Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR PEMBELAJARAN IPS

Dosen Pengampu:

Dra. Arini Estiastuti, M. Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 8

1. Anisa Ramadani (1401420074)


2. Yulia Rahmawati (1401420151)
3. Viramitha Febrina (1401420154)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021

i
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Keterampilan Dasar Pembelajaran IPS” ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Pendidikan IPS SD. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Keterampilan Dasar Pembelajaran IPS bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Arini Estiastuti, M. Pd. sebagai
dosen mata kuliah Pendidikan IPS SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Penulis
Daftar Isi

Kata pengantar...........................................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
a. Latar Belakang................................................................................................................1
b. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
c. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
a. Keterampilan Dasar IPS SD............................................................................................2
b. Keterampilan Mental.......................................................................................................2
c. Keterampilan Personal....................................................................................................5
d. Keterampilan Sosial........................................................................................................7
e. Keterampilan Motorik (motor skill)..............................................................................11
f. Keterampilan Intelektual (intellectual skill)..................................................................12
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
a. Kesimpulan...................................................................................................................15
b. Saran..............................................................................................................................15
Daftar Pustaka..........................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Keterampilan dasar dalam pembelajaran IPS merupakan pokok bahasan yang sangat
penting untuk dipahami terutama bagi calon guru di SD, karena guru merupakan salah satu
sumber belajar yang utama dan tentu saja harus memiliki banyak informasi, terutama
informasi yang berhubungan dengan IPS yang akan ditransfer kepada siswa-siswa di
dalam kelas.

Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak
dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdasarkan anak
didiknya. Kerangka berpikir demikian menghendaki seorang guru untuk melengkapi
dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam
menjalankan tugasnya dalam berinteraksi dengan peserta didik ketika proses pembelajaran
berlangsung, terutama dalam pembelajaran IPS SD. Oleh karena itu, pada makalah ini
akan dibahas secara umum mengenai keterampilan dasar pembelajaran IPS SD.

b. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud Keterampilan Dasar Pembelajaran IPS ?
2) Apa saja Keterampilan Dasar yang harus dikembangkan guru dalam cakupan IPS SD ?

c. Tujuan
1) Untuk mengetahui tentang Keterampilan Dasar Pembelajaran IPS.
2) Untuk mengetahui Keterampilan Dasar yang harus dikembangkan guru dalam
cakupan IPS SD ?.

1
BAB II
PEMBAHASAN

a. Keterampilan Dasar IPS SD

Keterampilan Dasar IPS SD adalah keterampilan Dasar yang harus dikembangkan oleh
guru kepada siswa dalam cakupan IPS SD. Pengetahuan dan keterampilan dasar IPS akan
membantu guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan di sekolah, juga dapat
membantu dan membimbing dirinya dalam berkiprah di dalam masyarakat. Selanjutnya
dalam kegiatan pendidikan yakni membina konsep dan pengembangan generalisasi bagi
peserta didik pun sering mengalami hambatan karena tidak memiliki kompetensi atau
keterampilan seperti keterampilan berbahasa, keterampilan menggunakan perbendaharaan
kata-kata yang berhubungan dengan aneka ragam konsep disiplin ilmu sosial,
keterampilan membaca, keterampilan membaca dan menggunakan peta dan globe,
keterampilan menggunakan alat-alat pelajaran dan sebagainya.

Oleh karena itu untuk mengungkapkan permasalahan yang pelik baik permasalahan
umum manusia maupun permasalahan pendidikan penerapan ilmu pengetahuan sosial
dengan pendekatan interdisipliner dapat membantu untuk mengungkapkan sebab
terjadinya masalah dan membantu memecahkan masalah-masalah pendidikan di atas
melalui penyusunan alternatif pemecahan. Untuk selanjutnya, kita akan melihat penerapan
keterampilan dalam IPS dalam kehidupan bermasyarakat yang dapat dibahas dari beberapa
aspek, seperti keterampilan mental, personal, sosial, motorik dan keterampilan intelektual.

b. Keterampilan Mental

Mental meliputi sistem nilai atau pandangan hidup dan sikap (value system and
attitude). Sistem nilai adalah konsepsi yang abstrak yang dianut oleh sebagian besar warga
masyarakat mengenai apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang penting dan apa yang
sepele, apa yang berharga dan apa yang kurang berharga dan sebagainya. Sebagai contoh,
orang-orang dalam suatu masyarakat memandang atau menilai bahwa hidup berkumpul di
tempat kelahiran bersama dengan seluruh keluarga dan kerabat adalah lebih baik daripada
merantau seorang diri. Tetapi ada juga orangorang dalam suatu masyarakat memandang
atau menilai bahwa justru kemauan dan keberanian merantau adalah lebih baik dan harus
dimiliki setiap pemuda daripada kesenangan hidup menetap di tempat kelahiran sampai ia
meninggal dunia. Contoh di atas menunjukkan sistem nilai atau pandangan hidup yang
berlaku pada dua masyarakat. Dari contoh itu jelas bahwa sistem nilai itu dapat berbeda
pada kelompok sosial yang berlainan. Memang demikian adanya. Oleh karena itu ada
pepatah yang mengatakan bahwa lain padang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya.

