K-3 Keterampilan Membaca
K-3 Keterampilan Membaca
KETERAMPILAN MEMBACA
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Membaca 3
B. Tujuan Membaca 6
C. Manfaat Membaca 9
D. Jenis-Jenis Membaca 10
E. Hambatan Membaca 12
A. Kesimpulan 18
DAFTAR PUSTAKA 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman modern ini, membaca merupakan hal yang sangat sulit bagi sebagian
besar masyarakat, fasilitas yang belum memadai namun kesadaran masyarakat itu
sendiri masih kurang. Menumbuhkan minat membaca sejak dini sangat diperlukan
bagi generasi penerus kita di era modern ini. Membaca juga memegang peranan
penting dalam kehidupan manusia. Dengan membaca kita dapat berkomunikasi
melalui tulisan dan bacaan yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh latar belakang
sosial. yang dikembangkan. Kita perlu memahami bahwa keterampilan membaca
itu penting dalam kehidupan. Dengan membaca kita bisa lebih memahami kata-
kata sulit yang bisa kita praktikkan di kehidupan nyata, siswa pun harus bisa
membaca, karena tanpa membaca kita tidak akan belajar apa pun. Dengan
kemajuan teknologi saat ini, tidak sepatutnya kita tidak pandai membaca, karena
kita bisa membaca melalui beberapa media elektronik, tidak hanya melalui buku,
seperti membaca berita di media cetak melalui handphone atau komputer. Namun
banyak orang yang tidak mengetahui teknik membaca yang baik, hanya membaca
tanpa memperhatikan kaidah membaca, sehingga pada akhirnya tidak mencapai
tujuan membaca sendiri. Kita sebagai pelajar dituntut untuk memiliki kemampuan
membaca yang baik, benar, akurat dan cepat dari berbagai mata pelajaran sesuai
dengan karakter kita masing-masing. apa yang harus dibaca, membaca sambil
bergerak, membaca sambil tidur dan membaca tanpa konsentrasi. Oleh karena itu,
diperlukan kemampuan menyelesaikan bab ini dengan mengambil langkah-
langkah efektif untuk dapat memanfaatkan informasi yang dibaca dengan baik dan
nyaman untuk masa depan.
1
menarik perhatian siswa bahkan sangat efektif untuk pembelajaran. Perhatian
siswa terfokus pada materi dan materi pelajaran yang dikirimkan. Dengan adanya
buku yang menarik dapat tercipta suatu kegiatan membaca yang dapat
menumbuhkan atau meningkatkan karakter membaca Bahasa Indonesia. Dapat
disimpulkan bahwa buku dapat mempengaruhi perkembangan minat, sikap sosial,
emosi, dan penalaran.
B. Rumusan Masalah
Masalah adalah sesuatu hal yang menimbulkan pernyataan yang mendorong untuk
mencarikan jawabannya atau suatu yang harus di pecahkan Poerwadarminta (1976
: 634). selanjutnya Surachmad (1980 : 3) juga mengatakan bahwa masalah adalah
setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
C. Tujuan
Adapun tujuan – tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu
sebagai berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MEMBACA
Ada beberapa ahli memberikan definisi tentang membaca, baikmembaca sebagai
suatu aktivitas umum bagi kebanyakan orang dan sebagai aspek yang digunakan
dalam pembelajaran bahasa. Membaca menurut Hodgson (dalam Tarigan, 2008:
7-9) adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata atau bahasa tulis. Sedangkan menurut Anderson dilihat dari segi linguistik,
membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a
recording and decoding process). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding)
adalah menghubungkan kata-kata tulis (writen word) dengan makna bahasa lisan
(oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi
bunyi yang bermakna. Finochiaro and Banomo berpendapat secara singkat bahwa
membaca dapat dikatakan sebagai “reading” adalah “bringing meaning to and
getting meaning from printed or written material”, yang artinya membaca untuk
memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan.
Menurut Lado, membaca ialah memahami pola-pola bahasa dari gambaran
tertulisnya. Dari beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa membaca
adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh karena itu maka
para pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi responsi terhadap
lambang-lambang visual yang menggambarkan tanda-tanda oditori yang sama
yang telah mereka tanggapi sebelum itu. Menyimak dan berbicara haruslah selalu
mendahului kegiatan membaca. Ketika membaca kita membuat bunyi dalam
kerongkongan kita. Kita membaca lebih cepat kalau kita tahu bagaimana cara
mengatakan serta mengelompokkan bunyi-bunyi tersebut dan kalau kita tidak
tertegun-tegun melakukannya. Oleh karena itu maka sangat penting sekali diingat
agar setiap kesulitan yang berkenaan dengan bunyi, urutan bunyi, intonasi, atau
3
jeda haruslah dijelaskan sebelum para pelajar disuruh membaca dalam hati
ataupun membaca lisan. Beberapa ahli cenderung lebih memakai istilah membaca
sebab pertama kali lambang-lambang tertulis diubah menjadi bunyi, dan
kemudian berubah ketika sandi itu dibaca. Menyimak dan membaca berhubungan
erat karena keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan
menulis berhubungan erat karena keduanya merupakan alat untuk mengutarakan
makna, mengemukakan pendapat, mengekspresikan pesan. Pengertian membaca
menurut Mulyati, dkk (2010: 4.4-4.5), membaca merupakan proses mengontruksi
arti dimana terdapat interaksi antara tulisan yang dibaca anak dengan pengalaman
yang diperolehnya. Tahap pertama dalam membaca adalah dengan melihat tulisan
dan memperbaiki maknanya. Tahap kedua dalam membaca adalah memastikan
arti tulisan yang diperoleh sebelumnya sehingga diperoleh keputusan untuk
melanjutkan bacaan berikutnya meskipun terdapat kemungkinan kesalahan dalam
memprediksi. Tahap ketiga adalah mengintregasikan informasi baru dengan
pengalaman sebelumnya. Pemahaman anak dalam membaca sangat dipengaruhi
oleh kualitas prediksi contoh tulisan, dan pengetahuan anak. Disamping
pengertian atau batasan yang telah diutarakan diatas maka pembaca dapat pula
diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi
dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu
mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambanglambang
tertulis. Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami
yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung didalam kata-
kata yang tertulis. Tingkatan hubungan antara makna yang hendak dikemukakan
oleh penulis dan penafsiran atau interpretasi pembaca turut menentukan ketepatan
membaca. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada
pikiran pembaca. Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca
memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk
menginterpretasikan kata-kata tersebut. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwamembaca adalah cara yang dilakukan seseorang untuk memahami arti atau
makna dari bahan yang tertulis untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh
penulis.
4
Membaca Menurut Para Ahli
1. Pengertian membaca menurut F. M. Hodgson
Mery Finocchiaro dan Micahel Bonomo dalam buku berjudul The Foreign
Language Learner: A Guide for Teacher (1973), membaca adalah memetik dan
memahami makna yang terkandung dalam suatu bahasa tulis.
Roberst Lado dalam buku berjudul Early Reading (1976), menyebutkan bahwa
membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya.
5
Menurut Johnson dan Pearson dalam buku berjudul Teaching Reading
Comprehension (1978), membaca adalah praktik menggunakan teks untuk
memperoleh makna.
Kolker dalam buku berjudul Film, Form, and Culture (1983), menyebutkan bahwa
membaca adalah proses komunikasi antara pembaca dan penulis dengan
menggunakan bahasa tulis. Selanjutnya, kolker juga berpendapat bahwa hakikat
membaca terdiri dari tiga hal, yaitu afektif, kognitif, dan juga bahasa.
Menurut Gorys Keraf dalam buku berjudul Kosakata Bahasa Indonesia (1996),
membaca adalah sebuah proses fisik dan mental yang memberikan makna pada
simbol-simbol visual.
Menurut Nurhadi dalam Membaca Cepat dan Efektif (1987), membaca adalah
proses pengucapan lisan untuk mendapatkan isi yang terkandung di dalam bacaan.
B. TUJUAN MEMBACA
6
Tujuan dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi,
mencakup isi, memahami makna yang terkandung dalam suatu bacaan. Makna,
arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif dalam
membaca. Menurut Anderson (Dalam Tarigan, 2008: 10-11) berikut dikemukakan
beberapa tujuan yang penting dalam membaca, yaitu:
Pada dasarnya, ada banyak sekali tujuan dari bacaan. Setiap ahli mungkin akan
memberikan pandangan masing-masing terkait tujuan adanya membaca. Farida
Rahim sendiri telah merangkum beberapa tujuan dari membaca.
1. Kesenangan.
7
5. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah ada sebelumnya.
2. Mendapatkan ide.
8
Jika melihat pendapat dari Farida Rahim dan Henty Guntur Tarigan, maka ada
kesimpulan bahwa tujuan dari membaca adalah mendapatkan informasi. Informasi
inilah yang nantinya akan berpengaruh pada kualitas hidup seseorang.
Beberapa ahli berpendapat bahwa apa yang seseorang baca akan menuntun
karakter seseorang. Jika sering membaca tulisan filsafat, maka pola pikiran dan
kualitas hidupnya cenderung menganut nilai-nilai filosofis.
C. MANFAAT MEMBACA
Jika dilihat dari pengertian membaca dan tujuannya, maka ada beberapa manfaat
yang bisa diperoleh. Ada beberapa manfaat yang akan kamu dapatkan dengan
membaca, terutama jika dilakukan dengan rutin.
Meningkatkan pengetahuan
9
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa dari pengertian membaca saja, kamu dapat
mengerti bahwa aktivitas ini bisa meningkatkan pengetahuan. Memang, salah satu
sumber pengetahuan adalah dengan menganalisa dari bahan bacaan.
Ya, aktivitas membaca merupakan salah satu cara yang tepat untuk
mengembangkan kreatifitas. Kecerdasan berpikir juga dipengaruhi oleh aktivitas
ini. Itulah mengapa kamu sangat disarankan untuk rutin membaca.
Bagi beberapa orang, aktivitas ini merupakan sarana penghibur diri. Membaca
mampu menjadi wadah yang tepat untuk bercerita. Ini juga sering dijadikan
sebagai hobi oleh kebanyakan orang.
Bukan rahasia umum lagi bahwa aktivitas ini mampu meningkatkan fungsi otak.
Dengan membaca, maka sel otak akan lebih aktif. Hal tersebut membuat kamu
akan jauh lebih mudah mengingat banyak hal.
Ada banyak sekali informasi penting dalam setiap bacaan. Membaca akan
membuat semua informasi tersebut bisa kamu ambil. Pengetahuan inilah yang
akan memberikan dampak dalam kualitas hidup
D. JENIS-JENIS MEMBACA
10
Dalam perkembangannya, para ahli juga tidak hanya menjelaskan tentang
pengertian membaca. Melihat dari kebiasaan yang sering digunakan, ada banyak
sekali jenis atau Teknik yang sering dipakai dalam membaca.
Jenis ini sering digunakan untuk mengkomunikasikan isi bacaan kepada orang
lain. Maksudnya adalah menyampaikan hasil bacaan menggunakan pesan yang
mudah dipahami. Jadi, bukan hanya untuk mengulangi isi bacaan. Membaca
nyaring dinilai lebih sulit karena aspek tersebut. Bahkan, ahli bahasa Soedarso
mengatakan bahwa jenis ini lebih sulit dari pada membaca dalam hati. Itulah
mengapa sangat jarang orang menggunakannya. Sedangkan membaca dalam hati
hanya menggunakan ingatan visual saja. Artinya, selama kemampuan visual
masih cukup baik, maka kamu akan mudah menggunakannya. Termasuk
menerapkannya dalam beberapa bacaan.
11
Skimming
Jenis-jenis membaca yang pertama adalah membaca skimming. Jenis membaca ini
sering disebut juga dengan membaca inti, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan
untuk memahami ide utama.
Biasanya pembaca tidak akan membaca atau mengucapkan setiap kata dalam teks,
tetapi lebih memusatkan fokus pada tema utama atau inti dari teks. Contohnya
seperti membaca majalah atau membaca koran yang dilakukan cukup singkat
untuk memahami informasi atau ide bacaan yang sedang dibaca.
Scanning
E. HAMBATAN MEMBACA
1. Rendahnya Motivasi
Sering kali saat membaca, kita tidak memiliki motivasi yang kuat atas bahan
bacaan. Motivasi yang kurang ini secara mental akan membuat kita membaca
dengan lambat dan otak tidak dirangsang untuk bekerja dan memahami apa yang
kita baca.
Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah : selalu tanyakan pada diri kita sendiri
AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku?) saat membaca satu bacaan. Pakailah 5W1H
untuk mematok target kapan bahan bacaan itu akan diselesaikan.
12
2. Sulit berkonsentrasi
Ketika kita tidak berkonsentrasi, informasi yang diterima oleh mata yang
diteruskan ke otak tidak mendapat perhatian yang cukup sehingga kita kehilangan
pemahaman atas bahan bacaan dan harus mengulangnya berkali-kali. Pengulangan
ini disebut sebagai regresi.
Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah mencari suasana yang menyenangkan
dan nyaman saat membaca, yang jauh dari kebisingan dan mempunyai cahaya
penerangan yang cukup. Agar bisa menyerap informasi dengan maksimal, posisi
alfa (posisi duduk tegak, rileks, dengan kedua telapan kaki menyentuh lantai) saat
membaca sangat dianjurkan.
Yakni mengucapkan kata demi kata secara lengkap, bisa dengan bersuara lantang,
ataupun dengan suara samar/tidak jelas (menggumam).
Untuk mengetahui apakah kita mengucapkan kata-kata atau tidak, letakkan tangan
di leher ketika membaca. Bila getaran terasa di jakun, itu berarti kita membaca
dengan bersuara.
Tips Mengatasinya :
Lakukan gerakan seperti meniup (bibir bersiul) pada saat membaca, dan letakkan
tangan di leher.
b. Gerakan Bibir
Menggerakkan bibir pada saat membaca, walaupun tanpa bersuara, juga akan
membuat kecepatan baca menjadi melambat 4 kali dibandingkan jika membaca
dengan diam/tanpa bersuara.
Tips Mengatasinya :
13
c. Gerakan Kepala
Namun demikian, karena kebiasaan masa kecil, kita masih sering menggerak-
gerakkan kepala dengan menggesernya.
Tips Mengatasinya :
Letakkan telunjuk jari ke pipi dan sandarkan siku tangan ke meja selama
membaca. Apabila terasa tangan terdesak oleh gerakan kepala, itu berarti
Anda masih menggerakkan kepala dalam membaca. Usahakanlah untuk
menghentikannya.
Tangan memegang dagu, seperti memegang jenggot. Bila kepala Anda
bergerak, terasa dagu Anda juga bergeser. Usahakanlah untuk
menghentikan gerakan itu.
Letakkan ujung Jari di hidung. Bila kepala anda bergerak, anda akan
menyadarinya. Berusahalah untuk menghentikannya.
Kebiasaan ini timbul karena saat masih belajar membaca, kita selalu menunjuk
kata demi kata dengan jari, agar tak ada kata yang terlewati. Kebiasaan ini sering
dipertahankan hingga dewasa, padahal sangat menghambat kecepatan baca,
Karena gerakan tangan lebih lambat dari pada gerakan mata.
Tips Mengatasinya :
14
e. Regresi
Dalam membaca, mata bergerak dari kiri ke kanan untuk menangkap kata-kata
yang terletak berikutnya. Namun sering mata bergerak kembali ke belakang untuk
membaca ulang suatu kata atau beberapa kata sebelumnya. Kebiasaan inilah yang
disebut dengan regresi. Hal ini kebanyakan dilakukan karena merasa kurang
yakin dalam memahami kata atau kalimat sebelumnya.
Tips Mengatasinya :
f. Subvokalisasi
Tips Mengatasinya :
15
Berbagai masalah ini pun dipengaruhi oleh beragam faktor, baik faktor dari dalam
diri hingga faktor dari luar seperti suasana di lingkungan sekitar saat Anda
membaca. Berikut beberapa masalah umum dalam membaca yang perlu
diperhatikan:
Meskipun begitu, masalah decoding ini menjadi lebih mudah dan semakin
berkurang jika Anda berlatih membaca lebih banyak bacaan. Semakin sering
berlatih, tentu semakin banyak kata yang terekam dalam otak yang dapat
dipahami.
Masalah kedua dalam membaca adalah pemahaman yang buruk. Biasanya, saat
orang membacakan teks atau informasi untuk Anda, Anda merasa lebih sulit
memahami inti dari teks yang dibacakan. Seperti halnya anak-anak, ketika guru
atau orang tua mereka membacakan buku cerita atau bacaan apapun, mungkin
mereka mengalami kesulitan untuk memahami inti dari cerita yang dibacakan.
Selain itu, pemahaman yang buruk juga terjadi ketika Anda membaca buku atau
bacaan lain di lingkungan yang ramai dan gaduh. Suasana ini sering kali
mengganggu tingkat konsentrasi Anda dalam memahami isi teks yang sedang
dibaca. Sehingga penting untuk memperhatikan suasana di lingkungan sekitar
ketika Anda sedang membaca.
Kecepatan
Kecepatan juga termasuk salah satu masalah yang sering muncul saat membaca.
Membaca cepat memang sering kali memberikan lebih banyak kosa kata yang
16
terucap, namun belum tentu memberikan pemahaman yang baik. Terutama jika
Anda membaca sambil terburu-buru, yang ada informasi yang telah dibaca hanya
akan terlewat begitu saja. Dengan begitu penting untuk membaca dengan kondisi
tenang dan tidak terburu-buru, sehingga Anda bisa mendapatkan informasi dengan
jelas dan tepat.
Seperti ketika seorang anak belajar lebih lambat daripada anak lain, bisa jadi anak
tersebut mengalami kesulitan dalam membaca, menyimpan informasi, sekaligus
memahami teks. Jika ini terjadi pada anak Anda, maka lebih baik berkonsultasi
dengan profesional agar bisa mendapatkan saran terapi yang membantu anak
mengatasi masalah tersebut. Jika dibiarkan begitu saja, masalah ini dikhawatirkan
dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari anak, hingga dewasa.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah yang kami tulis dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca
merupakan suatu proses produksi yang menghasilkan pengetahuan, pengalaman,
dan sikap baru. Membaca juga dapat diartikan bahwa membaca merupakan suatu
kegiatan kompleks yang melibatkan berbagai faktor baik yang berasal dari dalam
diri pembaca maupun faktor luar. Selain itu, membaca juga dapat diartikan
sebagai salah satu jenis kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar dari
lingkungannya, bukan merupakan kemampuan bawaan atau naluri yang dibawa
sejak lahir. Jadi, semakin banyak orang membaca, semakin kaya pengetahuan dan
pengalamannya, yang berarti semakin banyak pula modal untuk membaca. Ketika
kebiasaan membaca bertambah, maka pengetahuan masyarakat pun ikut
bertambah.
Dan perlu diingat bahwa latar belakang pengetahuan dan pengalaman tidak bisa
diperoleh begitu saja dalam waktu singkat. Pengetahuan dan pengalaman
merupakan hasil proses yang berkesinambungan, sesuai dengan kecenderungan
keilmuan dan kebutuhan pembaca. Mengenai tujuan membaca, banyak rumusan
yang bisa dibuat, tergantung dari mana kita memandang. Kebanyakan tujuan
membaca bersifat luas karena setiap situasi membaca mempunyai tujuan tertentu.
18
Menurut Farida Rahim (2008) ada 9 tujuan membaca sebagai berikut.
• Buatlah hal itu menyenangkan
• Sempurna untuk membaca dengan suara keras
• Menggunakan strategi khusus
• Perbarui pengetahuan Anda tentang topik tersebut
• Hubungkan informasi baru dengan informasi yang sudah dikenal
• Memperoleh informasi untuk laporan lisan dan tertulis
• Mengkonfirmasi atau menolak prediksi
• Pelajari tentang struktur teks
• Jawab pertanyaan spesifik
Berbeda dengan pendapat Henry Guntur Tarigan (1985) yang menyatakan bahwa
tujuan membaca tidak lain hanyalah langkah untuk mencapai fakta, gagasan,
memahami pengetahuan/cerita, sehingga dapat menyimpulkan apa yang dibaca,
dapat dikumpulkan atau dikelompokkan. dapat menilai/mengevaluasi, dan dapat
membandingkan atau membedakan.
Ada empat cara membaca yang lazim dilakukan, yaitu; bacaan teknis atau bacaan
nyaring, bacaan batin, bacaan kompleks dan bacaan indah atau bacaan estetis
Jenis-jenis bacaan tersebut adalah:
Menurut Tarigan (2008:13) membaca dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) Membaca
nyaring, (2) membaca dalam hati
19
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Bahasa dan Sastra Indonesia SD. Jakarta:
Depdikbud.
Harjasujana, A.S. & Damaianti, V.S. 2003. Membaca dalam Teori dan Praktik.
Bandung: Mutiara.
Kridalaksana, Harimurti. 1985. Tata Bahasa Deskriptif Bahasa Indonesia:
Sintaksis.
Jakarta: Pusat Pembinaan den Pengembangan Bahasa.
Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sekolah Dasar
Mulyati, Yeti dan Isah Cahyani. (2015). Keterampilan Berbahasa Indonesia di
SD.
Tangerang: Universitas Terbuka.
Nur Priyatni, Endah Tri dan Nurhadi. 2017. Membaca Kritis dan Literasi Kritis.
Tangerang: Tira Smart.
Nurhadi. 2016. Teknik Membaca. Jakarta: Bumi Aksara.
Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Syafi’ie, Imam. 1999. Pengajaran Membaca Terpadu. Bahan Kursus Pendalaman
Materi Guru Inti PKG Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang: IKIP.
Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan
Efisien. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1987. Membaca. Bandung: Angkasa.
20
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa.
Bandung: Percetakan Angkasa.
Tarigan, Djago, dkk. (1998). Pengembangan Keterampilan Berbicara
21