Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI

“LATAR BELAKANG IDEOLOGI KURIKULUM”

Disusun Kelompok 6 :

1. Fatimah Arsy Yani (NIM. 1911540039)


2. Pebriana Khairu Zakiyah ( NIM.1911540028)

Dosen Pengampu :
Dr. H. Mawardi Lubis, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM (S2) PASCA SARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim,

Assalaamu’alaikum warohamtullahi wa barokatuh.

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan


kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang
kita nantikan syafaatnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas


limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa nikmat sehat fisik maupun akal
pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
Pengembangan Kurikulum PAI yang berjudul “Latar Belakang Ideologi
Kurikulum”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu
penulis mengharapkan krtitik serta saran, supaya makalah ini dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
penulisan makalah ini penulis minta maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat


dalam pembuatan makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat,
terimakasih. Wassalaamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh.

Bengkulu, 20 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Latar Belakang Ideologi Kurikulum............................................


B. Latar Belakang Ideologi Kurikulum..............................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para praktisi pendidikan seperti para guru ataupun dosen di
lembaga pendidikan ataupun sekolah formal; pelatih (trainer) pada
tempat kursus maupun lokakarya atau bahkan pemandu pelatih
(fasilitator) di berbagai arena pendidikan non formal ataupun
pendidikan rakyat (popular education) di kalangan buruh, petani
maupun rakyat miskin, banyak yang tidak sadar bahwa ia tengah
terlibat dalam suatu pergumulan politik dan ideologi melalui arena
pendidikan.
Umumnya orang memahami pendidikan sebagai suatu
kegiatan mulia yang selalu mengandung kebajikan dan senantiasa
berwatak netral. Pendidikan akan menjadi baik manakala kurikulum
yang ada di dalamnya memiliki orientasi atau tujuan yang baik pula.
Jika orientasi kurikulum pendidikan tidak tepat dan tidak sesuai
dengan ideologi kita sebagai bangsa maupun ideologi kita sebagai
orang islam, maka bisa dipastikan bahwa peserta didik yang menajadi
objek pendidikan akan hancur. Dan kehancuran peserta didik akan
mempengaruhi kehancuran bangsa ini.
Barangkali kita harus mengingat ungkapan seorang penyair,
Syauqi Bek “Kejayaan bangsa-bangsa hanya dapat bertahan selama
ada akhlaq. Jika mereka sudah kehilangan akhlaq, maka sirna pula
kejayaan mereka”. Kita tidak menyangkal bahwa keterpurukan suatu
bangsa bisa disebabkan oleh banyak faktor. Paling tidak ada lima
faktor yang dapat mempengaruhi dan saling mempengaruhi dalam satu
kesatuan sistem global yang bersifat mondial. Kelima hal itu adalah
sistem ideologi, sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial-budaya
dan sistem iptek. Tetapi dari kelima sistem tersebut, sistem ideologi
adalah yang paling mendasar dalam melahirkan pandangan dunia
(worldview, Weltanschauung) suatu bangsa. Kalau kita mencermati
lebih jeli lagi, meskipun kita mencantumkan secara formal bahwa
ideologi negara kita adalah Pancasila, tetapi pada kenyataannya
ideologi bangsa kita bukanlah Pancasila, bahkan bukan pula ideologi
Islam, meskipun mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim. Oleh
karenanya paradigma kitapun tentu saja bukan pula paradigma
Pancasila atau Islam. Dan dalam pendidikan yang harus dirumuskan
terlebih dahulu adalah kurulum sebagai jantung pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian latar belakang ideologi kurikulum?
2. Bagaimana latar belakang ideologi kurikulum?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui ;
1. Pengertian latar belakang ideologi kurikulum
2. Bagaimana latar belakang ideologi kurikulum
BAB II
ISI
A. Pengertian Latar Belakang Ideologi Kurikulum
1. Pengertian Latar Belakang
Latar belakang adalah dasar atau titik tolak untuk
memberikan pemahaman mengenai apa yang ingin
disampaikan atau dijelaskan. Latar belakang biasanya berisikan
berbagai alasan yang melatarbelakangi sebuah peristiwa atau
kejadian .
2. Pengertian Ideologi
Ideologi secara harfiah ialah “sistem paham” atau
“sekumpulan ide atau gagasan”. Kata ideology berasal dari
bahasa Yunani “Ideos” (ide,gagasan) dan “logos”
(ilmu,logika), yang mengandung arti “Ilmu tentang ide atau
gagasan”.1
Dikalangan umat Islam, istilah al-mabda’ sebagai
padanan ideology. al-mabda’ artinya pemikiran awal yang
segala pemikiran berikutnya mengikuti.2
Ideologi adalah kumpulan konsep bersistem yang
dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan
tujuan untuk kelangsungan hidup, cara berpikir seseorang atau
suatu golongan.3
3. Pengertian Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa latin “Curriculae”
artinya jarak yang harus ditempuh seorang pelari. Pada waktu
itu, pengertian kurikulum adalah jangka waktu pendidikan yang
harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh

1
Zainal Arifin, Manajemen Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam: Teori dan
Praktik. (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2018) hlm 89-90
2
Haedar Nashir, Memahami Ideologi Muhammadiyah, (Yogyakarta : Suara
Muhammadiyah, 2014) hlm 30-31
3
https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/ideologi.html, diakses pada selasa, 20
Oktober 2020, Pukul 16.27 WIB
ijazah, dalam hal ini ijazah merupakan suatu bukti, bahwa
siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana
pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh
suatu jarak antara satu tempat ke tempat lainnya yang akhirnya
mencapai finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap
sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik
akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu
ijazah tertentu.4
Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu
perencanaan untuk mendapatkan pengeluaran (out-comes) yang
diharapkan dari suatu pembelajaran.5
Menurut UU. No. 20 Tahun 2003, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Jadi berdasarkan pengertian antar suku kata diatas,
dapat diketahui bahwa latar belakang ideologi kurikulum
adalah hal-hal yang menjadi alasan adanya pemikiran mengenai
suatu perencanaan atau pengaturan dalam pembelajaran.
B. Latar Belakang Ideologi Kurikulum
Latar belakang ideologi kurikulum adalah dasar-dasar atau
titik tolak yang menjadi alasan perjalanan ide atau gagasan dalam
perumusan asas-asas kurikulum pendidikan secara
berkesinambungan dari masa ke masa.
Dilihat dari sisi sejarah, istilah kurikulum (curriculum)
adalah suatu istilah yang bersal dari bahasa Yunani. Pada awalnya
istilah ini digunakan untuk dunia olah raga, yaitu berupa jarak yang
harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada masa Yunani dahulu kala