Kita harus menghadapi masyarakat dengan pendirian. Mengenai sikap diterangkan


sebagai kecenderungan yang tetap dalam beraksi terhadap lingkungannya. Perlu
diketengahkan bahwa antara sistem nilai dan sikap ada hubungannya. Orang yang menilai
bahwa tinggal di tempat kelahiran lebih baik dari pada orang yang merantau, akan
bersikap menolak terhadap anjuran untuk bertransmigrasi, misalnya. Selanjutnya sikap ini
akan merupakan dasar bagi suatu perbuatan atau tindakan. Dalam contoh di atas, orang
tersebut misalnya akan menyatakan tidak bersedia bertransmigrasi, ketika petugas
menanyakan kepadanya tentang kesediaannya untuk bertransmigrasi. Jadi, orang yang
punya sistem nilai menunjang pembaharuan/pembangunan akan mempunyai sikap
menunjang pembaruan/pembangunan dan demikian pula tindakannya. Mengenai wujud
nilai dan sikap yang menunjang itu meskipun terdapat rumusan yang berlainan, tetapi
tidak ada perbedaan yang fundamental.

Bagi orang yang mengetahui dan memahami apalagi sebagai gum Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) seperti halnya Anda akan keberadaan sistem nilai dan sikap masyarakat yang
berlaku di setiap wilayah, lebih-lebih sistem nilai dan sikap masyarakat di mana Anda
tinggal. Dengan mengetahui itu Anda dapat menilai apakah sistem nilai dan sikap tersebut
baik atau buruk, menghambat upaya pembaruan/pembangunan atau mendukungnya dan
sebagainya. Dalam kehidupan di masyarakat kita masih banyak menemukan sikap mental
yang tidak cocok atau menghambat pembangunan. Seperti yang dikemukakan oleh
Kuntjaraningrat (Antropolog) terdapat beberapa sikap mental yang menghambat
pembangunan, di antaranya sikap mental penerobosan (mengambil jalan pintas), sikap
mental priyayi, sikap mental yang mengagung-agungkan masa lalu, sikap mental yang
cepat puas dan lain sebagainya.

Sikap mental penerobos yang dimiliki oleh orang-orang yang ingin mencapai cita-
cita/target dengan menempuh jalan pintas dan biasanya ditempuh dengan jalan yang tidak
sesuai prosedur/aturan yang ada, sedangkan kemampuannya sendiri sebenarnya tidak
mendukungnya. Barangkali kita sering mendengar perkataan seperti yang penting
sekarang, terserahlah untuk masa mendatang atau nanti. bagaimana nanti saja, atau bisa
juga: yang penting kaya, terserah jalannya dari mana saja (menghalalkan segala cara), dan
lain sebagainya. Sikap mental priyayi, orang yang memiliki mental yang demikian apabila
ia menghadapi atasan, terlalu mengagungkan/menyembah-nyembah (menjilat), tetapi
kalau dengan bawahan, memenas, kalau perlu menginjaknya. Sikap mental mengagungkan
masa lalu, orang yang demikian biasanya menganggap masa lalu lebih baik dari sekarang.
Hidup sekarang banyak masalah/susah, dulu saya hidup senang serba kecukupan, dulu
saya dihormati/dipuja-puja orang sekarang saya diacuhkan orang, dan sebagainya.

Sikap mental yang cepat puas, orang yang demikian merasa cepat puas dengan apa
yang ada/dimiliki, tidak ingin berusaha untuk meningkatkannya, mereka cepat pasrah,
bagaimana nasib saja. Orang yang mempunyai mental seperti ini jelas tidak kreatif/kurang
kreatif. Hal tersebut merupakan contoh sikap mental yang ada pada kehidupan
bermasyarakat di sekitar kita, tentunya masih banyak lagi contoh-contoh semacam itu.
Silahkan Anda mencari contoh lain yang terdapat di sekitar tempat kediaman Anda!
Selanjutnya, kita ingin melihat sikap mental (mentalitas) yang bagaimana yang mendorong
pembangunan yang juga merupakan kemampuan/keterampilan IPS yang dapat Anda
terapkan, sebagai berikut.

