Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN MANAJEMEN RUANGAN MELATI

OLEH KELOMPOK 3 DAN 4:

VENANSIUS RENTANG ANDRI SYAMSURIZAL


REINILDIS MALA FRANSISKUS SOLANDUS HAMBUR
KRISDOLISTA ECIN PATRISIA DIRNA
INGGRIDA FLAFIANA KOJA MARIA YUNITA ASUNG
LUDGARDIS EHOL FILOMENA MURNI
MARIA ORINTIANI MURNI SESILIA GRATIA HAMBUR
ADELINA SIA AURELIA LIS
ANKARIA LUNUM MELANIA ARLIANA MEO
ANASTASIA IFONA AJENG DIDANA NURHAYATI
HESDIANA FATMAWATI MIUS
LAURENSIUS DAMA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan laporan pratikum manajemen ini.tujuan penulisan
laporan pratikum ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas pratikum manajemen
keperawatan. Laporan pratikum ini membahas mengenai pre conference, overan, post
conference dan mengenai peran dari kepala ruangan,perawat primer serta perawat pelaksana
dalam manajemen keperawatan.

Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen mata kuliah Manajemen Keperawatan


2. CI lahan ruangan Melati
3. Perawat ruangan melati
4. Anggota kelompok 3 dan 4
5. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu

Demikianlah harapan kami,semoga laporan pratikum ini dapat bermanfaat bagi kami
dan juga pembaca tentunya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat
kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Oleh karena itu,kami sangat membutuhkan
adanya saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan laporan selanjutnya, kami
sangat menghargainya.
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI INSTALASI RAWAT INAP RUANGAN MELATI RSUD RUTENG
Untuk memenuhi salah satu tugas praktik Profesi Ners
Stase Manajemen Keperawatan

Disusun Oleh:

VENANSIUS RENTANG ANDRI SYAMSURIZAL


REINILDIS MALA FRANSISKUS SOLANDUS HAMBUR
KRISDOLISTA ECIN PATRISIA DIRNA
INGGRIDA FLAFIANA KOJA MARIA YUNITA ASUNG
LUDGARDIS EHOL FILOMENA MURNI
MARIA ORINTIANI MURNI SESILIA GRATIA HAMBUR
ADELINA SIA AURELIA LIS
ANKARIA LUNUM MELANIA ARLIANA MEO
ANASTASIA IFONA AJENG DIDANA NURHAYATI
HESDIANA FATMAWATI MIUS
LAURENSIUS DAMA

Disahkan pada tanggal


Oleh :

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Ns. Lusia Henny Mariati, M. Kep Anastasia S. Awet, S.Kep.Ns


NIDN: NIP:
DAFTAR ISI

Kata pengantar..............................................................................................................2

Lembar pengesahan.......................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.........................................................................................................4
1.2 Tujuan......................................................................................................................6
BAB II TINJAUAN LAHAN
2.1 Gambaran Umum Rumah sakit
A. Sejarah singkat rumah sakit dr Ben Mboi Ruteng.............................................8
B. Sejarah singkat ruangan praktek Melati.....................................................9
C. Falsafah, motto, visi, misi dan tujuan Rumah sakit dr Ben Mboi Ruteng........10
D. Jenis-jenis pelayanan kesehatan.......................................................................12
E. Penampilan kerja...............................................................................................12
2.2 Pengumpulan data
A. Data umum ruangan
1. Tenaga dan pasien (M1-man).....................................................................13
2. Bangunan, sarana, dan prasarana (M2-methode).......................................15
3. Pembiayaan (M3 metode pemberian ASKEP)............................................18
4. Pemasaran (M5-marketing)........................................................................20
B. Data kusus ruangan
1. Fungsi perencanaan....................................................................................20
2. Fungsi pengorganisasian............................................................................21
3. Fungsi pengarahan.....................................................................................26
4. Pengendalian..............................................................................................27
C. Analisa masalah...............................................................................................28
D. Alternatif masalah...........................................................................................29
BAB III PENUTUP
Lampiran kusioner
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan
kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya yang
dikeluarkan , dimana sebagian besar dana kesehatanterserap dalam sektor pengelolaan
rumah sakit baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Pelayanan medis dan
perawatan merupakan subsistem dari sistem pelayanan yang ada di rumah sakit. Bentuk
pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien, sehingga lebih bersifat
individual. Rumah sakit merupakan sarana kesehatan dan salah satu bentuk organisasi
pelayanan kesehatan, khusunya terkait dengan upaya kesehatan rujukan. Tujuan program
kesehatan, rujukan antara lain adalah peningkatan mutu, cakupan dan efisiensi rumah
sakit, melalui penerapan dan penyempurnaan standar pelayanan tenaga, standar peralatan,
profesi dan manajemen rumah sakit (Aditama, 2013)
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirumah sakit
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu
pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan ke masa
depan. Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai
tuntutan masyarakat, dan menjadi tenaga perawat yang professional. Pengembangan
dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling
mempengaruhi dan saling berkepentingan oleh karena ituinovasi dalam pendidikan
keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian
merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses profesionalitas. Proses
profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai
dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan
dirinya dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena alasan-alasan di atas maka
pelayanan keperawatan harus dikelola secara professional, karena itu perlu adanya
Manajemen Keperawatan.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan adalah
proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
se(ara professional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga
diharapkan keduanya saling menopang. Sebagaimana yang terjadi di dalam proses
keperawatan, di dalam manajemen keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil.Karena manajemen
keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga seorang pegawai, maka
setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan proses
keperawatan. Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata diRumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana konsep
dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.
Praktik keperawatan profesional yang diterapkan di rumah sakit diharapkan dapat
memperbaiki asuhan keperawatan yang diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan
pelayanan yang bersifat interaksi antar individu. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan
ciri-ciri dari pelayanan keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi, bertanggung
jawab dan bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode ilmiah, berdasarkan
standar praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek legal.
MPKP merupakan suatu praktek keperawatan yang sesuai dengan kaidah ilmu
menejemen modern dimana kaidah yang dianut dalam pengelolaan pelayanan
keperawatan di ruang MPKP adalah pendekatan yang dimulai dengan perencanaan.
MPKP yang digunakan di rumah sakit umum terdiri dari beberapa komponen yaitu
1. Nilai-nilai profesional (profesional values)
Nilai-nilai profesional menjadi komponen utama pada praktik keperawatan
profesional. Nilai-nilai profesional ini merupakan inti dari MPKP. Nilai-nilai seperti
penghargaan atas otonomi klien, menghargai klien dan melakukan yang terbaik untuk
klien harus tetap ditingkatkan dalam suatu proses keperawatan.
2. Pendekatan manajemen (manajemen approach)
Seorang perawat dalam melakukan asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia harus melakukan pendekatan penyelesaian masalah, sehingga dapat di
identifikasi masalah klien, dan nantinya dapat diterapkan terapi keperawatan yang
tepat untuk masalah klien.
3. Hubungan profesional (profesional relationship)
Asuhan kesehatan yang diberikan pada klien melibatkan beberapa anggota tim
kesehatan yang mana fokus pemberian asuhan kesehatan adalah klien. Karena
banyaknya anggota tim kesehatan yang terlibat, maka perlu adanya kesepakatan
mengenai kolaborasi dalam pemberian asuhan kesehatan tersebut.
4. Sistem pemberi asuhan keperawatan ( care deliver system)
Dalam perkembangan perawatan menuju layanan yang profesional, digunakan
beberapa metode pemberian asuhan keperawatan, misalnya metode kasus,
fungsional,tim, dan keperawatn primer, serta manajemen kasus, dalam praktik
keperawatn profesional, metode yang paling memungkinkan pemberian asuhan
keperawatan profesional adalah metode yang menggunakan the breath of
keperawatan primer.
5. Kompensasi dan penghargaan (compensation and reward)
Pada suatu profesi , sorang profesional mempunyai hak atas kompensasi dan
pengahargaan. Kompensasi yang didapat merupakan imbalan dari kewajiban profesi
yang terlebih dahulu harus terpenuhi. Kompensasi dan penghargaan yang diberikan
pada MPKP dapat disepakati setiap institusi dengan mengacu pada kesepakatan
bahwa layanan keperawatan adalah pelayanan profesional.
Pelayanan keperawatan yang diberikan di ruang MPKP memiliki pedoman
dan dasar yang dapat dipertanggung jawabkan bukan atas dasar kehendak perawat
sendiri dimana pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan masalah pasien
sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat efektif dan efisien sesuai sasaran
masalah yang terjadi pada pasien. Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien
yaitu meliputi pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual jadi meliputi segala aspek
kehidupan dari pasien tersebut baik dari kesehatan fisik/jasmaninya, pikirannya,
interaksi sosialnya maupun keagamaannya.
B. Tujuan Praktik
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen, mahasiswa
mampu :
Melakukan kegiatan manajemen keperawatan diruangan dalam bentuk :
1. Mampu membuat fungsi perencanaan model praktek keperawatan professional di
ruangan antara lain:
a. Mampu membentuk rumusan filosofi, visi dan misi ruangan
b. Mampu membuat kebijakan kerja diruangan
c. Mampu menyiapkan perangkat kegiatan model praktek keperawatan professional
diruangan
d. Mampu mengembangkan system informasi manajeman keperawatan dirungan
dalam menerapkan model praktekkeperawatan professional
2. Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruangan model praktek
keperawatan professional antara lain :
a. Membuat struktur organisasi di ruang model praktek keperawatan professional
b. Membuat daftar dinas ruangan berdasarkan Tim di ruang model praktek
keperawatan professional
c. Membuat daftar pasien berdasarkan Tim di ruang model praktek keperawatan
professional
3. Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruangan model praktek
keperawatan professional antara lain :
a. Mampu menerapkan pemberian motivasi
b. Mampu membentuk manajemen konflik
c. Mampu melakukan supervisi
d. Mampu melakukan pendelegasian dengan baik
e. Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain :
1) Operan
2) Pre konference
3) Post conference
4) Rondekeperawatan
5) SupervisiKeperawatan
6) Discharge planning
7) DokumentasiKeperawatan.
4. Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di ruangan model
praktek keperawatan professional antara lain :
a. Mampu memperhitungkan (BOR: bed occupancy rate)yaitu pemakaian tempat
tidur pada satu satuan waktu tertentu.
b. Mampu menghitung (ALOS: average length of stay) yaitu rata-rata lama rawat
seorang pasien.
c. Mampu menghitung (TOI: turn over interval) yaitu rata-rata hari tempat tidur
tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya
d. Mampu menghitung Kejadian infeksi nosokomial
e. Mampu menghitung Kejadian cedera
f. Mampu menganalisis kepuasan pasien dan keluarga
BAB II
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUANGAN MELATI

