PENGANTAR GEOGRAFI
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran yang tidak diperkaya dengan riset dan hasil riset
akan terasa lesu dan tidak berkembang. Sementara pembelajaran yang diperkaya dengan
penelitian riset/riset dan hasil riset akan terasa berseri dan inovatif. Artinya, riset merupakan
pendekatan penting untuk meningkatkan mutu pmbelajaran. Oleh sebab itu, pengintegrasian
pembelajaran dengan riset merupakan suatu keniscayaan.
Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara
sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan
pemahaman dan atau pengujian suatu cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembelajaran berbasis riset adalah pembelajaran yang memadukan riset dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran berbasis riset adalah system pengajaran yang bersifat otentik
problem solving dengan sudut pandang formulasi permasalahan, penyelesaian masalah, dan
mengkomunikasikan manfaat hasil penelitian.
Mini riset adalah karya tulis ilmiah hasil karya mahasiswa sebagia tugas yang diberikan
oleh dosen pengampu mata kuliah. Tujuannya agar mahasiswa mampu menuangkan ide ide
kreatifnya dalam memecahkan suatu pokok permasalahan kedalam bentuk karya tulis ilmiah.
Penulis
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Kerangka Pemikiran................................................................................................3
1.4 Kerangka Pemikiran................................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian...................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................5
2.1 Ekosistem Mangrove...............................................................................................5
2.2 Ekowisata Mangrove...............................................................................................6
2.3 Tingkat Kesesuaian Wisata......................................................................................6
2.4 Daya Dukung Kawasan...........................................................................................7
2.5 Kondisi Hutan Mangrove Lubuk Kertang...............................................................7
BAB III.......................................................................................................................................9
METODE PENELITIAN...........................................................................................................9
3.1 Waktu dan Tempat...................................................................................................9
3.2 Alat dan Bahan.........................................................................................................9
3.3 Prosedur Pnelitian..................................................................................................10
3.3.1 Deskripsi Area Penelitian...............................................................................10
3.3.2 Teknik Pengambilan Data..............................................................................10
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................10
BAB IV....................................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................11
4.1 Keadaan Umum Ekowisata Mangrove Lubuk Kertang.........................................11
4.2 Persepsi Wisatawan...............................................................................................12
4.3 Sarana dan Prasarana.............................................................................................15
4.4 Kualitas Ekologis Ekowisata Lubuk Kertang........................................................15
4.5 Kualitas Ekologis Ekowisata Lubuk Kertang Menurut Persepsi Masyarakat.......17
4.6 Tingkat Kesesuaian Ekowisata Mangrove.............................................................17
ii
4.7 Daya Dukung Kawasan.........................................................................................17
BAB V......................................................................................................................................19
PENUTUP................................................................................................................................19
5.1 Kesimpulan............................................................................................................19
5.2 Saran......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20
LAMPIRAN.............................................................................................................................22
iii
ABSTRAK
Kelompok 4. 2021. Kajian Objek Wisata Alam Hutan Mangrove Desa Lubuk Kertang
Pangkalan Berandan Kabupaten Langkat. Mini Riset, Jurusan Pendidikan Geografi ,
FIS, Universitas Negeri Medan. Pembimbing: Dr. Darwin Parlaungan Lubis, S.Si.,
M.Si.
Kegiatan ekowisata berkembang sebagai respon masyarakat akan kejenuhan objek wisata
buatan atau konvesional. Salah satu potensi alam yang dapat dijadikan ekowisata yaitu
ekosistem mangrove . daerah yang berpotensi untuk dijadikan sebagai kawasan ekowisata
mangrove yaitu berada di Lubuk Kertang yang terletak di Kecamatan Brandan Barat
Kabupaten Langkat. Kawasan Lubuk Kertang memiliki luas wilayah mangrove yang
mencapai 50.650,93 Ha dan memiliki jenis mangrove yang beragam dantaranya Rhizopora
apiculata, Rhizopora mucronata dan Avicennia alba sehingga kawasan ini dijadikan
ekowisata mangrove. Namun pengembangan yang terus dilakukan dan juga pengunjung
yang semakin ramai dapat memicu terjadinya kerusakan apabila tidak memperhatikan daya
dukung kawasan dan tingkat kesesuaian wisata. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini
adalah meneliti tingkat kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan serta mengetahui
persepsi wisatawan terhadap kualitas ekologis ekowisata mangrove Lubuk Kertang.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 dengan membagikan kuisioner kepada
pengunjung dan masyarakat serta mewawancarai pihak pengelola ekowisata mangrove Lubuk
Kertang tersebut. Persepsi wisatawan ekowisata Lubuk Kertang memiliki kategori indah
(43%) sedangkan kategori nyamn yaitu (43%). Daya dukung kawasan dengan luasan wilayah
yang dimanfaatkan 195.773 m2 dapat menampung jumlah pengunjung 258 orang/hari di
ekowisata mangrove Lubuk Kertang.