1. Memandang bahwa hidup ini dapat diperbaiki.


Orang ini tidak menyerah begitu saja pada nasib, melainkan menghargai usaha dan
kemampuannya. Ia percaya akan kemampuan akal, ilmu dan teknologi. Kalau ia ingin
berhasil baik dalam bercocok tanam misalnya maka ia bukannya akan membakar
kemenyan, melainkan akan berusaha dengan menggunakan prinsip-prinsip
intensifikasi pertanian dengan baik dan benar.
2. Menghargai usaha manusia dalam mencapai hasil yang lebih baik.
Orang ini tidak puas dengan apa yang telah dimilikinya, melainkan berusaha untuk
mencapai yang lebih bermutu, lebih banyak, cara yang lebih efisien dan produktif, dan
seterusnya. Ia bersedia menerima pembaruan dan perubahan.
3. Mempunyai kesadaran waktu yang tinggi.
Orang ini menggunakan waktunya secara efisien, tidak menyianyiakan/ membuang
waktu dengan berpangku tangan/melamun atau pekerjaan yang sia-sia/tidak berguna.
Perhatiannya akan hari esok menyebabkan ia hidup secara hemat dan membuat
rencana mengenai hari yang akan datang.
4. Mampu menyatakan pendapat/gagasan dan menghargai pendapat/gagasan orang lain.
Orang ini percaya kepada kemampuan dan harga diri sendiri, memperhatikan
kepentingannya sendiri di samping kepentingan masyarakat. Ia tidak tenggelam
terhadap pengaruh dan kepentingan pihak lain. Ia menghargai seseorang sesuai dengan
prestasinya. Itulah sifat-sifat terpenting dan manusia yang berjiwa atau bermental
pembangunan. Ada orang-orang yang menekankan bahwa dengan memiliki sifat-sifat
itu, hal-hal lainnya mudah didatangkan, seperti modal keterampilan teknis, keahlian
mengelola, fasilitas-fasilitas fisik, dan sebagainya. Sifat-sifat yang demikian
merupakan keterampilan mental yang harus dimiliki oleh Anda sebagai guru IPS
dalam kehidupan bermasyarakat.

c. Keterampilan Personal

Manusia lahir ke permukaan bumi sebagai satu kesatuan biologik atau sebagai
individu yang belum mendapat pengaruh lingkungan di sekitarnya. Secara biologik
manusia terus berkembang dan mendapat pengaruh dari lingkungan di sekitarnya. Kalau
individu tadi itu telah mendapat pengaruh lingkungannya, maka ia disebut person atau
suatu pribadi. Person atau suatu pribadi adalah manusia yang telah menjadi anggota
masyarakat atau sebagai anggota kelompok di masyarakat. Manusia sebagai individu
memiliki potensipotensi yang dapat berkembang melalui proses pendidikan. Proses
pendidikan terjadi pada lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Akibat
proses pendidikan disertai penanaman nilai-nilai/norma-norma sosial budaya maka terjadi
person atau pribadi yang memiliki kepribadian (personality).

Mengenai kepribadian (personality), banyak yang berpendapat! Mengartikan istilah


kepribadian tersebut, antara lain G.W. Aliport mengemukakan bahwa kepribadian adalah
organisasi dinamik sistem psiko-fisik yang ada pada suatu individu, yang menentukan
karakteristik tingkah laku dan berpikirnya. Sedangkan Hornell Hart mengemukakan
batasan kepribadian adalah organisasi dinamik, ide, sikap dan kebiasaan yang dibina dari
dasar mekanisme psiko-fisik yang diwariskan secara biologik dari organisme tunggal dan
dari transmisi pola budaya secara sosial, dan yang menjelmakan semua pengaturan motif,
keinginan dan tujuan individu terhadap kebutuhan dart kemungkinan lingkungan sosial
dan subsosialnya. Dan kedua batasan di atas dapat kita ungkapkan bahwa kepribadian
merupakan organisasi dinamik dari proses-proses kejiwaan yang diwariskan secara
biologik berkenan dengan sikap, keinginan, pikiran dan tingkah laku sesuai dengan
kondisi dan situasi lingkungannya. Dari ungkapan dinamikanya ternyata kepribadian
seseorang itu luwes dan cenderung mengalami perubahan. Tetapi meskipun demikian,
kepribadian itu memiliki sifat dasar yang stabil yang mencirikan kepribadian itu secara
normal. Karakteristik sebagai ciri dari kepribadian merupakan perpaduan faktor individu
sebagai hasil kesatuan psikofisik warisan biologik dengan faktor lingkungan, yang
diterima individu dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Jadi kepribadian terbentuk
sejak lahir, dan dari pengaruh lingkungan tempat ia tinggal. Kepribadian seseorang
merupakan perpaduan antar warisan biologik dengan kondisi kehidupannya. Karena baik
biologik maupun kondisi kehidupan yang dimiliki dan dijalani tiap orang tidak sama maka
dapat dikatakan tidak ada dua orang yang memiliki kepribadian yang sama. Tiap orang
memiliki kepribadian masing-masing yang tidak sama dengan kepribadian orang lain,
walaupun dalam saw keluarga. Namun demikian kita sebagai kelompok/masyarakat,
bahkan sebagai bangsa memiliki kepribadian tertentu, yang memiliki ciri-ciri/karakteristik
tertentu yang dapat dibedakan dengan kelompok/masyarakat atau bangsa lainnya. Orang
Sunda memiliki kepribadian sendiri yang berbeda dengan kepribadian orang Batak.
Orang/bangsa Indonesia memiliki kepribadian sendiri yang berbeda dengan kepribadian
bangsa-bangsa lainnya.

