Anda di halaman 1dari 63

Diabetes Melitus

Dokter Pembimbing :
dr. Lita Septina Chaniago, Sp.PD. K.EMD

Disusun oleh :
Ega Eryzkia (21360039)
M. Izzuddin Ikhwan (21360040)
M. Ridho Irawan (21360041)
DEFINISI
Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin progresif dilatar
belakangi oleh resistensi insulin. Pernyataan ini selaras dengan IDF (2017) yang menyatakan
bahwa diabetes mellitus merupakan kondisi kronis yang terjadi saat meningkatnya kadar glukosa
dalam darah karena tubuh tidak mampu memproduksi hormon insulin atau kurangnya efektifitas
fungsi insulin.
EPIDEMIOLOGI

International Diabetes Federation(IDF) menyebutkan bahwa prevalensi Diabetes Melitus di dunia


adalah 1,9% dan telah menjadikan DM sebagai penyebab kematian urutan ke tujuh di dunia
sedangkan tahun 2012 angka kejadian diabetes me litus didunia adalah sebanyak 371 juta jiwa
dimana proporsi kejadian diabetes melitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia yang menderita
diabetes mellitus.
Prevalensi pasien pengidap diabetes di Indonesia mencapai 6,2 %, yang artinya ada lebih dari
10,8 juta orang menderita diabetes per tahun 2020.
Etiologi
Tipe 1 Diabetes tipe 1 (Destruksi sel, umumnya mengarah kepada defisiensi insulin absolut)
a) Autoimun
b) Idiopathik
Tipe 2 Diabetes tipe 2 (predominan resistensi insulin dengan defisiensi insulin relative hingga
predominan defek sekresi dengan resistensi insulin)
Tipe Lain
a) Defek genetik dari fungsi sel beta
b) Defek genetik kerja insulin
c) Penyakit eksokrine pankreas
d) Endokrinopati
e) Imbas obat atau zat kimia
f) Infeksi
g) Jenis tidak umum dari diabetes yang diperantarai imun
h) Sindrom genetik lainnya yang kadang berhubungan dengan DM
Patogenesis
Pada DM tipe 1, sistem imunitas menyerang dan menghancurkan sel yang memproduksi insulin
beta pankreas. Kondisi tersebut merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan
ditemukannya anti insulin atau antibodi sel anti islet dalam darah (Soelistijo et al., 2015).
Kerusakan pankreas menyebabkan penurunan sekresi insulin sehingga regulasi glukosa terganggu.
Selain hilangnya sekresi insulin, kerusakan akibat autoimun ini mengakibatkan abnormalitas sel
sel alpha pankreas dimana terjadi sekresi glukagon yang berlebihan. Kedua hal ini menyebabkan
kondisi hiperglikemia yang berkepanjangan dan mulai terjadi gangguan metabolik
Pada diabetes melitus tipe 2, disebabkan oleh kekurangan insulin namun tidak terjadi defisiensi
absolut seperti diabetes mellitus tipe 1. Pada DM tipe 2 terjadi defisiensi insulin relatif. Tubuh
tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan yang ditandai dengan
kurangnya sel beta atau defisiensi insulin perifer (Soelistijo et al., 2015). Defisiensi insulin relatif
terjadi melalui dia mekanisme yaitu, gangguan sekresi insulin akibat disfungsi sel beta pankreas
dan gangguan kerja insulin pada tingkat sel akibat kerusakan reseptor insulin (resistensi insulin)
(Suyono, 2006).
Gejala Klinis
a. Poliuri (banyak kencing)
Poliuri merupakan gejala awal diabetes yang terjadi apabila kadar gula darah sampai di atas 160-180
mg/dl. Kadar glukosa darah yang tinggi akan dikeluarkan melalui air kemih, jika semakin tinggi
kadar glukosa darah maka ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang banyak. Akibatnya
penderita diabetes sering berkemih dalam jumlah banyak.
b. Polidipsi (banyak minum)
Polidipsi terjadi karena urin yang dikeluarkan banyak, maka penderita akan merasa haus yang
berlebihan sehingga banyak minum.
c. Polifagi (banyak makan)
Polifagi terjadi karena berkurangnya kemampuan insulin mengelola kadar gula dalam darah sehingga
penderita merasakan lapar yang berlebihan.
d. Penurunan Berat Badan
Penurunan berat badan terjadi karena tubuh memecah cadangan energi lain dalam tubuh seperti lemak.
Tatalaksana
1. Insulin Secretagogues (merangsang sel beta mengeluarkan insulin)
Sulfonilurea (Glibenclamide, Glipizide, Glikuidon)
Metiglinide (Repaglinide,= Novonorm)
2. Metformin (membantu insulin menghambat glukoneogenesis di hati/ mengurangi resistensi insulin
di hati)
3. Thiazolidindione : Meningkatkan kepekaan jaringan periferal terhadp insulin = meningkatkan
ambilan – glukose oleh jaringan perifera (otot,adipos)
4. Diet DM dengan menghitung kalori harian
Komplikasi
Akut :
• Ketoasidosis diabetik
• Hyperosmollar hyperglicaemic syndrome
• Hipoglikemia
Kronis :
• Makrongiopati (pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, dan pembuluh darah otak)
• Mikrongopati ( Pembuluh darah kapiler retina mata, pembuluh darah kapiler ginjal, dan neuropati)
STATUS PASIEN
Identitas
Ruangan : Jabal Rahmah