4
Sarinah, Pengantar Kurikulum, (Yogyakarta : Deepublish, 2015) hlm 2-3
5
Sarinah, Pengantar Kurikulum… hlm 13
istilah “kurikulum” digunakan untuk menunjukkan tahapan-
tahapan yang dilalui atau ditempuh oleh seorang pelari dalam
perlombaan lari estafet yang dikenal dalam dunia atletik. Dalam
proses lebih lanjut istilah ini ternyata mengalami perkembangan,
sehingga penggunaan istilah ini meluas dan merambah ke dunia
pendidikan.
Berdasarkan sejarahnya istilah kurikulum sebagai
lapangan studi sudah ada pada abad ke 19 ( Johan Friedrich
Herbart), gerakan pengikut herbart ini berhasil memperlihatkan
minat yang tinggi terhadap isi kurikulum di Amerika.
Di Indonesia sendiri, sebenarnya perkembangan ideologi
kurikulum selama ini, mulai dari kurikulum Cara Belajar Siswa
Aktif, Kurikulum Berbasis Kompetensi, dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, serta kurikulum k13 adalah tidak jauh berbeda.
Maksudnya bahwa semua kurikulum pendidikan yang ada di
Indonesia ingin mencetak generasi yang tidak hanya mempunyai
kecerdasan akal yang tinggi akan tetapi mempunyai tujuan agar
peserta didik menjadi orang yang beriman, bertaqwa, dan
berkepribadian yang baik.
Perkembangan Ideologi Kurikulum terjadi dikarenakan
beberapa kondisi antara lain sebagai berikut:
1. Merespon IPTEK.
Ilmu Teknologi setiap waktu pasti selalu mengalami
perkembangan dan kemajuan. oleh sebab itu kurikulum juga
harus mengikuti perkembangan IPTEK agar dapat seiring
berjalan dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan
zaman.
2. Merespon perubahan sosial.
Dalam realita kehidupan sehari-hari bahwa selain
menjadi bagian dari pendidikan sekolah, kurikulum juga
menjadi bagian dari masyarakat. Sekolah yang mampu
memenuhi dan mewujudkan kebutuhan masyarakat akan
mampu bertahan.
3. Memenuhi kebutuhan peserta didik.
Kebutuhan dari masing-masing peserta didik berbeda-
beda dan dinamik. Pengembangan kurikulum ini bertujuan
untuk memahami dan mewujudkan kebutuhan dari peserta
didik. Misal kebutuhan sarana, prasana, media dan lain
sebagainya.
4. Merespon kemajuan di bidang pendidikan.
Pendidikan memang selalu berkembang dengan
menyeseuaikan keadaan situasi dan kondisi dalam masyarakat.
5. Merespon perubahan sistem pendidikan.
Sistem pendidikan yang kadang berubah sesuai dengan
kesesuaian pendidikan itu diterapkan, juga dapat menjadi
faktor terhadap pengembangan kurikulum yang ada.6
Sistem ideologi yang kuat dapat mempengaruhi dan
mengendalikan sistem-sistem politik, ekonomi, sosial budaya dan iptek.
Sistem ideologi kurikulum ini dalam PAI adalah aqidah, yang menjadi
dasar dan fondasi bagi keseluruhan struktur atau bangunan keislaman,
baik individu maupun umat.
Perjuangan Rasulullah Sholallahu alaihi wa sallam di Makkah
memberikan contoh yang sangat jelas bagi kita tentang pembangunan
ideologi ini sebelum yang lain-lainnya. Selama lebih kurang 13 tahun
dakwah beliau di kota Makkah, yang dilakukan adalah konsolidasi
keimanan (aqidah), membangun kekuatan mental dan militansi pengikut
beliau. Yang dibangun adalah kualitas bukan kuantitas, sehingga
meskipun beliau hanya memperoleh sangat sedikit pengikut tetapi
mereka adalah orang-orang yang betul-betul mempunyai aqidah dengan
api Islam yang berkobar-kobar di dada mereka. Beliau merubah sama