Kepribadian seseorang dibina dan dikembangkan oleh lingkungan tertentu, baik luas
maupun sempit. Selanjutnya kepribadian tidak hanya dibina oleh lingkungan, melainkan
kepribadian itupun dapat mempengaruhi lingkungan. Tokoh-tokoh masyarakat dan
pemimpin-pemimpin besar pada zamannya, yang kepribadiannya kuat dan agung, malah
bukan hanya mempengaruhi lingkungan di sekitarnya, bahkan dapat mengendalikan
lingkungan ke arah tertentu.

Contohnya para nabi/rasul, tokoh-tokoh lainnya seperti kepala-kepala negara apakah raja-
raja/presiden, tokoh-tokoh dalam berbagai bidang kehidupan, dan lain sebagainya
merupakan orang-orang yang memiliki kepribadian yang kuat. Nah, sekarang bagaimana
dengan Anda sebagai orang yang telah mempelajari bahkan sebagai guru IPS.

Dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat sebagai anggota masyarakat. Tentunya


pengetahuan, keterampilan dasar IPS dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di
dalam lingkungan masyarakat tempat tinggal Anda dalam IPS selain kita dapat
mengembangkan pengetahuan yang berhubungan dengan pemahaman konsep-konsep,
teori-teori, fakta-fakta yang ada di lingkungan sekitar, juga penanaman nilai/norma-norma
yang baik untuk dapat diterapkan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan berbekal
pengetahuan IPS, akan memberi ciri/karakter tertentu dalam pembentukan kepribadian.
Dalam lingkungan masyarakat ia dapat memberi contoh/menunjukkan kepribadian yang
baik sebagai suri teladan yang dapat dijadikan panutan oleh anggota masyarakat lainnya
baik dalam perkataan sikap maupun perbuatan/tingkah lakunya. Lebih dari sekadar
contoh/teladan yang dapat dilihat oleh anggota masyarakat lainnya, ia juga harus dapat
mempengaruhi dan mengendalikan hal-hal yang dianggap kurang baik yang dilakukan
anggota masyarakat ke arah yang lebih baik. Contohnya, pada sistem nilai suatu kelompok
orang yang dapat menghambat pembaruan/pembangunan, seperti pandangan lebih baik
hidup berkumpul dengan keluarga/famili daripada merantau ke daerah lain atau makan
tidak makan asal kumpul, banyak anak banyak rejeki, dan sebagainya. Jelas ini sistem
nilai yang menghambat pembangunan yaitu pembangunan transmigrasi, pembangunan
program keluarga berencana, dan sebagainya. Bagaimana menghadapi hal yang semacam
ini! Tentunya dengan dasar pengetahuan IPS, kita harus berusaha untuk merubah sistem
mulai/pandangan masyarakat semacam ini dengan berbagai keterampilan, antara lain
memberi penjelasan kepada masyarakat akan pentingnya program transmigrasi atau
program KB, baik yang berhubungan dengan: landasan berpikirnya, kebaikannya, jaminan
masa depan, dan sebagainya.

d. Keterampilan Sosial

Masyarakat yang merupakan kelompok manusia yang tinggal pada wilayah tertentu
yang diikat oleh norma/sistem nilai yang dimilikinya selalu mengalami perubahan.
Perubahan yang terjadi pada setiap masyarakat tidak sama. Ada masyarakat yang
berubahnya sangat lambat, tetapi ada juga masyarakat yang berubah dengan cepat.
Perubahan sosial dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pertumbuhan demografi, akan
mendorong pertumbuhan dan perkembangan aspek kehidupan manusia lainnya.
Pertumbuhan dan pertambahan penduduk, akan mendorong pertumbuhan kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak dapat ditinggalkan yaitu kebutuhan ekonominya.
Cara manusia memenuhi kebutuhan ini dari waktu ke waktu telah mengalami perubahan
dan perkembangan. Dalam memanfaatkan sumber daya atau lingkungan, manusia telah
melakukan perubahan cara mulai dari cara meramu kepada bercocok tanam sampai cara
bertani yang modern, peternakan dan sampai pula pada industri modern. Perubahan cara
pemenuhan kebutuhan tadi atau lebih sempit lagi perubahan produksi, sudah pasti diikuti
oleh perubahan-perubahan lainnya, seperti perubahan organisasi, perubahan struktur,
perubahan nilai dan norma, dan lain sebagainya.
Apabila perubahan dalam kelompok telah meliputi berbagai aspek (organisasi,
struktur, nilai dan norma, kelembagaan), dan telah didukung dan diakui oleh sebagian
besar anggota kelompok maka pada kelompok itu sudah terjadi perubahan sosial.
Perubahan sosial dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi di masyarakat, yang
meliputi berbagai aspek kehidupan, sebagai akibat adanya dinamika anggota masyarakat,
dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat, merupakan tuntutan
kehidupan dalam mencari kestabilannya (Nursid Sumaatmadja, 1980: 88). Interelasi dan
interaksi sosial manusia di masyarakat, mendorong perkembangan berpikir dan reaksi
emosional para anggotanya. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengadakan berbagai
perubahan sesuai dengan suasana tadi. Perkembangan kualitas anggota masyarakat, juga
menjadi pendorong terjadinya perubahan sosial. Dengan demikian perubahan sosial itu
karena adanya dorongan dari dalam dan dari luar kelompok.