ANAMNESA PRIBADI
BAB I LAPORAN KASUS
ANAMNESA PRIBADI
Nama : Erlina
Umur : 52 tahun, perempuan
Status kawin : Kawin
Agama : Islam
Pekerjaan : Mengurus rumah tangga
Alamat : Jln. Sapurna dusun III Melur
Keluhan Utama : Lemas
ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan utama : Lemas
Telaah :
Pasien datang diantar ke RSU Haji Medan dengan keluhan lemas sejak 3 hari ini, lemas dirasakan
saat pasien melakukan aktivitas sehari-hari, keluhan ini tidak berkurang sewaktu beristirahat.
Pasien mengatakan pegal-pegal pada seluruh tubuh, tetapi yang paling sering dirasakan pasien
pegal hingga nyeri pada pinggang. Pasien juga mengeluhkan kebas pada kedua tangan dan kaki
(kanan-kiri). Kebas dirasakan hampir setiap saaat dan tidak membaik saat istirahat.
Pasien mengeluhkan sakit kepala sejak 3 hari ini, sakit kepala dirasakan seperti berputar/oyong.
Pasien mengatakan sakit kepala berputar memberat saat pasien bangun dari kasur dan bangun dari
tempat duduk dan membaik saat pasien istirahat.
Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah sejak 3 hari ini. Muntah dirasakan 2x/hari.
Muntah yang dikeluarkan berupa ampas makanan yang dimakan. Saat pasien muntah diperkirakan 1/3
gelas aqua (240 ml). Pasien merasakan cepat mual hingga muntah apabila ada makanan yang tidak
cocok dan merasakan penurunan nafsu makan sejak 3 hari ini.

Pasien mengeluhkan batuk sudah lebih dari 2 minggu ini, dan merasakan sesak hanya pada saat batuk
BAB : 1x/hari, cair berwarna cokelat kehitaman, keras dirasakan.
BAK : 7x/hari, kuning jernih tuntas
RPT : DM Tipe 2
RPO : Glimeperide, simvastatin, metformin, clopidogrel
RPK :-
Riwayat Alergi : tidak ada
Riwayat Kebiasaan : suka minum teh manis tetapi sudah dikurangi
ANAMNESA UMUM
Badan kurang enak: Ya
Merasa capek/lemas : Ya
Merasa kurang sehat : Ya
Menggigil : Tidak
Nafsu makan : Ya
 
