Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONVENSI MONTEVIDIO 1993

Disusun Oleh :

Kelompok

1. Laigau Cantika Putri (213300516088)

2. Aldhial paruq (213300516123)

3. Muhammad Akbar Prasetya (213300516028)

4. Sania Maulidia (213300516161)

5. Yudit Dwi Prastyo (183112330050137)

Dosen Pengampu : Mahruf, S.H., M.H.

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS NASIONAL

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga tim

penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas dengan judul “KONVENSI MONTEVIDIO 1993”

pada akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam

pemahaman mengenai konvensi montevidio 1993. Dalam rangka penulisan tugas ini, tim penulis

banyak mengalami kesulitan dan kendala. Namun karena dorongan moril dan material serta

bimbingan dari berbagai pihak sehingga tim penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas ini.

Tidak lupa pula pada bagian ini, dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat yang

setinggi- tingginya tim penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu tim penulis dalam menyelesaikan tugas ini. Tim penulis menyadari

bahwa dalam penulisan tugas ini tidak terlepas dari segala kesalahan dan kekurangan. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati tim penulis mengharapkan saran kritik dari pembaca

sebagai bahan masukan sehingga dapat berguna baik bagi penulis dikemudian hari. Akhir kata,

tim penulis mengucapkan terimakasih, semoga mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT,

dan semoga penulisan tugas ini dapat bermanfaat bagi tim penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................................6
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................7
A. Unsur-Unsur Negara Menurut Konvensi Montevideo 1993...................................................7
B. 4 Syarat Mutlak Negara Merdeka Menurut Konvensi Montevideo 1993...............................8
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................10
A. Kesimpulan...........................................................................................................................10
B. Saran......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Pasal 1 Konvensi Montevideo tahun 1933 tentang Hak dan Kewajiban Negara

(Montevideo Convention in Rights and Duties of States) yang ditandatangani oleh Amerika

Serikat dan beberapa negara Amerika Latin, bahwa: Negara sebagai suatu pribadi

internasionalharus memiliki kualifikasi-kualifikasi (the States as a person of international law

should posses the following qualifications):

a) Penduduk yang tetap (a permanent population)

b) Wilayah yang pasti (a defined territory)

c) Pemerintahan (Government)

d) Mempunyai kemampuan untuk melakukan hubungan dengan negara lain (capacity to enter

into relations with other states) .

Wilayah berdasarkan huruf b Konvensi Montevideo di atas mutlak bagi pembentukan suatu

negara karena dengan adanya wilayah suatu negara dapat melaksanakn kedaulatan dan

kekuasaan. Wilayah adalah suatu ruang yang meliputi wilayah darat, wilayah laut, dan wilayah

udara. Wilayah udara mencakup angkasa sesuai dengan batas wilayah darat dan lautnya. Wilayah

darat adalah wilayah yang telah dikukuhkan batas-batas yang jelas menjadi suatu wilayah

negara. Sedangkan wilayah laut adalah wilayah perairan yang dekat dengan pantai. Apabila
dilakukan pengkajian secara lebih mendalam kesatuan teritorial negara tidak mesti merupakan

satu kesatuan geografis alami. Kesatuan negara tidak mesti terdiri dari satu kesatuan daratan,

akan tetapi bisa juga terdiri dari daratan-daratan yang terpisah seperti umumnya dijumpai di

negara kepulauan. Dengan demikian kesatuan teritorial negara merupakan kesatuan hukum,

bukan semata-mata kesatuan geografis alami3 . Apabila dikaji dari aspek hukum internasional,

negara merupakan subjek hukum internasional yang paling tua usianya (yang pertama) dan

paling utama.Hanya negara yang dapat mengadakan hubungan Internasional dalam segala bidang

kehidupan masyarakat, tanpa negara subjek hukum internasional lainnya tidak mungkin ada. Jadi

karena negara dan melalui negara subjek hukum internasional lain lahir.Konsekuensi logis dari

pernyataan ini yakni, negaralah yang paling banyak berperan memegang ataupun mendukung

hak-hak dan mengemban kewajiban berdasarkan hukum internasionaldibandingkan subjek

hukum lain. Hal ini mengakibatkan kedudukan negara mempunyai peranan yang sangat dominan

sebagai subjek hukum internasional.Selain itu, negara juga mempunyai kewenangan penuh untuk

mengatur dan menegakkan kedaulatan atas wilayahnya yang meliputi wilayah laut, darat dan

udara. Batas wilayah darat terdiri atas batas buatan dan batas alamiah. Batas buatan

berupatembok pilar, tugu, dan sebagainya dan batas alamiah berupa gunung,sungai, dan danau.