A. Kajian Situasi Rumah Sakit


1. Sejarah Singkat Rumah Sakit
RSUD Ruteng merupakan RS rujukan untuk kabupaten Manggarai, Manggarai
Timur, Manggarai Barat dan Kabupaten Ngada. Tahun 1918 sampai dengan tahun
1998 RSUD Ruteng berstastus RSUD tipe D, dan sejak 20 Mei 1998 secara fungsional
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 471/MENKES/1998
RSUD Ruteng menjadi RS kelas C, dan secara structural melalui Peraturan Daerah
Kabupaten Manggarai Nomor 2 tahun 1999, yang telah disahkan oleh Gubernur NTT
Nomor 63/HK/1999 tanggal 22 November tahun 1999 dan berdasarkan PP 41 tahun
2007 yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Manggarai Nomor 5 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasidan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah, dan RSUD Ruteng Kabupaten Manggarai mengalami
perubahan melalui Peraturan Bupati Kabupaten Manggarai Nomor 16 tahun 2014
tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Manggarai (Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 5 Seri D Nomor 4), dan
penetapan tersebut mengacu pada kondisi Rumah Sakit yang sudah menerapkan PPK-
BLUD sebagaimana yang sudah ditetapkan penerapan nya melalui Keputusan Bupati
Manggarai Nomor HK/339/2013 tentang Penetapan Penerapan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit Umum Daerah.
BLUD RSUD dalam operasional penyelenggarannya telah diberikan izin
Penyelenggaraan Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Bupati Manggarai dengan Surat
Izin Penyelenggaraan Nomor: 1440/441.1/DK/IX/2014. Pada tanggal 4 September
2014 RSUD ruteng dalam penyelenggaraanya pada tahun 2015 berganti nama menjadi
BLUD RSUD dr. Ben Mboi berdasarkan Peraturan Bupati Manggarai Nomor
HK/285/2015 tentang Penetapan nama Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit
Umum Daerah KabupatenManggarai.
Sebagai rumah sakit yang sudah terakreditasi A, RSUD dr. Ben Mboi Ruteng
memberikan 4 jenis pelayanan jenis spsesialis dasar yaitu penyakit dalam, bedah, anak,
kebidanan dan kandungan. Dan satu pelayanan penunjang yaitu patologi klinik sejak
november 2009. Jenis produk pelayanan yang diberikan yaitu rawat darurat, rawat
jalan dengan 10 klinik, rawat inap dengan 111 tempat tidur sejak tahun 2008 dan telah
menjadi 128 tempat tidur pada november 2009, dan sejak tahun 2010 meningkat
menjadi 137 tempat tidur termasuk ruang rawat intensif kamar operasi dan didukung
dengan pelayanan laboratorium, radiologi, fisioterapi, farmasi, gizi, ambulance dan
kamar jenazah.
2. Visi, Misih, Falsafah, Moto, Tujuan Rumah Sakit
a. Visi Rumah Sakit
“RSUD dr. Ben Mboi yang maju, adil dan berdaya saing”
b. Misi Rumah Sakit
 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
 Menyediakan sarana dan prasarana yang berkualitas
 Menyediakan pelayanan yang mengedepankan keselamatan pasien
c. Falsafah Rumah Sakit
“Dengan Iman dan Taqwa berdasarkan pancasila kita tingkatkan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia”
d. MotoRumah Sakit
“Suksesku adalahkepuasanpasien (pelanggan)”
3. Status Akreditasi Rumah Sakit
RSUD Ruteng berstatus Akreditasi A sejak November 2022
4. Jenis-Jenis Pelayanan Rumah Sakit
 VIP
 ICU
 HCU
 NICU
 ISOLASI
 PERINATOLOGI
 VK
B. Kajian Situasi Di Ruangan Melati
Pengkajian sistem manajemen di Ruangan Melati RSUD Ruteng dilakukan dengan
analisa situasi ruangan pada tanggal 21-24 Februari 2024 melalui metode: wawancara,
observasi dan pembagian kuesioner. Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan,
beberapa perawat pelaksana, dan CI ruangan. Observasi dilakukan oleh kelompok
manajemen pada shift pagi, yaitu observasi situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan
keperawatan, penyediaan sarana dan prasarana, sistem kerja, dan komunikasi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan. Pembagian kuesioner secara langsung yang
disebarkan pada tanggal 20 Februari 2024. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan
tabulasi dan dianalisis menggunakan program SPSS.
1. Data Umum Ruangan
a. Tenaga dan Pasien (M1-Man)
(1) Jumlah Tenaga
Jumlah tenaga keperawatan di ruangan Rawat inap Melati sebanyak 39 orang
yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 32 orang perempuan dengan rincian 1
Kepala Ruangan, 1 CCM, 3 Perawat Primer/penanggung jawab tim, dan 34
perawat Pelaksana.
Berikut adalah daftar pegawai yang ada diruangan Melati RSUD
Ruteng:
No Nama Pendidikan Status
terakhir
1. Valeria H.S. Cuwi, Amd. Kep DIII Kep PNS
2. Fransiska S.L Jehadi, S.Kep.Ns S1 Kep PNS