Tidur : Terganggu
Berat badan : Menurun
Malas : Tidak
Demam : Tidak
Pening : Ya

 
COR
■ Dyspneu D’effort : Tidak

ANAMNESA ORGAN
■ Cyanosis : Tidak
■ Dyspnea D’repos : Tidak
■ Angina Pectoris : Tidak
■ Oedema : Tidak
■ Palpitasi Cordis : Tidak
■ Nokturia : Tidak
■ Asma Cardiale : Tidak

SIRKULASI PERIFER
■ Claudicatio Intermitten : Tidak
■ Gangguan Tropis : Tidak
■ Sakit Waktu Istirahat : Tidak
■ Kebas- Kebas : Ya
■ Rasa Mati Ujung Jari : Tidak
ANAMNESA ORGAN
TRAKTUS RESPITORIUS
■ Batuk : Ya
■ Stidor : Ya
■ Berdahak : Tidak
■ Sesak Nafas : Ya (saat batuk)
■ Haemoptoe : Tidak
■ Cuping Hidung : Tidak
■ Sakit dada saat bernafas : Tidak
■ Suara Parau : Tidak
ANAMNESA ORGAN
LAMBUNG
■ Sakit di epigastrium: Ya
■ Sendawa : Tidak
■ Rasa panas epigastrium : Tidak
■ Anoreksia : Ya
■ Muntah : Ya (1x/hari)
■ Mual-mual : Ya
■ Dysphagia : Tidak
■ Hematemesis : Tidak
■ Feotor ex ore : Tidak
■ Ructus : Tidak
■ Pyrosis : Tidak
ANAMNESA ORGAN
USUS
■ Sakit di Abdomen : ya
HATI DAN SALURAN
■ Melena : Tidak
EMPEDU
■ Borborygmi : Tidak
■ Tenesmi : Tidak
Sakit Perut Kanan : Tidak
■ Defekasi : Ya (1x/hari) Gatal Dikulit : Tidak
■ Flatulensi : Tidak Kolik : Tidak
■ Haemorrhoid Asites : Tidak
: Tidak
Ikterus : Tidak
■ Obstipasi : Tidak Oedema : Tidak
■ Diare : Tidak Berak Dempul : Tidak
ANAMNESA ORGAN
GINJAL DAN SALURAN KEMIH
■ Muka sembab : Tidak
■ Sakit pinggang SENDI
: Tidak
■ Kolik
Sakit : Tidak
: Tidak
■ Miksi : Ya, 7x/hari, kuning Sakit Digerakan : Tidak
jernih Sendi Kaku : Tidak
■ Oligouria : Tidak Bengkak : Tidak
■ Anuria : Tidak Merah : Tidak
■ Polyuria : Ya Stand Abnormal : Tidak
■ Polakisuria : Tidak
TULANG
OTOT
■ Sakit : Tidak Sakit : Tidak

ANAMNESA ORGAN
■ Fraktur Spontan : Tidak Kejang-kejang : Tidak
■ Bengkak : Tidak Kebas-kebas : Ya
■ Deformasi : Tidak Atrofi : Tidak

DARAH
■ Sakit dimulut dan lidah : Tidak
■ Muka pucat : Ya
■ Mata berkunang-kunang : Tidak
■ Bengkak : Tidak
■ Pembengkakan kelenjar : Tidak
■ Penyakit darah : Tidak
■ Merah dikulit : Tidak
■ Perdarahan subkutan : Tidak
Pankreas

ANAMNESA ORGAN
■ Polidipsi : Ya
■ Pruritus : Tidak
■ Polifagi : Ya
■ Pyorrhea : Tidak
■ Poliuri : Ya
Tiroid
■ Nervositas : Tidak
■ Struma : Tidak
■ Exoftalmus : Tidak
■ Miksodem : Tidak
Hipofisis
■ Akromegali : Tidak
■ DistrofiAdipos kongenital :Tidak
ANAMNESA ORGAN
FUNGSI GENITAL
■ Menarche : 12 tahun
■ Ereksi : Tidak ditanya
■ Siklus Haid : 28 hari
■ Libido sexual : Tidak ditanyakan
■ Menopause : Tidak
■ Coitus : Tidak ditanyakan
■ G/P/A : 3/5/2
SUSUNAN SYARAF
■ Hipoastesia : Tidak
■ Sakit kepala : Ya
■ Parastesia : Tidak
■ Gerakan tics : Tidak
■ Paralisis : Tidak
PANCA INDRA
■ Penglihatan : Normal

