Anda di halaman 1dari 82

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA TN.M DENGAN ISOLASI SOSIAL


Diajukan Guna Memenuhi Tugas dalam Praktik Klinik Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

RIRI ANDRIANI
NIM: 21222009

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JAKARTA
2022
Lampiran 1
NAMA : RIRI ANDRIANI
NIM : 21222009

FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN
STIKes PERTAMEDIKA

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 12 Desember 2022
Diagnosa Medis :-

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.M (L) Sumber Informasi : Klien dan Keluarga
Umur : 35 thn Suku Bangsa : Indonesia
Status Perkawinan : Cerai Pendidikan : SMA
Agama : Islam Alamat : Kec.Serpong Utara

II. KELUHAN UTAMA


Tn.M mengatakan sudah tidak bekerja karena di PHK dari pekerjaannya sebagai security
3 tahun yang lalu. Tn.M mengatakan sejak saat itu dirinya tidak dapat memenuhi
kebutuhan keluarganya, sehingga istri dan anak perempuannya pergi meninggalkannya.
Tn.M mengatakan merasa sedih , malu dan merasa gagal sebagai seorang suami dan ayah.
Ibu klien mengatakan sejak ditinggal istri dan anaknya Tn.M menjadi sangat pendiam,
emosional, tidak mau keluar rumah dan tidak mau berinteraksi dengan masyarakat sekitar.
Ibu klien mengatakan Tn.M sering menendang dan melempar barang jika sedang kesal.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah, Isolasi sosial, Resiko Perilaku
Kekerasan

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? ( ) Ya (  ) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya. ( ) Berhasil ( ) Kurang berhasil ( ) Tidak berhasil
3. Trauma Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya Fisik ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) ( - )
Aniaya Seksual ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) ( - )
Penolakan ( - ) ( - ) (  ) ( 18 ) ( - ) ( - )
Kekerasan dalam Keluarga ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) ( - )
Tindakan Kriminal ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) ( - ) ( - )
Jelaskan No. 1, 2, 3:
Masalah Keperawatan:
Ibu klien mengatakan klien tidak pernah dibawa berobat, karena menurutnya anaknya
menjadi seperti itu bukan karena gangguan jiwa, tapi karena efek kesedihan dan
kemarahan setelah ditinggal istri dan anaknya. Tn.M mengatakan saat SMA dirinya
merasa dijauhi oleh teman-teman sekolahnya, klien merasa teman-temannya
mengganggap dirinya bodoh sehingga tidak ditemani.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ( ) Ya ( ) Tidak
Hubungan Keluarga Gejala Riwayat Pengobatan/perawatan
Adik Tidak mau berinteraksi Pernah dibawa berobat ke RSJ
dengan orang lain dan Soeharto Herdjan tahun 2005,
sering bicara melantur. namun keluarga merasa tidak
ada perbaikan
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
5. Pengalaman masa lalu tidak menyenangkan
Tn.M mengatakan tidak terima dirinya dipecat dari pekerjaannya sebagai security,
Tn.M merasa kesal dengan atasan yang telah memecat dirinya.
Masalah Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda Vital : TD: 130/70mmHg N: 72x/menit
S: 36,5°C RR: 18x/menit
2. Ukur : TB: 164 cm BB: 60 kg
3. Keluhan fisik : ( ) Ya (  ) Tidak
Jelaskan: Klien mengatakan saat ini tidak ada keluhan fisik yang dirasakan
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

.
S

Keterangan :

: Laki-laki ------------: Tinggal bersama

: Perempuan : Meninggal

: Klien : Bercerai

Jelaskan: Tn.M merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara. Tn.M memiliki 3 orang


saudara laki-laki dan 2 orang saudara perempuan. Tn.M sudah menikah dan memiliki
1 orang anak perempuan. Namun sejak dirinya menganggur istri dan anaknya pergi
meninggalkannya. Ibu klien mengatakan komunikasi Tn.M dengan keluarga kurang
baik, karena Tn.M jarang berbicara atau bercerita dengan keluarganya.
Masalah Keperawatan: Harga diri rendah
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri: Tn.M mengatakan anggota tubuh yang disukai adalah mata.
Tn.M mengatakan tidak menyukai tubuhnya yang pendek.
b. Identitas: Tn.M mengatakan namanya M, usia 35 tahun, seorang laki-laki dan
menerima bahwa dirinya terlahir sebagai seorang laki-laki
c. Peran: Tn.M mengatakan dirinya tidak memiliki peran apa-apa dalam keluarga,
malah merepotkan ibunya
d. Ideal diri: Tn.M mengatakan ingin bekerja lagi
e. Harga diri: Tn.M mengatakan merasa gagal menjadi seorang ayah dan suami
karena tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti: Tn.M mengatakan orang yang berarti baginya adalah ibu
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: Tn.M tidak suka mengikuti
kegiatan di masyarakan. Tn.M hanya diam di rumah, melamun sambil merokok.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Tn.M mengatakan malas dan
malu untuk berinteraksi dengan orang lain karena takut diejek sebagai
pengangguran yang tidak berguna.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah dan Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan: Tn.M beragama islam, klien menganggap jalan hidupnya
sebagai takdir Allah.
b. Kegiatan ibadah: Tn.M mengatakan menjalankan sholat 5 waktu, namun sering
terlewat.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
( - ) Tidak rapi ( - ) Penggunaan pakaian tidak sesuai
( - ) Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan: Tn.M terlihat memakai pakaian yang sesuai dengan cara berpakaian yang
normal, penampilan cukup rapi, dan dapat menjaga kebersihan. Tidak tercium bau
badan atau bau mulut.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan
( - ) Cepat ( - ) Keras ( - ) Gagap ( - ) Inkoheren
( - ) Apatis (  ) Lambat ( - ) Membisu
( - ) Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan: Pada saat diajak bicara Tn.M tampak bicara lambat dengan suara yang
kecil. Tn.M dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan.
Masalah Keperawatan:
3. Aktivitas Motorik
(  ) Lesu ( - ) Tegang ( - ) Gelisah ( - ) Agitasi
( - ) Tik ( - ) Grimasen ( - ) Tremor ( - ) Kompulsif
Jelaskan: Pada saat diajak bicara Tn.M tampak lesu dan banyak menyendiri.
Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial
4. Alam Perasaan
(  ) Sedih ( - ) Ketakutan ( - ) Putus Asa ( ) Khawatir
( - ) Gembira Berlebihan
Jelaskan: Tn.M mengatakan sedih karena menjadi seorang pengangguran sehingga
tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah
5. Afek
(  ) Datar ( - ) Tumpul ( - ) Labil ( - ) Tidak sesuai ( - )
Jelaskan: Saat diajak bicara Tn.M bersuara kecil, kadang terdiam, dan berbicara
hanya ketika ditanya.
Masalah Keperawatan:
6. Interaksi selama wawancara
( - ) Bermusuhan ( - ) Tidak kooperatif (  ) Mudah tersinggung
( ) Kontak mata kurang ( - ) Defensif ( - ) Curiga
Jelaskan: Saat diajak bicara kontak mata kurang, Tn.M banyak memandang
kebawah. Tn.M mudah tersinggung jika dibahas tentang penyebab istri
meninggalkannya.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah
7. Persepsi
( - ) Halusinasi Pendengaran ( - ) Halusinasi Penglihatan
( - ) Halusinasi Perabaan ( - ) Halusinasi Pengecapan
( - ) Halusinasi penciuman
Jelaskan: Setelah diajak bicara tidak ditemukan adanya gangguan persepsi
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
8. Proses pikir
( - ) Sirkumstansial ( - ) Tangensial ( - ) Kehilangan asosiasi
( - ) Flight of ideas ( - ) Blocking
( - ) Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan: Saat diajak bicara Tn.M dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan yang
ditanyakan, tidak berbelit-belit dan tidak ada pengulangan kata.
Masalah Keperawatan: Tidak ada Masalah
9. Isi Pikir
( - ) Obsesi ( - ) Fobia ( - ) Hipokondria
( - ) Depersonalisasa ( - ) Ide yang terkait ( - ) Pikiran magis
Waham
( - ) Agama ( - ) Somatik ( - ) Kebesaran ( - ) Curiga
( - ) Nihilistik ( - ) Sisip piker ( - ) Siar piker ( - ) Kontrol pikir
Jelaskan: Setelah diajak bicara tidak ditemukan adanya gangguan isi pikir & waham
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
10. Tingkat Kesadaran
( - ) Bingung ( - ) Sedasi ( - ) Stupor
Disorientasi:
( - ) Waktu ( - ) Tempat ( - ) Orang
Jelaskan: Pada saat dilakukan wawancara Tn.M tampak sadar penuh, dapat
berorientasi dengan baik, dapat menyebutkan waktu, tempat dan orang dengan baik.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
11. Memori
( - ) Gangguan daya ingat jangka panjang
( - ) Gangguan daya ingat jangka pendek
( - ) Gangguan daya ingat saat ini
( - ) Kofabulasi
Jelaskan: Pada saat diajak bicara Tn.M dapat mengingat kejadian masa lalu baik
jangka panjang, pendek ataupun saat ini.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
( - ) Mudah beralih ( - ) Tidak mampu berkonsentrasi
( - ) Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan: Pada saat diajak bicara Tn.M mampu berkonsentrasi dan berhitung
sederhana seperti menyebutkan angka dan menghitung penjumlahan sederhana.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
13. Kemampuan Penilaian
( - ) Gangguan ringan ( - ) Gangguan bermakna
Jelaskan: Saat diberikan pilihan seperti ingin berbicara didalam atau di depan rumah,
Tn.M menjawab ingin berbicara di dalam rumah
Masalah Keperawatan:
14. Daya tilik diri
( - ) Mengingkari penyakit yang diderita
(  ) Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan: Tn.M mengatakan sering emosional dan merasa tidak berguna
Masalah Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan, Harga Diri Rendah

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
( - ) Bantuan minimal ( - ) Bantuan total
2. BAB/BAK
( - ) Bantuan minimal ( - ) Bantuan total
3. Mandi
( - ) Bantuan minimal ( - ) Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
( - ) Bantuan minimal ( - ) Bantuan total
5. Istirahat dan tidur
( ) Tidur siang lama : 1 jam
( ) Tidur malam lama : 2 jam, tidak bisa tidur
( ) Kegiatan sebelum/sesudah tidur : Membaca Do’a
6. Penggunaan obat
( - ) Bantuan minimal ( - ) Bantuan total
Jelaskan :
7. Pemeliharaan Kesehatan Ya Tidak
Perawatan lanjutan ( ) ( )
Sistem pendukung ( ) ( )
Jelaskan :
8. Kegiatan di dalam rumah Ya Tidak
Mempersiapkan makanan ( ) ( )
Menjaga kerapihan rumah ( ) ( )
Mencuci pakaian ( ) (  )
Pengaturan keuangan ( ) ( )
Jelaskan :
9. Kegiatan di luar rumah Ya Tidak
Belanja ( ) ( √ )
Transportasi ( ) ( )
Lain-lain ( ) ( √ )
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif
( - ) Bicara dengan orang lain ( - ) Minum Alkohol
( - ) Mampu menyelesaikan masalah ( - ) Reaksi lambat/berlebih
( - ) Teknik relaksasi ( - ) Bekerja berlebihan
( - ) Aktivitas konstruktif ( - ) Menghindar
( - ) Olah raga ( - ) Mencederai diri
(  ) Lainnya: Beribadah (  ) Lainnya: Memendam
Masalah sendiri
Jelaskan:
Adaptif: Tn.M mengatakan dirinya selalu berdoa agar hidupnya menjadi lebih baik
Maladaptif: T.M mengatakan jika ada masalah selalu memendamnya sendiri, jika
menceritakan masalah yang dihadapi klien takut dianggap tidak becus dan tidak
berguna.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah dan Isolasi Sosial

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


(  ) Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Klien mengatakan sulit untuk bergabung dengan masyarakat sekitar
(  ) Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Klien mengatakan sejak menjadi pengangguran tidak pernah ikut dalam kegiatan yang
ada dimasyarakat
(  ) Masalah dengan pendidikan, spesifik
Klien mengatakan jika orang tuanya berpenghasilan pas-pasan sehingga hanya mampu
menyekolahkan hingga SMA saja
(  ) Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Klien mengajakan sejak diPHK dirinya merasa sangat sulit mencari pekerjaan sampai
akhirnya menyerah
( - ) Masalah dengan perumahan, spesifik
Klien mengatakan nyaman dengan rumah yang saat ini ditempati
(  ) Masalah ekonomi, spesifik
Klien mengatakan sejak menganggur dirinya tidak mampu memenuhi kebutuhan,
sehingga harus menyusahkan ibunya yang sudah tua
(  ) Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan karena dirinya
memiliki BPJS
( - ) Masalah lainnya, spesifik
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
(  ) Penyakit jiwa (  ) Sistem pendukung
( - ) Faktor presipitasi ( - ) Penyakit fisik
(  ) Koping ( - ) Obat-obatan
( - ) Lainnya :
Masalah Keperawatan: Defisit pengetahuan: Penyakit yang diderita, Koping dan
sistem dukungan

XI. ASPEK MEDIK


1. Diagnosa medik : Belum pernah berobat
2. Terapi medik : Tidak ada

Jakarta:
Mahasiswa

(Riri Andriani)
XII. ANALISA DATA
Inisial Nama :Tn.M Ruangan :- No.RM :-

TANGGAL
DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN
/ JAM
14/12/2022 DS: Isolasi Sosial
16.00  Tn.M mengatakan tidak suka mengikuti
kegiatan di masyarakan.
 Tn.M mengatakan lebih senang diam di
rumah, melamun sambil merokok.
 Tn.M mengatakan malas dan malu untuk
berinteraksi dengan orang lain
 Ibu klien mengatakan, sejak ditinggal
istri dan anaknya Tn.M menjadi sangat
pendiam, tidak mau keluar rumah dan
tidak mau berinteraksi dengan
masyarakat sekitar.
DO:
 Klien tampak banyak menyendiri.
 Klien tampak sering terdiam
 Klien berbicara hanya ketika ditanya.
14/12/2022 DS: Harga Diri Rendah
16.00  Tn.M mengatakan merasa sedih , malu
dan merasa gagal sebagai seorang suami
dan ayah karena tidak mampu memenuhi
kebutuhan keluarganya
 Tn.M mengatakan dirinya tidak memiliki
peran apa-apa dalam keluarga, malah
merepotkan ibunya
 Tn.M mengatakan waktu SMA merasa
dirinya dijauhi oleh teman-temannya
karena menganggap dirinya bodoh.
 Tn.M mengatakan tidak menyukai
tubuhnya yang pendek.
DO:
 Klien tampak sedih
 Klien tampak lesu
 Klien tampak bicara lambat
 Klien tampak berbicara dengan suara
yang kecil.
 Klien tampak kontak mata kurang
 Klien tampak sering memandang ke
bawah
14/12/2022 DS: Resiko Perilaku Kekerasan
16.00  Ibu klien mengatakan sejak ditinggal istri
dan anak, Tn.M menjadi emosional
 Ibu klien mengatakan Tn.M sering
menendang dan melempar barang jika
sedang kesal.
 Tn.M mengatakan tidak terima dirinya
dipecat dari pekerjaannya sebagai
security, Tn.M merasa kesal dengan
atasan yang telah memecat dirinya.
 Tn.M mengatakan emosinya sering
berubah-berubah dan tidak stabil
DO:
 Tn.M tampak kesal jika dibahas
penyebab dirinya di PHK
 Wajah tampak tegang
 Pandangan tampak tajam
 Tangan tampak mengepal
 Suara meninggi
XIII. POHON MASALAH
Effect Resiko Perilaku Kekerasan

Core Problem Isolasi Sosial

Cause Harga Diri Rendah

XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS


1. Isolasi Sosial
2. Harga Diri Rendah
3. Resiko Perilaku Kekerasan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

Inisial Nama :Tn.M Ruangan :- No.RM :-


Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
Isolasi sosial TUM : 1. Setelah 1x interaksi klien Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling percaya
Klien dapat menunjukkan tanda-tanda percaya menggunakan prinsip komunikasi terapeutik merupakan dasar dari terjadinya
meningkatkan kepada perawat : • Sapa klien dengan ramah baik verbal dan non komunikasi teraupetik sehingga
hubungan sosial • Ekspresi wajah bersahabat. verbal. akan memfasilitasi dalam
• Menunjukkan rasa senang. • Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan pengungkapan perasaan, emosi,
TUK : • Ada kontak mata. perawat berkenalan. dan harapan klien
1. Klien dapat • Mau berjabat tangan. • Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan
membina • Mau menyebutkan nama. yang disukai klien.
hubungan saling • Mau menjawab salam. • Buat kontrak yang jelas.
percaya. • Mau duduk berdampingan • Tunjukkan sikap jujur. dan menepati janji setiap
dengan perawat. kali interaksi.
• Bersedia mengungkapkan • Tunjukkan sikap empati dan menerima apa
masalah yang dihadapi. adanya.
• Beri perhatian pada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.
• Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
dihadapi klien.
• Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi
perasaan klien.
2. Klien mampu Setelah 1x interaksi klien dapat 1. Tanyakan pada klien tentang: Bila klien sudah mau
menyebutkan menyebutkan minimal satu satu • Orang yang tinggal serumah/sekamar dengan mengungkapkan semua
penyebab menarik penyebab menarik diri dari: klien perasaannya akan
diri • Diri sendiri • Orang yang paling dekat dengan klien di mempermudahkan perawat
• Orang lain rumah/ di ruang perawatan melaksanakan asuhan
• Lingkungan • Apa yang membuat klien dekat dengan orang keperawatannya.
tersebut
• Orang yang tidak dengan klien di rumah/
diruang perawatan
• Apa yang membuat klien tidak dekat dengan
orang tersebut Untuk mengidentifikasi apa
• Upaya yang sudah dilakukan agar dekat yang menyebabkan klien
dengan orang lain menarik diri dan untuk menilai
2. Diskusikan dengan klien penyebab dan akibat perasaan klien bila tidak
menarik diri berinteraksi
3. Beri pujian terhadap kemampuan klien Untuk meningkatkan harga diri
mengungkapkan perasaannya dan percaya diri klien

3. Klien mampu Setelah 1x interaksi klien dapat 1. Tanyakan pada klien tentang manfaat hubungan Tingkat pengetahuan membantu
menyebutkan menyebutkan keuntungan sosial dan kerugian menarik diri perawat mengarahkan klien
keuntungan berhubungan untuk berhubungan dengan
berhubungan sosial sosial, misalnya: orang lain.
dan kerugian • Banyak teman 2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat Mengidentifikasi kemampuan
menarik diri • Tidak kesepian berhubungan sosial dan kerugian menarik diri yang dimiliki klien dan untuk
• Bisa diskusi meningkatkan harga diri dan
• Saling menolong 3. Beri pujian terhadap kemampuan percaya diri klien
Dan kerugian menarik diri,misalnya: Reinforcement positif akan
Sendiri, kesepian, tidak bisa diskusi menambah rasa percaya diri.
4. Klien dapat Setelah 1x interaksi klien dapat 1. Beri motivasi dan Bantu klien untuk berkenalan Dengan berhubungan secara
melaksanakan melaksanakan hubungan sosial dengan : perawat lain, klien lain, dan bertahap, diharapkan klien
hubungan sosial secara bertahap dengan : perawat, kelompok. mampu mengadopsi perilaku
secara bertahap perawat lain, klien lain, dan tersebut dan memudahkan klien
kelompok mengingat hubungan yang telah
dilakukan.
Melakukan hubungan secara
2. Tingkatkan interaksi klien secara bertahap bertahap mengurangi
dengan perawat lain, klien lain, dan kelompok kecemasan klien dalam
berhubungan dengan orang lain
dan meminimalkan kekecewaan
dan meningkatkan percaya diri
dalam berhubungan dengan
orang lain
3. Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok Melibatkan klien dalam
sosialisasi aktivitas kelompok akan
4. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan membuat klien merasa
klien untuk meningkatkan kemampuan klien diperlukan dan merasa harga
bersosialisasi dirinya bertambah
5. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan Meningkatkan rasa percaya diri
sesuai dengan jadwal yang telah dibuat klien, sehingga klien akan
6. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengulangi perbuatan yang
memperluas pergaulannya melalui aktivitas serupa
yang telah dilaksanaka
5. Klien mampu Setelah 1x interaksi klien dapat 1. Diskusikan dengan klien tentang perasaannya Dengan mengetahui perasaan
menjelaskan menjelaskan perasaannya setelah setelah berhubungan sosial dengan orang lain klien akan mempermudah
perasaannya berhubungan sosial dengan : orang dan kelompok perawat untuk melakukan
setelah lain, dan kelompok. intervensi selanjutnya dan
berhubungan sosial untuk menilai kepuasan klien
dan hambatan dalam
berhubungan dengan orang lain.
2. Beri pujian terhadap kemampuan klien Meningkatkan harga diri klien
mengungkapkan perasannya dan memotovasi klien untuk
berhubungan dengan orang lain
6. Klien mendapat 1. Setelah 1x pertemuan keluarga 1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga Dukungan keluarga,
dukungan dari dapat menjelaskan tentang : sebagai pendukung untuk mengatasi prilaku mendukung
keluarga dalam • Pengertian menarik diri menarik diri proses perubahan perilaku
memperluas • Tanda & gejala menarik diri 2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu menarik diri yang dialami klien.
hubungan sosial • Penyebab & akibat menarik diri klien mengatasi prilaku menarik diri Untuk meningkatkan motivasi
• Cara merawat klien menarik klien dalam berhubungan
diri 3. Jelaskan pada keluarga tentang : dengan orang lain
2. Setelah 1x pertemuan keluarga • Pengertian menarik diri Untuk memberikan
dapat mempraktekkan cara • Tanda dan gejala menarik diri pengetahuan kepada keluarga
merawat klien menarik diri • Penyebab dan akibat menarik diri sehingga keluarga dapat
4. Latih keluarga cara merawat klien menarik diri memahami cara yang tepat
5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba dalam menangani klien dan
cara yang telah dilatih pentingnya perhatian keluarga.
6. Beri motivasi keluarga agar membantu klien Agar keluarga dapat merawat
untuk bersosialisasi klien di rumah secara mandiri.
7. Beri pujian terhadap keluarga atas Untuk meningkatkan motivasi
keterlibatannya merawat klien di rumah sakit klien dalam berhubungan
dengan orang lain
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Inisial Nama :Tn.M Ruangan :- No.RM :-


Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
Harga Diri TUM : Setelah 1 kali interaksi, klien Bina hubungan saling percaya dengan Perasaan aman dan percaya dapat
Rendah menunjukkan ekspresi wajah menggunakan prinsip komunikasi membantu klien mengungkapkan
Klien dapat
bersahabat, menunjukkan rasa teraupetik: perasaan, pemikiran dan
meningkatkan harga
senang, ada kontak mata, mau • Sapa klien dengan ramah baik verbal permasalahannya
dirinya.
berjabat tangan, mau menyebutkan maupun nonverbal
TUK : nama, mau menjawab salam, klien • Perkenalkan diri dengan sopan
mau duduk berdampingan dengan • Tanyakan nama lengkap dan nama
1. Klien dapat
perawat, mau mengutarakan penggilan yang disukai klien
membina hubungan
masalah yang dihadapi • Jelaskan tujuan pertemuan
saling percaya
• Jujur dan menepati janji
dengan perawat
• Tunjukkan sikap empati dan menerima
klien apa adanya
• Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan
dasar klien
2. Klien dapat Setelah 2 kali interaksi klien 1. Diskusikan dengan klien tentang: Pengungkapan tentang kemampuan
mengidentifikasi menyebutkan: • Aspek positif yang dimiliki klien, diri diperlukan untuk merubah diri
aspek positif dan • Aspek positif & kemampuan keluarga, lingkungan klien dan tindakan selanjutnya.
kemampuan yang yang dimiliki klien • Kemampuan yang dimiliki klien
dimiliki • Aspek positif keluarga 2. Bersama klien buat daftar tentang:
• Aspek positif lingkungan • Aspek positif klien, keluarga, lingkungan
3 Kemampuan yang dimiliki klien
4 Beri pujian yang realistis, hindarkan
memberi penilaian negatif. Untuk meningkatkan harga diri klien

3. Klien dapat menilai Setelah 2 kali interaksi klien 1. Diskusikan dengan klien kemampuan Penilaian klien terhadap positif
kemampuan yang menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan dirinya bisa membantu aktualisasi diri
dimiliki untuk dapat dilaksanakan 2. Diskusikan kemampuan yang dapat
dilaksanakan dilanjutkan pelaksanaannya
4. Klien dapat Setelah 1 kali interaksi klien 1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang Perencanaan yang baik membantu
merencanakan membuat rencana kegiatan harian dapat dilakukan setiap hari sesuai klien memilih potensi mana yang
kegiatan sesuai dengan dengan kemampuan klien: ingin dia kembangkan
kemampuan yang • Kegiatan mandiri
dimiliki • Kegiatan dengan bantuan
2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan Melatih klien untuk melaksanakan
yang dapat klien lakukan. kegiatan yang dapat klien lakukan
5. Klien dapat Setelah 2x interaksi klien 1. Anjurkan klien untuk melaksanakan Implementasi dapat membuat klien
melakukan melakukan kegiatan sesuai jadual kegiatan yang telah direncanakan semakin yakin dengan positif
kegiatan sesuai yang dibuat 2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien dirinya.
rencana yang 3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan Meningkatkan harga diri klien
dibuat klien.
4. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan
kegiatan setelah pulang
6. Klien dapat Setelah 1x interaksi klien 1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga Dukungan yang terbaik bagi klien
memanfaatkan memanfaatkan sistem pendukung tentang cara merawat klien dengan harga adalah orang sekitarnya terutama
sistempendukung keluarga yang ada di keluarga diri rendah keluarganya.
yang ada 2. Bantu keluarga memberikan dukungan Dukungan keluarga dapat membantu
selama klien dirawat. meningkatkan harga diri klien
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan
di rumah.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Inisial Nama :Tn.M Ruangan :- No.RM :-


Diagnosa
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
Resiko Perilaku TUM :
Setelah 1 kali interaksi klien Bina hubungan saling percaya dengan Bila sudah terbina hubungan
Kekerasan Klien tidak melakukan
menunjukkan tanda-tanda percaya menggunakan prinsip komunikasi terapeutik: saling percaya diharapkan klien
perilaku kekerasan.
kepada perawat :  Sapa klien dengan ramah baik verbal dan non dapat koopertif, sehingga
 Ekspresi wajah bersahabat. verbal. pelaksanaan asuhan
TUK :
 Menunjukkan rasa senang.  Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan keperawatan dapat berjalan
1. Klien dapat membina
 Ada kontak mata. perawat berkenalan. dengan baik.
hubungan saling
 Mau berjabat tangan.  Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan
percaya.
 Mau menyebutkan nama. yang disukai klien.
 Mau menjawab salam.  Buat kontrak yang jelas.
 Mau duduk berdampingan  Tunjukkan sikap jujur. dan menepati janji
dengan perawat. setiap kali interaksi.
 Bersedia mengungkapkan  Tunjukkan sikap empati dan menerima apa
masalah yang dihadapi. adanya.
 Beri perhatian pada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.
 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
dihadapi klien.
 Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi
perasaan klien.
2. Klien dapat Setelah 1 kali interaksi klien dapat 1. Bantu klien mengungkapkan perasaanya  Mengetahui kondisi klien
mengidentifikasikan menyebutkan perilaku kekerasan. 2. Bantu klien mengungkapkan penyebab saat itu dan mengurangi
penyebab kekerasan.  Diejek, diremehkan, diganggu, timbulnya marah ( orang lain, situasi atau diri tekanan kemarahan klien.
merasa terganggu. sendiri ) .  Mengidentifikasi penyebab.
3. Klien dapat Setelah 1 kali interaksi klien dapat 1. Anjurkan klien mengungkapkan hal yang di  Identifikasi penyebab
mengidentifikasik mengungkapkan tanda-tanda lami dan dirasakan saat jengkel atau marah. marah.
an tanda - tanda perilaku kekerasan : 2. Observasi tanda perilaku kekerasan.  Identifikasi perubahan fisik.
perilaku  Ingin memukul, memaki, 3. Diskusikan dengan klien tanda –tanda perilaku  Menyamakan persepsi
kekerasan mengamuk dan mengancam. kekerasan bahwa hal tersebut terjadi
dan ada pada klien
4. Klien dapat Setelah 1 kali interaksi klien dapat 1. Anjurkan klien mengungkapkan perilaku  Identifikasi cara
mengidentifikasi mengungkapkan perilaku kekerasan kekerasan yang biasa dilakukan. klien dalam
perilaku kekerassan yang biasa dilakukan : 2. Bantu klien untuk bermain peran dengan mengungkapkan perilaku
yang biasa dilakukan. Memaki, mengancam, merusak perilaku kekerasaan yang biasa dilakukan. kekerasan.
barang. 3. Diskusikan bersama klien apakah dengan cara  Mempermudah perawat
yang klien lakukan masahnya selesai. mengidentifikasi perilaku
4. Bicarakan akibat / kerugian dari cara yang kekerasan yang biasa
digunakan klien dilakukan saat marah.
 Memberikan wawasan yang
baru bagi klien terhadap
tindakan yang maladaptif.
 Bantu klien dalam
mengidentifikasi kerugian
dari cara yang dilakukan
5. Klien dapat Setelah 1 kali interaksi klien dapat 1. Diskusikan dengan klien akibat cara yang  Menyamakan persepsi dalam
mengidentifikasi mengidentifikasi dan dilakukan. merespon perilaku yang salah
penyebab perilaku mengungkapakan akibat perilaku 2. Tanyakan apakah klien ingin belajar cara yang  Membantu klien mencari
kekerasan. kekerasan yang biasa di lakukan : baru dan sehat. cara yang terbaik..
Dimusuhi , dimarah-marahi,
dikurung di rumah.
6. Klien mendapat Setelah 1 kali pertemuan klien 1. Tanyakan pada klien apakah dia mengetahui  Identifikasi pengetahuan
mengidentifikasi cara dapat mengidentifikasi cara yang cara lain yang lebih sehat. dan keinginan klien untuk
yang konstruktif konstruktif dalm merespon 2. Beri reinforcement positif jika klien melakukan cara yang sehat.
dalammerespon kemarahannya : mengetahui cara lain yang sehat.  Sebagai motivasi untuk
terhadap kemarahan. Mampu menjelaskan kembali 2 dari 3. Diskusikan dengan klien cara lain yangsehat: melakukan perilaku yang
4 cara marah yang sehat.  Secara fisik : tarik napas dalam jika sehat.
sedang kesal atau memukul bantal atau  Di dapatkannya cara lain
olahraga atau pekerjaaan yang yang sehat yang akan
memerlukan tenaga membantu klien untuk
 Secara verbal : katakan bahwa anda mencari cara yang adaptif
sedang kesal / tersingggung / jengkel : dalam mengekspresikan
saya marah, karena mama tidak penuhi marahnya.
keinginan saya.
 Secara sosial : latihan dalam kelompok –
kelompok cara marah yang sehat : latihan
asertif, latihan manajemen perilaku
kekerasaan.
 Secara spiritual : sembahyang, berdoa atau
ibadah lain : meminta kepada Tuhan agar
diberi kesabaran dan mengadu kepada-
Nya bila sedang jengkel / kesal.
7. Klien dapat Setelah 1 kali interaksi klien dapat 1. Bantu klien memilih cara yang disukai/ cocok  Cara yang cocok akan
mendemonstrasikan mendemonstrasikan perilaku yang dengan klien. membuat klien nyaman.
perilaku yang terkontrol : 2. Anjurkan klien menggunakan cara yang telah  Praktek langsung lebih
terkontrol. Menampilkan cara mengontrol dipelajari pada saat klienjengkel/ kesal. tepat untuk mengetahui
marah secara fisik, verbal, sosial 3. Diskusikan dengan klien manfaat cara yang manfaat cara yang
dan spiritual. telah digunakan. dilakukan.
4. Beri pujian atas keberhasilan klien.  Identifikasi adanya
keuntungan dan kekurangan.
 Membangkitkan motivasi
dan minat klien.
8. Klien dapat dukungan Setelah 1 kali interaksi, keluarga 1. Buat kontrak dengan keluarga pada saat  Kejelasan waktu, tempat
keluarga dalam dapat memberi dukungan kepada membawa klien ke RS: dan topik akan membantu
mengontrol perilaku klien dalam mengontrol  Pertemuan rutin dengan perawat. keluarga untuk kooperatif.
kekerasan. perilakunya:  Pertemuan dengan keluarga.  Perlu dilakukan secara
 Terlibat dalam perawatan. 2. Bantu keluarga mengindentifikasi bertahap.
 Bersedia mengontrol kemampuan yang dimiliki :  Memudahkam pemahaman
pentalaksanaan pengobatan di  Siapa yang dapat diterima klien. dan penerimaan.
rumah.  Fasilitas yang dimiliki keluarga di rumah.  Memberikan wawasan
 Mampu menjelaskan kembali 2 3. Jelaskan cara merawat klien pada keluarga kepada keluarga dalam
dari 4 cara marah yang sehat. seperti cara marah yang sehat melalui fisik, menggali kemampuan yang
verbal, sosial dan spiritual. ada.
4. Latihan keluarga cara merawat klien di  Memberikan cara perawatan
rumah dan terapi pengobatan. yang tepat dan mencegah
cara yang salah atau kurang
tepat
 Membiasaka keluarga agar
terlatih dalam pelaksanaan
di rumah.
9. Klien dapat Setelah 1x interaksi klien dapat 1. Jelaskan obat yang harus di minum klien  Kejelasan akan membantu
menggunakan obat menggunakan obat dengan benar pada klien dan keluarga. klien dan keluarga untuk
yang benar. baik jumlah, jenis, waktu dan dosis 2. Diskusikan manfaat minum obat dan melaksanakan tindakan
obat, serta manfaatnya : kerugian minum obat tanpa izin dokter. yang benar.
 Obat diminum sesuai aturan. 3. Jelaskan prinsip 5 benar obat : baca nama  Dengan tahu manfaat dan
 Klien mengungkapkan yang tertera di label obat, waktu, cara dan kerugian keluarga dan
perasaanya selama minum kenali warna obatnya. klien akan lebih perhatian.
obat. 4. Anjurkan klien minum obat dan minum  Kejelasan akan membantu
obat tepat pada waktunya. pelaksanaan tindakan yang
5. Anjurkan klien melapor pada perawat atau benar.
dokter jika merasakan efek yang tidak  Waktu yang tepat didasari
menyenangkan. pada kerja dan efektifitas
6. Beri pujian jika klien minum obat. dan penggunaan obat.
 Efek obat yang diketahui
lebih awal memudahkan
penanganan akibat efek
tersebut.
 Membangkitkan minat dan
motivasi.
SP ISOLASI SOSIAL
KLIEN KELUARGA
SP I p SP I k
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial 1. Mendiskusikan masalah yang
klien dirasakan keluarga dalam merawat
2. Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan klien
berinteraksi dengan oranglain 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
3. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian gejala isolasi sosial yang dialami klien
tidak berinteraksi denganorang lain beserta proses terjadinya
4. mengajarkan klien cara berkenalan dengan 3. Menjelaskan cara-cara merawat klien
satu orang isolasi sosial
5. menganjurkan klien mamasukkan kegiatan
latihan berbincang-bincang dengan orang SP II k
lain dalam kegiatan harian 1. Melatih keluarga mempraktekkan
cara merawat klien dengan isolasi
SP II p sosial
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harianklien 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat
2. memberikan kesempatan kepada klien langsung kepada klien isolasi sosial
mempraktekkan cara berkenalan dengan satu
orang SP III k
3. Membantu klien memasukkan kegiatan 1. Membantu keluarga membuat jadwal
berbincang-bincang dengan orang lain aktivitas di rumah termasuk minum obat
sebagai salah satu kegiatan harian (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up kliensetelah pulang
SP III p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harianklien
2. Memberikan kesempatan kepada klien
berkenalan dengan dua orang atau lebih
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP HARGA DIRI RENDAH
KLIEN KELUARGA
SP I p SP I k
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
positif yang dimiliki klien keluarga dalam merawat klien
2. Membantu klien menilai kemampuan klien 2. Menjelaskan pengertian, tanda dangejala
yang masih dapatdilakukan harga diri rendah yang dialami klien beserta
3. Membantu klien memilih kegiatan yang proses terjadinya
akan dilatih sesuai dengan kemampuan 3. Menjelaskan cara-caramerawat klien harga
klien diri rendah
4. Melatih klien sesuai kemampuan yang
dipilih SP II k
5. Memberikan pujian yang wajar terhadap 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara
keberhasilan klien merawat klien denganharga diri rendah
6. Menganjurkan klien memasukkan dalam 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat
jadwal kegiatan harian langsungkepada klien

SP II p SP III k
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian 1. Membantu keluarga membuat jadwal
klien aktivitas di rumah termasuk minum obat
2. Melatih kemampuankedua klien (discharge planning)
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam 2. Menjelaskan follow up klien setelah pulang
jadwal kegiatan harian
SP RESIKO PERILAKU KEKERASAN
KLIEN KELUARGA
SP I p SP I k
1. Mengidektifikasi penyebab PK 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK keluargadalam merawat klien
3. Mengidentifikasi Pk yang dilakukan 2. Menjelaskan pengertian PK, tanda dan
4. Mengidentifikasi akibat PK gejala serta prosesterjadinya PK
5. Menyebutkan cara mengontrol PK 3. menjelaskan cara merawatklien dengan PK
6. Membantu klien mempraktekkan latiha cara4.
mengontrol fisik I SP II k
7. Menganjurkan klien memasukkabn dalam 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara
jadwal kegiatan harian merawat klien dengan PK
2. Melatih keluarga melakukancara merawat
SP II p langsung kepada klien PK
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harianklien
2. Melatih klien mengontrol PK dengancara SP III k
fisik II 1. Membantu keluarga membuat jadwal
3. Menganjurkan klien memasukkabndalam aktivitas dirumah termasuk minum obat
jadwal kegiatan harian (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up kliensetelah pulang
SP III p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harianklien
2. Melatik klien mengontrol PK dengancara
verbal
3. menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

SP IV p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harianklien
2. Melatik klien mengontrol PK dengan cara
spiritual
3. menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

SP V p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harianklien
2. Melatik klien mengontrol PK denganminum
obat
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA ISOLASI SOSIAL
SP 1
Pertemuan ke 1

Pertemuan ke :1
Hari/ Tanggal : Jum’at, 16 Desember 2022
Nama Klien (Inisial) : Tn.M
Tempat : Rumah klien

A.A Proses Keperawatan


1. Kondisi Pasien:
DS:
 Tn.M mengatakan tidak suka mengikuti kegiatan di masyarakan.
 Tn.M mengatakan lebih senang diam di rumah, melamun sambil merokok.
 Tn.M mengatakan malas dan malu untuk berinteraksi dengan orang lain
 Ibu klien mengatakan, sejak ditinggal istri dan anaknya Tn.M menjadi sangat
pendiam, tidak mau keluar rumah dan tidak mau berinteraksi dengan masyarakat
sekitar.
DO:
 Klien tampak banyak menyendiri.
 Klien tampak sering terdiam
 Klien berbicara hanya ketika ditanya.
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus:
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Klien mampu menyebutkan penyebab isolasi sosial
 Klien mampu menjelaskan keuntungan dan kerugian berkenalan dengan orang lain
 Klien mampu berkenalan secara bertahap
4. Tindakan Keperawatan:
 Membina hubungan saling percaya
 Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial klien
 Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
 Berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
 Mengajarkan klien cara berkenalan dengan satu orang
 Menganjurkan klien mamasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian

A.B Strategi Komunikasi Pelaksanaan


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik:
“Assalamualaikum wr.wb, Selamat pagi bang”
“Perkenalkan nama saya Riri Andriani, biasa dipanggil Riri.”
“Saya kuliah di STIKES Pertamedika.”
“Kalo boleh saya tau, nama abang siapa dan suka dipanggil apa?.”
b. Evaluasi/ validasi:
“Bagaimana perasaan abang hari ini?” ”Bagaimana tidur semalam?”
c. Kontrak:
1) Topik:
“Maukah abang berbincang-bintang tentang manfaat berinteraksi dengan
orang lain?”
2) Tempat:
“Abang lebih suka berbincang-bintang dimana ?”
“Bagaimana kalau di Ruang tamu”.
3) Waktu:
“Kita mau berbincang-bintang berapa lama ?”
“Bagaimana kalau 10 menit saja”
d. Tujuan:
“Tujuannya agar abang tau manfaat dan pentingnya bersosialisasi dengan
orang lain”
2. Kerja
“Baik bang kita mulai ya”
“Dengan siapa abang tinggal serumah?”
“Siapa yang paling dekat dengan abang?”
“Apa yang menyebabkan abang dekat dengan orang tersebut?”
“Siapa anggota keluarga yang tidak dekat dengan abang?”
“Apa yang membuat abang tidak dekat denganya?”
“Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan orang
lain?”
“Apa yang membuat abang tidak mau bergaul dengan orang lain?”
“Abang tahu tidak pentingnya bergaul itu apa saja?”
“Abang tahu tidak bagaimana cara berkenalan dengan orang lain?”
“Menurut abang apa saja keuntungan kalau kita punya kenalan dengan orang lain?”
“Terus apalagi?”
“Wah bagus sekali, abang tahu apa saja keuntungannya!”
“Nah sekarang, abang tahu tidak apa saja kerugianya kalau tidak bergaul dengan orang
lain?”
“Betul sekali, baik kalau abang sudah tahu”
“Kalau begitu abang mau tidak kalau hari ini kita belajar berkenalan dengan orang
lain?”
“Baik, sekarang kita coba ya.”
“Pertama, kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan kita”
“Contohnya: Hai nama saya Riri Andriani, saya senang dipanggil Riri”
“Nah selanjutnya abang tanya nama orang yang abang ajak kenalan tadi”
“Contohnya: Kalau nama kamu siapa? Senang dipanggil siapa?”
“Seperti itu ya, baik sekarang coba praktekkan cara berkenalan yang sudah saya
ajarkan tadi”
“Wah bagus sekali, abang hebat”
“Setelah abang berkenalan dengan orang tersebut, abang bisa mempraktekkan dengan
orang lain”
“Jangan lupa masukkan kedalam jadwal kegiatan harian ya mba!”
“Jika abang melakukan kegiatan secara mandiri tulis M (mandiri)”
“Jika diingatkan keluarga tulis B (bantuan)”
“Jika tidak dilakukan tulis T (tidak dilakukan)”
“Abang bisa memasukkan dengan cara menulis dikertas dengan memasukkan tanggal dan
rencana kegiatan dihari esok”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif :
“Bagaimana perasaan abang setelah kita berbincang-bincang dan belajar
berkenalan hari ini?”
“Apakah abang mau berlatih lagi besok?”
2) Evaluasi Obyektif:
““Apakah abang bisa menjelaskan kembali apa yang sudah diajarkan hari ini?”
“Apakah abang bisa coba praktekkan cara berkenalan dengan orang lain?”
b. Rencana Tindak Lanjut:
“Baik, untuk hari ini saya rasa sudah cukup.”
“Hari ini abang sudah mampu melakukan cara berkenalan dengan orang lain”
“Jangan lupa selalu diingat ya, agar abang bisa berinteraksi dengan orang lain”
“Besok kita coba praktekkan lagi ya?”
“Jangan lupa dimasukkan ke jadwal harian”
c. Kontrak yang Akan Datang:
1) Topik:
“Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi?”
“Besok kita akan mempraktekan cara berkenalan dengan orang lain ya. ?”
2) Tempat:
“Tempatnya mau dimana pak?”
“Bagaimana kalau disini lagi saja?
3) Waktu:
“Mau jam berapa kita berbincang-bincang?”
“Berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?
“Besok kita lanjutkan lagi bincang-bincangnya ya”
“Saya permisi dan selamat beristirahat”.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Tindakan


Evaluasi
Jam Keperawatan
16/12/2022 Diagnosa: S:
Isolasi Sosial  Klien mengatakan malas dan
belum mau berinteraksi
DS: dengan orang lain
 Tn.M mengatakan tidak suka mengikuti  Klien mengatakan lebih
kegiatan di masyarakan. senang menyendiri
 Tn.M mengatakan lebih senang diam di  Klien mengatakan mengerti
rumah, melamun sambil merokok. cara berkenalan dengan
 Tn.M mengatakan malas dan malu untuk orang lain
berinteraksi dengan orang lain
 Ibu klien mengatakan, sejak ditinggal O:
istri dan anaknya Tn.M menjadi sangat  Klien tampak
pendiam, tidak mau keluar rumah dan banyakmenyendiri
tidak mau berinteraksi dengan  Klien tampak banyak diam
masyarakat sekitar.  Klien mau berbicara jika
DO: ditanya dan dimotivasi oleh
 Klien tampak banyak menyendiri. perawat
 Klien tampak sering terdiam
 Klien berbicara hanya ketika ditanya. A:
Masalah isolasi sosial belum
Tindakan Keperawatan (SP I Pasien) teratasi
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial P:
3. Mendiskusikan dengan klien tentang 1. Latih klien untuk berkenalan
keuntungan dan kerugian tidak dengan 1 orang
berinteraksi dengan orang lain 2. Anjurkan klien memasukkan
4. Mengajarkan klien cara berkenalan kegiatan berkenalan dengan
dengan 1 orang 1 orang ke dalam jadwal
5. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan harian
kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian

RTL Perawat
1. Evaluasi kegiatan SP1P
2. Anjurkan Tindakan selanjutnya
mempraktekkan berkenalan dengan 1
orang
3. Ajarkan klien cara berkenalan dengan 1
orang
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA ISOLASI SOSIAL
SP 2 Pasien
Pertemuan ke 2

Pertemuan ke :2
Hari/ Tanggal : Sabtu, 17 Desember 2022
Nama Klien (Inisial) : Tn.M
Tempat : Rumah klien
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien:
DS:
 Klien mengatakan malas dan belum mau berinteraksi dengan orang lain
 Klien mengatakan lebih senang menyendiri
 Klien mengatakan mengerti cara berkenalan dengan orang lain
DO:
 Klien tampak banyakmenyendiri
 Klien tampak banyak diam
 Klien mau berbicara jika ditanya dan dimotivasi oleh perawat
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus:
 Klien mampu mempraktekkan kembali cara berkenalan dengan orang lain
 Klien mampu mengungkapkna perasaaanya saat berkenalan dengan orang lain
4. Tindakan Keperawatan:
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
 Memberikan kesempatan kepada klien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu
orang
 Membantu klien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik:
“Assalamualaikum wr.wb, Selamat pagi bang”
“Masih ingat dengan saya? Nama saya siapa?”
“Bagus sekali, ternyata masih ingat ya.”
b. Evaluasi/ validasi:
“Bagaimana perasaan abang hari ini?” ”Bagaimana tidur semalam?”
c. Kontrak:
1) Topik:
“Sesuai dengan kesepakatan kemarin, hari ini kita akan mencoba berinteraksi
dengan satu orang ya bang”
2) Tempat:
“Abang mau berbincang-bintang dimana ?”
“Bagaimana kalau di Ruang tamu”.
3) Waktu:
“Kita mau berbincang-bintang berapa lama ?”
“Bagaimana kalau 10 menit saja”
4) Tujuan:
“Tujuannya agar abang mampu berinteraksi dengan orang lain”
2. Kerja
“Baik bang, sekarang kita praktekkan kembali cara berkenalan dengan orang lain
seperti yang kita coba kemarin ya”
“Coba untuk berkenalan dengan teman saya ya bang”
“Caranya seperti yang sudah kita pelajari ya bang. Abang masih ingat kan?"
“Wah bagus sekali.”
“Seperti itu ya bang cara berkenalan dengan orang lain”
“Sekarang abang sudah paham ya bagaimana cara berkenalan dengan orang lain”
“Setelah itu abang boleh tanyakan apa saja atau berbincang-bincang tentang apa saja”
“Baik, dilakukan terus ya”
“Nanti jangan lupa dimasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian hari ini ya mba”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif :
“Bagaimana perasaan abang setelah kita berbincang-bincang dan mencoba
berkenalan dengan teman saya?”
2) Evaluasi Obyektif:
“Coba abang praktekkan kembali cara berkenalan dengan orang lain?”
“Wah bagus sekali, apakah abang mau mencoba kembali besok?”
b. Rencana Tindak Lanjut:
“Bagaimana kalo besok kita coba lagi ya bang?”
“Besok kita akan coba berkenalan dengan dua orang atau lebih ya”
“Minimal 2 orang ya”
“Baik, untuk hari ini saya rasa sudah cukup.”
“Jangan lupa dimasukkan ke jadwal harian ya bang. ”
c. Kontrak yang Akan Datang:
1) Topik:
“Besok kita akan berkenalan dengan 2 orang atau lebih ya bang ?”
2) Tempat:
“Tempatnya mau dimana bang?”
“Bagaimana kalau disini lagi saja?
3) Waktu:
“Mau jam berapa?”
“Berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?
“Sampai bertemu besok ya bang”
“Saya permisi dan selamat beristirahat”.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Tindakan


Evaluasi
Jam Keperawatan
17/12/2022 Diagnosa: S:
Isolasi Sosial  Klien mengatakan mulai
percaya diri untuk
DS: berinteraksi dengan orang
 Klien mengatakan malas dan belum mau lain
berinteraksi dengan orang lain  Klien mengatakan masih
 Klien mengatakan lebih senang sulit untuk mengawali
menyendiri pembicaraan
 Klien mengatakan mengerti cara
berkenalan dengan orang lain O:
 Klien tampak mampu
O:
mempraktikan cara
 Klien tampak banyakmenyendiri
berkenalan dengan 1 orang
 Klien tampak banyak diam
 Klien tampak sedikit malu
 Klien mau berbicara jika ditanya dan
untuk berkenalan dengan
dimotivasi oleh perawat
orang lain
 Klien tampak kesulitan untuk
Tindakan Keperawatan (SP IIPasien)
memulai pembicaraan
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
A:
2. Memberikan kesempatan kepada klien
Masalah isolasi sosial belum
mempraktekkan cara berkenalan dengan
teratasi
satu orang
3. Membantu klien memasukkan kegiatan
P:
berbincang-bincang dengan orang lain
1. Latih klien cara berkenalan
sebagai salah satu kegiatan harian
dengan 2 orang atau lebih
4. Membantu klien berlatih Kembali
berkomunikasi dengan orang lain 2. Anjurkan klien memasukkan
5. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan berkenalan dengan
kegiatan berkenalan dalam jadwal 2 orang atau lebih dalam
kegiatan harian jadwal kegiatan harian

RTL Perawat
1. Evaluasi kegiatan SP1 dan SP2
2. Evaluasi jadwal kegiatan
3. Anjurkan Tindakan selanjutnya
mempraktekkan berkenalan dengan 2
orang atau lebih
4. Ajarkan klien cara berkenalan dengan 2
orang atau lebih
5. Anjurkan klien memasukkan kegiatan
berkenalan dalam jadwal kegiatan harian

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


PADA ISOLASI SOSIAL
SP 3 Pasien
Pertemuan ke 3

Pertemuan ke :3
Hari/ Tanggal : Minggu, 18 Desember 2022
Nama Klien (Inisial) : Tn.M
Tempat : Rumah klien

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien:
DS:
 Klien mengatakan mulai percaya diri untuk berinteraksi dengan orang lain
 Klien mengatakan masih sulit untuk mengawali pembicaraan
DO:
 Klien tampak mampu mempraktikan cara berkenalan dengan 1 orang
 Klien tampak sedikit malu untuk berkenalan dengan orang lain
 Klien tampak kesulitan untuk memulai pembicaraan
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus:
 Klien mampu berinteraksi denga 2 orang atau lebih secara bertahap
 Klien mampu mengungkapkan perasaaanya saat berkenalan dengan orang lain
4. Tindakan Keperawatan:
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
 Memberikan kesempatan kepada klien berkenalan dengabn dua orang atau lebih
 Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik:
“Assalamualaikum wr.wb, Selamat pagi bang”
“Masih ingat dengan saya? Nama saya siapa?”
“Bagus sekali, ternyata masih ingat ya.”
b. Evaluasi/ validasi:
“Bagaimana perasaan abang hari ini?” ”Bagaimana tidur semalam?”
c. Kontrak:
1) Topik:
“Sesuai dengan kesepakatan kemarin, hari ini kita akan mencoba berinteraksi
dengan 2 orang/ lebih ya bang”
2) Tempat:
“Abang mau berbincang-bintang dimana ?”
“Bagaimana kalau di Ruang tamu”.
3) Waktu:
“Kita mau berbincang-bintang berapa lama ?”
“Bagaimana kalau 10 menit saja”
d. Tujuan:
“Tujuannya agar abang mampu berinteraksi dengan orang lain”
2. Kerja
“Baik bang sebelum kita ke jadwal kegiatan hari ini, saya ingin bertanya terlebih dahulu”
“Bagaimana sih cara berkenalan?”
“Apa saja keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain?
“Wah betul, hebat sekali”
“Lalu apakah abang sudah mencoba berkenalan dengan masyarakat di sini?”
“Baik bang, tidak apa apa, nanti kita coba perlahan-lahan ya”
“Hari ini kita akan berkalan dengan 2 teman saya ya bang”
“Abang bisa mulai berkenalan seperti yang saya ajarkan kemarin ya”
“Dan abang boleh bercerita apa saja yang abang rasakan”
“Nanti jangan lupa dimasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian hari ini ya ”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif :
“Bagaimana perasaan abang setelah kita berbincang-bincang dan mencoba
berkenalan dengan 2 teman saya?”
2) Evaluasi Obyektif:
“Coba abang praktekkan kembali cara berinteraksi dengan orang disekeliling
abang?”
“Wah bagus sekali, hebat”.
b. Rencana Tindak Lanjut:
“Bang harus dilatih terus ya” Agar bang mampu bersosialisasi”
“Bang boleh ajak siapa saja yang ada dilingkungan ini untuk diajak berbincang-
bincang ya bang”
“Baik bang untuk hari ini saya rasa sudah cukup.”
“Jangan lupa dimasukkan ke jadwal harian ya ”

c. Kontrak yang Akan Datang:


1) Topik:
“Besok kita akan bertemu dan berbincang-bincang lagi tentang kemampuan
yang abang miliki ya. Kemudian kita akan latih kemampuan tersebut?”
“Bagaimana bang, apakah abang mau?”
2) Tempat:
“Tempatnya mau dimana bang?”
“Bagaimana kalau disini lagi saja?
3) Waktu:
“Mau jam berapa?”
“Berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?
“Sampai bertemu besok ya bang”
“Saya permisi dan selamat beristirahat”.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN


KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Tindakan


Evaluasi
Jam Keperawatan
18/12/2022 Diagnosa: S:
Isolasi Sosial  Klien mengatakan mulai
percaya diri untuk
DS: berinteraksi dengan orang
 Klien mengatakan mulai percaya diri lain
untuk berinteraksi dengan orang lain  Klien mengatakan masih
 Klien mengatakan masih sulit untuk sulit untuk mengawali
mengawali pembicaraan pembicaraan
DO:
 Klien tampak mampu mempraktikan cara O:
berkenalan dengan 1 orang  Klien tampak mampu
 Klien tampak sedikit malu untuk mempraktikan cara
berkenalan dengan orang lain berkenalan dengan 2 orang
 Klien tampak kesulitan untuk memulai  Klien tampak malu untuk
pembicaraan berkenalan dengan orang lain
 Klien tampak kesulitan untuk
Tindakan Keperawatan (SP IIIPasien) memulai pembicaraan
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian  Klien tampak banyak diam,
klien bicara ketika ditanya
2. Memberikan kesempatan kepada klien
mempraktekkan cara berkenalan dengan A:
2 orang atau lebih Masalah isolasi sosial belum
3. Merencanakan diskusi terkait kondisi teratasi
klien kepada orang tua
4. Menganjurkan klien memasukkan P:
kegiatan berkenalan dalam jadwal  Latih klien cara berkenalan
kegiatan harian dengan 2 orang atau lebih
secara mandiri
RTL Perawat  Anjurkan klien memasukkan
1. Evaluasi kegiatan SP1P, SP2P dan SP3P kegiatan berkenalan dengan
2. Lanjutkan tindakan selanjutnya 2 atau lebih dalam jadwal
menjelaskan kepada keluarga pengertian, kegiatan harian
tanda dan gejala isolasi dan cara-cara
merawat klien isolasi sosial
3. Lanjutkan SP1 Keluarga Isolasi Sosial
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA ISOLASI SOSIAL
SP 1 Keluarga
Pertemuan ke 4

Pertemuan ke :4
Hari/ Tanggal : Senin, 2 Januari 2023
Nama Klien (Inisial) : Tn.M
Tempat : Rumah klien

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien:
DS:
 Ibu klien mengatakan sejak ditinggal istri dan anaknya Tn.M menjadi sangat pendiam
 Ibu klien mengatakan Tn.M tidak mau keluar rumah dan tidak mau berinteraksi
dengan masyarakat sekitar.
DO:
 Ibu klien tampak cemas dan khawatir
 Ibu klien tampak menerima perawat dengan hangat
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus:
 Keluarga mampu mengenal masalah isolasi sosial pada anggota keluarga
 Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah isolasi sosial
4. Tindakan Keperawatan:
 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami klien beserta
proses terjadinya
 Menjelaskan cara-cara merawat klien isolasi sosial
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik:
“Assalamualaikum wr.wb, Selamat pagi ibu”
b. Evaluasi/ validasi:
“Bagaimana perasaan ibu hari ini?” Bagaimana keadaan Tn.M?”
c. Kontrak:
1) Topik:
“Bagaimana kalo kita berbincang-bincang tentang masalah Tn.M dan cara
perawatanya?”
2) Tempat:
“Mau dimana kita berdiskusi ?”
“Bagaimana kalau di sini saja”.
3) Waktu:
“Berapa lama ibu punya waktu?”
“Bagaimana kalau kita berdiskusi selama 30 menit?”
4) Tujuan:
“Tujuannya agar Keluarga mengetahui dan bisa merawat pasien dengan isolasi
sosial”
2. Kerja
“Apa masalah yang dihadapi dalam merawat anak Ibu?’
“Apa yang sudah dilakukan?”
“Masalah yang dialami Tn.M disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala penyakit
yang juga dialami oleh pasien gangguan jiwa lain”
“Tanda-tandanya antaralain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri”
“Kalaupun bicara hanya sebentar dan wajah menunduk”
“Biasanya maslaah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat
berhubungan dengan orang lain, seperti ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan
orang terdekat”
“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami resiko
bunuh diri.”
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian, Ibu dan anggota keluarga yang lainya
harus sabar”
“Dan untuk merawat Tn.M keluarga perlu melakukan beberapa hal”
“Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan Tn.M. Caranya
dengan bersikap peduli dan jangan ingkar janji.”
“Kedua keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan kepada Tn.M untuk
melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain”
“Berikan pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi Tn.M”
“Selanjutnya jangan biarkan Tn.M sendiri. Buat jadwal bercakap-cakap dengan Tn.M,
misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama dan melakukan kegiatan
dirumah bersama-sama”
“Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu”
“Begini contoh komunikasinya”
“Nak, Ibu lihat sekarang sudah bisa bercakap-cakap dengan orang lain”
“Perbincanganya juga lumayan lama, Ibu senang sekali melihat perkembangan kamu
Nak!”
“Coba kamu berbincang-bincang dengan tetangga yang lain”
“Nah sekarang Ibu lakukan cara komunikasi seperti yang saya contohkan”
“Bagus Ibu telah memperagakan dengan baik sekali”
“Sampai disini ada yang ingin ibu tanyakan?”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif :
“Bagaimana perasaan Ibu setelah Kita Latihan tadi?”
2) Evaluasi Obyektif:
“Coba ibu ulangi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda-tanda orang
yang mengalami isolasi sosial?”
“Selanjutnya dapat ibu sebutkan Kembali cara merawat anak Ibu yang
mengalami isolasi sosial?”
b. Rencana Tindak Lanjut:
“Bagus sekali Ibu, nanti kalau ketemu anak ibu”.
“Coba ibu lakukan dan tolong ceritakan kepada anggota keluarga yang lain agar
mereka melakukan hal yang sama”
c. Kontrak yang Akan Datang:
1) Topik:
“Besok kita ketemu lagi untuk latihan langsung pada Tn.M ya bu”
2) Tempat:
“Tempatnya mau dimana bu?”
“Bagaimana kalau disini lagi saja?
3) Waktu:
“Mau jam berapa bu?”
“Berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?
“Saya izin pamit ya bu”.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Tindakan


Evaluasi
Jam Keperawatan
2/01/2023 Diagnosa: S:
Isolasi Sosial  Ibu klien mengatakan paham
tentang pengertian, tanda
DS: gejala isolasi sosila yang
 Ibu klien mengatakan, sejak ditinggal dialami pasien
istri dan anaknya Tn.M menjadi sangat  Ibu klien mengatakan paham
pendiam dan mampu merawat pasien
 Ibu klien mengatakan Tn.M tidak mau sesuai yang dijelaskan
keluar rumah dan tidak mau berinteraksi O:
dengan masyarakat sekitar.  Ibu klien tampak mampu
DO: merawat klien langsung
 Ibu Klien tampak cemas dan khawatir  Ibu klien tampak kooperatif
 Ibu klien tampak menerima perawat
dengan hangat A:
Masalah isolasi sosial belum
Tindakan Keperawatan (SP I Keluarga) teratasi
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat klien P:
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala  Motivasi keluarga latihan
isolasi sosial yang dialami klien beserta cara merawat pasien dengan
proses terjadinya isolasi sosial
3. Menjelaskan cara-cara merawat klien
isolasi sosial
RTL Perawat
1. Evaluasi kegiatan SP1 keluarga isolasi
sosial
2. Evaluasi keluarga dalam merawat klien
dengan isolasi sosial
3. Lanjutkan SP2 keluarga isolasi sosial
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA ISOLASI SOSIAL
SP 2 Keluarga
Pertemuan ke 5

Pertemuan ke :5
Hari/ Tanggal : Selasa, 3 Januari 2023
Nama Klien (Inisial) : Tn.M
Tempat : Rumah klien

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien:
DS:
 Keluarga klien mengatakan paham tentang pengertian, tanda gejala isolasi sosial yang dialami
pasien
 Keluarga mengatakan paham dan mampu merawat pasien sesuai yang dijelaskan
DO:
 Ibu klien tampak mampu merawat klien langsung
 Ibu klien tampak kooperatif
2. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus:
 Keluarga Klien mampu merawat klien dengan isolasi sosial
 Keluarga klien mampu mempraktekkan cara merawat klien isolasi sosial
 Keluarga klien mampu merawat langsung klien isolasi sosial
4. Tindakan Keperawatan:
 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan isolasi sosial
 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien isolasi sosial
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik:
“Assalamualaikum wr.wb, Selamat pagi ibu”
b. Evaluasi/ validasi:
“Bagaimana perasaan ibu hari ini?” Bagaimana keadaan Tn.M?”
“Ibu masih ingat latihan merawat anak ibu seperti yang kita pelajari hari yang lalu?”
c. Kontrak:
1) Topik: “Bagaimana kalau hari ini kita praktekan langsung ke Tn.M”
2) Tempat:
“Mau dimana tempatnya bu?”
“Bagaimana kalau di sini saja”.
3) Waktu:
“Berapa lama ibu punya waktu?”
“Bagaimana kalau 30 menit?”
4) Tujuan:
“Tujuannya agar Keluarga mengetahui dan bisa merawat pasien dengan isolasi
sosial”
2. Kerja
“Bagaimana perasaan abang hari ini?”
“Baik bu, sekarang ibu bisa praktekkan apa yang sudah kita pelajari hari yang lalu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang
dilatih pada pertemuan sebelumnya)
“Bagaimana perasaan abang saat berbincang-bincang dengan ibu abang?”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif :
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita praktikan tadi?”
2) Evaluasi Obyektif:
“Ibu sudah bagus sekali”
b. Rencana Tindak Lanjut:
“Mulai sekarang ibu sudah bisa melakukan cara merawat anak ibu ya”
c. Kontrak yang Akan Datang:
1) Topik:
“Besok kita ketemu lagi untuk mendiskusikan pengalaman ibu melakukan cara
merawat yang sudah kita pelajari”
2) Tempat:
“Tempatnya mau dimana bu?”
“Bagaimana kalau disini lagi saja?
3) Waktu:
“Mau jam berapa bu?”
“Berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?
“Saya izin pamit ya bu”.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Tindakan


Evaluasi
Jam Keperawatan
3/01/2023 Diagnosa: S:
Isolasi sosial  Ibu klien mengatakan
mengerti cara merawat
DS:
langsung kepada anaknya
 Ibu klien mengatakan, sejak ditinggal
O:
istri dan anaknya Tn.M menjadi sangat
 Ibu Klien tampak mampu
pendiam
merawat klien langsung
 Ibu klien mengatakan Tn.M tidak mau
 Ibu klien tampak kooperatif
keluar rumah dan tidak mau berinteraksi
dengan masyarakat sekitar.
A:
DO:
Masalah isolasi sosial belum
 Keluarga Klien tampak cemas dan
teratasi
khawatir
 Keluarga klien tampak menerima
P:
perawat dengan hangat
1. Review ulang SP1K dan
Tindakan Keperawatan (SP I Keluarga)
SP2K
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara
2. Latih keluarga membuat
merawat klien dengan isolasi sosial
jadwal aktivitas dirumah
2. Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada klien isolasi
sosial
RTL Perawat
1. Evaluasi kegiatan SP1K dan SP2K
2. Evaluasi keluarga dalam merawat klien
dengan isolasi sosial
3. Latih keluarga cara merawat langsung
kepada klien isolasi sosial
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA HARGA DIRI RENDAH
SP 1 Pasien
Pertemuan ke 6

Pertemuan ke :6
Hari/ Tanggal : Rabu, 4 Januari 2023
Nama Klien (Inisial) : Tn.M
Tempat : Rumah klien

1. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien:
DS:
 Tn.M mengatakan merasa sedih , malu dan merasa gagal sebagai seorang suami dan
ayah karena tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya
 Tn.M mengatakan dirinya tidak memiliki peran apa-apa dalam keluarga, malah
merepotkan ibunya
 Tn.M mengatakan waktu SMA merasa dirinya dijauhi oleh teman-temannya karena
menganggap dirinya bodoh.
 Tn.M mengatakan tidak menyukai tubuhnya yang pendek.
DO:
 Klien tampak sedih
 Klien tampak lesu
 Klien tampak bicara lambat
 Klien tampak berbicara dengan suara yang kecil.
 Klien tampak kontak mata kurang
 Klien tampak sering memandang ke bawah
2. Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah
3. Tujuan Khusus:
 Klien mampu membina hubungan saling percaya
 Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
 Klien mampu melatih kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan
 Klien mampu merencanakan kegiatan yang dilatih
4. Tindakan Keperawatan:
 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
 Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat dilakukan
 Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
klien
 Melatih klien sesuai kemampuan yang dipilih
 Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
 Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

2. Strategi Komunikasi Pelaksanaan


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik:
“Assalamualaikum wr.wb, Selamat pagi bang”
“Masih ingat dengan saya? Nama saya siapa?”
b. Evaluasi/ validasi:
“Bagaimana perasaan abang hari ini?” ”Bagaimana tidur semalam?”
c. Kontrak:
3. Topik:
“Sesuai dengan kesepakatan kemarin, hari ini kita akan membicarakan tentang
perasaan dan kemampuan yang abang miliki”
“Setelah itu kita akan menilai kegiatan apa yang sering abang lakukan”
4. Tempat:
“Kita rapihkan tempat tidur kamar abang ya”.
5. Waktu:
“Kita mau berbincang-bintang berapa lama ?”
“Bagaimana kalau 15 menit saja”
6. Tujuan:
“Tujuannya agar dapat meningkatkan rasa percaya diri yang abang miliki”
2. Kerja
“Sebelumnya saya ingin menanyakan tentang penilaian abang terhadap diri sendiri?”
“Tadi abang mengatakan merasa tidak berguna, apa yang menyebabkan abang merasa
tidak berguna?”
“Apakah ada hal lain yang abang rasakan?”
“Bagaimana hubungan dengan keluarga dan teman-teman abang?”
“Sebenarnya apa yang abang ingin harapkan?”
“Agar abang dapat mencapai harapan tersebut, mari kita sama-sama menilai kemampuan
yang abang miliki untuk dilatih dan dikembangkan”
“Coba abang sebutkan kemampuan apa saja yang pernah abang miliki?”
“Bagus, apalagi bang?”
“Wah bagus sekali ada 5 kemampuan yang abang miliki”
“Mana saja yang dapat lakukan di rumah?”
“Coba kita lihat”
“Nah dari ke 5 kegiatan tersebut mana yang mau kita latih hari ini?”
“Baik mari kita melakukan Latihan merapihkan tempat tidur”
“Tujuanya agar abang mampu melatih kemampuan yang abang miliki”
“Mari kita coba ya”
“Kalau mau merapihkan tempat tidur, kita angkat dulu bantal, guling serta selimutnya”
“Setelah itu pasang spreinya, rapihkan. Kemudian pasang sarung bantal dan gulingnya”
“Kemudian taruh bantal dan guling disisi pinggir tempat tidur, kemudian lipat terlebih
dahulu selimutnya agar terlihat rapi.”
“Seperti ini ya cara merapihkan tempat tidur”
“Coba praktekkan. Wah bagus sekali”
“Setiap abang melakukan kegiatan, jangan lupa dimasukkan kedalam jadwal kegiatan
harian ya””
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif :
“Bagaimana perasaan abang setelah kita merapihkan tempat tidur?”
2) Evaluasi Obyektif:
“Coba abang sebutkan kambali bagaimana cara merapihkan tempat tidur?”
“Wah bagus sekali, hebat”.
b. Rencana Tindak Lanjut:
“Nah sekarang mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan harian abang ya”
“Abang mau berapa kali melakukanya?”
“Jangan lupa setiap melakukan kegiatan dimasukkan ke jadwal harian ya””
c. Kontrak yang Akan Datang:
1) Topik:
“Besok saya akan datang kembali, untuk melatih kemampuan abang yang
kedua”
2) Tempat:
“Tempatnya mau dimana bang?”
“Bagaimana kalau disini lagi saja?
3) Waktu:
“Mau jam berapa?”
“Berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?
“Sampai bertemu besok ya bang”
“Saya permisi dan selamat beristirahat”.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Tindakan


Evaluasi
Jam Keperawatan
4/01/2023 Diagnosa: S:
Harga Diri Rendah  Klien mengatakan masih
merasa sedih dan merasa
DS: gagal sebagai seorang suami
 Tn.M mengatakan merasa sedih , malu dan ayah
dan merasa gagal sebagai seorang suami  Klien mengatakan dirinya
dan ayah karena tidak mampu memenuhi tidak berguna
kebutuhan keluarganya  Klien mengatakan bisa
 Tn.M mengatakan dirinya tidak memiliki merapihkan tempat tidur
peran apa-apa dalam keluarga, malah karena dibantu
merepotkan ibunya O:
 Tn.M mengatakan waktu SMA merasa  Klien mampu melakukan hal
dirinya dijauhi oleh teman-temannya positif dengan merapihkan
karena menganggap dirinya bodoh. tempat tidur
 Tn.M mengatakan tidak menyukai  Klien tampak masih sedih
tubuhnya yang pendek.  Klien tampak kontak mata
DO: kurang
 Klien tampak sedih  Klien tampak sering
 Klien tampak lesu menunduk
 Klien tampak bicara lambat
 Klien tampak berbicara dengan suara A:
yang kecil. Masalah harga diri rendah
 Klien tampak kontak mata kurang belum teratasi
 Klien tampak sering memandang ke
bawah
Tindakan Keperawatan (SP I Pasien) P:
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek 1. Review ulang SP1P
positif yang dimiliki klien 2. Anjurkan klien memasukkan
2. Membantu klien menilai kemampuan Latihan merapihkan tempat
klien yang masih dapat dilakukan tidur dalam jadwal kegiatan
3. Membantu klien memilih kegiatan yang harian
akan dilatih sesuai dengan kemampuan 3. Latih kegiatan kedua yang
klien dimiliki klien yaitu mencuci
4. Melatih klien sesuai kemampuan yang piring
dipilih
5. Memberikan pujian yang wajar terhadap
keberhasilan klien
6. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

RTL Perawat
1. Anjurkan klien untuk melakukan Latihan
merapihkan tempat tidur
2. Anjurkan klien memasukkan kegiatan
yang dipilih (merapihkan tempat tidur)
dalam jadwal kegiatan harian
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA HARGA DIRI RENDAH
SP 2 Pasien
Pertemuan ke 7

Pertemuan ke :7
Hari/ Tanggal : Kamis, 5 Januari 2023
Nama Klien (Inisial) : Tn.M
Tempat : Rumah klien

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
DS:
 Klien mengatakan masih merasa sedih dan merasa gagal sebagai seorang suami dan
ayah
 Klien mengatakan dirinya tidak berguna
 Klien mengatakan bisa merapihkan tempat tidur karena dibantu
DO:
 Klien mampu melakukan hal positif dengan merapihkan tempat tidur
 Klien tampak masih sedih
 Klien tampak kontak mata kurang
 Klien tampak sering menunduk
2. Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah
3. Tujuan Khusus:
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
 Melatih kemampuan kedua klien
 Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan:
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
 Melatih kemampuan kedua klien
 Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik:
“Assalamualaikum wr.wb, Selamat pagi bang”
“Masih ingat dengan saya? Nama saya siapa?”
b. Evaluasi/ validasi:
“Bagaimana perasaan abang hari ini?”
“Apakah masih merasakan perasaan negatif?”
“Apakah sudah berkurang?”
“Bagaimana dengan kegiatan merapihkan tempat tidurnya”
“Mari kita lihat jadwal harian abang.” “Bagus sekali”
c. Kontrak:
1) Topik:
“Sesuai dengan kesepakatan kemarin, hari ini kita akan melanjutkan Latihan
kegiatan yang kedua. Hari ini kita mau latihan mencuci piring ya?”
2) Tempat: “Kita lakukan di dapur rumah abang ya ?”
3) Waktu: “Mau berapa lama kita Latihan mencuci piring, 15 menit ya bang”
4) Tujuan:
“Tujuannya agar abang dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki”
2. Kerja
“Baik abang kita akan melakukan kegiatan mencuci piring ya”
“Ini adalah Latihan kita yang ke 2”
“Sebelum kita mulai kegiatan mencuci piring, kita persiapkan pelengkapnya dahulu ya”
“Apa saja sih yang harus kita siapkan”
“Wah bagus sekali”
“Jadi sebelum kita mencuci piring, kita persiapkan sabun cuci, piring, spon busa, lalu air
bersih”
“Langkah-langkahnya, pertama kita buang terlebih dahulu sisa-sisa makanan yang ada
dipiring”
“Buang ketempat sampah ya”
“Kemudian ambil sabun, setelah itu cuci piringnya sampai bersih”
“Kemudian cuci gelas dan sendoknya”
“Kemudian bilas dengan air bersih”
“Setelah itu masukkan piring, gelas, sendok bersihnya kedalam rak piring”
“Boleh coba lakukan cara mencuci piring”
“Bagus sekali”
“Sekarang abang bisa membedakan piring sebelum dicuci dan setelah dicuci”
“Setiap melakukan kegiatan, jangan lupa dimasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
ya”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif:
“Bagaimana perasaan abang setelah kita latihan mencuci piring?”
2) Evaluasi Obyektif :
“Coba abang sebutkan kambali bagaimana cara mencuci piring?”
“Wah bagus sekali, hebat”.
b. Rencana Tindak Lanjut:
“Nah sekarang mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan harian abang ya”
“Abang mau berapa kali melakukanya?”
“Jangan lupa setiap melakukan kegiatan dimasukkan ke jadwal harian ya””
c. Kontrak yang Akan Datang:
1) Topik:
“Besok saya akan datang kembali, untuk melatih kemampuan abang yang
ketiga ya”
2) Tempat:
“Tempatnya mau dimana bang?”
3) Waktu:
“Mau jam berapa?”
“Berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?
“Sampai bertemu besok ya bang”
“Saya permisi dan selamat beristirahat”.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Tindakan


Evaluasi
Jam Keperawatan
5/01/2023 Diagnosa: S:
Harga Diri Rendah  Klien mengatakan masih
merasa sedih
DS:  Klien mengatakan masih
 Klien mengatakan masih merasa sedih merasa gagal sebagai
dan merasa gagal sebagai seorang suami seorang suami dan ayah
dan ayah  Klien mengatakan merasa
 Klien mengatakan dirinya tidak berguna senang bisa mencuci piring
 Klien mengatakan bisa merapihkan O:
tempat tidur karena dibantu  Klien tampak mampu
mencuci piring
DO:
 Klien tampak senang
 Klien mampu melakukan hal positif
 Klien tampak kontak mata
dengan merapihkan tempat tidur
kurang
 Klien tampak masih sedih
 Klien tampak sering
 Klien tampak kontak mata kurang
menunduk
 Klien tampak sering menunduk

A:
Tindakan Keperawatan (SP I IPasien)
Masalah harga diri rendah
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
belum teratasi
klien
2. Melatih kemampuan kedua klien
P:
(mencuci piring)
1. Review ulang SP2P
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam
2. Anjurkan klien memasukkan
jadwal kegiatan harian
latihan mencuci piring ke
dalam jadwal kegiatan harian
RTL Perawat 3. Melatihan kegiatan ketiga
1. Anjurkan klien untuk melakukan Latihan yang dimiliki klien yaitu
kemampuan klien mencuci piring menyapu lantai
2. Anjurkan klien memasukkan kegiatan
yang dipilih (mencuci piring) dalam
jadwal kegiatan harian
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA HARGA DIRI RENDAH
SP 3 Pasien
Pertemuan ke 8

Pertemuan ke :8
Hari/ Tanggal : Jum’at, 6 Januari 2023
Nama Klien (Inisial) : Tn.M
Tempat : Rumah klien

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
DS:
 Klien mengatakan masih merasa sedih
 Klien mengatakan masih merasa gagal sebagai seorang suami dan ayah
 Klien mengatakan merasa senang bisa mencuci piring

DO:
 Klien tampak mampu mencuci piring
 Klien tampak senang
 Klien tampak kontak mata kurang
 Klien tampak sering menunduk
2. Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah
3. Tujuan Khusus:
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
 Melatih kemampuan ketiga klien
 Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan:
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
 Melatih kemampuan ketiga klien
 Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik:
“Assalamualaikum wr.wb, Selamat pagi bang”
“Masih ingat dengan saya? Nama saya siapa?”
b. Evaluasi/ validasi:
“Bagaimana perasaan abang hari ini?”
“Apakah masih merasakan perasaan negatif?”
“Apakah sudah berkurang?”
“Bagaimana dengan kegiatan merapihkan tempat tidurnya & mencuci piringnya?”
“Mari kita lihat jadwal harian abang.” “Bagus sekali”
c. Kontrak
1) Topik:
“Sesuai dengan kesepakatan kemarin, hari ini kita akan melanjutkan Latihan
kegiatan yang ketiga. Hari ini kita mau latihan menyapu lantai ya?”
2) Tempat:
“Kita mau menyapu lantai dimana?”
3) Waktu: “Mau berapa lama kita Latihan menyapu lantai? 15 menit ya bang”
4) Tujuan:
“Tujuannya agar abang dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki”
2. Kerja
“Baik abang kita akan melakukan kegiatan menyapu lantai ya”
“Ini adalah Latihan kita yang ke 3”
“Sebelum kita mulai kegiatan menyapu lantai, kita persiapkan pelengkapnya dahulu ya”
“Menurut abang apa saja yang kita perlukan untuk menyapu lantai?
“Benar sekali, kita harus menyiapkan sapu dan pengki”
“Bagaimana cara menyapu yang abang ketahui?”
“Menyapu kita lakukan dari arah sudut ruangan. Kemudian menyapi bagian bawah meja
dan kursi ya. Bagian bawah tempat tidur juga harus disampu ya.”
“Jika sudah, debu dan sampahnya kita tampung di pengki. Terakhir kita buang ke
tempat sampah ya.
“Bagaimana abang sudah mengerti? Coba abang praktikan”
“Bagus sekali”
“Sekarang abang bisa menyapu lantai”
“Setiap melakukan kegiatan, jangan lupa dimasukkan kedalam jadwal kegiatan harian”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif:
“Bagaimana perasaan abang setelah kita latihan menyapu lantai?”
2) Evaluasi Obyektif :
“Coba abang sebutkan kambali bagaimana cara menyapu lantai?”
“Wah bagus sekali, hebat”.
b. Rencana Tindak Lanjut:
“Nah sekarang mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan harian abang ya”
“Abang mau berapa kali melakukanya?”
“Jangan lupa setiap melakukan kegiatan dimasukkan ke jadwal harian ya””
d. Kontak yang Akan Datang:
1) Topik:
“Besok saya akan datang kembali untuk berdiskusi tentang cara mengobrol
emosi abang ya”
2) Tempat:
“Tempatnya mau dimana bang?”
3) Waktu:
“Mau jam berapa?”
“Berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?
“Sampai bertemu besok ya bang”
“Saya permisi dan selamat beristirahat”.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Tindakan


Evaluasi
Jam Keperawatan
6/01/2023 Diagnosa: S:
Harga Diri Rendah  Klien mengatakan sudah
tidak sedih lagi
DS:  Klien mengatakan bangga
 Klien mengatakan masih merasa sedih bisa membantu pekerjaan ibu
 Klien mengatakan masih merasa gagal  Klien mengatakan merasa
sebagai seorang suami dan ayah senang bisa mencuci piring
 Klien mengatakan merasa senang bisa O:
mencuci piring  Klien tampak mampu
menyapu lantai
DO:
 Klien tampak senang
 Klien tampak mampu mencuci piring
 Klien tampak masih sering
 Klien tampak senang
menunduk
 Klien tampak kontak mata kurang
 Klien tampak sering menunduk
A:
Masalah harga diri rendah
Tindakan Keperawatan (SP IIIPasien)
belum teratasi
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien
P:
2. Melatih kemampuan ketiga klien
1. Review ulang SP1P dan
(menyapu lantai)
SP2P
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam
2. Anjurkan klien memasukkan
jadwal kegiatan harian
latihan menyapu lantai ke
dalam jadwal kegiatan harian
RTL Perawat
3. Lanjut SP1 Pasien Resiko
1. Anjurkan klien untuk melakukan Latihan
Perilaku Kekerasan
kemampuan klien menyapu lantai
2. Anjurkan klien memasukkan kegiatan
yang dipilih (menyapu lantai) dalam
jadwal kegiatan harian
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA RESIKO PERILAKU KEKERASAN
SP 1 Pasien
Pertemuan ke 9

Pertemuan ke :9
Hari/ Tanggal : Selasa, 10 Januari 2023
Nama Klien (Inisial) : Tn.M
Tempat : Rumah klien

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
DS:
 Ibu klien mengatakan sejak ditinggal istri dan anak, Tn.M menjadi emosional
 Ibu klien mengatakan Tn.M sering menendang dan melempar barang jika sedang
kesal.
 Tn.M mengatakan tidak terima dirinya dipecat dari pekerjaannya sebagai security
 Tn.M merasa kesal dengan atasan yang telah memecat dirinya.
 Tn.M mengatakan emosinya sering berubah-berubah dan tidak stabil
DO:
 Tn.M tampak kesal jika dibahas penyebab dirinya di PHK
 Wajah tampak tegang
 Pandangan tampak tajam
 Tangan tampak mengepal
 Suara meninggi
2. Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah
3. Tujuan Khusus:
Klien mampu membina hubungan saling percaya
4. Tindakan Keperawatan:
 Mengidentifikasi penyebab PK
 Mengidentifikasi tanda dan dgejala PK
 Mengidentifikasi Pk yang dilakukan
 Mengidentifikasi akibat PK
 Menyebutkan cara mengontrol PK
 Membantu klien mempraktekkan Latihan cara mengontrol fisik I (Nafas dalam)
 Menganjurkan klien memasukkaan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik:
“Assalamualaikum wr.wb, Selamat pagi bang”
“Masih ingat dengan saya? Nama saya siapa?”
b. Evaluasi/ validasi:
“Bagaimana perasaan abang hari ini?”
“Apakah abang semalam bisa tidur?”
“Bagaimana perasaan abang saat ini, adakah hal yang menyebabkan marah?”
c. Kontrak
1) Topik:
“Baiklah, hari ini kita akan berbincang-bincang mengenai perasaan marah yang
saat ini mba rasakan”.
2) Tempat: “Kita mau berbincang-bincang dimana?”
3) Waktu: “Mau berapa lama kita berbincang-bincang? 10 menit ya bang”
4) Tujuan: “Tujuannya agar abang tau cara mengendalikan emosi”
2. Kerja
“Apa yang menyebabkan abng bisa marah”
“Nah ceritakan apa yang dirasakan abang saat marah?”
“Saat abang marah apa ada perasaan tegang, kesal, mengepal tangan, mondar mandir?”
“Atau mungkin ada hal lain yang dirasakan?”.
“Apa ada tindakan saat abang sedang marah seperti memukul, membanting?
“Terus apakah setelah melakukan tindakan tadi masalah yang dialami selesai?
“Menurut abang adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah?
“Maukah abang belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?
”Ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar satu cara
dulu”
“Begini bang, kalau tanda- marah itu sudah dirasakan, abang berdiri lalu tarik nafas dari
hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari mulut seperti
mengeluarkan kemarahan, coba lagi ya bang dan lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali
abang sudah dapat melakukan nya.
“Nah sebaiknya latihan ini abang lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa
marah itu muncul abang sudah terbiasa melakukannya”.
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif: “Bagaimana perasaan abang setelah kita berbincang-
bincang?”
2) Evaluasi Obyektif :
“Setelah kita ngobrol tadi, coba abang simpulkan?”
“Coba mba jelaskan lagi kenapa abang bisa marah”
“Bisakah dipraktekan kembali cara mengendalikan emosi dengan cara fisik 1?”
b. Rencana Tindak Lanjut:
“Nah sekarang mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan harian abang ya”
“Abang mau berapa kali melakukanya?”
“Jangan lupa setiap melakukan kegiatan dimasukkan ke jadwal harian ya”
c. Kontak yang Akan Datang:
1) Topik:
“Baik, bagaimana kalau besok kita latihan megendalikan emosi atau merah
dengan cara fisik 2?”
2) Tempat: “Tempatnya mau dimana bang?”
3) Waktu: “Mau jam berapa?” “Berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?
“Sampai bertemu besok ya bang”
“Saya permisi dan selamat beristirahat”.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Tindakan


Evaluasi
Jam Keperawatan
10/01/2023 Diagnosa: S:
Resiko perilaku kekerasan  Pasien mengatakan kalo
marah menendanh pintu
DS:  Pasien mengatakan tenang
 Ibu klien mengatakan sejak ditinggal istri setelah diajarkan nafas dalam
dan anak, Tn.M menjadi emosional
 Ibu klien mengatakan Tn.M sering O:
menendang dan melempar barang jika  Pasien tampak kooperatif
sedang kesal.  Pasien mampu
 Tn.M mengatakan tidak terima dirinya memperagakan Tarik nafas
dipecat dari pekerjaannya sebagai dalam
security, Tn.M merasa kesal dengan  Pasien mampu menjawab
atasan yang telah memecat dirinya. pertanyaan yang diberikan
 Tn.M mengatakan emosinya sering
berubah-ubah dan tidak stabil A:
DO: Masalah resiko perilaku
 Tn.M tampak kesal jika dibahas kekerasan belum teratasi
penyebab dirinya di PHK
 Wajah tampak tegang P:
 Pandangan tampak tajam 1. Ajarkan mengontrol marah
 Tangan tampak mengepal dengan memukul bantal dan

 Suara meninggi Kasur


2. Anjurkan pasien untuk

Tindakan Keperawatan (SP IPasien) memasukkan kegiatan

1. Mengidektifikasi penyebab PK relaksasi nafas dalam ke

2. Mengidentifikasi tanda dan dgejala PK jadwal harian mengenai


4. Mengidentifikasi Pk yang dilakukan nafas dalam
5. Mengidentifikasi akibat PK 3. Lanjutkan SP2P melatih
6. Menyebutkan cara mengontrol PK pasien mengontrol perilaku
7. Membantu klien mempraktekkan Latihan kekerasan dengan cara fisik 2
cara mengontrol fisik I yaitu memukul bantal
8. Menganjurkan klien memasukkaan
dalam jadwal kegiatan harian

RTL Perawat
1. Evaluasi SP1 Pasien
2. Anjurkan untuk terus melakukan
relaksasi nafas dalam
3. Anjurkan klien memasukkan kegiatan
relaksasi nafas dalam kedalam jadwal
harian kegiatan pasien
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA RESIKO PERILAKU KEKERASAN
SP 2 Pasien
Pertemuan ke 10

Pertemuan ke : 10
Hari/ Tanggal : Rabu, 11 Januari 2023
Nama Klien (Inisial) : Tn.M
Tempat : Rumah klien

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
DS:
 Ibu klien mengatakan sejak ditinggal istri dan anak, Tn.M menjadi emosional
 Ibu klien mengatakan Tn.M sering menendang & melempar barang jika kesal.
 Tn.M mengatakan emosinya sering berubah-berubah dan tidak stabil
 Tn.M mengatakan mengerti cara mengendalikan emosi dengan teknik napas dalam
DO:
 Tn.M tampak mampu mempraktikan cara mengendalikan emosi dengan teknik napas dalam
 Tn.M tampak kesal jika dibahas penyebab dirinya di PHK
 Wajah tampak tegang
 Pandangan tampak tajam
 Tangan tampak mengepal
 Suara meninggi
2. Diagnosa Keperawatan: Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus:
 Melatih cara mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan secara fisik kedua
 Mengevaluasi latihan nafas dalam
 Melatih cara fisik ke-2: pukul kasur dan bantal
 Menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua
4. Tindakan Keperawatan:
 Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
 Latih klien mengontrol PK dengan cara fisik II (Memukul bantal)
 Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik:
“Assalamualaikum wr.wb, Selamat pagi bang”
“Masih ingat dengan saya? Nama saya siapa?”
b. Evaluasi/ validasi:
“Bagaimana perasaan abang hari ini?”
“Apakah abang semalam bisa tidur?”
“Bagaimana perasaan mba saat ini, adakah hal yang menyebabkan abang marah?”
c. Kontrak
1) Topik:
“Sesuai dengan kesepakatan kemarin, hari ini kita belajar cara mengendalikan
emosi atau marah dengan cara fisik kedua yaitu dengan memukul bantal.”
2) Tempat: “Kita mau berbincang-bincang dimana?”
3) Waktu: “Mau berapa lama kita berbincang-bincang? 10 menit ya bang”
4) Tujuan: “Tujuannya agar abang tau cara mengendalikan emosi”
2. Kerja
”Kalau ada yang menyebabkan abang marah dan muncul perasaan kesal, selain nafas
dalam abang dapat memukul kasur dan bantal.”
“Jadi kalau nanti abang kesal atau marah, abang langsung kekamar dan lampiaskan
marah tersebut dengan memukul bantal dan kasur”
“Nah coba abang lakukan memukul bantal dan kasur ya”
“Bagus sekali abang bisa melakukannya!”
“ Nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah.”
“Jangan lupa ketika abang marah dan abang lakukan latihan ini, abang tuliskan dibuku
catatan harian abang ya.”
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif:
“Bagaimana perasaan abang setelah kita latihan mengendalikan emosi dengan
memukul bantal?”
2) Evaluasi Obyektif :
“Bisakah abang sebutkan cara mengendalikan emosi yang sudah kita pelajari?”
“Coba dipraktekan kembali cara mengendalikan emosi dengan cara fisik 2?”
b. Rencana Tindak Lanjut:
“Jangan lupa setiap melakukan kegiatan dimasukkan ke jadwal harian ya”
c. Kontak yang Akan Datang:
1) Topik:
“Baik, besok saya akan datang kembali untuk latihan megendalikan emosi atau
merah dengan cara verbal/ bicara yang baik?”
2) Tempat: “Tempatnya mau dimana bang?”
3) Waktu: “Mau jam berapa?” “Berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?
“Sampai bertemu besok ya bang”
“Saya permisi dan selamat beristirahat”.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Tanggal/ Diagnosa Implementasi Tindakan


Evaluasi
Jam Keperawatan
11/01/2023 Diagnosa: S:
Resiko perilaku kekerasan  Klien mengatakan mengerti
cara mengendalikan emosi
DS: dengan cara emukul bantal
 Ibu klien mengatakan sejak ditinggal istri  Klien mengatakan merasa
dan anak, Tn.M menjadi emosional lebih baik setelah latihan
 Ibu klien mengatakan Tn.M sering mengendalikan emosi
menendang & melempar barang jika dengan cara memukul bantal
kesal. O:
 Tn.M mengatakan emosinya sering  Pasien tampak kooperatif
berubah-berubah dan tidak stabil  Pasien tampak mampu
 Tn.M mengatakan mengerti cara memperagakan cara
mengendalikan emosi dengan teknik mengendalikan emosi
napas dalam dengan cara memukul bantal
DO:  Pasien mampu menjawab
 Tn.M tampak mampu mempraktikan cara pertanyaan yang diberikan
mengendalikan emosi dengan teknik
napas dalam A:
 Tn.M tampak kesal jika dibahas Masalah resiko perilaku
penyebab dirinya di PHK kekerasan belum teratasi
 Wajah tampak tegang
 Pandangan tampak tajam P:

 Tangan tampak mengepal 1. Ajarkan mengontrol marah

 Suara meninggi dengan nafas dalam dan


memukul bantal dan Kasur
2. Anjurkan pasien untuk
Tindakan Keperawatan (SP IIPasien) memasukkan kegiatan
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian memukul bantal ke jadwal
klien harian mengenai nafas dalam
2. Melatih klien mengontrol PK dengan 3. Lanjutkan SP3P melatih
cara fisik II (Memukul bantal) pasien mengontrol perilaku
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam kekerasan dengan cara verbal
jadwal kegiatan harian berbicara dengan baik

RTL Perawat
1. Evaluasi SP1 dan SP2 Pasien
2. Evaluasi jadwal kegiatan harian
3. Anjurkan untuk terus melakukan relaksasi
nafas dalam dan memukul bantal
4. Anjurkan klien memasukkan kegiatan
memukul bantal kedalam jadwal harian
kegiatan pasien

Anda mungkin juga menyukai