3. Elfrida A. Nurhayati, S.Kep. Ns S1 Kep PPPK


4. Yosefina Setia, Amd.Kep. DIII Kep PPPK
5. Helena Dajung,Amd.Kep DIII Kep TPPK
6. Merlandina Lahur,Amd.Kep DIII Kep PPPK
7. Maria Sofiana A. Edison,S.Kep.Ns S1 Kep TPPK
8. Fransiskus Ono,S.Kep.Ns S1 Kep TPPK
9. Maria Ermelinda Lutut,Amd.Kep DIII Kep TPPK
10. Yosep Caring,S.Kep, Ns S1 Kep TPPK
11. Edelfina Muti,Amd.Kep DIII Kep TPPK
12. Maria H. Nahas,Amd.Kep DIII Kep PPPK
13. Asnat Mikidori,S.Kep,Ns S1 Kep PNS
14. Anastasia S. Awet, S.Kep.Ns S1 Kep PPPK
15. Mariana Segau,S.Kep.Ns S1 Kep PPPK
16. Maria A. Sareng,Amd.Kep DIII Kep PPPK
17. Emerensiana T. Jahung,Amd.Kep DII Kep PNS
18. Viktoria K. Danu,S.Kep.Ns S1 Kep TPPK
19. Maria E. Junita,Amd.Kep DIII Kep PNS
20. Flora A. Damar, Amd.Kep DIII Kep TPPK
21. Paulus Parung,Amd.Kep DII Kep TPPK
22. Maria A. Juman, S.Kep.Ns S1 Kep TPPK
23. Herlina Tini,Amd.Kep DIII Kep TPPK
24. Yosefina Roslin,Amd.Kep DIII Kep PNS
25. Reineldis S. Akam,Amd.Kep DIII Kep PNS
26. Yopiara Y. Adan,S.Kep.Ns S1 Kep TPPK
27. Krisantus Diling, S.Kep.Ns S1 Kep TPPK
28. Albertus J. Kabul,S.Kep.Ns S1 Kep PPPK
29. Emerentiana S. Riwayati,Amd.Kep DIII Kep PNS
30. Agrepina F. Nur,Amd.Kep DIII Kep PNS
31. Maria Amus,Amd.Kep DII Kep PNS
32. Regina Jemima,Amd.Kep DIII Kep PPPK
33. Elisabeth Marlin,Amd.Kep DIII Kep PNS
34. Yustina S. Jehamun,Amd.Kep DIII Kep PNS
35. Erminas D. Marung,Amd.Kep DIII Kep PNS
36. Yakobus C. Kawenai,Amd.Kep DIII Kep THL
37. Engelbertus D. Ponggu, Amd.Kep DIII Kep PNS
38. Maria Sulastri Jehunut,Amd.Kep DIII Kep TPPK
39. Hildagunda Silva,Amd.Kep DIII Kep PNS

(2) Pengaturan ketenagaan


Jumlah tenaga yang diperlukan bergantung dari jumlah pasien dan
tingkat ketergantungannya. Dalam mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan
menggunakan perhitungan tenaga menurut metode Douglas. Berdasarkan
rumus tersebut maka didapatkan jumlah kebutuhan perawat rata-rata per hari di
masing-masing shift, dengan hasil perhitungan sebagai berikut:
 Pengaturan ketenagaan berdasarkan Lokakarya PPNI
 Pengaturan ketenagaan berdasarkan metode Gillies
 Pengaturan ketenagaan berdasarkan metode Ilyas
(3) Analisis beban kerja
Dalam menganalisis beban kerja berdasarkan tingkat ketergantungan
klien dinilai dengan menggunakan metode Douglas
b. Bangunan, sarana, dan prasarana (M2-Material)
(1).Lokasi ruang praktek
Lokasi ruangan Melati berada di tengah-tengah, di mana bagian timur adalah
jalan raya, bagian barat ruangan VK dan ruangan Anggrek, bagian selatan
ruangan ruangan teratai dan sebelah utara ruangan Dahlia.
(2).Fasilitas Pasien

Ruangan Kamar Jumlah Jumlah Kondisi Jumlah


TT KM/WC ruangan meja/lemar
i pasien
Melati HCU 4 1 Kondisi 4
lantai I baik
Kelas III Wanita 4 1 Kondisi 4
baik
Kelas III LAKI 4 1 Kondisi 4
baik
Melati HCU 4 1 Kondisi 4
lantai II baik
Kelas II B 2 1 Kondisi 2
baik
Kelas II C 1 1 Kondisi 1
baik
Kelas II D 1 1 Kondisi 1
baik
Kelas III Wanita 4 1 Kondisi 4
baik
Kelas III Campur 4 1 Kondisi 4
baik
Melati Kelas I (A, B, C, D, 5 5 1 unit 5
lantai III dan E) rusak, 5
unit
dalam
kondisi
yang
baik
Kelas III laki-laki 4 1 Kondisi 4
baik
Kelas III perempuan 4 1 Kondisi 4
baik
Kelas III Campur

(3).Fasilitas untuk petugas kesehatan


 Kondisi nurse station dan peralatan didalamnya (ada 3 nurse station yang
terdapat di masing-masing lantai.
 Jumlah dan kodisi ruang ganti/ruang istirahat
 Lantai I : ada ruangan khusus petugas dan 2 buah kamar khusus untuk
kamar ganti petugas.
 Lantai II: ada ruangan khusus petugas dengan 1 kamar mandi/WC, tetapi
tidak ada kamar khusus untuk ganti.
 Lantai III: ada ruangan khusus petugas dan ruangan ganti petugas dengan
masing-masing ruangan memiliki kamar mandi/WC tetapi di ruangan
petugas kamar mandi/WC sudah tidak digunakan/rusak.
(4).Fasilitas peralatan dan bahan

No Nama alat

Medis Non medis Alat tenun

1. ECG Kursi roda Laken


2. Oksimetri Trolly obat Selimut
3. Tensi digital Trolly tindakan Sarung bantal
4. Syringe pump Trolly dokumen Skoret perawat
5. Nebulizer Baki Stik laken
6. Tensi aneroid Lemari obat Bantal
7. Tourniquet Lemari linen bersih Baju pasien
8. Stetoskop Dispenser Gordyn sekat
9. Bak instrument Jam dinding Perlak
10. Suction Computer
11. Infusion pump Lemari kayu
12. Thermometer Tempat sampah
infrared infeksius
13. Lampu periksa Tempat sampah non
infeksius
14. Penghalus obat Tempat sampah
benda tajam
15. WSD Tempat sampah daur
ulang
16. Bengkok Tong khusus linen
infeksius
17. BVM Tong sampah hijau
18. Termometer digital Lampu sorot
19. Oksigen Lemari alkes
transportable
20. Bed pasien manual Lemari petugas
21. Trolly emergency Meja biro
22. Standart infuse Ners station
23. Set intubasi Kursi kayu
24. Defibrilator Kursi plastik
25. - Trolly tempat
Waskom
26. - Walker

