Kespro di
Indonesia
Kelompok 13:
Queen Nazhoofah
Putri Diyah Patni
01 Gerakan 1000 HPK
02 Program PAUD
03 POSYANDU
Sejarah Tujuan/
Sasaran
Program
01
1000
Hari Pertama Kehidupan
1000HPK
“Fase kehidupan yang dimulai sejak
terbentuknya janin pada saat kehamilan
(270 hari) sampai dengan anak berusia 2
tahun (730 hari)”
-BKKBN-
1000HPK
Dalam
0-6 bulan 6-24 bulan
Kandungan
180 hari 540 hari
280 hari
30% 70%
Intervensi gizi Intervensi gizi
spesifik sensitive
Kegiatan ini pada umumnya dilakukan Berbagai kegiatan pembangunan di luar
oleh sektor kesehatan seperti: sektor kesehatan:
1. imunisasi 1. penyediaan air bersih
2. PMT ibu hamil dan balita 2. sarana sanitasi
3. monitoring pertumbuhan balita di 3. berbagai penanggulangan kemiskinan
Posyandu 4. ketahanan pangan dan gizi, fortifikasi
4. suplemen tablet besi-folat ibu hamil pangan
5. promosi ASI Eksklusif, MP-ASI dan 5. pendidikan dan KIE Gizi
sebagainya 6. pendidikan dan KIE Kesehatan
02
Era penjajahan
Belanda
Dalam rangka
mewujudkan
Era penjajahan PAUD
Jepang PAUD PAUD berkualitas
HI (2013)
Era
kemerdekaan-
sekarang
Kebijakan/ Landasan Hukum
● Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan ● Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2014 tentang Gerakan
Anak
Nasional Anti Kejahatan Seksual Terhadap Anak
● Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 perubahan atas ● Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 84
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
tahun 2014 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Anak Usia
Anak, ; Petunjuk Teknis Penyelenggaraan PAUD Holistik
Dini
Integratif di Satuan PAUD 2
● Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem ● Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137
tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia
Pendidikan Nasional
Dini
● Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan ● Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146
● Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tahun 2014 tentang Kurikulum PAUD 2013
tentang Standar Nasional Pendidikan
● Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
● Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 Tahun Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Penggunaan Dana Desa Tahun 2015
Integratif
Tujuan Program PAUD-HI
Terselenggaranya layanan
Pengembangan Anak Usia Dini
Holistik Integratif menuju
terwujudnya anak Indonesia
yang sehat, cerdas, ceria, dan
berakhlak mulia
Tujuan Program PAUD-HI
Tujuan Khusus
1. terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh meliputi
kesehatan dan gizi, rangsangan pendidikan, pembinaan moral-
emosional dan pengasuhan sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai kelompok umur
2. terlindunginya anak dari segala bentuk kekerasan, penelantaran,
perlakuan yang salah, dan eksploitasi di manapun anak berada
3. terselenggaranya pelayanan anak usia dini secara terintegrasi dan
selaras antar lembaga layanan terkait, sesuai kondisi wilayah
4. terwujudnya komitmen seluruh unsur terkait yaitu orang tua,
keluarga, masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah, dalam
upaya Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif
Prinsip Program
PAUD HI
tata kelola pemerintahan yang pelayanan yang menyeluruh
baik dan terintegrasi
Layanan Layanan
Pengasuhan Kesejahteraan
03
POSYANDU
POSYANDU
Salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi
Sejarah Lahirnya POSYANDU
● Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim ● Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Perencanaan Pembangunan Nasional Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah
● Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah ● Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi
● Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten/Kota
Tujuan Program POSYANDU
-KEMDIKBUD-
Sejarah Lahirnya PROGAS
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2011
Tentang Kesehatan Tentang Pedoman Penyediaan Makanan Tambahan
Anak Sekolah
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014
Pangan Tentang Pedoman Gizi Seimbang
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2013
Tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi
Bangsa Indonesia
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015
Tentang Ketahanan Pangan dan Gizi Instruksi Presiden No 3 Tahun 2010 tentang perlunya
disusun dokumen Rencana Aksi Nasional Pangan dan
Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 Gizi
Tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi
Tujuan
Program PROGAS
Pendidikan Gizi
Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja
(PKPR)
PKPR
Tujuan Umum :
Optimalisasi pelayanan kesehtan remaja di Puskesmas
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remja yang
berkualitas
2. Meningkatkan pemanFataan puskesmas oleh remaja untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam
pencegahan masalah kesehatan khusus pada remaja
4. Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan kesehatan remaja
RUANG LINGKUP PELAYANAN PKPR
Fokus sasaran layanan puskesmas PKPR adalah berbagai kelompok
remaja, antara lain:
a. Memberikan pelayanan konseling pada semua Standar Nasional PKPR ini mengatur 5
remaja yang memerlukan konseling yang kontak aspek yang berkaitan dengan
dengan petugas PKPR. penyelenggaraan PKPR,
b. Melakukan pembinaan pada minimal 1 (satu) yaitu:
sekolah dalam 1 (satu) tahun di sekolah umum 1. SDM kesehatan
atau sekolah berbasis agama, dengan minimal 2. Fasilitas kesehatan
melaksanakan kegiatan KIE di sekolah binaan 3. Remaja
minimal 2 kali dalam setahun. 4. Jejaring, dan
c. Melatih konselor sebaya di sekolah minimal 5. Manjemen Kesehatan
sebanyak 10% dari jumlah murid sekolah binaan.
PELAKSANAAN PKPR DI PUSKESMAS
Standar Minimal :
Dalam • KIE
Gedung • Konseling
• Pelayanan Medis
• Rujukan
• Pelayanan lain
ASI Ekslusif
PROGRAM ASI EKSKLUSIF
a b c
Melaksanakan advokasi Memberikan pelatihan Mengintegrasikan
dan sosialisasi program mengenai program materi mengenai ASI
pemberian ASI Ekslusif Ekslusif pada kurikulum
dan Akses Informasi pendidikan
d e f
Membina, mengawasi, Mengembangkan ilmu Mengembangkan kerja
serta mengevaluasi pengetahuan dan sama mengenai
pelaksanaan dan teknologis yang program ASI Ekslusif
pencapaian program berkaitan dengan ASI
pemberian ASI Ekslusif Ekslusif
Pengaturan pemberian ASI Eksklusif
bertujuan untuk:
Biaya Metode
Keberhasilan
POSBINDU Lansia
POS PEMBINAAN TERPADU LANSIA
Indonesia merupakan negara
dengan struktur penduduk tua PERMASALAHAN KESEHATAN
(Aging Population), dimana LANSIA
populasi lanjut usia (lansia) 0,8 4,4
saat ini diproyeksikan sebesar
27,08 juta jiwa atau 9,99% dari 4,5 0,4
total penduduk Indonesia. 5,7 Hipertensi
Diabetes Militus
Jantung
Kanker
Gangguan Ginjal
63,5 Stroke
JAWABAN N0. 1
• Intervensi yang dibutuhkan yaitu dengan pemberdayaan organisasi-organisasi yang ada di luar sekolah seperti
remaja masjid, karang taruna dan lain-lain, dengan memberikan pelatihan kepada organisasi tersebut tentang topik
pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan permasalahan kesehatan yang ada di wilayah tersebut, contoh
pendekatan yang dapat dilakukan yaitu dengan konseling sebaya dimana anggota organisasi remaja yang di
berikan pelatihan konseling sebaya akan memberikan konseling kepada teman-teman sebayanya terkait
permaslaahan kesehatan yang ada
• Untuk topik sendiri harus ditentukan sesuai dengan data kesehatan yang ada ( evidence base serta lokal based)
agar sesuai dengan sasaran dan topik pelayanan kesehatan yang diberikan
JAWABAN N0. 2
• Dalam hal ini menurut kelompok semua program yang sudah ada pelaksanaannya sudah baik, karna pasti dari
pihak pemerintah sudah merencanakan sedemikaian rupa penyusunan program kesehatan itu sendiri, tetapi yang
perlu di optimalkan atau yang masih kurang sepengetahuan atau sepengalaman kami yaitu MONEV yang masih
kurang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun pemerintah sendiri.Untuk mengoptimalkan program dapat
dilakukan mulai dari input programa, proses, output serta feedback program tersebut terutama dalam proses
implementasi program sendiri (komunikasi, sumber daya, stuktur birokrasi dan desposisi)
Jawaban Diskusi
JAWABAN N0. 3
1. Kampanye program➔ perkenalkan program yang ada, manfaat yang bisa dirasakan
2. Penyediaan SDM➔ SDM harus terpenuhi, yang menjdai kendala sampai dengan saat ini adalah keterbatasan
sdm. Perekrutan guru paud, regenerasi kader dll
3. Tingkatkan kolaborasi antar lintas sektor➔ berdasarkan petunjuk teknis pelaksanaan, paud hi ini dapat
dilakukan di satuan paud➔ dalam satuan paud menyelenggarakan seluruh kegiatannya. Atau bisa juga satuan
paud berkolaborasi dengan posyandu,
4. Monev yang jelas
Menurut Perpres No. 60 Tahun 2013 terdapat strategi untuk Pengembangan Program PAUD-HI:
a. penguatan dan penyelarasan landasan hukum;
b. peningkatan advokasi, komitmen, koordinasi dan kerjasama antar instansi pemerintah, Lembaga penyelenggara
layanan, dunia usaha, dan organisasi terkait;
c. peningkatan kapasitas dan kompetensi kader, masyarakat, penyelenggara, dan tenaga pelayanan;
d. penyediaan pelayanan yang merata, terjangkau, dan berkualitas;
e. internalisasi nilai-nilai agama dan budaya; dan
f. pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan pemahaman dan persiapan pra nikah calon pengantin, orang
tua, keluarga, dan pengasuh pengganti dalam melakukan pengasuhan anak secara optimal.
Jawaban Diskusi
JAWABAN N0. 4
Dalam tujuan PROGAS secara umu yaitu Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, asupan gizi serta kemampuan
belajar dalam upaya membentuk karakter insan Indonesia yang sehat, cerdas, produktif, tangguh dan berdaya saing.
Sehingga Pendidikan karakter pada PROGAS saling terkait dengan tujuan. Untuk mencapai tujuan terserbut, maka di
kegiatan Pendidikan karakter pun memiliki tujuan seperti:
Pendidikan karakter bertujuan:
menanamkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat pada peserta didik dan warga sekolah dalam upaya mendukung
terwujudnya karakter Insan Indonesia yang sehat, cerdas, produktif, tangguh dan berdaya saing. Secara khusus,
pendidikan karakter diberikan kepada peserta didik Sekolah Dasar dalam rangka:
• Menanamkan budaya kejujuran (tidak mengambil hak orang lain)
• Menanamkan budaya mencintai tanah air (mencintai produk lokal, menghargai petani, peternak dan nelayan)
• Menanamkan budaya disiplin (tidak terlambat, antri, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan)
• Menanamkan budaya bersyukur (berdoa sebelum dan sesudah makan, menerima dan menyukai makanan yang
disajikan)
• Mengasah kepemimpinan (memimpin doa, dan lain sebagainya)
• Mengasah kepekaan, toleransi dan empati (tidak berebut makanan, membantu teman dan guru)
• Mengasah rasa tanggung jawab (menghabiskan porsi makanan yang diterima)
• Menanamkan budaya kerja sama (membantu pembagian makanan, merapikan kembali peralatan makan)
• Menanamkan kebersamaan (makan bersama)
• Meningkatkan budaya tenggang rasa (berbagi)