaan penetapan kesegaran susu, yang diamati adalah aktivitas
enzim Schardinger dalam susu yang mengkatalisis oksidasi aldehid menjadi asam,
dengan melihat perubahan warna dari ketiga tabung yaitu dari warna biru menjadi
putih, dalam interval waktu 5 menit. Reduksi pada percobaan ini berlangsung
secara anaerob dengan cara divakumkan dengan akseptor hidrogen yang sesuai
(metilen biru). Enzim Schardinger merupakan enzim yang termasuk golongan
enzim oksidase. Enzim Schardinger ini dikenal pula sebagai enzim xantin
oksidase karena dapat mengoksidasi xantin. Uji metilen biru didasarkan pada
kemampuan bakteri dalam susu untuk tumbuh dan menggunakan oksigen yang
terlarut sehingga menurunkan oksidasi-reduksi dari campuran tersebut. Akibatnya
metilen biru yang ditambahkan akan tereduksi menjadi warna putih yang
sebelumnya berwarna biru.
Sebanyak 3 buah tabung thunberg disiapkan dan masing-masing diisi
dengan 5 mL susu segar. Tabung I diisi dengan susu yang kemudian dipanaskan
dengan tujuan untuk merusak enzim yang terdapat dalam susu tersebut kemudian
ditambahkan metilen biru sehingga terjadi perubahan dari warna putih menjadi
biru. Penambahan metilen biru sebagai akseptor hidrogen yang mana dalam susu
akan berubah jadi putih bila tereduksi oleh enzim dalam susu tersebut.
Pada tabung I dan II ditambahkan formaldehid netral dengan tujuan untuk
memberikan zat yang teroksidasi (substrat) oleh enzim yang terdapat dalam susu
tersebut. Formaldehid yang berfungsi sebagai substrat memberikan gugus aldehid
yang dapat dioksidasi oleh enzim Schardinger. Pada tabung II dan III setelah
ditambahkan Mb 0,02 % terjadi perubahan warna dari putih menjadi biru muda.
Pada tabung III ditambahkan akuades yang bertujuan sebagai pembanding
terhadap tabung I dan tabung II yang ditambahkan formaldehid berupa
perbandingan kecepatan reaksi saat enzim Schardinger bekerja tanpa substrat dan
bekerja dengan menggunakan substrat (formaldehid). Setelah itu dinding tutup
tabung dioleskan dengan vaselin agar udara dari luar tidak dapat masuk ke dalam
tabung dan mempermudah jika dibuka. Setelah itu ketiga tabung dimasukkan
dalam air es dan kemudian divakumkan. Saat divakumkan tutup dari tabung
diputar agar udara tidak masuk lagi dan supaya enzim Schardinger dapat aktif.
Pemvakuman dilakukan pada air es agar proses pemvakuman berlangsung dengan
baik. Pemvakuman dilakukan untuk menghilangkan udara di dalam tabung
sehingga tidak ada lagi oksigen di dalamnya yang dapat menumbuhkan bakteri
yang dapat mempengaruhi reaksi dan menonaktifkan kerja enzim tanpa merusak
srtuktur kimianya. Selain itu reaksi oksidasi hanya dapat berlangsung dalam
keadaan anaerob. Setelah itu dipanaskan dalam inkubator 40 C selama 30 menit
dengan selang waktu 5 menit yang sebelumnya isi tutup tabung telah dicampur ke
dalam tabung, dikocok hingga homogen.
Berdasarkan percobaan dapat dilihat bahwa tabung I tidak mengalami
perubahan warna hal ini menandakan bahwa enzim Schardinger tidak bekerja
daalam substrat tersebut. Hal tetrsebut sesuai dengan teori bahwa susu yang telah
dipanaskan akan merusak enzim Schardinger dalam susu tersebut. Sementara itu,
pada tabung II dan III mengalami perubahan warna dari biru muda menjadi putih
kebiruan hal ini disebabkan oleh aktivitas enzim Schardinger yang mengoksidasi
substrat formaldehid menjadi asam.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa:
1. Pemanasan yang tinggi dapat merusak enzim yang terdapat dalam susu.
2. Enzim pada susu dapat mengkatalisis oksidasi formaldehid dengan berubahnya
warna pada metilen biru dari biru menjadi putih.