(5).Administrasi penunjang
Terdapat 1 unit komputer utk input billing/tagihan pasien oleh petugas
administrasi.
c. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3-Methode)
(1).Penerapan model praktik asuhan keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara bahwa ruangan Melati menerapkan
model asuhan keperawatan yaitu model MPKP 1 dimana perawat primer secara
murni dengan latar belakang S.Kep.,Ners agar dapat memberikan asuhan
keperawatan berdasarkan ilmu dan teknologi, diperlukan kemampuan seorang
ners spesialis yang akan berperan sebagai Clinical Care Manager (CCM).
Sejauh ini Model asuhan keperawatan ini tidak banyak mendapat kritikan dari
pasien.
Pelaksanaan model asuhan keperawatan dengan metode modifikasi tim
primer telah mendukung terlaksananya komunikasi adekuat antar perawat dan
tim kesehatan lain, perawat mengatakan bahwa kontinuitas rencana
keperawatan terlaksana dengan baik, perawat mengatakan bahwa mereka sering
mendapat teguran dari Perawat primer ataupun Kepala Ruangan jika ditemui
ada kesalahan tindakan atau pendokumentasian asuhan keperawatan. Dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan dalam sistem pendokumentasian askep hanya
berdasarkan diagnosa actual pasien.
(2).Sterilisasi obat
Berdasarkan hasil wawancara, semua ketersediaan obat pasien disiapkan oleh
farmasi, dan kemudian di resepkan oleh dokter. Selain itu, bisa diambil di apotik
lain (Banera). Ruangan hanya memiliki persediaan obat emergency sesuai dengan
SOP rumah sakit.
Berdasarkan hasil observasi bahwa sudah ada format daftar pengadaan tiap-
tiap macam obat seperti: oral, injeksi, supositoria, infus, insulin, dan obat gawat
darurat. Selama ini juga proses penerimaan obat dari pasien/keluarga pasien sudah
berjalan dengan baik. Di ruangan telah tersedia lemari khusus untuk
penyimpanan/sentralisasi obat, bahkan obat obatan untuk pasien telah diletakkan
dalam kotak obat dan dikelompokkan berdasarkan kamar dan bed pasien yang
bersangkutan. Selain itu, untuk meminimalisir kesalahan pemberian obat, obat-
obatan tersebut telah diberi label nama pasien. Semua perawat sudah mengetahui
cara penyimpanan obat secara baik dan benar atau sesuai dengan SOP Rumah
Sakit.
(3).Discharge planning
Berdasarkan hasil wawancara, perencanaan pulang dilakukan sejak
awal pasien masuk, hal ini didukung oleh hasil observasi dimana saat pasien
akan seluruh perawat yang berdinas akan melakukan pendidikan kesehatan
mengenai penyakit dan perawatan penyakit selama dirumah. Namun, dalam
melakukan pendidikan kesehatan perawat tidak menyediakan brosur atau
leaflet sebagai media penunjang dalam pendidikan kesehatan.
Sebagian besar perawat mengatakan bahwa pasien sudah mengerti dan
memahami bahasa yang dipakai perawat saat memberikan perencanaan pulang,
dan waktu yang digunakan dalam pendidikan kesehatan selama ± 15 menit.
Setelah itu, perawat memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
terkait hal yang belum dipahami/dimengerti. Setiap kali selesai memberikan
perencanaan pulang perawat wajib melakukan pendokumentasian pada buku
laporan atau list pasien.
d. Pembiayaan (M4-Money)
(1).Pembayaran pasien umum/peribadi
Biaya operasional ruangan sepenuhnya dibebankan ke anggaran rumah sakit.
Ruangan tidak mempunyai anggaran sendiri untuk biaya operasional.
Sedangkan, untuk jenis pembayaran pasien saat ini terdiri dari pasien BPJS dan
pasien umum.
(2).Pembayaran pasien dengan ansuransi
Di ruangan Melati pembayaran pasien dengan asuransi biasanya pada pasien
dengan kecelakaan dengan asuransi jasa raharja.
e. Pemasaran (M5-Marketing)
Pasien yang dirawat saat ini berasal dari 4 Kabupaten yakni: Kabupaten
Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai Timur dan
Kabupaten Ngada.
2. Data Khusus Ruangan (Fungsi Manajemen Keperawatan di Ruangan)
a. Fungsi Perencanaan
(1).Visi, Misi Ruangan
 Visi Ruangan Melati
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, ruangan Melati
memiliki visi ruangan yaitu: “menjadi unit pelayanan ruang rawat penyakit
dalam yang terbaik dalam pelayanan dan pendidikan berstandar nasional.”
Dalam pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien, kepala
ruangan selalu menekankan untuk selalu berpedomaan pada visi ruangan
dalam menjalankan tugas pelayanan dan penegasan ataupun motivasi staf
saat timbang terima ataupun melalui pesan media grup ruangan.
Berdasarkan hasil observasi, kepala ruangan selalu menjalan fungsi
pengontrolannya dimana kepala ruangan selalu mengikuti timbang terima
pada saat dinas pagi pada ketiga Tim yaitu pada lantai I, II dan lantai III
ruangan dan selalu melakukan evaluasi pada setiap bed pasien yaitu dengan
memperhatikan kondisi pasien, tingkat ketergantungan pasien, tingkat
keselamatan pasien sesuai standar operasional prosedur rumah sakit.
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Semuanya
menjawab ruangan Melati sudah memiliki visi dan perawat mengatakan
sering melaksanakan tugas sesuai visi.
Masalah: tidak ada masalah
 Misi ruangan Melati
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, misi ruangan
interna Melati adalah sebagai berikut:
 Melaksanakan managemen bangsal yang efektif dan efisien melalui
asuhan keperawatan yang profesional.
 Memberikan pelayanan yang bermutu dan berorientasi pada kepuasan
pasien penyakit dalam.
 Meningkatkan kualitas SDM petugas ruangan penyakit dalam melalui
peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Keterkaitan misi ruangan Melati dengan rumah sakit yaitu
dimana misi ruang rawat interna Melati lebih spesifik dalam memberi
asuhan secara komprehensif dan terintegrasi pelayanan demi kepuasan
pelanggan serta peningkatan kualitas SDM. Hal ini masih sejalan
dengan Visi Misi RSUD Ruteng secara umum. Untuk menunjang misi
ruangan kepala ruangan mengatakan bahwa untuk peningkatan SDM
petugas ruangan/para staf sebagian besar sudah melakukan pelatihan
BHD, PPI, dan ada beberapa yang sudah mengikuti pelatihan kesehatan
jiwa, vaksinator covid serta pelatihan managemen bangsal. Dalam
mengukur indikator kepuasaan pasien biasanya ruangan selalu
melakukan survey kepuasan pasien pada saat pasien pertama dirawat
ataupun selama beberapa hari dirawat diruangan Melati.
Berdasarkan hasil observasi dalam proses pelayanan kesehatan
pasien tidak mengeluh ataupun mengkritik setiap pelayanan yang
diberikan pada pasien, pasien tampak kooperatif dan pada saat pulang
pasien selalu berpamitan pada petugas ruangan dengan salam
kehangatan. Hal ini sesuai dengan misi ruangan yaitu memberikan
pelayanan yang bermutu dan berorientasi pada kepuasan pasien
penyakit dalam.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner.
Semuanya menjawab ruangan Melati sudah memiliki misi dan perawat
mengatakan sering melaksanakan tugas sesuai misi.
Masalah: tidak ada masalah
(2).Filosofi Ruangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, filosofi ruangan Melati
ada yaitu “Pelayanan Yang Berorientasi Kepada Mutu Dan Keselamatan
Paien”.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar perawat (88,9%) menjawab dalam melaksanakan tugas selalu berpegang
pada filosofi ruangan.
Masalah: tidak ada masalah
(3).Tujuan Ruangan
Tujuan Organisasi Ruangan Penyakit Dalam Melati :
Memberikan pelayanan/asuhan keperawatan pada pasien dewasa dengan
berbagai macam kasus kasus penyakit dalam berdasarkan SAK dan SOP:
 Memberikan pelayanan/asuhan keperawatan dengan memperhatikan
kebutuhan biopsikososial dan spiritual
 Memberikan penyuluhan kesehatan dalam upaya mempersiapkan fisik dan
mental pasien dalam perawatan lanjut dirumah.
 Mencegah infeksi nosocomial
 Memberikan motivasi pada pasien atau keluarga untuk melaksanakan
kegiatan rehabilitasi dini untuk mempercepat proses penyembuhan
 Menciptakan iklim kerja yang kondusif untuk menunjang proses kegiatan
belajar dan mengajar dalam pendidikan atau pengembangan keperawatan
khususnya bagi mahasiswa keperawatan yang menggunakan rumah sakit
sebagai bahan praktik klinik keperawatan.
Berdasarkan Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan, dalam
memberikan standart asuhan keperawatan (SAK) selalu mengacu pada
tujuan ruangan perawatan interna melati secara umum dan berpedomaan
pada 3S (SDKI,SLKI,SIKI).
Berdasarkan hasil observasi tujuan ruangan sudah dihayati oleh setiap
petugas dalam ruangan sehingga para perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan selalu memperhatikan kebutuhan biopsikososial dan spiritual
pasien dengan selalu ada kunjungan dari para imam untuk mendoakan
pasien sekaligus membagikan hostia. serta selalu mencegah terjadinya
infeksi nosokomial misalnya dalam tindakan aseptic selalu diperhatikan
misalnya setelah pemasangan infuse selalu dituliskan tanggal pemasangan
sehingga meminimalkan kejadian phlebitis pada pasien.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar (88,9%) menjawab dalam melaksanakan tugas selalu berpegang pada
tujuan ruangan.
Masalah: tidak ada masalah
(4).Standar Operasional Prosedur
Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan dan perawat yang ada
diruangan bahwa ruangan Melati dalam setiap tindakan pelayanan kepada
pasien selalu mengikuti SOP yang ditetapkan oleh kebijakan dan standart
pelayanan rumah sakit dr. Ben Mboi. Selain itu, setiap pagi/saat kegiatan pre-
conference selalu dibacakan 1 SOP.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa terdapat bukti fisik SOP
dalam bentuk hard copy.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar (80%) menjawab selalu dalam melaksanakan prosedur keperawatan
sessuaai SOP, dan masing-masing 10% menjawab sering dan kadang-kadang.
Masalah: tidak ada masalah
(5).Standar Asuhan Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawat diruangan
bahwa standart asuhan keperawatan yang diterapkan adalah menggunakan
standart SDKI, SLKI, SIKI dengan mengacu pada RENPRA masalah actual
pada pasien.
Berdasarkan hasil observasi bahwa diruangan melati menerapkan penggunaan
asuhan keperawatan berdasarkan SDKI dan dalam RENPRA berdasarkan
masalah actual dan resiko pada pasien.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar (80%) menjawab dalam melaksanakan asuhan keperawatan selalu
berpedoman pada SAK.
Masalah: tidak ada masalah
(6).Pembuatan Rencana Harian
Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan dan perawat diruangan bahwa
dalam pembuatan rencana harian kepala ruangan sudah membuat rencana
harian setiap hari kerja berupa loog book.
Berdasarkan hasil observasi rencana harian kepala ruangan memiliki bukti fisik
rencana harian dan sebagian perawat diruangan sudah membuat rencana harian
berupa loog book.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar (80%) menjawab selalu membuat rencana kegiatan harian saat bekerja.
Masalah: tidak ada masalah
b. Fungsi Pengorganisasian
(1).Struktur Organisasi
Berdasarkan hasil wawancara, ruangan Melati sudah memiliki struktur