Perubahan sosial yang disebabkan faktor-faktor dan dalam kelompok adalah karena
penemuan-penemuan atau penciptaan-penciptaan baru (inovasi). Tentunya terjadinya
penemuan-penemuan barn (inovasi) dapat terjadi apabila anggot-aanggota masyarakat
memiliki hal-hal berikut:

1. Adanya kesadaran anggota masyarakat akan perlunya upaya meningkatkan


kehidupan secara terus-menerus. Kesadaran tersebut akan timbul apabila adanya
rasa tidak puas terhadap apa yang telah dicapainya. Oleh David C. Mc. Clelland
dikatakan memiliki Ach (Need for Achievement) yang tinggi. Need for
Achievement adalah suatu dorongan kebutuhan untuk mencapai prestasi yang lebih
baik.
2. Adanya kualitas anggota masyarakat dalam kelompok yang kreatif. Anggota
masyarakat yang kreatif ini merupakan inovator dan modernisator bagi perubahan
sosial dan perubahan dalam kelompok yang bersangkutan. Oleh para ahli
psikologi, orang yang memiliki akal dan daya kreatif yang tinggi ini, disebut vitus
mental.
3. Adanya suasana persaingan yang sehat di antara anggota-anggota masyarakat
untuk mencapai prestasi yang tinggi demi kemajuan kelompok yang bersangkutan.
4. Adanya dorongan kepada anggota yang berprestasi baik berupa piagam
penghargaan maupun insentif lain, agar ia terus berprestasi dan berkarya.
Sedangkan yang berasal dri luar yang berpengaruh terhadap perubahan sosial
nampaknya lebih dominan. Hal ini disebabkan karena globalisasi yang semakin
terbuka, lebih-lebih pada saat sekarang ini di mana teknologi semakin canggih.

Masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam suatu kebudayaan yang


kemudian terjadi perubahan sosial pada masyarakat itu. Masuknya unsur-unsur
kebudayaan tadi dapat melalui akulturasi (kontak kebudayaan), dapat juga berupa
asimilasi (pembauran unsur kebudayaan) atau juga melalui difusi (penyebaran unsur
kebudayaan). Contoh unsur-unsur kebudayaan asing (yang berasal dari luar) banyak
sekali yang kita jumpai di tengah-tengah kehidupan kita, yang kadang-kadang kita
sendiri tidak merasakan bahwa hal tersebut berasal dari luar dan kita merasakan sebagai
kebudayaan kita sendiri. Dan ini terjadi di berbagai bidang kehidupan kita, mulai dari
sistem pendidikan (sistem persekolahan), proses produksi (pertanian, kerajinan,
pertemuan, industri dan sebagainya), bentuk bangunan, corak pakaian, ilmu
pengetahuan dan teknologi, sampai kepada berbagai hasil produksi, bahkan juga yang
berhubungan dengan sikap hidup, cara hidup, cara bertingkah-laku dan sebagainya.
Tentu saja unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk ke dalam masyarakat kita banyak
bermanfaat dalam rangka kita membangun bangsa dan negara ini. Tanpa pengaruh luar,
jelas kita akan tertinggal dengan negara-negara lain yang sudah lebih dahulu bahkan
kita akan tertinggal lebih jauh lagi.

Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita miliki sekarang yang tentunya
berasal dan kebudayaan luar, kita bisa membangun seperti kita rasakan saat ini. Dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi kita bisa memanfaatkan sumber daya alam yang kita
miliki. Kita bisa meningkatkan produksi pertanian, kita bisa mengolahnya sehingga
nilai ekonominya bertambah. Begitu juga dalam bidang produksi lainnya sehingga
kehidupan bangsa kita dari tahun ke tahun terus meningkat. Namun demikian tidak
semua unsur-unsur kebudayaan asing (luar), membawa dampak positif, yang membawa
dampak negatif bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara pun, banyak.