Kata Kunci : Ekowisata Hutan Mangrove, Tingkat kesesuaian Wisata, Daya Dukung,
Kondisi Ekosistem serta Ekowisata Hutan Mangrove
iv
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3 Kerangka Pemikiran
Lubuk kertang merupakan salah satu kawasan yang memiliki potensi wisata yang
cukup menarik perhatian masyarakat baik masyarakat setempat maupun wisatawan dari
luar daerah. Kawasan Lubuk Kertang memiliki luas wilayah mangrove yang mencapai
50.650,93 Ha dan memiliki jenis mangrove yang beragam dantaranya Rhizopora
apiculata, Rhizopora mucronata dan Avicennia alba sehingga kawasan ini dijadikan
ekowisata mangrove. Ekowisata mangrove lubuk kertang menyajikan berbagai macam
kegiatan yang dapat dilakukan seperti edukasi mangrove dan satwa, memancing, duduk
santai (berekreasi), dan berperahu. Kawasan ini juga merupakan salah satu tempat yang
menunjang perekonomian masyarakat sekitar lubuk kertang.
Pengembangan yang terus dilakukan dan juga pengunjung yang semakin ramai
setelah pembangunan dilakukan dapat memicu kerusakan yang terjadi di ekosistem
mangrove tersebut. Kerangka pemikiran dari penelitian yang akan dilakukan dapat
dilihat sebagai berikut.
Lubuk Kertang
Wisata Mangrove
Persepsi Pengunjung
3
1.4 Kerangka Pemikiran
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis tingkat kesesuaian wisata dan daya dukung wisata kawasan
ekowisata mangrove lubuk kertang.
2. Mengetahui persepsi wisatawan terhadap kualiatas ekowisata mangrove lubuk
kertang.
3. Mengetahui kondisi ekowisata mangrove dari awal hingga sekarang.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.2 Ekowisata Mangrove
Ekowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan wisata khusus. Bentuknya yang
khusus itu menjadikan ekowisata sering diposisikan sebagai lawan dari wisata massal.
Perbedaan ini tentu berimplikasi pada kebutuhan pengelolaan yang tepat. Berbeda
dengan wisata konvensional, ekowisata merupakan kegiatan yang menaruh perhatian
terhadap kelestarian lingkungan sumberdaya pariwisata. Ekowisata dapat dilihat dari
tiga perspektif, yakni : pertama, ekowisata sebagai produk; kedua, ekowisata sebagai
pasar; dan ketiga, ekowisata sebagai pendekatan pengembangan (Maharani, 2016).
Ekowista mangrove merupakan salah satu upaya pemanfaatan jasa lingkungan
dari kawaan pesisir secara berkelanjutan. Ekowisata pada hutan mangrove dipandang
dapat bersinergi dengan langkah konservasi ekosistem hutan secara nyata. Meskipun
demikian, dalam prakteknya pengembangan ekowisata pada hutan mangrove harus
tetap dikelola dengan menghindari resiko dan dampak negatif terhadap lingkungan,
seperti dengan memperhatikan aspek kesesuaian serta daya dukung lingkungannya
(Mukhlisi, 2017).
Kelayakan pengembangan ekowisata mangrove ditentukan berdasarkan analisis
ekologis, sosial ekonomi, dan faktor penunjang. Menurut Tuwo (2011) kriteria ekologi
mencakup keanekaragaman (kerapatan jenis, keragaman spesies, dan keberadaan fauna,
keunikan, biota berebahaya, keaslian, karakeristik kawasan (substrat dan genangan
pasang) dan konseravasi. Kriteria sosial ekonomi mencakup penerimaan masyarakat,
kesehatan masyarakat, pendidikan, keamanan, dan tenaga kerja. Sedangkan kriteria
faktor penunjang mencakup aksebilitas dan air bersih.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
berikut.
9
google earth. Bahan yang digunakan dalam penilitian ini ada kuisioner yang dibagikan
kepada pengunjung dan masyarakat sekitar, kemudian dibantu dengan beberapa sumber
dari website.