organisasi, yang secara garis besar pelayanan berada di bawah garis koordinasi
Seksi Pelayanan Rawat Inap Bidang Keperawatan dan Kebidanan. Ruangan
Melati sendiri dipimpin oleh kepala ruangan dan 1 CCM, keduanya berada
pada 1 garis organisasi yang membawahi 3 perawat primer. Masing-masing
lantai terdiri dari 1 perawat primer (di lantai satu 1 perawat primer membawahi
11 perawat associate, lantai dua 1 perawat primer membawahi 12 perawat
associate, sedangkan di lantai 3, 1 perawat primer membawahi 11 perawat
associate).
Berdasarkan hasil observasi, sudah ada bukti fisik struktur organisasi di
ruangan Melati namun belum diperbarui.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Semua
perawat menjawab bahwa mereka memahami struktur organisasi yang ada di
ruangan.
Masalah: tidak ada masalah
(2).Pengorganisasian Perawatan Klien
Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan dan perawat mengatakan bahwa
pengorganisasian perawatan klien di ruangan Melati dikategorikan berdasarkan
berdasarkan penyakit, tingkat keparahan penyakit/kebutuhan pasien, jenis
kelamin serta jenis pembayaran pasien. Untuk jenis kelamin, tergantung dari
jumlah pasien yang dirawat, dalam arti bahwa ketika jumlah pasien
laki-laki/perempuan banyak, ruangan perawatan tidak harus dikategorikan
sesuai dengan jenis kelamin pasien.
Berdasarkan hasil observasi diruangan Melati, pengorganisasian perawatan
pasien dilakukan berdasarkan penyakit, tingkat keparahan/kebutuhan pasien,
jenis kelamin, dan jenis pembayaran pasien. Serta sudah menjalankan
pengorganisasian perawatan klien berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
dengan pembentukan tim dinas.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Semua
perawat mengatakan ada pengorganisasian perawatan pasien berdasarkan jenis
kelamin, tingkat keparahan dan jenis pembayarannya.
Masalah: tidak ada masalah
(3).Uraian Tugas
Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan dan perawat diruangan
mengatakan bahwa di ruangan melati uraian tugas pokok masing-masing staf
sudah ada berdasarkan SK pengendalian layanan mutu rumah sakit.
Berdasarkan hasil observasi bahwa diruangan Melati memiliki bukti fisik
dokumen uraian tugas pokok masing-masing staf dalam bentuk hard copy.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Semua
perawat menjawab bahwa mereka selalu melakukan tugas sesuai dengan uraian
tugas yang telah ditentukan oleh ruangan.
Masalah: tidak ada masalah
(4).Metode Penugasan
Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan mengatakan ruangan Melati
menerapkan MPKP modifikasi Tim Primer yang dibagi dalam 3 tim dengan
masing-masing tim terdiri dari 1 perawat primer yang bertugas sesuai dengan
uraian tugas pokok berdasarkan SK pengendalian layanan mutu rumah sakit.
Berdasarkan hasil observasi, dalam metode penugasan seluruh staf ruangan
Melati menerapkan MPKP modifikasi tim primer yang dibagi dalam 3 tim
berdasarkan struktur organisasi ruangan.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar perawat (80%) menjawab bahwa ruangan selalu menerapkan sistem
MPKP tim-primer.
Masalah: tidak ada masalah
(5).Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan dan perawat mengatakan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan sudah disediakan format khusus untuk
pengkajian dan format untuk menulis tindakan yang sudah dilakukan/CPPT,
sehingga tindakan pendokumentasian setiap perawat selalu dilakukan walaupun
terkadang tidak lengkap.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan untuk setiap rekam medis pasien sudah
memiliki format khusus untuk pengkajian dan CPPT/catatan perkembangan
pasien, dan kadang-kadang dalam pendokumentasian yang dilakukan ada yang
belum lengkap.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar perawat (90%) menjawab bahwa mereka selalu melakukan
pendokumentasian setelah melakukan tindakan.
Masalah: tidak ada masalah
(6).Pengaturan Jadwal Dinas
Berdasarkan hasil wawancara jadwal dinas untuk setiap staf di ruangan Melati
dibuat oleh kepala ruangan, yang dibagi dalam 3 shif yaitu shift pagi dari jam
08.00-14.00 WITA (terdiri dari 1 kepala ruangan, 1 CCM, 3 perawat primer,
dan 9 perawat associate), shift siang dari pukul 14.00-20.00 WITA (terdiri dari
6 perawat associate), dan shift malam dari pukul 20.00-08.00 WITA (terdiri
dari 6 perawat associate).
Berdasarkan hasil observasi didapatkan di ruangan Melati memiliki jadwal
dinas tetap setiap bulannya yang dibuat oleh kepala ruangan dan dibagi menjadi
3 shift.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebanyak
40% perawat menjawab bahwa mereka selalu sudah menjalankan tugas
berdasarkan pembagian sift yang sudah di atur oleh kepala ruangan.
Masalah: tidak ada masalah
c. Fungsi Pengarahan
(1).Motivasi Kepada Perawat
Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan dan perawat tentang
implementasi motivasi atasan terhadap bawahan, setiap hari dilakukan saat
pre-conference atau saat timbang terima, biasanya kepala ruangan
memberikan motivasi untuk perawat pelaksana, dan CCM memotivasi
perawat primer.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan di ruangan kepala ruangan/CCM
selalu memberikan arahan kepada anggota stafnya.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebanyak
40% perawat menjawab bahwa atasan selalu memberi motivasi pada saaat
bekerja, sedangkan 60% lainnya mengatakan sering.
Masalah: tidak ada masalah
(2).Supervisi
Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan dan perawat mengatakan
penerapan supervise di ruangan Melati, ada yang setiap hari dilakukan, ada
yang 1 kali sebulan, 1 kali 3 bulan dan juga 1 kali dalam 6 bulan. Hal-hal
yang biasanya disupervisi seperti penerapan SOP serta kelengkapan alat.
Adapun hasil dari supervisi disampaikan kepada perawat, sehingga para
perawat mengetahui apa yang masih perlu dibenahi guna meningkatkan
kualitas pelayanan ruangan. Setelah supervisi dilakukan, selalu ada umpan
balik dari supervisor untuk setiap tindakan.
Berdasarkan hasil observasi diruangan didapatkan ada jadwal supervisi yang
terjadwalkan diruangan (ada yang setiap hari, 1 kali sebulan, 3 bulan sekali, 6
bulan sekali.
Berdasarkan hasil kuesioner: supervisi sudah dilakukan
Masalah: tidak ada masalah
(3).Operan
Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan dan perawat mengatakan setiap
bergantian dinas selalu dilakukan overan dinas menggunakan metode
komunikasi efektif SBAR (Situation, Backround, Accesment,
Recommendation) dari 3 shift yaitu dari jaga malam ke pagi pukul 08.00
WITA dilaporkan oleh ketua tim, dari pagi ke sore pukul 14.00 WITA
dilaporkan oleh perawat primer, dari sore ke malam pukul 20.00 WITA
dilaporkan oleh ketua tim. Sebelum overan, beberapa hal yang harus
dipersiapkan oleh perawat jaga adalah status pasien, list pasien dan rencana
tindakan yang akan dilakukan terhadap masing-masing pasien dan diruangan
memiliki buku overan khusus untuk perawat. Seluruh perawat yang ada telah
mengetahui hal-hal apa yang harus disampaikan saat melakukan pelaporan
overan dan dicatat dalam buku overan.
Berdasarkan hasil observasi di ruangan Melati selalu dilakukan overan dinas.
Sebelum overan, beberapa hal yang akan dipersiapkan oleh perawat yaitu,
buku status pasien, buku overan khusus perawat yang berisi list nama pasien,
jumlah pasien secara keseluruhan, jumlah pasien baru masuk, jumlah pasien
yang keluar, jumlah pasien berdasarkan kategori minimal care, partial care,
dan total care.
Berdasarkan hasil kuesioner :
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar perawat (80%) menjawab bahwa mereka selalu melakukan overan
dengan menggunakan komunikasi SBAR.
Masalah: Tidak ada masalah
(4).Pre dan Post Conference
Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan dan perawat mengatakan
bahwa di ruangan Melati selalu dilakukan pre dan post conference yang
dilakukan setiap pagi dan dipimpin oleh kepala ruangan. Yang dilakukan saat
pre dan post conference adalah doa dan briefing yang berisi penjelasan terkait
PPI, keselamatan pasien serta kegiatan yang akan dilakukan, dan evaluasi dari
setiap PA terkait dengan tindakan keperawatan yang sudah dilakukan,
membacakan salah satu SOP, kelengkapan alat-alat penunjang asuhan
keperawatan, serta pengarahan daei kepala ruangan.
Berdasarkan hasil observasi bahwa diruangan Melati selalu dilakukan pre dan
post conference saat pagi hari sebelum memulai dinas yang dipimpin oleh
kepala ruangan.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar perawat (70%) menjawab bahwa mereka selalu melaksanakan pre
conference setiap hari.
Masalah: tidak ada masalah
(5).Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan dan perawat, ronde
keperawatan lintas profesi di ruangan Melati terakhir dibuat pada tahun 2022,
dan sejak tahun 2023 belum pernah dilakukan lagi ronde keperawatan.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan ronde keperawatan tidak dilaksanakan di
ruangan Melati.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Masing-
masing sebanyak 30% mengatakan selalu dan sering melakukan kegiatan
ronde. Dan masing-masing sebanyak 20% mengatakan kadang-kadang dan
tidak pernah melakukan ronde keperawatan.
Masalah: tidak ada masalah
(6).Pendelegasian
Berdasarkan hasil wawancar, kepala ruangan dan perawat mengatakan bahwa
dalam kegiatan pendelegasian sudah ada format khusus untuk pendelegasian.
Misalkan ketika kepala ruangan melakukan rapat maka akan mendelegasikan
tugasnya pada perawat primer yang ada diruangan dengan mengisi format
pendelegasian.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bukti fisik format
pendelegasian/pelimpahan tugas diruangan Melati.
Berdasarkan hasil kuesioner:
Dari 38 perawat, sebanyak 9 orang yang telah mengisi kuesioner. Sebagian
besar (40%) perawat menjawab bahwa mereka selalu pendelegasian tugas
secara tertulis, dan 10% mengatakan tidak pernah melakukan pendelegasian
secara tertulis.
Masalah: tidak ada masalah
d. Fungsi Pengendalian
(1).Indikator Mutu
Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan mengatakan bahwa di Ruangan
Melati selalu dilakukan perhitungan BOR, ALOS dan TOI sebagai indikator
mutu ruangan.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa di ruangan Melati memiliki
bukti fisik hasil rekapan perhitungan BOR, ALOS bulan feburuari sebagai
berikut:
 BOR
Rumus: Jumlah hari perawatan di RS x 100%
Jumlah tempat tidur X jumlah hari dalam satu periode
= 159 x 100%
32 x 6
= 82,81 %
 ALOS
Rumus: Jumlah lama dirawat
Jumlah pasien keluar(hidup+mati)
= 82/3
= 27,3 hari
 TOI
Rumus: (Jumlah tempat tidur x periode) - hari perawatan
Jumlah pasien yang keluar (hidup+mati)
= (32 x 6) – 159
3
= 11 hari
(2).Survey Kepuasan
Hasil analisis kuesioner kepuasan pasien : berdasarkan hasil kuesioner (45
responden) didapatkan hasil bahwa pasien merasa puas dengan pelayanan
diruang rawat.
C. Analisa Data Dan Perencanaan
a) Analisis Data
1. Analisis SWOT