Dalam hal sungai dan danau, jika tidak dilayari, penentuan perbatasan dengan sistem membagi

dua atau dengan sistem garis tengah menurut konfigurasi sungai atau danau. Apabila dapat

dilayari digunakan median linesistem (systemgaris tengah) dari daerah yang bisa dilayari.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Unsur-Unsur Negara Menurut Konvensi Montevideo 1993 ?


2. Bagaimana 4 Syarat Mutlak Negara Merdeka Menurut Konvensi Montevideo 1993 ?

C. Tujuan

Agar parra pembaca mengetahui informasi – informasi penting seputar tentang konevni

Montevideo 1993.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Unsur-Unsur Negara Menurut Konvensi Montevideo 1993

1. Rakyat (a permanent population)

Rakyat adalah kumpulan manusia yang hidup bersama walaupun berasal dari keturunan,

kepercayaan, dan suku yang berbeda. Secara khusus, rakyat dapat diartikan sebagai semua orang

yang berdiam di dalam suatu wilayah. Rakyat menjadi unsur terpenting dalam suatu negara

karena merupakan penggerak agar organisasi negara dapat berjalan dengan baik.

2. Wilayah (a defined territory)

Wilayah menjadi unsur mendasar selanjutnya bagi suatu negara. Tanpa adanya wilayah dengan

batas-batas tertentu, kedaulatan dan keberadaan suatu negara tidak akan dianggap. Wilayah

negara menjadi tempat rakyat menetap dan pemerintah menyelenggarakan pemerintahannya.

Selain itu, wilayah juga menjadi simbol kedaulatan dan integritas kewilayahan. Wilayah negara

terdiri dari darat, laut, udara, dan ekstrateritorial. Wilayah ekstrateritorial maksudnya adalah

walaupun tempat itu terletak di wilayah negara lain, namun, berdasarkan hukum internasional

dianggap menjadi wilayah negara yang diwakili. Misalnya, kantor kedutaan besar Amerika

Serikat di Jakarta. Maka, tempat kedudukan kantor kedutaan itu menjadi ekstrateritorial negara

Amerika Serikat.

3. Pemerintah (a government)
Unsur mutlak dari suatu negara selanjutnya adalah pemerintah yang berdaulat. Pemerintah

sebagai unsur negara adalah pemerintah dalam pengertian luas, yakni gabungan dari seluruh alat

perlengkapan negara. Kedaulatan pemerintah menjadi kekuasaan tertinggi untuk membuat

undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia. Pemerintah yang

berdaulat berarti diaati oleh rakyatnya dan mampu mempertahankan kemerdekaannya dari

ancaman negara lan.

4. Kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain (a capacity to enter into relations with

other states)

Kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain atau pengakuan dari negara lain bukan

merupakan unsur mutlak dari suatu negara. Unsur ini hanya bersifat menerangkan tentang

adanya negara. Ada dua macam pengakuan dari negara lain, yakni: pengakuan de facto, dan

pengakuan de jure. Pengakuan de facto adalah pengakuan atas fakta adanya negara. Pengakuan

ini diberikan berdasarkan fakta bahwa suatu masyarakat politik telah memenuhi tiga unsur

mutlak negara. Pengakuan de facto bersifat sementara. Ini dikarenakan pengakuan tersebut

diberikan sambil menunggu perkembangan lebih lanjut dari negara yang baru lahir. Jika negara

tersebut berlangsung lama, pemerintahannya dapat mendirikan kekuasaan yang stabil, serta dapat

memenuhi kewajibannya sebagai anggota keluarga bangsa-bangsa sedunia, maka akan disusul

dengan pengakuan de jure. Pengakuan de jure adalah pengakuan akan sahnya suatu negara

berdasarkan pertimbangan yuridis menurut hukum. Dengan mendapatkan pengakuan de jure,

suatu negara mendapat hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga bangsa-bangsa sedunia.