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk Laboratorium
Saran untuk laboratorium, kebersihannya harus tetap dijaga dan fasilitas
harus tetap diutamakan agar memudahkan praktikan dalam melaksanakan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, Triyanti, Sunarlim, R., Setiyanto, A., dan Nurjannah, 2001, Pengaruh
Suhu dan Waktu Pasteurisasi Terhadap Mutu Susu Selama Penyimpanan,
Jurnal Ilmu Ternak, 6 (1): 45-50.
Booth, V. H., 1953, The Identity of Xanthine Oxidase and the Schardinger
Enzyme, Cambridge.
Budi, F. S., dan Buchori, L., 2013, Optimasi Proses Polimerisasi CNSL dengan
Formaldehid untuk Aplikasi Coating Furniture, Jurnal Ilmu Lingkungan,
1(11): 10-15.
Ide, P., 2007, Inner Healing In the Office, PT Alex Media Komputindo, Jakarta.
Kostic, D. A., Dimitrijevic, D. S., Stojanovic, G. S., Palic, I. R., Dordevic, A. S.,
dan Ickovski, J. D., 2015, Xanthine Oxidase: Isolation, Assays of Activity,
and Inhibition, Journal of Chemistry, 1-8.
Koswara, S., 2009, Teknologi Pengolahan Susu, eBookPangan.com.
Macy, J., 2016, The Schardinger Enzyme In Biological Iodinations, www.jbc.org.
Munadiyan, I., Soediarto, P., dan Indradji, M., 2013, Kajian Jumlah Bakteri,
Kadar Asam Laktat, dan Daya Tahan Susu Kambing Sapera di
Cilacap dan Bogor, Jurnal Ilmiah Peternakan, 1(3): 1030-1036.
Murray, R. K., Grancer, D. K., Mayes, P. A., dan Rodwell, V. W., 2000, Harpers
Illustrated Biochemistry Twenty Sixth Edition, McGraw-Hill, New York.
Sakinah, S. E., Dwiyanti, G., dan Darsati, S., 2010, Pengaruh Penambahan Asam
Dokosaheksaenoat (DHA) terhadap Ketahanan Susu Pasteurisasi, Jurnal
Sains dan Teknologi Kimia, 2 (1): 170-176.
Skoog, D. A., West, D. M., Holller, F. J., dan Crouch, S. R., 2014, Fundamentals
of Analytical Chemistry Ninth Edition, Cengage Learning, United States of
America.
Staf Pengajar Departemen Farmakologi, 2004, Kumpulan Kuliah Farmakologi,
EGC, Jakarta.
Suwito, W., 2010, Bakteri yang Sering Mencemari Susu: Deteksi, Patogenesis,
Epidemiologi, dan Cara Pengendaliannya, Jurnal Litbang Pertanian,
29(3): 96-100.
Wijayanto A. T., 2013, Fotodegradasi Metilen Biru Menggunakan Komposit
TiO2-SiO2, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
5 mL susu
-
5 mL susu
- Ditambahkan
beberapa
tetes
Mb 0,02 %
- Diisi
1
mL
formaldehid
0,5% pada tutup
tabung
Dipanaskan
Selama 1 menit
Ditambahkan
beberapa
tetes
tetes Mb 0,02 %
Diisi
1
mL
formaldehid
0,5% pada tutup
tabung
Data
5 mL susu
- Ditambahkan
beberapa tetes
Mb 0,02 %
- Diisi
1
mL
akuades
pada
tutup tabung