N ANALISIS SWOT BOB RATI BOBOT X


O OT NG RATING
1 Internal factor (IFAS) S-W=3,27-
Strenght 3,16=0,11
1) 66,66% tenaga perawat 0,04 3 0,12
memiliki pengalaman kerja >5
tahun, dan 33,33%<5 tahun
2) Adanya pengalokasian pasien 0,02 2 0,04
menurut jenis penyakit dan
keadaan pasien.
3) Adanya ketersediaan peralatan 0,03 1 0,03
dan bahan yang cukup bagi
pasien
4) Di ruang melati menerapkan 0,07 2 0,14
metode MPKP
5) Discharge planing selalu 0,04 3 0,12
dilakukan
6) Perawat selalu melakukan 0,01 3 0,03
tugas sesuai dengan visi, misi,
filosofi dan tujuan ruangan.
7) Tersedianya SOP dan SAK 0,20 4 0,8
sebagai pedoman dan standar
dalam pemberian asuhan di
ruangan.
8) Semua petugas mempunyai 0,03 3 0,09
rencana harian, dan
melaksanakan tugas sesuai
dengan uraian tugas masing-
masing.
9) Semua perawat selalu 0,04 3 0,12
mendokumentasikan tindakan
yang dilakukan, dengan
menggunakan standar 3 S.
10) Pre dan post conference selalu 0,05 3 0,15
dilakukan di ruangan
11) Motivasi selalu diberikan oleh 0,05 4 0,20
karu kepada semua perawat
saat operan.
12) Adanya komunikasi efektif 0,03 4 0,12
dan efisien saat operan dengan
menggunakan metode SBAR
13) Selalu dilakukan supervisi 0,01 3 0,03
14) Pernah melakukan ronde 0,08 1 0,08
keperawatan
15) Selalu dilakukan audit mutu 0,30 4 1.20