ANAMNESA ORGAN
■ Pengecapan : Normal
■ Pendengaran : Normal
■ Perasaan : Normal
■ Penciuman : Normal  
PSIKIS
■ Mudah Tersinggung : Tidak
■ Pelupa : Tidak
■ Takut : Tidak
■ Lekas marah : Tidak
■ Kebingungan : Tidak
■ Gelisah : Tidak
KEADAAN SOSIAL
■ Pekerjaan : Ibu rumah tangga Hygiene : Baik
Anamnesa Penyakit Terdahulu :
DM Tipe 2
Riwayat Pemakaian Obat: :
Glimeperide, simvastatin, metformin, clopidogrel
Anamnesa Penyakit Veneris
■ Bengkak Kelenjar Regional : Tidak
■ Pyuria : Tidak
■ Luka-Luka Dikemaluan : Tidak
■ Bisul-Bisul : Tidak
Anamnesa Makanan
■ Nasi : Ya, frek 2x/ Hari
■ Sayuran : Ya
■ Ikan : Ya
■ Daging : Ya

Anamnesa Family
■ Penyakit-penyakit family : Tidak ada
■ Penyakit seperti orang sakit : Tidak ada
■ Anak: 2 Hidup: 2 Mati : -
STATUS PRESENT
Keadaan Umum
Sensorium : composmentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Temperature : 36,6ºC
Pernapasan : 24x/menit
Nadi : 106x/menit
STATUS PRESENT
Keadaan Penyakit
Anemi : Tidak
Eritema Palmaris : Tidak
Ikterus : Tidak
Turgor : Baik, ≤2 detik
Sianosis : Tidak
Gerakan Aktif : Menurun
Dispnoe : Ya (jika sesak)
Sikap tidur paksa : Tidak
Edema : Tidak
PEMERIKSAAN FISIK
Mata Muka
Stand Mata : Normal Sembab : Tidak
Ikterus : Tidak Parese : Tidak
Gerakan : Segala arah Pucat : Tidak
Anemia : Tidak Gangguan Lokal : Tidak
Reaksi pupil : Isokor+/+ Kuning : Tidak
Eksoftalmos : Tidak
Ptosis : Tidak Kepala
Gangguan lokal : Tidak Pertumbuhan rambut : Normal
Telinga Sakit kalau dipegang : Tidak
Sekret : Tidak Perubahan local : Tidak
Bentuk : Normal
Radang : Tidak
Atrofi : Tidak
PEMERIKSAAN FISIK
Hidung Lidah
Sekret : Tidak ada Kering : Tidak
Benjolan-benjolan: Tidak ada Beslag : Tidak
Bentuk : Simetris Pucat : Tidak
Bibir Tremor : Tidak
Sianosis : Tidak Bercak putih seperti jamur : Tidak
Kering : Tidak Tonsil
Pucat : Tidak Merah : Tidak
Radang : Tidak Membran : Tidak
Gigi Bengkak : Tidak
Karies : Tidak Angina lacunaris : Tidak
Jumlah : Tidak dihitung Beslag : Tidak
Pertumbuhan: Normal
Pyorroealveolaris : Tidak
PEMERIKSAAN FISIK
Leher Thorax Depan
Inspeksi Inspeksi
Struma : Tidak Bentuk : Fusiformis
Torticolis : Tidak Venektasi : Tidak
Kelenjar bengkak : Tidak Simetris/asimetris : Simetris
Venektasi : Tidak Pembengkakan : Tidak
Pulsasi Vena : Tidak
Palpasi Bendungan Vena : Tidak
Posisi trachea :Medial
Sakit/ nyeri tekan : Tidak Pulsasi verbal : Tidak
TVJ : R-2cmH2O Ketinggalan bernafas :Tidak
Kosta servikalis : Tidak Mammae :-
PEMERIKSAAN FISIK
Perkusi Palpasi
