Disusun Oleh :
Kelompok
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NASIONAL
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga tim
penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas dengan judul “KONVENSI MONTEVIDIO 1993”
pada akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam
pemahaman mengenai konvensi montevidio 1993. Dalam rangka penulisan tugas ini, tim penulis
banyak mengalami kesulitan dan kendala. Namun karena dorongan moril dan material serta
bimbingan dari berbagai pihak sehingga tim penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas ini.
Tidak lupa pula pada bagian ini, dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat yang
setinggi- tingginya tim penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu tim penulis dalam menyelesaikan tugas ini. Tim penulis menyadari
bahwa dalam penulisan tugas ini tidak terlepas dari segala kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati tim penulis mengharapkan saran kritik dari pembaca
sebagai bahan masukan sehingga dapat berguna baik bagi penulis dikemudian hari. Akhir kata,
tim penulis mengucapkan terimakasih, semoga mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT,
dan semoga penulisan tugas ini dapat bermanfaat bagi tim penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................................6
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................7
A. Unsur-Unsur Negara Menurut Konvensi Montevideo 1993...................................................7
B. 4 Syarat Mutlak Negara Merdeka Menurut Konvensi Montevideo 1993...............................8
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................10
A. Kesimpulan...........................................................................................................................10
B. Saran......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Pasal 1 Konvensi Montevideo tahun 1933 tentang Hak dan Kewajiban Negara
(Montevideo Convention in Rights and Duties of States) yang ditandatangani oleh Amerika
Serikat dan beberapa negara Amerika Latin, bahwa: Negara sebagai suatu pribadi
c) Pemerintahan (Government)
d) Mempunyai kemampuan untuk melakukan hubungan dengan negara lain (capacity to enter
Wilayah berdasarkan huruf b Konvensi Montevideo di atas mutlak bagi pembentukan suatu
negara karena dengan adanya wilayah suatu negara dapat melaksanakn kedaulatan dan
kekuasaan. Wilayah adalah suatu ruang yang meliputi wilayah darat, wilayah laut, dan wilayah
udara. Wilayah udara mencakup angkasa sesuai dengan batas wilayah darat dan lautnya. Wilayah
darat adalah wilayah yang telah dikukuhkan batas-batas yang jelas menjadi suatu wilayah
negara. Sedangkan wilayah laut adalah wilayah perairan yang dekat dengan pantai. Apabila
dilakukan pengkajian secara lebih mendalam kesatuan teritorial negara tidak mesti merupakan
satu kesatuan geografis alami. Kesatuan negara tidak mesti terdiri dari satu kesatuan daratan,
akan tetapi bisa juga terdiri dari daratan-daratan yang terpisah seperti umumnya dijumpai di
negara kepulauan. Dengan demikian kesatuan teritorial negara merupakan kesatuan hukum,
bukan semata-mata kesatuan geografis alami3 . Apabila dikaji dari aspek hukum internasional,
negara merupakan subjek hukum internasional yang paling tua usianya (yang pertama) dan
paling utama.Hanya negara yang dapat mengadakan hubungan Internasional dalam segala bidang
kehidupan masyarakat, tanpa negara subjek hukum internasional lainnya tidak mungkin ada. Jadi
karena negara dan melalui negara subjek hukum internasional lain lahir.Konsekuensi logis dari
pernyataan ini yakni, negaralah yang paling banyak berperan memegang ataupun mendukung
hukum lain. Hal ini mengakibatkan kedudukan negara mempunyai peranan yang sangat dominan
sebagai subjek hukum internasional.Selain itu, negara juga mempunyai kewenangan penuh untuk
mengatur dan menegakkan kedaulatan atas wilayahnya yang meliputi wilayah laut, darat dan
udara. Batas wilayah darat terdiri atas batas buatan dan batas alamiah. Batas buatan
berupatembok pilar, tugu, dan sebagainya dan batas alamiah berupa gunung,sungai, dan danau.
Dalam hal sungai dan danau, jika tidak dilayari, penentuan perbatasan dengan sistem membagi
dua atau dengan sistem garis tengah menurut konfigurasi sungai atau danau. Apabila dapat
dilayari digunakan median linesistem (systemgaris tengah) dari daerah yang bisa dilayari.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Agar parra pembaca mengetahui informasi – informasi penting seputar tentang konevni
Montevideo 1993.
BAB 2
PEMBAHASAN
Rakyat adalah kumpulan manusia yang hidup bersama walaupun berasal dari keturunan,
kepercayaan, dan suku yang berbeda. Secara khusus, rakyat dapat diartikan sebagai semua orang
yang berdiam di dalam suatu wilayah. Rakyat menjadi unsur terpenting dalam suatu negara
karena merupakan penggerak agar organisasi negara dapat berjalan dengan baik.
