Anda di halaman 1dari 17

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN ABORTUS


DI BANGSAL NIFAS RS BHAYANGKARA YOGYAKARTA

DISUSUN OLEH :

ASRIANI KASIM
NPM : 20323109

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XIII


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN ABORTUS
DI BANGSAL NIFAS RS BHAYANGKARA YOGYAKARTA

Telah disetujui pada


Hari :
Tanggal :

Mahasiswa Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Asriani kasim) (…………………………..) (…………………….)


ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PERIODE POST PARTUM

Nama Mahasiswa : Asriani kasim


Tempat Praktik : Ruang kebidanan RS Bhayangkara POLDA DIY
Tanggal Praktik :

DATA DEMOGRAFI
Nama Klien : Ny. S
Umur Klien : 39 tahun
Alamat : bantul
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Katolik
Suku : NTT
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Penanggung jawab : Tn. R
Status Obstetri : G5 P1 A3 uk 27 Minggu
Diagnosa : abortus habitualis dan abortus inkomplit
Tanggal Masuk RS :11-juli-2021
No RM : 071799
Tanggal Pengkajian : 12- juli- 2021

1) Keluhan Utama Saat Ini :


Sekarang pasien mengatakan nyeri perut seperti kontraksi, skala nyeri 5
dan terdapat perdarahan.
2) Riwayat Penyakit sebelumnya :
Sebelumnya pasien pernah mengalami keguguran sebanyak 3x
3) Riwayat kehamilan saat ini
Hasil pemeriksaan dalam serviks membuka. Hasil USG menunjukkan
hasil konsepsi sudah lepas, dan pasien direncanakan utk menjalani
kuretage.
a. Masalah selama kehamilan: tidak ada masalah selama kehamilan
Semenjak tahu hamil Ny. S menjaga kehamilannya dengan rutin ANC,
makan makanan yang seimbang dan banyak istirahat.
b. Riwayat penggunaan kontrasepsi : Sebelumnya pasien tidak
menggunakan alat kontrasepsi
c. pendarahan abnormal darah keluar lebih dari 500 cc
4) Keadaan Psikologis Ibu : Pasien tampak sedih dengan kondisinya, dia
sangat berharap pada kehamilan ini bisa dipertahankan dan bisa lahir anak
yang sehat
5) Riwayat Penyakit Keluarga : Dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menular dll
6) Riwayat Ginekologi : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit ginekologi
7) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
HPHT : 2 Januari 2021.
HPL : 9 oktober 2021
8) Riwayat Obstetri :
Tempat
JK Cara Lahir BB Lahir Komplikasi Keadaan Umur
Persalinan
L Normal Rumah sakit 3400 gr tidak ada Normal 13 tahun
20
- - Rumah sakit - abortus abortus
mingu
20
- - Rumah sakit - abortus abortus
minggu
20
- - Rumah sakit - abortus abortus
minggu
27
- - Rumah sakit - abortus abortus
minggu

9) Riwayat nifas sekarang


Ibu dalam masa nifas memasuki hari ke 1 pendarahaan banyak, konsistensi
darah prongkol, volume lebih dari 500 cc, ganti pembalut 3-4 kali
10) Tanda Tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,8 oC
Lokia : rumbra keluar darah dari jalan lahir berwarna merah kurang lebih
3-4 pembalut