B. 4 Syarat Mutlak Negara Merdeka Menurut Konvensi Montevideo 1993


1. Penduduk yang Tetap

Syarat mutlak pertama pembentukan sebuah negara adalah adanya penduduk atau rakyat yang

tetap. Rakyat menjadi unsur penting dalam suatu negara karena berperan sebagai penggerak

supaya organisasi negara berjalan dengan optimal. Terbentuknya kelompok masyarakat karena

manusia dalam kenyataannya adalah makhluk sosial (zoon politicon), sebagaimana pendapat

Aristoteles. 

2. Wilayah yang Pasti 

Wilayah suatu negara bisa terdiri dari laut, udara, darat, dan ekstrateritorial. Keberadaanya

sangat penting, jika tidak kedaulatan dan keberadaan suatu negara tidak dianggap. Wilayah

negara menjadi tempat penduduk suatu negara menetap dan menyelenggarakan sistem

pemerintahannya. 

3. Pemerintahan yang Berdaulat 

Unsur-unsur terbentuknya negara yang ketiga adalah adanya pemerintahan yang berdaulat. Guna

mengatur penggunaan dan pengamanan wilayah serta membina tata tertib dalam masyarakat,

maka perlu adanya suatu kekuasaan yang dijalankan oleh pemerintah negara. 

4. Adanya Pengakuan dari Negara Lain 

Adanya pengakuan dari negara lain menjadi nilai penting dari berdirinya sebuah negara. Ada dua

jenis pengakuan sebuah negara atas negara lain, yakni de facto dan de jure. Pengakuan de

facto artinya kesaksian sebuah negara (bersifat faktual) terhadap negara yang baru saja merdeka.

Sedangkan pengakuan de jure  dinyatakan secara resmi oleh negara lain yang mengacu pada

hukum internasional terkait keberadaan suatu negara baru. 


BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang sudah dibuat maka dapat disimpulkan :

1. Negara merupakan organisasi masyarakat tertinggi yang memiliki teritorial dan kekuasaan

untuk mengatur dan memelihara rakyatnya di bawah perundang-undangan. Menurut Konvensi

Montevideo tahun 1993, ada syarat-syarat yang harus dimiliki suatu bangsa sebagai bagian dari

dunia internasional. Syarat atau unsur inilah yang membentuk suatu negara. Unsur tersebut ada

yang bersifat mutlak atau konstitutif dan tambahan atau deklaratif.

2. Demi mewujudkan atau membentuk sebuah negara yang merdeka, terdapat empat syarat

mutlak yang harus dipenuhi. Hal ini dimaksudkan agar apa yang sedang dibangun layak disebut

sebagai sebuah negara dan diakui hukum internasional. Keempat syarat atau unsur itu tertuang

dalam Konvensi Montevideo 1993 tentang Hak dan Kewajiban Negara.  Pengakuan atas

pembentukan negara didasarkan pada terpenuhinya syarat-syarat negara merdeka. Dalam hukum

internasional, negara merdeka terbentuk oleh setidaknya empat unsur sebagaimana tertuang

dalam Konvensi Montevideo 1993.

B. Saran
Adapun saran dari penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan

mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam mengenai hal

penyajian data agar dapat membenahi kekurangan-kekurangan yang ada dan dapat terus

memperoleh ilmu pengetahuan yang baik dan bermanfaat berkenaan dengan permasalahan-

permasalahan yang muncul dalam konvensi Montevideo 1993. Dengan mempelajarinya

diharapkan kita makin mencintai keberagaman yang ada di negara kita, sehingga kita juga dapat

menjaganya.. Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari

kata sempurna. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA

Gadjong, Agussalim Andi. 2019. Ilmu Negara. Makassar: Kretakupa Print.

Gatara, Asep Sahid dan Subhan Sofian. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:

Fokusmedia.

Agrawala B.R., International Law and The Status of Unrecognized States.

Falk A. Richard, The Role of Domestic Court in the International Legal Order, Syracuse

University Press, 1964.

Huala, A., Aspek-aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Cetakan I, Rajawali Pers, Jakarta,

1991.

Anda mungkin juga menyukai