Suara perkusi paru : Sonor
Nyeri tekan : Tidak
Batas paru hati :
Relatif : ICS V linea midclavicularis dextra Iktus : Tidak teraba
Absolut : ICS VI Iinea midclavicularis dextra Fremitus suara : Sama ka=ki
Gerakan bebas : 2 cm Fremissemen : Tidak
Batas Jantung :
a. Lokasi : -
Atas : ICS III linea parasternalis sinistra
Kanan : ICS IV linea parasternalis dextra b. Kuat angkat : -
Kiri : ICS V linea Midclavicularis sinistra 2cm ke arah medial c. Melebar : -
Auskultasi d. Iktus Negatif : -
Paru –paru
Suara pernafasan : Vesikuler
Suara Tambahan : Tidak ada Auskultasi Cor
Ronchi Basah :- HR : 114x/menit
Ronchi Kering :- Suara katup: M1 > M2 ; P2>P1 ;
Krepirtasi :-
Gesek Pelura :- A2 > A1 ; A2 > P2
Suara Tambahan : Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax belakang
Inspeksi
Bentuk : Fusiformis
Scapulae alta : Tidak
Simetris/tidak : Simetris
Ketinggalan bernafas: Tidak
Benjolan : Tidak
Venektasi : Tidak
Palpasi
Nyeri tekan : Tidak
Penonjolan : Tidak
Fremitus suara : normal ka=ki
Perkusi
Suara perkusi paru : Sonor
Gerakan bebas : 2 cm
Batas bawah paru
Kanan : Sonor di IX Proc. Spinosus Vertebra Thoracal
Kiri : Sonor di X Proc. Spinosus Vertebra Thoracal
Auskultasi
Pernafasan : Vesikuler
Suara tambahan` : Tidak ada
PEMERIKSAAN
Abdomen
FISIK
Abdomen
Inspeksi
Bengkak : Tidak
Venektasi : Tidak
Gembung : Tidak
Sirkulasi Collateral : Tidak
Pulsasi : Tidak
Palpasi
Defens muscular : Tidak
Nyeri tekan : Ya, Epigastrium
Lien : Tidak teraba
Ren : Tidak teraba
Hepar : Tidak Teraba
PEMERIKSAAN FISIK
Perkusi
Pekak hati : Tidak
Pekak beralih : Tidak
Auskultasi
Peristaltik usus : 10x/ menit
Genitalia
Luka : Tidak dilakukan pemeriksaan
Sikatrik : Tidak dilakukan pemeriksaan
Nanah : Tidak dilakukan pemeriksaan
Hernia : Tidak dilakukan pemeriksaan
STATUS PASIEN
KEADAAN UMUM KEADAAN PENYAKIT KEADAAN GIZI

Sens : Composmentis Anemia : Tidak BB : 65 kg


TD : 120/70mmHg Ikterus : Tidak TB : 152 cm
Nadi : 106x/ menit Sianosis : Tidak RB: BB= X100%
59

Nafas : 24x/ menit Dyspnoe : Ya(saaat TB−100 150−100 =


Suhu : 36,6˚ C batuk) 125%
Edema :Tidak Kesan: Overweight
Eritema Palmaris : Tidak
Turgor : Baik ,< 2 menit IMT : 28,1 Kg/Cm²
Gerakan aktif: Normal Kesan: Overweight
Sikap tidur paksa : Tidak  

Kesan: Baik Kesan: Baik Kesan: Tidak Baik


RESUME
Lemas (+) pegal seluruh tubuh (+) sakit kepala berputar (+) mual (+) muntah (+) batuk (+)
sesak saat batuk (+)

BAB : 1x/hari, cair berwarna cokelat kehitaman, keras dirasakan.