TOTAL 1,00 3,27


Weakness
1) 29,16% tenaga perawat 0,03 2 0,06
berpendidikan ners, dan
70,83% berpendidikan D3
2) Semua perawat berada pada 0,02 2 0,04
jenjang karir PK 1.
3) Jumlah tenaga perawat yang 0,05 4 0,20
masih kurang menurut metode
gillies
4) Ada beberapa ruangan pasien 0,02 1 0,02
yang rusak
5) Visi, misi, filosofi, tujuan dan 0,04 2 0,08
bagan strukturan belum
terpajang di ruangan
6) Pembagian tim kadang-kadang 0,01 2 0,02
tidak sesuai dengan jumlah
pasien
7) Ketepatan waktu saat 0,06 2 0,12
melakukan operan belum
maksimal
8) Ronde keperawatan belum 0,10 3 0,30
dilakukan secara rutin
9) Tidak ada pendelegasian 0,04 2 0,08
secara tertulis
10) Angka BOR masih cukup 0,15 4 0,60
tinggi
11) Pelaksanaan survey kepuasan 0,40 4 1,60
pasien masih belum maksimal
dilakukan 0,07 4 0,28

TOTAL 0,92 3,16


2. External factor
Opportunity
1) Adanya kerja sama dan 0,3 4 1, 2
komunikasi yang baik antara
perawat dan tenaga kesehatan
lainnya di ruangan
2) Adanya kemauan dari perawat 0,5 4 2,0
untuk meningkatkan
kemampuan kerja melalui
pelatihan atau pendidikan
tambahan O-T=
3) Adanya program akreditasi 0,1 4 0,4 3,6 - 1,2=
rumah sakit yang selalu 2,4
menuntut perbaikan metode
pemberian asuhan
keperawatan.

TOTAL 1 3,6
Threatened
1) Ada tuntutan dari masyarakat 0,4 1 0,4
untuk pelayanan yang
profesional
2) Makin tingginya kesadaran 0,1 2 0, 2
masyarakat akan hukum
3) Makin tingginya kesadaran 0,1 2 0, 2
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
4) Masyarakat dapat 0,4 1 0,4
menggunakan media sosial
untuk mengkritik pelayanan
petugas
TOTAL 1 1, 2

2. Diagram Layang Analisis SWOT

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang,


rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam
kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan
ekspansi memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

3. Rumusan masalah
Bedasarkan hasil pengkajian maka didapatkan masalah manajemen keperawatan
di ruang melati adalah sebagai berikut:

1) Masih minimnya tenaga perawat berpendidikan ners di ruangan


2) Semua perawat berada pada jenjang karir PK 1
3) Jumlah tenaga perawat yang masih kurang menurut metode gilies
4) Ada beberapa ruangan pasien yang rusak
5) Visi, misi, filosofi, tujuan dan bagan struktur belum terpajang di ruangan
6) Pembagian tim kadang-kadang tidak sesuai dengan jumlah pasien
7) Ketepatan waktu saat melakukan operan belum maksimal
8) Ronde keperawatan belum dilakukan secara rutin
9) Tidak ada pendelegasian secara tertulis
10) Angka BOR masih cukup tinggi
11) Angka plebitis masih cukup tinggi
12) Pelaksanaan survey kepuasan pasien masih belum maksimal dilakukan.
4. Prioritas Masalah
Prioritas masalah dilakukan dengan tekhnik kriteria matriks, dengan
memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
1) Magnitude (Mg), yaitu kecendrungan dan seringnya masalah terjadi
2) Severity (Sv), yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan
3) Managebility (Mn), yaitu kemampuan menyelesaikan masalah-masalah
4) Nursing concern (Nc), yaitu fokus pada keperawatan
5) Afordaabilility (Af), yaitu ketersediaan sumber daya
Setiap masalah diberikan nilai dengan rentang 1-5, dengan kriteria sebagai berikut:
 nilai 1=sangat kurang sesuai
 nilai 2=kurang sesuai
 nilai 3=cukup sesuai
 nilai 4=sesuai
 nilai 5=sangat sesuai
Tabel prioritas masalah manajemen keperawatan
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor
.
1. Masih minimnya tenaga perawat 2 2 3 3 2 72
berpendidikan ners di ruangan
2. Semua perawat berada pada jenjang karir 1 1 1 1 1 1
PK 1
3. Jumlah tenaga perawat yang masih kurang 1 1 1 1 1 1
menurut metode gilies
4. Ada beberapa ruangan pasien yang rusak 4 3 3 3 1 108
5. Visi, misi, filosofi, tujuan dan bagan 1 1 1 2 2 4
strukturan belum terpajang di ruangan
6. Pembagian tim kadang-kadang tidak sesuai 1 1 2 3 1 6
dengan jumlah pasien
7. Ketepatan waktu saat melakukan operan 4 3 3 3 3 324
belum maksimal
8. Ronde keperawatan belum dilakukan 5 5 4 5 5 2500
secara rutin
9. Tidak ada pendelegasian secara tertulis 1 1 1 1 1 1
10. Angka BOR masih cukup tinggi 4 4 3 4 3 576
11. Pelaksanaan survey kepuasan pasien masih 3 3 3 2 2 108
belum maksimal dilakukan

Dari tabel diatas maka dibuat prioritas masalah sebagai berikut:


1) Ronde keperawatan belum dilakukan secara rutin
2) Angka BOR masig cukup tinggi
3) Ketepatan waktu saat melakukan operan masih belum maksimal
4) Beberapa ruangan pasien rusak
5) Pelaksanaan survey kepuasan pasien belum maksimal
6) Masih minimnya tenaga perawat berpendidikan ners di ruangan
7) Pembagian tim kadang-kadang tidak sesuai dengan jumlah pasien
8) Visi, misi, filosofi, tujuan dan bagan struktural belum terpajang di ruangan
9) Tidak ada pendelegasian secara tertulis
10) Jumlah tenaga perawat yang masih kurang menurut metode gilies
11) Semua perawat berada pada jenjang karir PK 1
5. Alternatif Penyelesaian Masalah
Dari masalah-masalah yang berhasil diidentifikasi, dengan mempertimbangkan
sumber daya,waktu, kewenangan, dan kemampuan untuk mengatasi masalah yang
ada, maka masalah yang dapat diatasi ada 4 masalah, dan berdasarkan prioritas
masalah diatas maka skor tertinggi akan dilakukan rencana tindak lanjut.
Adapun masalah yang akan ditindak lanjuti adalah:
 Ronde keperawatan belum dilakukan secara rutin
 Pelaksanaan survey kepuasan pasien masih belum maksimal dilakukan
 Visi, misi, filosofi, tujuan dan bagan strukturan belum terpajang di
ruangan
 Tidak ada pendelegasian secara tertulis
Tindaklanjut yang akan diambil mempertimbangkan keterbatasan waktu,
sumber daya, dana keuangan dan kemampuan.
Seleksi alternatif penyelesaian masalah menggunakan pembobotan
CARL, yaitu:
- C= Capability, artinya kemampuan melaksanakan alternatif
- A= Accesability, artinya kemudahan dalam melaksanakan
alternatif
- R= Readiness, artinya kesiapan dalam melaksanakan alternatif
- L = Leverage, artinya daya ungkit alternatif tersebut dalam
menyelesaikan masalah.
Rentang nilai 1 sampai 5 dengan kriteria sebagai berikut:
- Nilai 1 = sangat kurang sesuai
- Nilai 2 = kurang sesuai
- Nilai 3 = cukup sesuai
- Nilai 4 = sesuai
- Nilai 5 = sangat sesuai
Tabel Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah
No Alternatif C A R L Total
Penyelesaian Masalah
1 Melaksanakan ronde 4 5 5 5 500
keperawatan
diruangan
2 Membagi kuesioner 4 4 5 5 400
survey kepuasan pada
pasien yang
direncanakan pulang
3 Mencetak visi, misi 5 5 5 2 250
dan filosofi ruangan
serta bagan struktural
untuk dipajang
4 Menyediakan format 3 3 3 3 81
pendelegasian secara
tertulis