Banyak unsur-unsur kebudayaan asing tidak cocok dengan kebudayaan kita, yang
dapat menjadi permasalahan bagi masyarakat kita, misalnya pergaulan. Sikap hidup,
cara hidup ke Barat-baratan dan sebagainya. Lebih-lebih sarana komunikasi yang
semakin canggih unsur-unsur kebudayaan yang tidak cocok dengan kebudayaan bangsa
kita, cepat dapat dilihat, ditangkap bahkan ditiru. Minum-minuman keras, obat-obatan
terlarang, pergaulan bebas, sadisme, perkosaan serta pelanggaran hukum lainnya yang
banyak dilakukan terutama oleh para pemuda terutama yang terjadi di kota-kota besar,
seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan kota-kota lainnya di Indonesia, bahkan
juga sudah merambat dan menyebar ke desa-desa bukan mustahil akibat pengaruh asing
(luar), yang merupakan masalah sosial yang dapat kita lihat dan rasakan pada saat ini.
Yang jelas unsur-unsur kebudayaan asing sulit untuk dibendungnya dan memang
mustahil untuk menutupnya karena kondisi globalisasi yang sudah melanda dunia ini.
Yang penting dalam menghadapi kondisi semacam ini, kita harus membekali para
pemuda atau masyarakat dengan penanaman norma-norma/nilai-nilai yang cocok
dengan kebudayaan kita, terutama norma-norma/nilai-nilai keagamaan. Yang tentunya
cocok dengan nilai yang ada pada/terkandung dalam Pancasila.

Masalah sosial yang ada di masyarakat kita, memang sangat beragam dan
kompleks, oleh karena itu untuk mengatasi/mengurangi masalah tersebut tidaklah
mudah. Hal ini disebabkan oleh faktor penyebabnyapun berasal dan berbagai faktor.
Untuk mengatasi/mengurangi masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat perlu
kerja sama dari berbagai departemen secara lintas sektoral dengan berbagai keahlian
secara terpadu. Pemecahan masalah sosial yang dilakukan departemen atau oleh salah
satu bidang keahlian melalui satu disiplin ilmu tidak akan dapat menyelesaikannya
secara tuntas. Bagaimana dengan peran Anda yang berbekal pengetahuan IPS dalam
kehidupan bermasyarakat? Keterampilan-keterampilan dasar IPS yang bagaimana yang
dapat diterapkan dalam kehidupan yang penuh gejolak, tantangan, dan masalah?

Sebagai guru IPS, tentunya juga sebagai anggota masyarakat mau tidak mau harus
berperan dan peka terhadap berbagai kejadian dan masalah yang terjadi di Masyarakat
Anda tidak boleh bersifat masa bodoh atas kejadian-kejadian atau masalah-masalah
dalam kehidupan di masyarakat Anda harus aktif dan melibatkan diri dan bersatu
dengan anggota masyarakat lainnya untuk meningkatkan taraf hidup dan membantu
mencarikan jalan pemecahan permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat.
Keterampilan-keterampilan dasar IPS yang dapat diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat, antara lain berikut ini:

1) Dalam upaya meningkatkan taraf kehidupan masyarakat; sebagai anggota


masyarakat, ia harus melibatkan diri dalam berbagai kegiatan pembangunan
bersama anggota masyarakat lainnya. Dengan berbekal ilmu pengetahuan yang
dimiliki ia harus kreatif dan bertindak sebagai inovator dan dinamisator gerak
pembangunan. Di sini diperlukan ide-ide dan gagasan-gagasan terhadap
pembaruan/pembangunan yang diperlukan masyarakat.
2) Dalam upaya menangkal unsur-unsur kebudayaan yang tidak sesuai, ia harus dapat
menyadarkan kepada anggota masyarakat akan pentingnya menjaga dan
memelihara norma-norma luhur yang terkandung dalam Pancasila maupun agama
sebagai pegangan hidupnya. Untuk menanamkan kesadaran akan hal tersebut,
pengetahuan anggota masyarakat perlu terus ditingkatkan sehingga ia tahu mana
yang baik mana yang buruk dan tidak cocok bagi kebudayaan kita. Hal itu bisa
dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui ceramah-ceramah, penyuluhan,
pengajian (agama), pesantren kilat dan lain sebagainya. Dengan demikian anggota
masyarakat dapat memilih unsur-unsur kebudayaan-kebudayaan asing mana yang
dapat Ia terima dan mana yang ditolak.
3) Dalam rangka upaya mengatasi/mengurangi masalah-masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, misalnya masalah kenakalan remaja, pergaulan bebas, tindakan asusila,
kekerasan dan sadisme, dan lain sebagainya serta masalah lingkungan seperti
pencemaran, banjir, kekeringan, erosi dan lain sebagainya diperlukan keterampilan
untuk mencarikan jalan pemecahannya. Dalam mengambil langkah-langkah
mengatasi/mengurangi masalah permasalahan tersebut. Seperti contoh yang
dikemukakan di atas, bahwa suatu masalah terjadi akibat berbagai faktor, oleh
karena itu pendekatan dapat dilihat dari berbagai disiplin ilmu sosial. Di sinilah
keterampilan-keterampilan dasar IPS membantu untuk melihat faktor-faktor
penyebab dan timbulnya suatu permasalahan sosial secara interdisiplinen/
multidisipliner. Dengan mengetahui berbagai faktor-faktor terjadinya masalah
sosial yang ada di masyarakat maka upaya mengatasi permasalahan tersebut akan
lebih tepat pada sasarannya.