11) Riwayat Kesehatan Saat ini


a. Pola Nutrisi : Pasien mendapatkan Diet TKTP 2300 kkal dari rumah
sakit, 3x makan utama dan 2x selingan
b. Pola Cairan dan elektrolit : Cairan dan elektrolit
c. Pola eliminasi :
BAK : 4-5 x/ Hari, BAB : 1x/Hari
d. Pola Aktivitas dan Latihan : ADLs dibantu suami dan keluarga, untuk
sementara pasien masih ter baring pasca keguguran
e. Pola Istirahat tidur : tidur 8 jam/perhari.
12) Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : bentuk kepala simetris tidak ada lesi, tidak terdapat nyeri
tekan, tidak ada ketombe
1) Rambut : lurus berwarna hitam dan tidak ditemukan kutu
2) Mata : simetris kiri dan kanan, tidak terdapat icterus pada sklera,
pupil terlihat bersih, besar pupil simetris, reflek terhadap cahaya
bai, alis mata tumbuh lebat bentuk simetris\
3) Hidung : hidung simestris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat
cairan yang keluar
4) Mulut : Mukosa bibir terlihat kering, tidak lembab
5) Telinga : pendenganran baik, bentuk telinga simetris, tidak nyeri
tekan, telingan terlihat bersih tidak ada keluara cairan
6) Leher : tidak terdapat jejas, tidak terdappt nyeri tekan
b. Dada dan Payudara

Inspeksi : Pergerakan dinding dada terlihat cepat pada saat


bernapas, tidak ada lesi dan memar, tidak terdapat
lesi pada daerah payudara,putting menonjol asi
belum takpak keluar
Palpasi : Fremitus kanan dan kiri, tidak terapat benjolan, dada
kiri dan kanan simetris
Perkusi : bunyi paru sonor
Auskultasi : Suara nafas pasien vesikuler kanan dan kiri, tidak
terdapat suara tambahan, tidak terdapat suara ronci,
tidak terdengar adanya cairan pada paru.
c. Abdomen
Inspeksi : Perut buncit, tidak adanya benjolan, , tidak adanya
benjolan di daerah limpa.
Palpasi : Adanya nyeri tekan, tidak adanya pembengkakan,
TFU ½ jari di bawah busat kontari keras.
Perkusi : Bunyi hepar pekak, Timpani.
Auskultasi : Peristaltik 20 x per menit
13) Perinium : tidak ada luka pada daerah perineum. Lokia : rubra keluar
darah dari jalan lahir berwarna merah kurang lebih 3-4 pembalut
a. Ekstremitas : ekstermitas atas bagian kiri terpasang infus RL 20 tpm
ditangan sebelah kiri.
b. Kulit : CRT 2 detik
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK
Satua
Waktu Pemeriksaan Hasil Rujukan
n
Dara Rutin
HB 11.1 L:13.2-17.3; P:11.7-15.5 Gr/dl
Ertrosit 4.57 L:4.4-5.9; P:3.8-5.2 Jt/ul
L:3.800-10.000;
Leukosit 11.000* Sel/ul
P:3.600-11.000
Trombosit 293.000 150.000-450.000 Sel/ul
Hematocrit 33.6 35-47 %
Hitung Jenis
 Grenulosit 82 52-73 %
23-06-  Lomfosit 13 25-40 %
2021  Monosit 5 2-8 %
Golongan darah
B
ABO
Waktu pendarhan
2’50 2-7 Menit
(BT)
Waktu pembekuan
7’47 5-14 Mrnit
(CT)
igG Anti-SARS-coV-2 No Reatif No Reatif
HBsAg No Reatif No Reatif
Gula darah sewaktu 82 < 200 Mg/dl

TERAPI MEDIS
Jenis Terapi Rute Dosis Indikasi terpakai
Pendarahan post
Oxytoxin IV 1000 ml partum menimbulkan
kontraksi uterus
Amoxicilillin Oral 3 x 500 mg Antibiotic
Mencegah dan
0,2 mg 20 mengatasi
RL drip ergometrin Injeksi
TPM pendarahan setelah
persalinan
ANALISA DATA
N
DIAGNOSE PROBLEM ETIOLOGI
O
1 Ds : Nyeri Dilatasi serviks
 Pasien mengeluh nyeri perut melahirkan
seperti kontraksi (D.0079)
 Pasien mengatakan nyeri skala 5.
Nyeri berlangsung dan menetap.
Do :
pasien tampak nyeri
tampak serviks membuka