Dari tabel diatas maka, dibuat prioritas penyelesaian masalah


sebagai berikut:
1) Melaksanakan ronde keperawatan diruangan
2) Membagi kuesioner survey kepuasan pada pasien yang
direncanakan pulang
3) Mencetak visi, misi dan filosofi ruangan serta bagan
struktural untuk dipajang
4) Menyediakan format pendelegasian secara tertulis
b) Perencanaan
Plan Of Action (POA)
N MASALAH DATA TUJUAN KEGIATAN INDIKATOR
O KEBERHASILAN
1. Ronde Ronde Tujuan Umum: 1. Melaksanakan Terlaksana roleplay
keperawatan keperawat Mahasiswa dapat roleplay ronde ronde keperawatan
an belum melaksankan ronde keperawatan
dilakukan keperawatan 2. Menyusun
secara diruangan proposal
rutin Tujuan Khusus: ronde
1. Mahasiswa keperawatan
mengetahui 3. Menyediakan
prosedur ronde materi untuk
keperawatan ronde
2. Mahasiswa dapat keperawatan
mengidentifikasi
prioritas masalah
pada klien
3. Mahasiswa dapat
menyajikan materi
untuk ronde
4. Mahasiswa dapat
berperan untuk
menjalankan
ronde keperawatan
sesuai dengan
kasus yang ada
2. Survey Pelaksana Tujuan Umum: Membagi format Tresedianya format
kepuasan an survey Mahasiswa dapat survey kepuasan survey kepuasan pasien
klien kepuasan mengetahui pasien dan dan keluarga yang dapat
klien pentingnya indikator keluarga pasien digunakan untuk
belum mutu dalam ruangan peningkatan mutu
maksimal Tujuan Khusus: ruangan
Mahasiswa dapat
membagi kuesioner
kepuasan pasien
3. Visi,misi, Visi,misi, Tujuan Umum: 1. Merencanaka Sapanduk bagan
filosofi dan filosofi Mahasiswa mampu n pencetakan struktural terpajang
bagan dan bagan memahami bagan dimasing masing
struktural struktural pentingnya visi dan struktural ruangan atau lantai
belum misi dalam ruangan ruangan
terpajang Tujuan Khusus: 2. Memfasilitasi
diruangan Visi,misi, filosofi dan penyediaan
bagan struktural yang spanduk
ada dapat dipajang bagan
diruangan struktural
ruangan
4. Pendelegasia Tidak ada Tujuan Umum: Menyediakan Tersedianya format
n tugas pendelega Mahasiswa dapat format pendelegasian tugas
sian secara memahami proses pendelegasian yang dapat digunakan
tertulis pendelegasian tugas di tugas oleh ruangan untuk
ruang rawat mendelegasikan tugas
Tujuan Khusus:
1. Mahasiswa
mengetahui
struktur
pendelegasian
tugas
2. Mahasiswa dapat
membuat
pendelegasian
tugas secara
tertulis

BAB III
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
1. Kegiatan yang telah dilaksanakan
Minggu pertama: observasi ruangan, observasi struktur organisasi, observasi visi dan
misi ruangan, membagi kuesioner kepuasan pasien pada tanggal 21 februari 2024
Minggu kedua: membagi kuesioner pelaksanaan fungsi manajemen di ruangan
MPKP, melakukan pre, post conference dan operan
Minggu ketiga: melaksanakan kegiatan ronde keperawatan pada tanggal 4 dan tanggal
7 maret 2024, melakukan pre, post conference dan operan.
2. Faktor pendukung dan penghambat yang dialami
a. Faktor pendukung:
 Adanya motivasi dari CI lahan, Kepala ruangan dan petugas lainnya
 Adanya motivasi dari CI Institusi
b. Faktor penghambat:
 Rencana pembuatan struktur tetapi lambat di pajang
3. Hasil akhir yang berupa ketercapaian outcome
 Terpasangnya struktur setiap lantai

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan praktek manajemen keperawatan dilaksanakan di RSUD Ruteng dari tanggal:19
februari-9 maret 2024. Ada banyak kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan selama
praktek manajemen keperawatan. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut banyak
keterlibatan dari teman-teman kelompok turut memberi dukungan serta kerjasama demi
kelancaran kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:
a) Mengobservasi visi dan misi ruangan
b) Mengobservasi struktur organisasi setiap lantai
c) Membagi kuesioner kepausan masyarakat
d) Membagi kuesioner pelaksanaan fungsi manajemen di ruangan MPKP
e) Wawancara dengan kepala ruangan
Berdasarkan jadwal kegiatan yang telah direncanakan dan dijadwalkan bersama untuk 3
minggu implementasi, ada beberapa kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan atau
dilakukan selama kegiatan praktek manajemen keperawatan, kami menemukan kendala
atau hambatan selama kegiatan berlangsung diantaranya:
 Rencana pembuatan struktur tetapi lambat di pajang
B. SARAN
Setelah melihat hasil praktek manajemen selama 3 minggu maka kelompok memberikan
saran yang dapat dijadikan bahan masukan atau bahan pertimbangan bagi pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai berikut:
1) Bagi pihak Rumah Sakit Ruteng
a) Berkaitan dengan hasil praktek, maka rumah sakit disarankan untuk dapat
mempertahankan penerapan system pengendalian manajemen pelayanan
pasien rawat inap. Diharapkan agar dengan penerapan system
pengendalian yang baik dapat menunjang peningkatan kinerja instalasi
rawat inap.
b) Tingkat kinerja instalasi rawat inap juga sudah cukup baik, terlihat dari
pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan. Namun demikian,
kinerja tersebut perlu ditingkatkan dengan peningkatan mutu pelayanan
karena terdapat target yang kurang tercapai.
c) Dilakukannya perbaikan-perbaikan dalam pelayanan mutu rumah sakit
kepada para pasiennya yang dapat menunjang kinerja instalasi itu sendiri,
karena setelah di observasi masih banyak terdapat kekurangan
didalamnya. Karena jika dilihat dari data yang didapat setiap bulannya
mengalami penurunan yang dapat mempengaruhi pengendalian itu sendiri
dan pastinya mempengaruhi kinerja instalasi rawat inap, jika memang ada
peningkatan maka peningkatan itu tidak bertahan lama Karena di bulan
berikutnya mengalami penurunan lagi hingga akhir tahun yang seharusnya
itu tidak terjadi dan dapat dicegah sebelum penurunan semakin
meningkat. Untuk itu rumah sakit harus bisa lebih lagi meningkatkan
pelayanan mutunya agar masyarakat tidak kecewa dengan kinerja rumah
sakit RSUD Ruteng.

Anda mungkin juga menyukai