e. Keterampilan Motorik (motor skill)

Keterampilan motorik merupakan salah satu keterampilan yang paling nyata dari
kemampuan manusia. Keterampilan ini dapat dikembangkan dan dibina melalui
keterampilan berbuat, berlatih, dan koordinasi indera serta anggota badan. Dalam proses
belajar mengajar keterampilan motorik tampak dalam kegiatan menggambar, menggaris,
membuat peta, membuat model, menggunting, dan sebagainya. Proses belajar mengajar
dalam pengajaran IPS yang menggali kenyataan hidup dengan menggunakan berbagai
media pengajaran, merupakan sarana yang baik untuk melatih keterampilan motorik siswa.
Dalam hal ini guru dapat memberi tugas mengumpulkan berbagai artikel, berbagai
gambar, berbagai potret, dan bahkan membuat perlengkapan tertentu, misalnya alat peraga
yang digunakan dalam poses belajar mengajar IPS. Semua itu dapat melatih keterampilan
motorik atau fisik siswa. Untuk meningkatkan keterampilan motorik, siswa harus banyak
melakukan latihan-latihan.

Sebagai contoh guru memberi tugas kepada siswa untuk melakukan kunjungan ke
berbagai instansi untuk mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan IPS.
Selain itu siswa juga dapat diberi tugas untuk menyusun karya tulis tentang gejala,
peristiwa, dan masalah sosial yang mereka alami dalam kehidupan sehari-ban. Seorang
guru yang kreatif tidak akan kehabisan bahan untuk melatih keterampilan motorik siswa.

f. Keterampilan Intelektual (intellectual skill)

Keterampilan intelektual merupakan keterampilan yang berhubungan dengan


kecerdasan otak yang dimiliki seseorang, dan bertujuan untuk melatih seseorang lebih
berpikir logis dan sistematis dalam memecahkan masalah yang nyata dalam kehidupan
masyarakat. Keterampilan ini memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan
lingkungan dalam bentuk symbol atau konsep. Mempelajari keterampilan intelektual sama
saja dengan mempelajari sesuatu yang telah ada atau mempunyai cirri-ciri tertentu.
Sebagai contoh, seorang anak yang melihat sebuah sepeda, kemudian bertanya
“bagaimana sepeda itu bisa melaju hanya dengan dua roda?”. Pertanyaan tersebut
menunjukkan bahwa anak tersebut memiliki keterampilan intelektual, karena dia
menanyakan suatu proses bukan hanya sebuah informasi.Keterampilan ini memungkinkan
individu untuk berinteraksi dengan lingkungan dalam bentuk simbul-simbul atau konsep.
Individu belajar mulai dari tingkat yang paling rendah, misalnya menulis huruf “a”, dan
maju sampai ke tingkat yang lebih tinggi berapa pun adalah sesuai dengan keinginan dan
kemampuan intelektualnya individu. Sebagai contoh, belajar mulai dari yang paling dasar
sampai pendidikan formal, dari keterampilan berbahasa sampai keterampilan teknik suatu
ilmu (misalnya teknik mesin). Mempelajari keterampilan intelektual adalah mempelajari
sesuatu yang telah ada atau yang telah memiliki ciri-ciri tertentu. Misalnya, mempelajari
bagaimana mengidentifikasi kapal laut pemecahan masalah “mengapa kapal dapat berjalan
di atas air dan tidak tenggelam”, adalah merupakan keterampilan intelektual. Tetapi
mempelajari “apa kapal itu”, adalah keterampilan yang hanya mencari suatu informasi.
Keterampilan intelektual yang dikembangkan dalam pengajaran IPS bertujuan untuk
melatih siswa berpikir logis dan sistematis dalam memecahkan persoalan yang nyata
dalam kehidupan di masyarakat. Aktivitas yang tampak dalam proses belajar adalah
mengumpulkan, menunjukkan, memahami, menerapkan, menganalisa, dan menilai
(Saidihardjo dan Sumadi HS, 1996:97-98).