2. DS: Resiko syok Kekurangan


DO : (D.0039) volume cairan
- Pendarahan pervaginam
- Tampak Lemah
- Tampak pucat
3. Ds: Ansietas Krisis situasional
Pasien mengatakan cemas karena
akan dilakukan kuretage
Do:
pasien tampak gelisah
4. Ds: Berduka Kehilangan
Do: pasien tampak sedih dengan (0081)
kondisinya, dia sangat berharap pada
kehamilan ini bisa di pertahankan
dan lahir anak yang sehat

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG DITEGAKKAN


1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
2. Resiko syok b.d kekurangan volume cairan
3. Ansietas b.d krisis situasional
4. Berduka b.d kehilangan
RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA
SLKI SIKI
O KEPERAWATAN
1. Nyeri melahirkan Setelah diberikan asuhan MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
keperawatan selama 3 kali Observasi
kunjungan selama 45 menit di  lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyer
harapkan Tingkat Nyeri  Identifikasi skala nyeri
(L.08066) menurun dengan  Identifikasi respon nyeri non verbal
kriteria hasil:  Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
1. keluhan nyeri menurun  Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
2. meringis menurun  Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
3. gelisah menurun
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
 Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis duntuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

PENGATURAN POSISI (I. 01019)


Observasi
 Monitor status oksigenase sebelum dan sesudah mengubah posisi
 monitor alat traksi agar selalu tepat
Terapeutik
 tempatkan pada matras/ tempat tidur terapeutik yang tepat
 tempatkan pada posisi terapeutik
 tempatkan objek yang sering digunakan dalam jangkauan
 tempatkan bel atau lampu panggilan dalam jangkauan
 sediakan matras yang kokoh / padat
 atur posisi tidur yang disukai, jika tidak kontraindikasi
 atur posisi untuk mengurangi sesak (mis. Semi fowler)
 atur posisi yang meningkatkan drainage
 posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
 imobilisasi dan topang bagian tubuh yang cedera dengan tepat
 tinggikan bagian tubuh yang sakit dengan tepat
 tinggikan anggota gerak 20 atau lebih di atas level jantung
 tinggikan tempat tidur bagian kepala
 berikan bantal yang tepat pada leher
 berikan topangan pada area edema
 posisikan untuk mempermudah ventilasi/perfusi
 motivasi melakukan ROM aktif atau pasif
 motivasi terlibat dalam perubahan posisi, sesuai kebutuhan.
 Hindari menempatkan pada posisi yang dapat meningkatkan nyeri
 Hindari menempatkan stump amputasi pada posisi fleksi
 Hindari posisi yang menimbulkan ketegangan pada luka
 Minimalkan gesekan dan tarikan saat mengubah posisi
 Ubah posisi setiap 2 jam
 Ubah posisi dengan teknik log roll
 Pertahankan posisi dan integritas traksi
 Jadwalkan secara tertulis untuk perubahan posisi
Edukasi
 Informasikan saat akan dilakukan perubahan posisi
 Ajarkan cara meggunakan postur yang baik dan mekanika tubuh
yang baik selama perubahan posisi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian premedikasi sebelum mengubah posisi,
jika perlu
2. Resiko syok b.d Setelah dilakukan tindakan PEMANATAUAN CAIRAN (I.03121)
kekurangan volume keperawatan selama 3x24 jam 1. Observasi
cairan. maka tingkat syok (L.03032) o Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
membaik dengan kriteria hasil : o Monitor frekuensi nafas
1. Pucat menurun o Monitor tekanan darah
2.frekuensi nafas membaik o Monitor waktu pengisian kapiler
3. Saturasi oksigen meningkat o Monitor elastisitas atau turgor kulit
o Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine
o Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas serum,
hematocrit, natrium, kalium, BUN)
o Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. Frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa
kering, volume urine menurun, hematocrit meningkat, haus,
lemah, konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
o Identifikasi tanda-tanda hypervolemia mis. Dyspnea, edema
perifer, edema anasarka, JVP meningkat, CVP meningkat,
refleks hepatojogular positif, berat badan menurun dalam
waktu singkat)
o Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan cairan (mis.
Prosedur pembedahan mayor, trauma/perdarahan, luka bakar,
apheresis, obstruksi intestinal, peradangan pankreas, penyakit
ginjal dan kelenjar, disfungsi intestinal)
2. Terapeutik
o Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