3.3 Prosedur Pnelitian
3.3.1 Deskripsi Area Penelitian
Berdasarkan administratif pemerintahan, ekowisata mangrove Lubuk Kertang
berada di Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Luas
total mangrove di daerah lubuk kertang mencapai 50.650,93 Ha. Hutan mangrove
tersebut sering dikunungi para wisatawan untuk melakukan berbagai kegiatan rekreasi
ataupun edukasi ekosistem mangrove
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
7%
20%
Teman
Rombongan Wisata
Keluarga
Lainnya
70%
12
7%
Menyenangkan
Biasa
Tidak
37% Menye-
56% nangkan
Lainnya
27%
tidak pernah
mengunjungi
Pernah mengunjungi
73%
13
Duduk santai
47% berperahu
53% memancing
Lainnya
13%
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
87%
14
Minat wisatawan untuk berkunjung
kembali
10% Iya
Tidak
90%
11%
14%
Murah
Sedang
Mahal
Sangat Mahal
72%
11% 14%
kurang
cukup
23% baik
sangat baik
53%
6%
17%
kurang indah
cukup indah
34%
indah
sangat indah
43%
8%
18%
Tidak nyaman
Cukup nyaman
31%
Nyaman
Sangat nyaman
43%
16
4.5 Kualitas Ekologis Ekowisata Lubuk Kertang Menurut Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat juga sangat penting dalam penelitian mini riset ini. Oleh
karena itu kami melakukan beberapa wawancara kepada masyarakat sekitar mengenai
keberadaan tempat wisata yang menjadi factor pendukung dalam pengembangan
ekowisata. Ada 5 masyrakat yang menjadi narasumber, 3 orang merupakan masyarakat
setempat dan 2 orang lagi merupakan masyrakat setempat yang bekerja di sector
ekowisata tersebut. Hasil wawancara dari ke lima narasumber tersebut, kelimanya
bersependapat bahawa semuanya setuju dengan adanya ekowisata Lubuk Kertang dan
berharap pengembangan pariwisata dapat terus berlanjut sehingga membantu
perkembangan ekonomi masyarakat sekitar. Hal lain mengenai kulitas ekologi
ekowisata mangrove lubuk kertang menurut masyarakat sekitar yaitu adanya
pencemaran akibat pembuangan sampah.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Ekowisata Mangrove Desa Lubuk
Kertang Kecamatan Brandan Barat Kabupaten Langkat dapat disimpulkan hasil
penelitiannya sebagai berikut
1. Luas hutan mangrove yaitu sekitar 50.650,93 Ha dan digunakan sekitar 195.770 m2
sebagai lahan kegiatan wisata yang dapat menampung jumlah pengunjung sekitar
258 orang/hari
2. Berdasarkan persepsi wisatawan keindahan ekowisata Lubuk Kertang memiliki
panorama keindahan termasuk kategori indah (43%) sedangkan kategori
kenyamanan termasuk kategori nyaman yaitu (43%)
3. Berdasarkan hasil wawancara masyarakat setempat dapat disimpulkan bahwa
masyarakat sangat setuju dengan dikembangkannya ekowisata mangrove lubuk
kertang karena dapat menambah pendapatan masyarakat setempat
5.2 Saran
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan pada musim yang berbeda
dalam jangka waktu yang lebih lama agar tingkat kesesuaiannya lebih akurat. Untuk
pembangunan di kawasan ekowisata dibutuhkan pengelolaan yang tepat agar dapat
terjaga kebelangsungan ekologis dan wisatawan merasa nyaman melakukan setiap
kegiatan wisata.
19
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan. KEP. 10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum
Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu.
Maharani, I. 2016. Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata Pada Kawasan Wisata Alam Bungi
Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau. [Skripsi]. Universitas Halu Oleo, Kendari.
Majid, A. B. 2014. Studi Potensi Ekowisata Mangrove di Kuala Langsa Provinsi Aceh.
[Skripsi]. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Majid, I. 2016. Konservasi Hutam Mangrove di Pesisir Pantai Kota Ternate Terintegrasi
dengan Kurikulum Sekolah. Jurnal Bioedukasi. 4 (2).
Prateshi, P. D. A., F. Purwanti dan S. Rudiyanti. 2016. Studi Kesesuaian Wisata Pantai
Nglambor Sebagai Objek Rekreasi Pantai di Kabupaten Gunung Kidul. Diponegoro
Journal of Maquares. 5 (4): 433-442.
Rini, I. Setyobudiandi dan M. M. Kamal. 2018. Kajian Kesesuaian, Daya Dukung dan
Aktivitas Ekowisata di Kawasan Mangrove Lantebung Kota Makassar. Jurnal
Pariwisata. 5 (1).
Sulastini, D., S. M. W. Dyah, U. Ssusilo, R. R. W. Widiastuti. 2011. Seri Buku Informasi dan
Potensi Mangrove Taman Nasional Alas Purwo.Balai Taman Nasional Alas Purwo.
Banyuwangi.
Wabang, I.L., F. Yulianda, dan H. Adisusanto. 2017. Kajian Karakteristik Tipologi Pantai
untuk Pengembangan Wisata Rekreasi Pantai di Suka Alam Perairan Selat Pantar
Kabupaten Alor. Albacore. 1(2): 199-209.
20
Wunani, D., S. Nursinar dan F. Kasim. 2013. Kesesuaian Lahan dan Daya Dukung Kawasan
Wisata Pantai Botutonuo Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Belango. Jurnal
Ilmiah Perikanan dan Kelauatan. 1 (2): 89-91.
21
LAMPIRAN
Peta Digital
22
Lampiran 2 : Kondisi Ekowisata Lubuk Kertang
Aula
Ekowisata Pondok
23
empat Jualan Spot Foto
24