• CT-Scan berguna untuk mengidentifikasi udara intraluminal meskipun terdapat dalam jumlah yang minimal • CT-Scan dengan kontras oral digunakan untuk mengopasitaskan lumen saluran pencernaan dan memperlihatkan adanya perforasi MRI Pneumoperitoneum • MRI bukan modalitas pencitraan pertama • Gambaran : tampak area hipointens pada semua potongan Diagnosis Banding • Sindrom Chilaiditi • Linear atelektasis pada dasar paru • Subphrenic Abscess Tatalaksana • mencari tahu penyebab untuk pengobatan yang tepat • Jika pneumoperitoneum adalah komplikasi dari infeksi, maka operasi untuk memperbaiki masalah ini diperlukan secepat mungkin
Prognosis : Perforasi dan infeksi dengan cepat dapat menyebabkan kematian
dengan segera Komplikasi • Peningkatan tekanan intraabdominal dapat mengakibatkan a. iskemia usus b. herniasi usus c. regurgitasi gaster d. meningkatnya tekanan intratoraks e. Pneumotoraks f. Barotrauma g. Atelektasis Kesimpulan Pneumoperitoneum adalah adanya udara bebas dalam ruang peritoneum yang biasanya terkait dengan perforasi dari usus kecil. Pneumoperitoneum dideteksi dengan pemeriksaan radiologis foto polos abdomen, CT scan, MRI, dan ultrasonografi. Pada foto polos abdomen, pneumoperitoneum paling baik terlihat dengan posisi lateral dekubitus kiri yang menunjukkan gambaran radiolusen antara batas lateral kanan dari hepar dan permukaan peritoneum. CT scan merupakan kriteria standar untuk mendeteksi pneumoperitoneum. Dengan MRI, pneumoperitoneum terlihat sebagai area dengan hipointens pada semua potongan. Dengan USG, pneumoperitoneum tampak sebagai daerah linier peningkatan ekogenisitas dengan artifak reverberasi atau distal ring down. Foto polos abdomen menjadi pencitraan utama pada akut abdomen, termasuk pada perforasi viskus abdomen, walaupun pencitraan standar adalah dengan CT scan.