Banyak gejala, peristiwa, dan masalah sosial yang dapat dibahas bersama untuk
mempertajam daya pikir, daya nalar, daya tanggap dan daya kritis siswa terhadap gejala
kehidupan. Untuk meningkatkan dan memantapkan keterampilan intelektual tersebut, guru
dapat melaksanakannya dengan melalui metode tanya jawab dan diskusi, Di sisi lam siswa
dirangsang agar dapat mengajukan persoalan sendiri tentang hal-hal yang dianggap
timpang dalam masyarakat. Dengan demikian siswa akan menjadi cepat tanggap, kritis,
dan kreatif terhadap hal-hal yang dirasa tidak wajar yang mereka lihat dan alami dalam
kehidupannya sehari-hari. Mereka juga akan memiliki penalaran yang lebih peka terhadap
masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Keterampilan intelektual ini menjadi bekal
yang berharga bagi siswa dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan dan
masalah dewasa ini dan bekerja sama dengan orang lain, keterampilan mengambil giliran
pekerjaan dalam kehidupan bermasyarakat, keterampilan menghormati dan menghargai
orang lain, keterampilan terhadap kepekaan akan kehidupan masyarakat, keterampilan
mengarahkan dan menguasai diri sendiri dalam kehidupan bermasyarakat, dan
keterampilan mengajukan gagasan dan pandangan terhadap pengalaman orang lain.
Keterampilan-keterampilan tersebut tidak akan dapat diperoleh dengan begitu saja,
melainkan harus diperoleh dengan melalui latihan-latihan yang terarah. Pengajaran IPS,
yang mengajarkan segala hal yang berhubungan dengan hidup dan kehidupan
bermasyarakat, merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
sosial siswa.

Melakukan tugas kelompok, diskusi kelompok, mengajukan pendapat tentang kondisi


kehidupan di masyarakat bukan hanya melatih keterampilan intelektual, melainkan juga
dapat melatih keterampilan sosial. Selain itu guru juga dapat memberi tugas dengan
melibatkan siswa dalam kegiatan organisasi kesiswaan, kegiatan PMI, kegiatan kerja
bakti, dan lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat meningkatkan dan memantapkan
keterampilan sosial siswa. Dengan meningkatnya keterampilan sosial, diharapkan
penghayatan dan pengamalan siswa terhadap sila-sila Pancasila akan semakin meningkat.
Dengan bimbingan guru, siswa harus mengembangkan keterampilanketerampilan tersebut
melalui tugas dan latihan dalam proses belajar mengajar IPS di sekolah. Dengan demikian
keterampilan motorik, keterampilan intelektual, dan keterampilan sosial yang telah
dimiliki siswa akan senantiasa berkembang dan menjadi lebih mantap. Demikianlah
gambaran yang berhubungan dengan keterampilan dalam ilmu pengetahuan sosial.
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Keterampilan Dasar IPS SD adalah keterampilan Dasar yang harus dikembangkan
oleh guru kepada siswa dalam cakupan IPS SD. Keterampilan ini meliputi: keterampilan
mental, personal, sosial, motorik dan keterampilan intelektual.

Keterampilan mental adalah . Keterampilan personal adalah keterampilan yang


menyatakan pribadinya, mengkomunikasikan kepercayaan dan perasaan serta keyakinan
pribadinya. Keterampilan sosial adalah keterampilan mengambil bagian dari secara
produktif dalam diskusi, bertindak secara spontan dan bersedia menolong orang lain serta
peduli sesama. Keterampilan motorik adalah keterampilan yang dapat dikembangkan dan
dibina melalui keterampilan berbuat, berlatih, dan koordinasi indera serta anggota badan.
Keterampilan intelektual adalah keterampilan mengklasifikasikan informasi, menganalisis
informasi dan mengikhtisarkan informasi.

b. Saran
Sebagai calon pendidik, mahasiswa diharapkan memahami Keterampilan-
Keterampilan Dasar dalam Pembelajaran IPS di SD sebagai bekal untuk mengajar di SD.
Sehingga, materi ini menjadi modal awal bagi Anda yang ingin menjadi pengajar IPS yang
baik di SD, karena dengan dikuasainya materi ini Anda telah memiliki kemampuan yang
mendukung tugasnya dalam membimbing anak didiknya sehingga semakin mampu
mengajarkan IPS yang baik dan benar.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekuarangan. Untuk kedepannya
penulis akan menjelaskan makalah secara lebih fokus dan detail dengan sumber yang lebih
banyak dan dapat dipertanggungjawabkan. Kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat dibutuhkan penulis. Dalam pembuatan makalah, seharusnya
menggunakan lebih banyak lagi sumber referensi yang berkaitan. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi yang sesuai dengan kaidah yang ada
Daftar Pustaka

Djojo Suradisastra, dkk. (1992). Pendidikan IPS III, Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan Ditjen Dikti.

Hidayati. (2004). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bahan Ajar FIP Universitas Negeri
Yogyakarta.

Husein Achmad, dkk. (1982). Konsep-Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: FKIS
IKIP.

Kardiyono .(1980) Mengajar Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta P3G Departemen P
dan K. Kosasih Djahiri. (1979) Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: LPP-IPS IKIP.

Maman Abdurahman (1980). Ilmu-Ilmu Sosial Dasar. Bandung: IKIP.

Nursid Sumaatmadja. (1986). Materi Pokok Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakarta: Karunia UT.

Taneo. S. P. (2005). Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. (Bahan Ajar). Kupang Undana
FKIP.

Tukidi. B. (1992). Materi Ilmu Pengetahuan Sosial Bandung PGSD. Jakarta: FIP – IKIP.

Anda mungkin juga menyukai