BAK : 7x/hari, kuning jernih tuntas
RPT Get a modern PowerPoint
: DM Tipe 2
RPO : Glimeperide, simvastatin, metformin, clopidogrel
RPK :-
Riwayat Alergi : tidak ada
Riwayat Kebiasaan : suka minum teh manis tetapi sudah dikurangi
PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan kadar gula darah
Foto thorax
Hasil Laboratorium
DIAGNOSA BANDING

DM Tipe II + Vertigo + Dyspepsia

Hiperglikemia DM Tipe 2 + Vertigo + Gatritis


crosit
Hiperglikemia DM Tipe II + Vertigo +
Ulkus Peptikum

Ketoasidosis diabetik + Vertigo + Ulkus


gaster

Hiperosmolar non ketotik + Vertigo +


GERD
DIAGNOSA
KERJA
DM Tipe II + Vertigo +
Dyspepsia
 IVFD RL 20 GTT/I
TATALAKSANA
 Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam

 Apidra 12-12-12 unit

 Lantus 0-0-12 unit

 Curcuma 3x1 tab

 Zinc 1x1 tab

 Vit C 2x1 tab

 Vit D 3x1 tab

 Inj. Ceftriaxon 1 gr//12 jam

 Inj Ketorolac 1 amp kalau nyari

 Na. Diclofenac 2 x 50 mg
DISKUSI KASUS
Diabetes Melitus,
Dyspepsia, dan Hipertensi
Diabetes Melitus
ANAMNESIS

  Teori Kasu
s
Polifagi + +
Poliuri + +
Polidipsi + +
Kebas-kebas + +
Penurunan BB + +
STATUS PRESENT
KEADAAN UMUM KEADAAN PENYAKIT KEADAAN GIZI

Sens : Composmentis Anemia : Tidak BB : 65 kg


TD : 120/70mmHg Ikterus : Tidak TB : 152 cm
Nadi : 106x/ menit Sianosis : Tidak RB: BB= X100%
59

TB−100 160−100 = 125%%


Nafas : 24x/ menit Dyspnoe : Ya (jika batuk)
Kesan: Overweight
Suhu : 36,6˚ C Edema : Tidak
Eritema Palmaris : Tidak
Turgor : Baik ,< 2 menit IMT: 28,1 kg/cm²
Gerakan aktif : Normal Kesan: Overweight
Sikap tidur paksa : Tidak  

Kesan: Baik Kesan: Baik Kesan:Kurang Baik


  Teori Kasus

Keadaan Umum    

Sensoriun Composmentis Composmentis

Tekanan Darah 100-130/ mmHg 120/70mmHg

Heart rate 60-100 x/menit 106/menit

Respirasi 16-24 x/ menit 24x/menit

Temperature 36,5 - 37,5 ˚ C 36, 6 ˚ C


KEADAAN PENYAKIT TEORI KASUS
Anemia Tidak Tidak
Ikterus Tidak Tidak
Sianosis Tidak Tidak
Dyspnea Tidak Ya
Edema Ya/Tidak Tidak
Eritema Tidak Tidak
Turgor Baik Baik
Gerakan aktif Ya Tidak
Sikap tidur paksa Tidak Tidak
KEADAAN GIZI TEORI KASUS

TB TB 152 cm

BB BB 65 kg

RBW : X 100% 90-100 % 125 %

Kesan Normoweight Overweight

IMT 18,5-22,9 kg/m² 28,1 kg/cm²

Kesan Normoweight Overweight


PEMERIKSAAN FISIK
TEORI KASUS

Kepala Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal


Leher Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Thorax Dalam Batas Normal Dalam batas normal
Abdomen Nyeri tekan seluruh abdomen Nyeri Tekan EpigastriumNyeri tekan
(+) pada umbilikal, hipogastrik,
hipokandrium kanan, dan epigastrik

Ekstremitas Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal


PEMERIKSAAN PENUNJANG
  Teori Kasus
- GDS Normal <200 mg/dL 320 mg/dL
     
 
 