6
http://wisnucorner.blogs.uny.ac.id/2015/10/06/resume-konsep-pengembangan-kurikulum/,
diakses pada Jum’at, 23 Oktobe 2020, pukul 12:08 WIB
sekali ideologi jahiliyah menjadi ideologi islamiyah, dari syirk menjadi
iman, dari ‘adawah menjadi rahmah, dari zhulm menjadi ‘adl dan
seterusnya. Membangun ideologi atau aqidah yang benar apalagi sebagai
sebuah sistem yang mapan bukanlah pekerjaan gampang. Perjuangan
Rasulullah Sholallahu alaihi wa sallam di atas memperlihatkan bahwa
pembangunan aqidah relatif lebih lama dari pada tasyri’ (pembentukan
dan penegakan syari’at, yang meliputi politik, ekonomi, sosial budaya).
Pembangunan yang paling ideal dan efektif memerlukan figur central
yang bisa menentukan perubahan dan diikuti oleh semua pihak. Tuhan
melakukan pendidikan kepada alam semesta sesuai dengan nama dan
sifat-Nya Rabb.
Lebih rinci, Oemar Hamalik mengemukakan beberapa dasar yang
harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Kurikulum disusun untuk mewujudkan sisdiknas.
2. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan dengan
pendekatan kemampuan.
3. Kurikulum harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan pada
masing-masing jenjang pendidikan.
4. Kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi dikembangkan
atas dasar standar nasional pendidikan untuk setiap jenis dan jenjang
pendidikan.
5. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara
berdivertifikasi, sesuai dengan kebutuhan potensi, dan minat peserta
didik serta tuntutan pihak-pihak yang memerlukan dan
berkepentingan.
6. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan tuntutan
pembangunan daerah dan nasional, keanekaragaman potensi daerah
dan lingkungan serta kebutuhan pengembangan iptek dan seni.
7. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara
berdiversifikasi, sesuai tuntutan lingkungan dan budaya setempat.
8. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan mencakup aspek spiritual
keagamaan, intelektualitas, watak konsep diri, keterampilan belajar,
kewirausahaan, keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat,
pola hidup sehat, estetika dan rasa kebangsaan.7
Adapun landasan-landasan yang melatar belakangi perkembangan
ideologi kurikulum PAI adalah :
1. Landasan filosofis (Philosopical foundation)
Dalam pengembangan kurikulum, filsafat menempati
peranan yang penting dalam pengembangan suatu kurikulum
pendidikan. Dalam filsafat pendidikan terdapat berbagai aliran
filsafat seprti perenialis, idealis, pragmatis, rekonstruktif,
eksistensialis, realis, dan konstruktivis. aliran filsafat dalam
pendidikan tersebut menjadi pijakan pengambangan
kurikulum.8
Pentingnya filsafat dalam pendidikan nyata besar
manfaatnya bagi kurikulum karana menentukan arah kemana
anak-anak harus dibimbing, jadi filsafat menentukan tujuan
pendidikan.
Di Indonesia , Pancasila dan UUD 1945 telah diterima
secara resmi sebagai falsafah dan dasar pendidikan nasional,
yang tidak bertentangan dengan agama Islam dan agama lain,
hal ini terdapat dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sisdiknas, pendidikan bertujuan untuk berkembangnya peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam tujuan
filsafat pendidikan Islam menurut Ramayulis dan Syamsul

7
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Cet. Ke-4 (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010) hlm 97-98
8
Umar, dkk, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Transformatif
( Yogyakarta: Deepublish, 2016) hlm 13
Nizar ada dua dimensi pokok yaitu abadi dan positif. Abadi,
karena tujuan akhir filsafat pendidikan islam menembus ruang
dan waktu yaitu keselamatan di dunia dan keselamatan di
akhirat. Sedangkan positif, karena tujuan yang akan dicapai
senantiasa diarahkan pada bentuk potensi manusia yang fitrah :
Jasmani, akal, qolb, dan ruh. Penempatan pemikiran dan
tindakan sejalan dengan prinsip al-Qur’an dan Hadis.
2. Landasan Sosiologis (Sosiological foundation)
Landasan sosiologis sangat berkenaan dengan
kebutuhan, perkembangan dan karakteristik suatu masyarakat
yang mengalami suatu proses sosial.
Asas sosiologis mempunyai peranan penting dalam
mengembangkan kurikulum pendidikan pada masyarakat dan
bangsa. Suatu kurikulum pada prinsipnya mencerminkan
keinginan, cita-cita tertentu dan kebutuhan masyarakat, maka
sudah sewajarnya pendidikan memperhatikan aspirasi
masyarakat, dan pendidikan mesti memberi jawaban atas
tekanan-tekanan yang datang dari sosio-poltik-ekonomi yang
dominan. 9
3. Landasan Psikopedagogis (Psikologis)
Psikopedagogis merupakan ilmu yang berkaitan dengan
cara pembelajaran mendidik/cara pendidikan yang menyelidiki
pembelajaran terhadap anak didik yang terkait dengan proses
mental kejiwaan. Landasan pedagogis ini memberikan
pengertian bahwa kurikulum pendidikan hendaknya disusun
dengan mempertimbangkan tahapan-tahapan pertumbuhan
anaka dan perkembangan yang dilauli anak didik. 10

9
Umar, dkk, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Transformatif… hlm 16
10
Umar, dkk, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Transformatif… hlm 18
4. Landasan Yuridis (Juridical foundation)
Setiap pendidikan formal sudah dipastikan akan
dikelola dengan badan hokum sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan, termasuk kurikulum yang digunakan. Adapun
kurikulum yang dilakukan harus mengacu pada landasan
yuridis yang telah ditatapkan.11
5. Landasan Organisator ( Organizational foundation)
menurut nasution ada 2 maslah pokok yang harus
dipertimbangkan yakni : pertama, pengtahuan apa yang paling
beharga untuk diberikan untuk anak didik dalam suatu bidang
studi, kedua, bagaimana mengorganisasi bahan itu agar anak
didik dapat menguasainya dengan sebaik-baiknya.
Adapaun berbagai macam cara dalam
mengorganisasikan bahan sebagai keperluan pengajaran adalah
dengan cara mengorganisasikan bahan berdasarkan topic,
tema, kronologi, konsep, isu logika, dan proses disiplin.12
6. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) ( The
foundation of Sience and Technology)
Kurikulum senantiasa beriringan dengan IPTEK serta
menjadikannya sebagai salah satu landasan, terlebih dengan
era globalisasi yang serba praktis yang menuntut para
pengembang dan pengguna kurikulum untuk berkreasi,
menyiapkan peserta didik menghadapi perubahan global guna
mencapai tujuan pendidikan.13
7. Landasan Kebutuhan Masyarakat ( The foundation of
Community Needs)
Dalam pengambangan suatu kurikulum pendidikan
landasan pengembangan kurikulum penting mengikuti ritme
kebutuhan masyarakat tersebut yang diharapkan dapat
11
Umar, dkk, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Transformatif… hlm 19
12
Umar, dkk, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Transformatif… hlm 21
13
Umar, dkk, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Transformatif… hlm 22
mengakomodasi serta memberi ruang perkembangan dengan
asa kebutuhan. hal ini memiliki keterkaitan erat dengan aspek
sosisologis masyarakat.14
8. Landasan Agama (Agama Islam)
Di Indonesia dalam mengembangkan kurikulum
hendaknya berlandaskan kepada sila Pertama Pancasila yakni
“Ketuhanan Yang Maha Esa” hal ini menyatakan bahwa
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi individu
peserta didik sesuai dengan agama dan kepercayaanya,
pentingnya suatu kurikulum berlandaskan pada aspek agama
tersebut.15
Menurut Oemar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibany
bahwa sistem pendidikan harus meletakkan dasar falsafah,
tujuan, dan kurikulumnya pada Agama Islam atau syari'at
Islam dan pada apa yang terjkandung pada syari'at termasuk
prinsip-prinsip dan ajaran-ajaran yang berkaitan dengan
akidah, ibadat, mu'amalat dan hubungan yang berlaku dalam
masyarakat.

14
Umar, dkk, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Transformatif…
hlm 23
15
Umar, dkk, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Transformatif…
hlm 24
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Latar belakang ideologi kurikulum adalah dasar-dasar atau titik tolak
yang menjadi alasan perjalanan ide atau gagasan dalam perumusan
asas-asas kurikulum pendidikan secara berkesinambungan dari masa
ke masa.
2. Dasar yang melatar belakangi perkembangan ideologi kurikulum
dikarenakan :
a. Merespon IPTEK.
b. Merespon perubahan sosial.
c. Memenuhi kebutuhan peserta didik.
d. Merespon kemajuan di bidang pendidikan.
e. Merespon perubahan sistem pendidikan.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan karena keterbatasan sumber buku yang dimiliki oleh penulis.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai makalah
ini, agar makalah ini dapat disempurnakan dengan lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal, 2018, Manajemen Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam:


Teori dan Praktik. Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga
Hamalik, Oemar , 2010, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Cet. Ke-4,
Bandung: Remaja Rosdakarya,
Umar, dkk, 2016. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Transformatif, Yogyakarta: Deepublish

https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/ideologi.html, diakses pada selasa, 20


Oktober 2020, Pukul 16.27 WIB

http://wisnucorner.blogs.uny.ac.id/2015/10/06/resume-konsep-pengembangan-
kurikulum/, diakses pada Jum’at, 23 Oktobe 2020, pukul 12:08 WIB

Nashir, Haedar , 2014, Memahami Ideologi Muhammadiyah, Yogyakarta : Suara


Muhammadiyah
Sarinah, 2015. Pengantar Kurikulum. Yogyakarta : Deepublish

Anda mungkin juga menyukai