Wilayah menjadi unsur mendasar selanjutnya bagi suatu negara. Tanpa adanya wilayah dengan
batas-batas tertentu, kedaulatan dan keberadaan suatu negara tidak akan dianggap. Wilayah
Selain itu, wilayah juga menjadi simbol kedaulatan dan integritas kewilayahan. Wilayah negara
terdiri dari darat, laut, udara, dan ekstrateritorial. Wilayah ekstrateritorial maksudnya adalah
walaupun tempat itu terletak di wilayah negara lain, namun, berdasarkan hukum internasional
dianggap menjadi wilayah negara yang diwakili. Misalnya, kantor kedutaan besar Amerika
Serikat di Jakarta. Maka, tempat kedudukan kantor kedutaan itu menjadi ekstrateritorial negara
Amerika Serikat.
3. Pemerintah (a government)
Unsur mutlak dari suatu negara selanjutnya adalah pemerintah yang berdaulat. Pemerintah
sebagai unsur negara adalah pemerintah dalam pengertian luas, yakni gabungan dari seluruh alat
undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia. Pemerintah yang
berdaulat berarti diaati oleh rakyatnya dan mampu mempertahankan kemerdekaannya dari
4. Kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain (a capacity to enter into relations with
other states)
Kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain atau pengakuan dari negara lain bukan
merupakan unsur mutlak dari suatu negara. Unsur ini hanya bersifat menerangkan tentang
adanya negara. Ada dua macam pengakuan dari negara lain, yakni: pengakuan de facto, dan
pengakuan de jure. Pengakuan de facto adalah pengakuan atas fakta adanya negara. Pengakuan
ini diberikan berdasarkan fakta bahwa suatu masyarakat politik telah memenuhi tiga unsur
mutlak negara. Pengakuan de facto bersifat sementara. Ini dikarenakan pengakuan tersebut
diberikan sambil menunggu perkembangan lebih lanjut dari negara yang baru lahir. Jika negara
tersebut berlangsung lama, pemerintahannya dapat mendirikan kekuasaan yang stabil, serta dapat
memenuhi kewajibannya sebagai anggota keluarga bangsa-bangsa sedunia, maka akan disusul
dengan pengakuan de jure. Pengakuan de jure adalah pengakuan akan sahnya suatu negara
suatu negara mendapat hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga bangsa-bangsa sedunia.
Syarat mutlak pertama pembentukan sebuah negara adalah adanya penduduk atau rakyat yang
tetap. Rakyat menjadi unsur penting dalam suatu negara karena berperan sebagai penggerak
manusia dalam kenyataannya adalah makhluk sosial (zoon politicon), sebagaimana pendapat
Aristoteles.
Wilayah suatu negara bisa terdiri dari laut, udara, darat, dan ekstrateritorial. Keberadaanya
sangat penting, jika tidak kedaulatan dan keberadaan suatu negara tidak dianggap. Wilayah
negara menjadi tempat penduduk suatu negara menetap dan menyelenggarakan sistem
pemerintahannya.
Unsur-unsur terbentuknya negara yang ketiga adalah adanya pemerintahan yang berdaulat. Guna
mengatur penggunaan dan pengamanan wilayah serta membina tata tertib dalam masyarakat,
maka perlu adanya suatu kekuasaan yang dijalankan oleh pemerintah negara.
Adanya pengakuan dari negara lain menjadi nilai penting dari berdirinya sebuah negara. Ada dua
jenis pengakuan sebuah negara atas negara lain, yakni de facto dan de jure. Pengakuan de
facto artinya kesaksian sebuah negara (bersifat faktual) terhadap negara yang baru saja merdeka.
Sedangkan pengakuan de jure dinyatakan secara resmi oleh negara lain yang mengacu pada
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Negara merupakan organisasi masyarakat tertinggi yang memiliki teritorial dan kekuasaan
Montevideo tahun 1993, ada syarat-syarat yang harus dimiliki suatu bangsa sebagai bagian dari
dunia internasional. Syarat atau unsur inilah yang membentuk suatu negara. Unsur tersebut ada
mutlak yang harus dipenuhi. Hal ini dimaksudkan agar apa yang sedang dibangun layak disebut
sebagai sebuah negara dan diakui hukum internasional. Keempat syarat atau unsur itu tertuang
dalam Konvensi Montevideo 1993 tentang Hak dan Kewajiban Negara. Pengakuan atas
pembentukan negara didasarkan pada terpenuhinya syarat-syarat negara merdeka. Dalam hukum
internasional, negara merdeka terbentuk oleh setidaknya empat unsur sebagaimana tertuang
B. Saran
Adapun saran dari penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan
mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam mengenai hal
penyajian data agar dapat membenahi kekurangan-kekurangan yang ada dan dapat terus
memperoleh ilmu pengetahuan yang baik dan bermanfaat berkenaan dengan permasalahan-
diharapkan kita makin mencintai keberagaman yang ada di negara kita, sehingga kita juga dapat
menjaganya.. Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kata sempurna. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Gatara, Asep Sahid dan Subhan Sofian. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:
Fokusmedia.
Falk A. Richard, The Role of Domestic Court in the International Legal Order, Syracuse
Huala, A., Aspek-aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Cetakan I, Rajawali Pers, Jakarta,
1991.