 
DIAGNOSA BANDING
Teori Kasus

1. Diabetes Melitus Diabetes Melitus


2. Diabetic ketoasidosi
3. Diabetes gestasional
4. Hiperglikemia
5. TGT

DIAGNOSA KERJA
TEORI KASUS

Diabetes Melitus Diabetes Melitus


TERAPI
TEORI KASUS

Aktivitas : Tirah baring Aktivitas : Tirah Baring


Diet : Diet kalori harian Diet : Diet kalori harian
Terapi Medikamentosa : Terapi Medikamentosa :
- Insulin Secretagogues  
- Metglinide IVFD RL 20 GTT/I
- Metformin Apidra 12-12-12 unit
Dyspepsia
ANAMNESIS
1. Anamnesa TEORI KASUS

- Nyeri epigastrium (+) (+)

- Rasa cepat kenyang (+) (-)

- Rasa penuh setelah (+) (+)


makan

- Rasa terbakar di (+) (-)


epigastrium
KEADAAN GIZI TEORI KASUS

TB TB 152 cm

BB BB 65 kg

RBW : X 100% 90-100 % 125% %

Kesan Normoweight Overweight

IMT 18,5-22,9 kg/m² 28,1 kg/cm²

Kesan Normoweight Overweight


TEORI KASUS
Kepala
Leher
PEMERIKSAAN FISIK
Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal

Dalam Batas Normal


Dalam Batas Normal
Thorax Dalam Batas Normal Dalam batas normal

Abdomen Nyeri Tekan Epigastrium Nyeri tekan (+) pada umbilikal,


hipogastrik, hipokandrium kanan, dan
epigastrik

Ekstremitas Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal


PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. Pemeriksaan penunjang
Endoskopi Dijumpai kelainan Tidak dilakukan
organik/biokimiawi
TERAPI
TEORI KASUS
Aktivitas : Tirah baring Aktivitas : Tirah Baring
Diet : MB Diet : MB
Terapi Medikamentosa : Terapi Medikamentosa :
-Antasida IVFD RL 20 GTT/I
- H2 Blocker Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam
- Proton Pump Inhibitoe Curcuma 3x1 tab
- Domperidone Vit D 3x1 tab
- Psikoterapi Inj Ketorolac 1 amp kalau nyari
Zinc 1x1 tab
Vit C 2x1 tab
Vertigo
1. Anamnesa TEORI KASUS
- Pusing (+) (+)
- Sakit kepala (+) (-)
- Sempoyongan waktu berjalan (+) (-)
- Mual (+) (+)
 
1. Pemeriksaan fisik
 
Tes Romberg Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan penunjang
Lab Mengetahui ada
peningkatan viskositas
darah, infeksi dan
faktor resiko
CT scan kepala Melihat lesi patologis
pada otak
4. Terapi
Teori Kasus

Aktivitas : Tirah baring Aktivitas : Tirah Baring


Terapi Medikamentosa :
TerapiMedikamentosa :  
• -Ca-entry blocker  
• Antihistamin
• Histaminik
• Fenotiazine
• Benzoadiazepine
• Antiepileptik  
KESIMPULAN
Telah dilaporkan satu kasus diabetes melitus. Diagnosa ditegakkan secara anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pasien ini didiagnosa diabetes melitus yang karena mengalami
frekuensi kencing yang sering, sering merasa haus dan GDS yang melebihi >200 ..
Pasien ini juga dilaporkan mengalami Dispepsia. Keluhan utama yang menjadi kunci untuk
mendiagnosis dispepsia adalah adanya nyeri dan atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas.
Apabila ditemukan adanya kelainan organik atau struktural organ lambung, perlu dipikirkan
kemungkinan diagnosis dispepsia organik, sedangkan bila tidak ditemukan kelainan organik apa
pun, dipikirkan kecurigaan ke arah dispepsia fungsional.
Pasien ini juga mengalami vertigo. Vertigo adalah sensasi rotasi tanpa adanya perputaran yang
sebenarnya. Atau adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya
dengan gejala lain yang timbul yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh (AKT).
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai