2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan laporan pratikum manajemen ini.tujuan penulisan
laporan pratikum ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas pratikum manajemen
keperawatan. Laporan pratikum ini membahas mengenai pre conference, overan, post
conference dan mengenai peran dari kepala ruangan,perawat primer serta perawat pelaksana
dalam manajemen keperawatan.
Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
Demikianlah harapan kami,semoga laporan pratikum ini dapat bermanfaat bagi kami
dan juga pembaca tentunya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat
kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Oleh karena itu,kami sangat membutuhkan
adanya saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan laporan selanjutnya, kami
sangat menghargainya.
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Kata pengantar..............................................................................................................2
Lembar pengesahan.......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.........................................................................................................4
1.2 Tujuan......................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN LAHAN
2.1 Gambaran Umum Rumah sakit
A. Sejarah singkat rumah sakit dr Ben Mboi Ruteng.............................................8
B. Sejarah singkat ruangan praktek Melati.....................................................9
C. Falsafah, motto, visi, misi dan tujuan Rumah sakit dr Ben Mboi Ruteng........10
D. Jenis-jenis pelayanan kesehatan.......................................................................12
E. Penampilan kerja...............................................................................................12
2.2 Pengumpulan data
A. Data umum ruangan
1. Tenaga dan pasien (M1-man).....................................................................13
2. Bangunan, sarana, dan prasarana (M2-methode).......................................15
3. Pembiayaan (M3 metode pemberian ASKEP)............................................18
4. Pemasaran (M5-marketing)........................................................................20
B. Data kusus ruangan
1. Fungsi perencanaan....................................................................................20
2. Fungsi pengorganisasian............................................................................21
3. Fungsi pengarahan.....................................................................................26
4. Pengendalian..............................................................................................27
C. Analisa masalah...............................................................................................28
D. Alternatif masalah...........................................................................................29
BAB III PENUTUP
Lampiran kusioner
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan
kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya yang
dikeluarkan , dimana sebagian besar dana kesehatanterserap dalam sektor pengelolaan
rumah sakit baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Pelayanan medis dan
perawatan merupakan subsistem dari sistem pelayanan yang ada di rumah sakit. Bentuk
pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien, sehingga lebih bersifat
individual. Rumah sakit merupakan sarana kesehatan dan salah satu bentuk organisasi
pelayanan kesehatan, khusunya terkait dengan upaya kesehatan rujukan. Tujuan program
kesehatan, rujukan antara lain adalah peningkatan mutu, cakupan dan efisiensi rumah
sakit, melalui penerapan dan penyempurnaan standar pelayanan tenaga, standar peralatan,
profesi dan manajemen rumah sakit (Aditama, 2013)
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirumah sakit
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu
pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan ke masa
depan. Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai
tuntutan masyarakat, dan menjadi tenaga perawat yang professional. Pengembangan
dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling
mempengaruhi dan saling berkepentingan oleh karena ituinovasi dalam pendidikan
keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian
merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses profesionalitas. Proses
profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai
dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan
dirinya dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena alasan-alasan di atas maka
pelayanan keperawatan harus dikelola secara professional, karena itu perlu adanya
Manajemen Keperawatan.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan adalah
proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
se(ara professional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga
diharapkan keduanya saling menopang. Sebagaimana yang terjadi di dalam proses
keperawatan, di dalam manajemen keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil.Karena manajemen
keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga seorang pegawai, maka
setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses
keperawatan. Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata diRumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana konsep
dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.
Praktik keperawatan profesional yang diterapkan di rumah sakit diharapkan dapat
memperbaiki asuhan keperawatan yang diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan
pelayanan yang bersifat interaksi antar individu. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan
ciri-ciri dari pelayanan keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi, bertanggung
jawab dan bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode ilmiah, berdasarkan
standar praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek legal.
MPKP merupakan suatu praktek keperawatan yang sesuai dengan kaidah ilmu
menejemen modern dimana kaidah yang dianut dalam pengelolaan pelayanan
keperawatan di ruang MPKP adalah pendekatan yang dimulai dengan perencanaan.
MPKP yang digunakan di rumah sakit umum terdiri dari beberapa komponen yaitu
1. Nilai-nilai profesional (profesional values)
Nilai-nilai profesional menjadi komponen utama pada praktik keperawatan
profesional. Nilai-nilai profesional ini merupakan inti dari MPKP. Nilai-nilai seperti
penghargaan atas otonomi klien, menghargai klien dan melakukan yang terbaik untuk
klien harus tetap ditingkatkan dalam suatu proses keperawatan.
2. Pendekatan manajemen (manajemen approach)
Seorang perawat dalam melakukan asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia harus melakukan pendekatan penyelesaian masalah, sehingga dapat di
identifikasi masalah klien, dan nantinya dapat diterapkan terapi keperawatan yang
tepat untuk masalah klien.
3. Hubungan profesional (profesional relationship)
Asuhan kesehatan yang diberikan pada klien melibatkan beberapa anggota tim
kesehatan yang mana fokus pemberian asuhan kesehatan adalah klien. Karena
banyaknya anggota tim kesehatan yang terlibat, maka perlu adanya kesepakatan
mengenai kolaborasi dalam pemberian asuhan kesehatan tersebut.
4. Sistem pemberi asuhan keperawatan ( care deliver system)
Dalam perkembangan perawatan menuju layanan yang profesional, digunakan
beberapa metode pemberian asuhan keperawatan, misalnya metode kasus,
fungsional,tim, dan keperawatn primer, serta manajemen kasus, dalam praktik
keperawatn profesional, metode yang paling memungkinkan pemberian asuhan
keperawatan profesional adalah metode yang menggunakan the breath of
keperawatan primer.
5. Kompensasi dan penghargaan (compensation and reward)
Pada suatu profesi , sorang profesional mempunyai hak atas kompensasi dan
pengahargaan. Kompensasi yang didapat merupakan imbalan dari kewajiban profesi
yang terlebih dahulu harus terpenuhi. Kompensasi dan penghargaan yang diberikan
pada MPKP dapat disepakati setiap institusi dengan mengacu pada kesepakatan
bahwa layanan keperawatan adalah pelayanan profesional.
Pelayanan keperawatan yang diberikan di ruang MPKP memiliki pedoman
dan dasar yang dapat dipertanggung jawabkan bukan atas dasar kehendak perawat
sendiri dimana pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan masalah pasien
sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat efektif dan efisien sesuai sasaran
masalah yang terjadi pada pasien. Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien
yaitu meliputi pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual jadi meliputi segala aspek
kehidupan dari pasien tersebut baik dari kesehatan fisik/jasmaninya, pikirannya,
interaksi sosialnya maupun keagamaannya.
B. Tujuan Praktik
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen, mahasiswa
mampu :
Melakukan kegiatan manajemen keperawatan diruangan dalam bentuk :
1. Mampu membuat fungsi perencanaan model praktek keperawatan professional di
ruangan antara lain:
a. Mampu membentuk rumusan filosofi, visi dan misi ruangan
b. Mampu membuat kebijakan kerja diruangan
c. Mampu menyiapkan perangkat kegiatan model praktek keperawatan professional
diruangan
d. Mampu mengembangkan system informasi manajeman keperawatan dirungan
dalam menerapkan model praktekkeperawatan professional
2. Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruangan model praktek
keperawatan professional antara lain :
a. Membuat struktur organisasi di ruang model praktek keperawatan professional
b. Membuat daftar dinas ruangan berdasarkan Tim di ruang model praktek
keperawatan professional
c. Membuat daftar pasien berdasarkan Tim di ruang model praktek keperawatan
professional
3. Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruangan model praktek
keperawatan professional antara lain :
a. Mampu menerapkan pemberian motivasi
b. Mampu membentuk manajemen konflik
c. Mampu melakukan supervisi
d. Mampu melakukan pendelegasian dengan baik
e. Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain :
1) Operan
2) Pre konference
3) Post conference
4) Rondekeperawatan
5) SupervisiKeperawatan
6) Discharge planning
7) DokumentasiKeperawatan.
4. Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di ruangan model
praktek keperawatan professional antara lain :
a. Mampu memperhitungkan (BOR: bed occupancy rate)yaitu pemakaian tempat
tidur pada satu satuan waktu tertentu.
b. Mampu menghitung (ALOS: average length of stay) yaitu rata-rata lama rawat
seorang pasien.
c. Mampu menghitung (TOI: turn over interval) yaitu rata-rata hari tempat tidur
tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya
d. Mampu menghitung Kejadian infeksi nosokomial
e. Mampu menghitung Kejadian cedera
f. Mampu menganalisis kepuasan pasien dan keluarga
BAB II
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUANGAN MELATI
No Nama alat
(5).Administrasi penunjang
Terdapat 1 unit komputer utk input billing/tagihan pasien oleh petugas
administrasi.
c. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3-Methode)
(1).Penerapan model praktik asuhan keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara bahwa ruangan Melati menerapkan
model asuhan keperawatan yaitu model MPKP 1 dimana perawat primer secara
murni dengan latar belakang S.Kep.,Ners agar dapat memberikan asuhan
keperawatan berdasarkan ilmu dan teknologi, diperlukan kemampuan seorang
ners spesialis yang akan berperan sebagai Clinical Care Manager (CCM).
Sejauh ini Model asuhan keperawatan ini tidak banyak mendapat kritikan dari
pasien.
Pelaksanaan model asuhan keperawatan dengan metode modifikasi tim
primer telah mendukung terlaksananya komunikasi adekuat antar perawat dan
tim kesehatan lain, perawat mengatakan bahwa kontinuitas rencana
keperawatan terlaksana dengan baik, perawat mengatakan bahwa mereka sering
mendapat teguran dari Perawat primer ataupun Kepala Ruangan jika ditemui
ada kesalahan tindakan atau pendokumentasian asuhan keperawatan. Dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan dalam sistem pendokumentasian askep hanya
berdasarkan diagnosa actual pasien.
(2).Sterilisasi obat
Berdasarkan hasil wawancara, semua ketersediaan obat pasien disiapkan oleh
farmasi, dan kemudian di resepkan oleh dokter. Selain itu, bisa diambil di apotik
lain (Banera). Ruangan hanya memiliki persediaan obat emergency sesuai dengan
SOP rumah sakit.
Berdasarkan hasil observasi bahwa sudah ada format daftar pengadaan tiap-
tiap macam obat seperti: oral, injeksi, supositoria, infus, insulin, dan obat gawat
darurat. Selama ini juga proses penerimaan obat dari pasien/keluarga pasien sudah
berjalan dengan baik. Di ruangan telah tersedia lemari khusus untuk
penyimpanan/sentralisasi obat, bahkan obat obatan untuk pasien telah diletakkan
dalam kotak obat dan dikelompokkan berdasarkan kamar dan bed pasien yang
bersangkutan. Selain itu, untuk meminimalisir kesalahan pemberian obat, obat-
obatan tersebut telah diberi label nama pasien. Semua perawat sudah mengetahui
cara penyimpanan obat secara baik dan benar atau sesuai dengan SOP Rumah
Sakit.
(3).Discharge planning
Berdasarkan hasil wawancara, perencanaan pulang dilakukan sejak
awal pasien masuk, hal ini didukung oleh hasil observasi dimana saat pasien
akan seluruh perawat yang berdinas akan melakukan pendidikan kesehatan
mengenai penyakit dan perawatan penyakit selama dirumah. Namun, dalam
melakukan pendidikan kesehatan perawat tidak menyediakan brosur atau
leaflet sebagai media penunjang dalam pendidikan kesehatan.
Sebagian besar perawat mengatakan bahwa pasien sudah mengerti dan
memahami bahasa yang dipakai perawat saat memberikan perencanaan pulang,
dan waktu yang digunakan dalam pendidikan kesehatan selama ± 15 menit.
Setelah itu, perawat memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
terkait hal yang belum dipahami/dimengerti. Setiap kali selesai memberikan
perencanaan pulang perawat wajib melakukan pendokumentasian pada buku
laporan atau list pasien.
d. Pembiayaan (M4-Money)
(1).Pembayaran pasien umum/peribadi
Biaya operasional ruangan sepenuhnya dibebankan ke anggaran rumah sakit.
Ruangan tidak mempunyai anggaran sendiri untuk biaya operasional.
Sedangkan, untuk jenis pembayaran pasien saat ini terdiri dari pasien BPJS dan
pasien umum.
(2).Pembayaran pasien dengan ansuransi
Di ruangan Melati pembayaran pasien dengan asuransi biasanya pada pasien
dengan kecelakaan dengan asuransi jasa raharja.
e. Pemasaran (M5-Marketing)
Pasien yang dirawat saat ini berasal dari 4 Kabupaten yakni: Kabupaten
Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai Timur dan
Kabupaten Ngada.
2. Data Khusus Ruangan (Fungsi Manajemen Keperawatan di Ruangan)
a. Fungsi Perencanaan
(1).Visi, Misi Ruangan
Visi Ruangan Melati
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, ruangan Melati
memiliki visi ruangan yaitu: “menjadi unit pelayanan ruang rawat penyakit
dalam yang terbaik dalam pelayanan dan pendidikan berstandar nasional.”
Dalam pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien, kepala
ruangan selalu menekankan untuk selalu berpedomaan pada visi ruangan
dalam menjalankan tugas pelayanan dan penegasan ataupun motivasi staf
saat timbang terima ataupun melalui pesan media grup ruangan.
Berdasarkan hasil observasi, kepala ruangan selalu menjalan fungsi
pengontrolannya dimana kepala ruangan selalu mengikuti timbang terima
pada saat dinas pagi pada ketiga Tim yaitu pada lantai I, II dan lantai III
ruangan dan selalu melakukan evaluasi pada setiap bed pasien yaitu dengan
memperhatikan kondisi pasien, tingkat ketergantungan pasien, tingkat
keselamatan pasien sesuai standar operasional prosedur rumah sakit.
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Semuanya
menjawab ruangan Melati sudah memiliki visi dan perawat mengatakan
sering melaksanakan tugas sesuai visi.
Masalah: tidak ada masalah
Misi ruangan Melati
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, misi ruangan
interna Melati adalah sebagai berikut:
Melaksanakan managemen bangsal yang efektif dan efisien melalui
asuhan keperawatan yang profesional.
Memberikan pelayanan yang bermutu dan berorientasi pada kepuasan
pasien penyakit dalam.
Meningkatkan kualitas SDM petugas ruangan penyakit dalam melalui
peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Keterkaitan misi ruangan Melati dengan rumah sakit yaitu
dimana misi ruang rawat interna Melati lebih spesifik dalam memberi
asuhan secara komprehensif dan terintegrasi pelayanan demi kepuasan
pelanggan serta peningkatan kualitas SDM. Hal ini masih sejalan
dengan Visi Misi RSUD Ruteng secara umum. Untuk menunjang misi
ruangan kepala ruangan mengatakan bahwa untuk peningkatan SDM
petugas ruangan/para staf sebagian besar sudah melakukan pelatihan
BHD, PPI, dan ada beberapa yang sudah mengikuti pelatihan kesehatan
jiwa, vaksinator covid serta pelatihan managemen bangsal. Dalam
mengukur indikator kepuasaan pasien biasanya ruangan selalu
melakukan survey kepuasan pasien pada saat pasien pertama dirawat
ataupun selama beberapa hari dirawat diruangan Melati.
Berdasarkan hasil observasi dalam proses pelayanan kesehatan
pasien tidak mengeluh ataupun mengkritik setiap pelayanan yang
diberikan pada pasien, pasien tampak kooperatif dan pada saat pulang
pasien selalu berpamitan pada petugas ruangan dengan salam
kehangatan. Hal ini sesuai dengan misi ruangan yaitu memberikan
pelayanan yang bermutu dan berorientasi pada kepuasan pasien
penyakit dalam.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner.
Semuanya menjawab ruangan Melati sudah memiliki misi dan perawat
mengatakan sering melaksanakan tugas sesuai misi.
Masalah: tidak ada masalah
(2).Filosofi Ruangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, filosofi ruangan Melati
ada yaitu “Pelayanan Yang Berorientasi Kepada Mutu Dan Keselamatan
Paien”.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar perawat (88,9%) menjawab dalam melaksanakan tugas selalu berpegang
pada filosofi ruangan.
Masalah: tidak ada masalah
(3).Tujuan Ruangan
Tujuan Organisasi Ruangan Penyakit Dalam Melati :
Memberikan pelayanan/asuhan keperawatan pada pasien dewasa dengan
berbagai macam kasus kasus penyakit dalam berdasarkan SAK dan SOP:
Memberikan pelayanan/asuhan keperawatan dengan memperhatikan
kebutuhan biopsikososial dan spiritual
Memberikan penyuluhan kesehatan dalam upaya mempersiapkan fisik dan
mental pasien dalam perawatan lanjut dirumah.
Mencegah infeksi nosocomial
Memberikan motivasi pada pasien atau keluarga untuk melaksanakan
kegiatan rehabilitasi dini untuk mempercepat proses penyembuhan
Menciptakan iklim kerja yang kondusif untuk menunjang proses kegiatan
belajar dan mengajar dalam pendidikan atau pengembangan keperawatan
khususnya bagi mahasiswa keperawatan yang menggunakan rumah sakit
sebagai bahan praktik klinik keperawatan.
Berdasarkan Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan, dalam
memberikan standart asuhan keperawatan (SAK) selalu mengacu pada
tujuan ruangan perawatan interna melati secara umum dan berpedomaan
pada 3S (SDKI,SLKI,SIKI).
Berdasarkan hasil observasi tujuan ruangan sudah dihayati oleh setiap
petugas dalam ruangan sehingga para perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan selalu memperhatikan kebutuhan biopsikososial dan spiritual
pasien dengan selalu ada kunjungan dari para imam untuk mendoakan
pasien sekaligus membagikan hostia. serta selalu mencegah terjadinya
infeksi nosokomial misalnya dalam tindakan aseptic selalu diperhatikan
misalnya setelah pemasangan infuse selalu dituliskan tanggal pemasangan
sehingga meminimalkan kejadian phlebitis pada pasien.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar (88,9%) menjawab dalam melaksanakan tugas selalu berpegang pada
tujuan ruangan.
Masalah: tidak ada masalah
(4).Standar Operasional Prosedur
Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan dan perawat yang ada
diruangan bahwa ruangan Melati dalam setiap tindakan pelayanan kepada
pasien selalu mengikuti SOP yang ditetapkan oleh kebijakan dan standart
pelayanan rumah sakit dr. Ben Mboi. Selain itu, setiap pagi/saat kegiatan pre-
conference selalu dibacakan 1 SOP.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa terdapat bukti fisik SOP
dalam bentuk hard copy.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar (80%) menjawab selalu dalam melaksanakan prosedur keperawatan
sessuaai SOP, dan masing-masing 10% menjawab sering dan kadang-kadang.
Masalah: tidak ada masalah
(5).Standar Asuhan Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawat diruangan
bahwa standart asuhan keperawatan yang diterapkan adalah menggunakan
standart SDKI, SLKI, SIKI dengan mengacu pada RENPRA masalah actual
pada pasien.
Berdasarkan hasil observasi bahwa diruangan melati menerapkan penggunaan
asuhan keperawatan berdasarkan SDKI dan dalam RENPRA berdasarkan
masalah actual dan resiko pada pasien.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar (80%) menjawab dalam melaksanakan asuhan keperawatan selalu
berpedoman pada SAK.
Masalah: tidak ada masalah
(6).Pembuatan Rencana Harian
Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan dan perawat diruangan bahwa
dalam pembuatan rencana harian kepala ruangan sudah membuat rencana
harian setiap hari kerja berupa loog book.
Berdasarkan hasil observasi rencana harian kepala ruangan memiliki bukti fisik
rencana harian dan sebagian perawat diruangan sudah membuat rencana harian
berupa loog book.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar (80%) menjawab selalu membuat rencana kegiatan harian saat bekerja.
Masalah: tidak ada masalah
b. Fungsi Pengorganisasian
(1).Struktur Organisasi
Berdasarkan hasil wawancara, ruangan Melati sudah memiliki struktur
organisasi, yang secara garis besar pelayanan berada di bawah garis koordinasi
Seksi Pelayanan Rawat Inap Bidang Keperawatan dan Kebidanan. Ruangan
Melati sendiri dipimpin oleh kepala ruangan dan 1 CCM, keduanya berada
pada 1 garis organisasi yang membawahi 3 perawat primer. Masing-masing
lantai terdiri dari 1 perawat primer (di lantai satu 1 perawat primer membawahi
11 perawat associate, lantai dua 1 perawat primer membawahi 12 perawat
associate, sedangkan di lantai 3, 1 perawat primer membawahi 11 perawat
associate).
Berdasarkan hasil observasi, sudah ada bukti fisik struktur organisasi di
ruangan Melati namun belum diperbarui.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Semua
perawat menjawab bahwa mereka memahami struktur organisasi yang ada di
ruangan.
Masalah: tidak ada masalah
(2).Pengorganisasian Perawatan Klien
Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan dan perawat mengatakan bahwa
pengorganisasian perawatan klien di ruangan Melati dikategorikan berdasarkan
berdasarkan penyakit, tingkat keparahan penyakit/kebutuhan pasien, jenis
kelamin serta jenis pembayaran pasien. Untuk jenis kelamin, tergantung dari
jumlah pasien yang dirawat, dalam arti bahwa ketika jumlah pasien
laki-laki/perempuan banyak, ruangan perawatan tidak harus dikategorikan
sesuai dengan jenis kelamin pasien.
Berdasarkan hasil observasi diruangan Melati, pengorganisasian perawatan
pasien dilakukan berdasarkan penyakit, tingkat keparahan/kebutuhan pasien,
jenis kelamin, dan jenis pembayaran pasien. Serta sudah menjalankan
pengorganisasian perawatan klien berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
dengan pembentukan tim dinas.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Semua
perawat mengatakan ada pengorganisasian perawatan pasien berdasarkan jenis
kelamin, tingkat keparahan dan jenis pembayarannya.
Masalah: tidak ada masalah
(3).Uraian Tugas
Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan dan perawat diruangan
mengatakan bahwa di ruangan melati uraian tugas pokok masing-masing staf
sudah ada berdasarkan SK pengendalian layanan mutu rumah sakit.
Berdasarkan hasil observasi bahwa diruangan Melati memiliki bukti fisik
dokumen uraian tugas pokok masing-masing staf dalam bentuk hard copy.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Semua
perawat menjawab bahwa mereka selalu melakukan tugas sesuai dengan uraian
tugas yang telah ditentukan oleh ruangan.
Masalah: tidak ada masalah
(4).Metode Penugasan
Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan mengatakan ruangan Melati
menerapkan MPKP modifikasi Tim Primer yang dibagi dalam 3 tim dengan
masing-masing tim terdiri dari 1 perawat primer yang bertugas sesuai dengan
uraian tugas pokok berdasarkan SK pengendalian layanan mutu rumah sakit.
Berdasarkan hasil observasi, dalam metode penugasan seluruh staf ruangan
Melati menerapkan MPKP modifikasi tim primer yang dibagi dalam 3 tim
berdasarkan struktur organisasi ruangan.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar perawat (80%) menjawab bahwa ruangan selalu menerapkan sistem
MPKP tim-primer.
Masalah: tidak ada masalah
(5).Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan dan perawat mengatakan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan sudah disediakan format khusus untuk
pengkajian dan format untuk menulis tindakan yang sudah dilakukan/CPPT,
sehingga tindakan pendokumentasian setiap perawat selalu dilakukan walaupun
terkadang tidak lengkap.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan untuk setiap rekam medis pasien sudah
memiliki format khusus untuk pengkajian dan CPPT/catatan perkembangan
pasien, dan kadang-kadang dalam pendokumentasian yang dilakukan ada yang
belum lengkap.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar perawat (90%) menjawab bahwa mereka selalu melakukan
pendokumentasian setelah melakukan tindakan.
Masalah: tidak ada masalah
(6).Pengaturan Jadwal Dinas
Berdasarkan hasil wawancara jadwal dinas untuk setiap staf di ruangan Melati
dibuat oleh kepala ruangan, yang dibagi dalam 3 shif yaitu shift pagi dari jam
08.00-14.00 WITA (terdiri dari 1 kepala ruangan, 1 CCM, 3 perawat primer,
dan 9 perawat associate), shift siang dari pukul 14.00-20.00 WITA (terdiri dari
6 perawat associate), dan shift malam dari pukul 20.00-08.00 WITA (terdiri
dari 6 perawat associate).
Berdasarkan hasil observasi didapatkan di ruangan Melati memiliki jadwal
dinas tetap setiap bulannya yang dibuat oleh kepala ruangan dan dibagi menjadi
3 shift.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebanyak
40% perawat menjawab bahwa mereka selalu sudah menjalankan tugas
berdasarkan pembagian sift yang sudah di atur oleh kepala ruangan.
Masalah: tidak ada masalah
c. Fungsi Pengarahan
(1).Motivasi Kepada Perawat
Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan dan perawat tentang
implementasi motivasi atasan terhadap bawahan, setiap hari dilakukan saat
pre-conference atau saat timbang terima, biasanya kepala ruangan
memberikan motivasi untuk perawat pelaksana, dan CCM memotivasi
perawat primer.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan di ruangan kepala ruangan/CCM
selalu memberikan arahan kepada anggota stafnya.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebanyak
40% perawat menjawab bahwa atasan selalu memberi motivasi pada saaat
bekerja, sedangkan 60% lainnya mengatakan sering.
Masalah: tidak ada masalah
(2).Supervisi
Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan dan perawat mengatakan
penerapan supervise di ruangan Melati, ada yang setiap hari dilakukan, ada
yang 1 kali sebulan, 1 kali 3 bulan dan juga 1 kali dalam 6 bulan. Hal-hal
yang biasanya disupervisi seperti penerapan SOP serta kelengkapan alat.
Adapun hasil dari supervisi disampaikan kepada perawat, sehingga para
perawat mengetahui apa yang masih perlu dibenahi guna meningkatkan
kualitas pelayanan ruangan. Setelah supervisi dilakukan, selalu ada umpan
balik dari supervisor untuk setiap tindakan.
Berdasarkan hasil observasi diruangan didapatkan ada jadwal supervisi yang
terjadwalkan diruangan (ada yang setiap hari, 1 kali sebulan, 3 bulan sekali, 6
bulan sekali.
Berdasarkan hasil kuesioner: supervisi sudah dilakukan
Masalah: tidak ada masalah
(3).Operan
Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan dan perawat mengatakan setiap
bergantian dinas selalu dilakukan overan dinas menggunakan metode
komunikasi efektif SBAR (Situation, Backround, Accesment,
Recommendation) dari 3 shift yaitu dari jaga malam ke pagi pukul 08.00
WITA dilaporkan oleh ketua tim, dari pagi ke sore pukul 14.00 WITA
dilaporkan oleh perawat primer, dari sore ke malam pukul 20.00 WITA
dilaporkan oleh ketua tim. Sebelum overan, beberapa hal yang harus
dipersiapkan oleh perawat jaga adalah status pasien, list pasien dan rencana
tindakan yang akan dilakukan terhadap masing-masing pasien dan diruangan
memiliki buku overan khusus untuk perawat. Seluruh perawat yang ada telah
mengetahui hal-hal apa yang harus disampaikan saat melakukan pelaporan
overan dan dicatat dalam buku overan.
Berdasarkan hasil observasi di ruangan Melati selalu dilakukan overan dinas.
Sebelum overan, beberapa hal yang akan dipersiapkan oleh perawat yaitu,
buku status pasien, buku overan khusus perawat yang berisi list nama pasien,
jumlah pasien secara keseluruhan, jumlah pasien baru masuk, jumlah pasien
yang keluar, jumlah pasien berdasarkan kategori minimal care, partial care,
dan total care.
Berdasarkan hasil kuesioner :
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar perawat (80%) menjawab bahwa mereka selalu melakukan overan
dengan menggunakan komunikasi SBAR.
Masalah: Tidak ada masalah
(4).Pre dan Post Conference
Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan dan perawat mengatakan
bahwa di ruangan Melati selalu dilakukan pre dan post conference yang
dilakukan setiap pagi dan dipimpin oleh kepala ruangan. Yang dilakukan saat
pre dan post conference adalah doa dan briefing yang berisi penjelasan terkait
PPI, keselamatan pasien serta kegiatan yang akan dilakukan, dan evaluasi dari
setiap PA terkait dengan tindakan keperawatan yang sudah dilakukan,
membacakan salah satu SOP, kelengkapan alat-alat penunjang asuhan
keperawatan, serta pengarahan daei kepala ruangan.
Berdasarkan hasil observasi bahwa diruangan Melati selalu dilakukan pre dan
post conference saat pagi hari sebelum memulai dinas yang dipimpin oleh
kepala ruangan.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar perawat (70%) menjawab bahwa mereka selalu melaksanakan pre
conference setiap hari.
Masalah: tidak ada masalah
(5).Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan dan perawat, ronde
keperawatan lintas profesi di ruangan Melati terakhir dibuat pada tahun 2022,
dan sejak tahun 2023 belum pernah dilakukan lagi ronde keperawatan.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan ronde keperawatan tidak dilaksanakan di
ruangan Melati.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Masing-
masing sebanyak 30% mengatakan selalu dan sering melakukan kegiatan
ronde. Dan masing-masing sebanyak 20% mengatakan kadang-kadang dan
tidak pernah melakukan ronde keperawatan.
Masalah: tidak ada masalah
(6).Pendelegasian
Berdasarkan hasil wawancar, kepala ruangan dan perawat mengatakan bahwa
dalam kegiatan pendelegasian sudah ada format khusus untuk pendelegasian.
Misalkan ketika kepala ruangan melakukan rapat maka akan mendelegasikan
tugasnya pada perawat primer yang ada diruangan dengan mengisi format
pendelegasian.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bukti fisik format
pendelegasian/pelimpahan tugas diruangan Melati.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar (40%) perawat menjawab bahwa mereka selalu pendelegasian tugas
secara tertulis, dan 10% mengatakan tidak pernah melakukan pendelegasian
secara tertulis.
Masalah: tidak ada masalah
d. Fungsi Pengendalian
(1).Indikator Mutu
Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan mengatakan bahwa di Ruangan
Melati selalu dilakukan perhitungan BOR, ALOS dan TOI sebagai indikator
mutu ruangan.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa di ruangan Melati memiliki
bukti fisik hasil rekapan perhitungan BOR, ALOS bulan feburuari sebagai
berikut:
BOR
Rumus: Jumlah hari perawatan di RS x 100%
Jumlah tempat tidur X jumlah hari dalam satu periode
= 159 x 100%
32 x 6
= 82,81 %
ALOS
Rumus: Jumlah lama dirawat
Jumlah pasien keluar(hidup+mati)
= 82/3
= 27,3 hari
TOI
Rumus: (Jumlah tempat tidur x periode) - hari perawatan
Jumlah pasien yang keluar (hidup+mati)
= (32 x 6) – 159
3
= 11 hari
(2).Survey Kepuasan
Hasil analisis kuesioner kepuasan pasien : berdasarkan hasil kuesioner (45
responden) didapatkan hasil bahwa pasien merasa puas dengan pelayanan
diruang rawat.
C. Analisa Data Dan Perencanaan
a) Analisis Data
1. Analisis SWOT
TOTAL 1 3,6
Threatened
1) Ada tuntutan dari masyarakat 0,4 1 0,4
untuk pelayanan yang
profesional
2) Makin tingginya kesadaran 0,1 2 0, 2
masyarakat akan hukum
3) Makin tingginya kesadaran 0,1 2 0, 2
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
4) Masyarakat dapat 0,4 1 0,4
menggunakan media sosial
untuk mengkritik pelayanan
petugas
TOTAL 1 1, 2
3. Rumusan masalah
Bedasarkan hasil pengkajian maka didapatkan masalah manajemen keperawatan
di ruang melati adalah sebagai berikut:
BAB III
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
1. Kegiatan yang telah dilaksanakan
Minggu pertama: observasi ruangan, observasi struktur organisasi, observasi visi dan
misi ruangan, membagi kuesioner kepuasan pasien pada tanggal 21 februari 2024
Minggu kedua: membagi kuesioner pelaksanaan fungsi manajemen di ruangan
MPKP, melakukan pre, post conference dan operan
Minggu ketiga: melaksanakan kegiatan ronde keperawatan pada tanggal 4 dan tanggal
7 maret 2024, melakukan pre, post conference dan operan.
2. Faktor pendukung dan penghambat yang dialami
a. Faktor pendukung:
Adanya motivasi dari CI lahan, Kepala ruangan dan petugas lainnya
Adanya motivasi dari CI Institusi
b. Faktor penghambat:
Rencana pembuatan struktur tetapi lambat di pajang
3. Hasil akhir yang berupa ketercapaian outcome
Terpasangnya struktur setiap lantai
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan praktek manajemen keperawatan dilaksanakan di RSUD Ruteng dari tanggal:19
februari-9 maret 2024. Ada banyak kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan selama
praktek manajemen keperawatan. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut banyak
keterlibatan dari teman-teman kelompok turut memberi dukungan serta kerjasama demi
kelancaran kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:
a) Mengobservasi visi dan misi ruangan
b) Mengobservasi struktur organisasi setiap lantai
c) Membagi kuesioner kepausan masyarakat
d) Membagi kuesioner pelaksanaan fungsi manajemen di ruangan MPKP
e) Wawancara dengan kepala ruangan
Berdasarkan jadwal kegiatan yang telah direncanakan dan dijadwalkan bersama untuk 3
minggu implementasi, ada beberapa kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan atau
dilakukan selama kegiatan praktek manajemen keperawatan, kami menemukan kendala
atau hambatan selama kegiatan berlangsung diantaranya:
Rencana pembuatan struktur tetapi lambat di pajang
B. SARAN
Setelah melihat hasil praktek manajemen selama 3 minggu maka kelompok memberikan
saran yang dapat dijadikan bahan masukan atau bahan pertimbangan bagi pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai berikut:
1) Bagi pihak Rumah Sakit Ruteng
a) Berkaitan dengan hasil praktek, maka rumah sakit disarankan untuk dapat
mempertahankan penerapan system pengendalian manajemen pelayanan
pasien rawat inap. Diharapkan agar dengan penerapan system
pengendalian yang baik dapat menunjang peningkatan kinerja instalasi
rawat inap.
b) Tingkat kinerja instalasi rawat inap juga sudah cukup baik, terlihat dari
pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan. Namun demikian,
kinerja tersebut perlu ditingkatkan dengan peningkatan mutu pelayanan
karena terdapat target yang kurang tercapai.
c) Dilakukannya perbaikan-perbaikan dalam pelayanan mutu rumah sakit
kepada para pasiennya yang dapat menunjang kinerja instalasi itu sendiri,
karena setelah di observasi masih banyak terdapat kekurangan
didalamnya. Karena jika dilihat dari data yang didapat setiap bulannya
mengalami penurunan yang dapat mempengaruhi pengendalian itu sendiri
dan pastinya mempengaruhi kinerja instalasi rawat inap, jika memang ada
peningkatan maka peningkatan itu tidak bertahan lama Karena di bulan
berikutnya mengalami penurunan lagi hingga akhir tahun yang seharusnya
itu tidak terjadi dan dapat dicegah sebelum penurunan semakin
meningkat. Untuk itu rumah sakit harus bisa lebih lagi meningkatkan
pelayanan mutunya agar masyarakat tidak kecewa dengan kinerja rumah
sakit RSUD Ruteng.