o Dokumentasi hasil pemantauan
3. Edukasi
o Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
o Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
PENCEGAHAN SYOK
Observasi
 Monitor status oksigenase
 Monitor status cairan
 Monitor tingkat kesadaran dan reson pupil
 Periksa riwayat alergi
Terapeutik
 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94%
 Persiapakan intubasi dan ventilasi mekanis
 Pasang jalur IV
 Pasang keteter urine untuk menilai produksi urine, jika perlu
Edukasi
 Jelaskan penyebab/ faktor resiko syok
 Jelaskan tanda dan gejala awal syok
 Anjurkan melaporkan jika menemukan/merasakan tanda dan
gejala awal syok
 Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian IV jika perlu
 Kolaborasi pemberian transusi darah jika perlu
 Kolaborasi pemberian antiinflamasi , jika perlu
3. Ansietas Setelah dilakukan tindakan REDUKSI ANXIETAS (I.09314)
keperawatan selama 3x24 jam Observasi
maka Status tingkat ansietas (L. 1. Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi,
09093) menurun dengan kriteria waktu, stressor)
hasil : 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
1. Verbalisasi khawatir akibat 3. Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
kondisi yang di hadapi Terapeutik
2. Perilaku gelisah menurun 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
3. Keluhan pusing menurun kepercayaan
2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika
memungkinkan
3. Pahami situasi yang membuat anxietas
4. Dengarkan dengan penuh perhatian
5. Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
6. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
7. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang
akan datang.
Edukasi
1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
2. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
4. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
6. Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
7. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
8. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu
B. TERAPI RELAKSASI (I.09326)
Observasi
1. Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejala lain yang menganggu
kemampuan kognitif
2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
3. Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik
sebelumnya
4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan
suhu sebelum dan sesudah latihan
5. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
2. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur
teknik relaksasi
3. Gunakan pakaian longgar
4. Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan
berirama
5. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis lain, jika sesuai
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis, relaksasi yang
tersedia (mis. music, meditasi, napas dalam, relaksasi otot
progresif)
2. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
3. Anjurkan mengambil psosisi nyaman
4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
5. Anjurkan sering mengulang atau melatih teknik yang dipilih’
6. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis. napas dalam,
peregangan atau imajinasi terbimbing )
4. Berduka b.d Setelah dilakukan tindakan Dukungan proses berduka I.09274
kehilangan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan keluarga dapat Observasi:
menerima kehilangan  Identifikasi kehilangan yang di hadapi
Kriteria hasil:  Identifikasi proses berduka yang alami
1. Verbalisasi perasaan sedih  Identifikasi sifat keterikatan pada benda yang hilang atau orang
menurun yang meninggal
2. verbalisasi perasaan bersalah  Identifikasi reaksi awal terhadap kehilangan
atau menyalahkan orang lain Terapeutik
Menurun  Tunjukan sikap menerima dan empati
3. menangis menurun  Motivasi agar mau mengungkapkan perasaan kehilangan
 Motivasi untuk menguatkan dukungan Keluarga atau orang
terdekat
 Fasilitasi melakukan kebiasaan sesuai dengan budaya, agama
dan norma sosial
 Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang nyaman
(mis. Membaca buku, menulis, menggambar, atau bermain)
 Diskusikan strategi koping yang dapat digunakan
 Edukasi
 Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sikap mengingkari
marah, tawar menawar, sepresi dan menerima adalah wajar
dalam menghadapi kehilangan
 Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar pada kehilangan
 Amjurkan mengekspresikan perasaan tentang kehilangan .

Anda mungkin juga menyukai